Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Motivasi Belajar
Mata Kuliah : Psikologi pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Khusnul Wardan, M. Pd

DISUSUN OLEH :
Sudirman : 20.1.11.019
Ahyar Rosidin : 20.1.11.034
Faridatun Nisa : 20.1.11.048
Amsilatu Mahmudah : 20.1.11.024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SANGATTA
KUTAI TIMUR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “ Motivasi Belajar”
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi pendidikan .
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan wawasan saya. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat, khususnya bagi diri saya dan umumnya bagi pembaca.

Sangatta, 09 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata pengantar ...........................................................................................................i
Daftar isi .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar
belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan
masalah ............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian motivasi
belajar ................................................................................2
B. Motivasi intrinsik dan
ekstrinsik ..........................................................................3
C. Prinsip-prinsip motivasi
belajar ..........................................................................3
D. Fungsi motivasi dalam
belajar ............................................................................3
E. Bentuk motivasi dalam
belajar ...........................................................................3
F. Upaya meningkatkan motivasi
belajar ................................................................5
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................................9
B. Saran
………………………………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan.
Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan
hasil yang diharapkan peserta didik setelah melaksanakan pengalaman
belajar. Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat
dari prestasi belajar yang diraih peserta didik. Dengan prestasi yang tinggi,
para peserta didik mempunyai indikasi berpengetahuan yang baik. Salah
satu faktor yang mempengaruhi prestasi peserta didik adalah motivasi.
Dengan adanya motivasi, peserta didik akan belajar lebih keras, ulet,
tekun dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran.
Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu
dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.
Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap kegiatan
pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Siswa yang bermotivasi tinggi
dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi
pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan
upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang
diperolehnya. Oleh karena itu, dalam proses pengajaran sangat diperlukan
adanya motivasi. Hal inilah yang melatarbelakangi disusunnya makalah
mengenai “Motivasi Belajar “ ini.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar?
2. Apa yang dimaksud motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik?
3. Apa saja Prinsip-prinsip motivasi belajar?
4. Apa fungsi motivasi dalam belajar?
5. Apa saja bentuk motivasi belajar?
6. Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian motivasi belajar
Kemauan belajar pada anak tidak dapat tumbuh begitu saja, akan
tetapi selalu diberi rangsangan yang mengakibatkan anak tersebut mau
melakukannya. Hasilnya selalu tampak bahwa ada orang tua yang ingin
menyekolahkan anaknya sampai batas kemampuan yang ia miliki, disaat
yang sama ada anak yang tidak mau sekolah. Begitu juga halnya dengan
pilihan, ada anak yang ingin masuk ke perguruan tinggi dengan program studi
yang diinginkannya, sementara orang tua dengan dalih berpengalaman atau
kemampuan yang dimiliki, lebih memilihkan anak dengan program studi
lainnya. Akhirnya orang tua dan anak tidak memiliki titik temu, apa yang
terjadi? Program studi bukan pilihan si anak, sekolah tetap berjalan.
Banyak kasus yang kita hadapi dalam masyarakat, bagaimana perilaku
orang tua, guru, dan lingkungan terhadap anak sebagai sebuah bagian dari
kegiatan pendidikan. Dalam hal ini pendidikan sebagai sebuah proses
memilih, memilih dari berbagai pilihan yang ada. Mengapa mesti tercipta
pilihan, hal ini disebabkan semakin banyaknya lingkungan menawarkan
berbagai alternatif. Apa yang akan kita lakukan, bagaimana cara melakukan,
dan apa dasar kita kita melakukan bila ditata demikian rupa akan membantu
kita untuk tidak terjebak pada proses pemilihan yang kompleks dan rumit.
Khususnya mengapa kita harus memilih, maka faktor pendorong dalam hal ini
disebut dengan motivasi adalah hal penting. Jadi hal yang menyebabkan kita
untuk melakukan kegiatan, memilih satu tindakan apalagi keputusan disebut
dengan motivasi.
Satu definisi tentang motivasi diawali dari pendapat sebagai berikut:
motivation pertains to why behavior occurs. Tho important features of
motivation are that it energizes and directs behavior. ( Benjamin, 1987:290)
pendapat kedua menyebutkan bahwa; motivasi adalah proses yang memberi
semangat, arah, dan kegigihannya perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi
adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. (Santrock,
2007:510). Dan pendapat ketiga lebih fungsional lagi adalah menegaskan;
motivasi ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu. (Purwanto, 1985:69).
Dari tiga definisi di atas, secara prinsip motivasi terkait dengan
dorongan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Tiga
kata kunci dalam motivasi adalah sebagai berikut : (a) dalam motivasi
terdapat dorongan yang menjadikan seseorang mengambil tindakan atau
tidak mengambil tindakan, (b) dalam motivasi terdapat satu pertimbangan
apakah harus memprioritaskan tindak alternatif, baik itu tindakan A atau
Tindakan B, dan (c) dalam motivasi terdapat lingkungan yang memberi atau
menjadi sumber masukan atau pertimbangan seseorang untuk melakukan
tindakan pertama atau kedua. ¹

