Anda di halaman 1dari 6

Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis Kasus NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes

Melitus) Pasien Rawat Inap Di RSUP Dr. Sitanala Tahun 2019

Review of the Accuracy of Case Diagnosis Codes of NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes
Mellitus) Inpatients at Dr. Sitanala in 2019

Nurhasanah purba1
Mahasiswa Program DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan cilandak,Jakarta selatan1
Dosen DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan cilandak, jakarta2

Korespodensi Penulis:
Email: purbahasanah@gmail.com1

ABSTRAK
Ketepatan adalah proses pengolahan rekam medis yang benar, lengkap dengan sesuai
ketentuan yang berlaku. Berdasakan hal tersebut, peneliti melakukan penelitian mengenai
ketepatan kode diagnosis di RSUP Dr. Sitanala dengan mengambil kasus NIDDM pasien rawat
inap tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran tentang ketepatan
pengkodean diagnosis kasus NIDDM (Non Insulin Depend Diabetes Melitus ) pasien rawat inap di
RSUP Dr. Sitanala tahun 2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif
dengan pendekatan retrospektif. Dari total populasi yang digunakan dalam penelitian ini dengan
jumlah populasi sebanyak 588 dokumen rekam medis. Untuk menentukan sampel peneliti
menggunakan rumus slovin dengan nilai kritis 10% (0,1) dengan demikian sampel yang
didapatkan sebanyak 85 dokumen rekam medis. Peneliti menggunakan teknik analisis data dengan
menggunakan teknik analaisis univariat. Hasil penelitian adalah kodefikasi diagnosa Non Insulin
Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yang tepat sebanyak 54 rekam medis dengan persentase
64%, sedangkan kodefikasi diagnosa Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yang
tidak tepat sebanyak 31 rekam medis dengan persentase 36%. Kesimpulan dan saran dari
penelitian ini adalah bahwa kodefikasi diagnosa Non Insulin Dependent Diabetes Melitus
(NIDDM) yang tepat sebanyak 54 rekam medis dengan persentase 64%, sedangkan kodefikasi
diagnosa Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yang tidak tepat sebanyak 31 rekam
medis dengan persentase 36%.dikarenakan petugas koding rawat inap hanya satu orang sehingga
petugas kurang memperhatikan tanda konvensi dan kaidah pengkodean berdasarkan ICD.untuk
meningkatkan ketepatan kode diagnosis sebaiknya RSUP Dr. Sitanala Tangerang mengadakan
evaluasi tentang ketepatan kode diagnosis khususya kasus NIDDM ( Non Insulin Dependent
Diabetes Melitus ).

Kata Kunci : ketepatan kode diagnosis, diagnosis NIDDM, diabetes melitus, ketepatan,
Rekam