2
B. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
1. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri
seseorang. Motivasi intrinsik merupakan dorongan agar peserta didik
melakukan kegiatan belajar dengan maksud mencapai tujuan yang
terkandung dalam perbuatan itu sendiri. Motivasi ini terjadi pada saat
peserta didik menyadari pentingnya belajar dan ia belajar sungguh-
sungguh tanpa disuruh orang lain, atau dengan kata lain motivasi ini
berkenaan dengan kebutuhan belajar peserta didik sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik, timbul karena adanya rangsangan dari luar
individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif
terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya. ²
C. Prinsip-prinsip motivasi belajar
Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan
pembelajaran. Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu:
1. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.
2. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi.
3. Semua peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang
harus mendapat kepuasan.
4. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada
motivasi yang dipaksakan dari luar.
5. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas peserta
didik.
D. Fungsi motivasi dalam belajar
Beberapa fungsi motivasi ialah:
 Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa
motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
 Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada
pencapaian tujuan yang diinginkan.
Sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan. (Hamalik, 1992:175).³
E. Bentuk motivasi dalam belajar
Ada beberapa bentuk motivasi dalam belajar yaitu:
1. Memberi angka
Memberi angka dalam pembelajaran mempunyai arti penting
bagi peserta didik. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai
kegiatan belajar peserta didik. Banyak peserta didik hanya termotivasi
belajar karena mengejar nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport
supaya angkanya baik. Angka-angka yang baik itu bagi peserta didik
merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga peserta didik,
belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini
menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila
dibandingkan dengan teman-temannya yang menginginkan angka
baik.
2. Hadiah

3
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah
selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak
akan 1menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat
untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang
diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi
peserta didik yang tidak memiliki bakat menggambar.
3. Saingan /kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar peserta didik. Persaingan, baik persaingan
individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik. Memang unsur persaingan ini banyak
dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga
sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar peserta
didik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha
dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan
harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol
kebanggaan dan harga diri, begitu juga peserta didik sebagai subjek
belajar. Para peserta didik akan belajar dengan keras, bisa jadi karena
harga dirinya.
5. Pujian
Apabila ada peserta didik yang sukses dan berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini
adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan
motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan
motivasi, pemberian nya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan
memupuk suasana yang menyenangkan.
6. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak, bisa menjadi alat motivasi. Oleh
karena itu, guru harus memahami Prinsip-prinsip pemberian hukuman.
7. Memberi ulangan
Peserta didik akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan
adanya ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan
sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan
terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan
bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka, maksudnya

1
Dr. Mardianto, M. Pd, Psikologi Pendidikan : Landasan untuk pengembangan strategi pembelajaran, hlm 185-
186
² Dr. Halim Purnomo, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : ,hlm. 89
³Dr. Mardianto, M. Pd, Psikologi Pendidikan :Landasan untuk pengembangan strategi pembelajaran, hlm 191-
192

4
kalau akan diadakan ulangan, harus diberitahukan kepada peserta
didik.
8. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi
kemajuan, akan mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar.
Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada
motivasi pada diri peserta didik untuk terus belajar, dengan suatu
harapan hasilnya terus meningkat.

9. Hasrat untuk belajar


Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada
maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala
sesuatu kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri
peserta didik, memang ada motivasi untuk belajar sehingga tentu
hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat.
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga
tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses
belajar ini akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai
minat itu antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai
berikut: 1) membangkitkan adanya suatu kebutuhan, 2)
menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, 3)
memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, dan 4)
menggunakan berbagai macam bentuk belajar.
11. Tujuan untuk diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh peserta
didik, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab
dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat
berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus
belajar.

F. Upaya meningkatkan motivasi belajar


Berikut ini upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar :
1. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia
ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat
menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat
meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang
ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa
(Sanjaya, 2009:29). Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran
dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin
dicapai.
2. Membangkitkan minat siswa

5
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki
minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar
siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi
belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yang logis untuk
memotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan
pengalaman belajar dengan minat siswa (Djiwandono, 2006:365).
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting,
dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu
sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran
yang penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai
pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan
mampu meningkatkan motivasi intrinsik siswa untuk mempelajari
materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Anni, dkk., 2006:186).

3. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar


Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam
suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut.
Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar,
terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan
hal-hal yang lucu.
4. Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik
Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan
asing bagi siswa-siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan
teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat
berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa
sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar
(Yamin, 2009:174). Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan
membangkitkan rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran
yang selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran.
Motivasi intrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan
melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik, dan juga
penggunaan variasi metode pembelajaran. Misalnya, untuk
membangkitkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan cara
pemutaran film, mengundang pembicara tamu, demonstrasi, komputer,
simulasi, permainan peran, belajar melalui radio, karya wisata, dan
lainnya (Anni, dkk., 2006:186-187 : Hamalik, 2009:168).
5. Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam
pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi.
Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Karena
pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Sanjaya, 2009:30 ;
Hamalik, 2009:167). Namun begitu, pujian harus sesuai dengan hasil
kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan karena akan terkesan
dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati
seorang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan

6
penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar
(Djamarah dan Zain, 2006:152).
6. Berikan penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai
bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai
dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu,
penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin
mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif
sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31).
Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar,
oleh karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memperoleh
hasil yang baik. Disamping itu, para siswa selalu mendapat tantangan
dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga
mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).
7. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan
memberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan
suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya
dengan memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan
lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa (Sanjaya, 2009:21).
Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas, baik tugas-tugas yang harus dikerjakan
segera, maupun tugas-tugas yang berlangsung terus menerus
(Prayitno, 1989:17). Sebaliknya pemberian celaan kurang
menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bahkan menimbulkan efek
psikologis yang lebih jelek.
8. Ciptakan persaingan dan kerjasama
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang
baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui
persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab
itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa
untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar individu.
Namun demikian, persaingan tidak selamanya menguntungkan,
terutama untuk siswa yang memang dirasakan tidak mampu untuk
bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative learning dapat
dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antar kelompok.
Selain persaingan antar siswa lebih banyak pengaruh buruknya
daripada baiknya terhadap perkembangan kepribadian siswa.
Persaingan antara diri sendiri dapat dilakukan dengan cara memeri
kesempatan kepada siswa untuk mengenal kemajuan-kemajuan yang
telah dicapai sebelumnya dan apa yang dapat dicapai pada waktu
berikutnya (Prayitno, 1989:22-230). Misalnya guru membuat dan
memberi tahu grafik kemajuan belajar siswa.

7
Untuk mengembangkan motivasi belajar, guru harus berusaha
membentuk kebiasaan siswanya agar secara berangsur-angsur dapat
memusatkan perhatian lebih lama dan bekerja keras (Isjoni, 2008:162).
Oleh karena itu, usaha dan perhatian guru yang besar lebih diperlukan
untuk membimbing siswa-siswa yang memiliki pencapaian rendah agar
mereka  memiliki motivasi belajar yang baik.
Disamping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi
belajar diatas, adakalanya motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan
cara-cara lain yang sifatnya negatif  seperti memberikan hukuman,
teguran dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat dan
menantang (Sanjaya, 2009:31). Namun, teknik-teknik semacam itu
hanya bisa   digunakan dalam kasus tertentu. Beberapa ahli
mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara
negatif lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih
bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkan
motivasi dengan cara negatif dihindari.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak
dari dalam individu yang memberikan arah dan semangat pada
kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu : pujian lebih efektif dari pada
hukuman, pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang
motivasi, semua peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu
yang harus mendapat kepuasan, motivasi yang berasal dari dalam
individu lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar,
motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas peserta didik.
B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki
makalah ini, penulis meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca
agar kedepannya akan lebih baik lagi.Demikian saran ini lebih dan kurangnya
mohon dimaafkan, terimakasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina T., dkk.. 2006. Psikologi Belajar . Semarang: Unnes Press
Djamarah, S. B, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar-Mengajar (Edisi
Revisi). Jakarta; PT Rineka Cipta

Djiwandono, S. E. W 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi


Aksara

Isjoni. 2008. ‘Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Pelajaran


Sejarah di Sekolah ‘. Dalam Isjoni dan Ismail (Eds.). 2008. Model-model
Pembelajaran Mutakhir ; Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar. Hal 145-170

Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta : Debdikbud

10

Anda mungkin juga menyukai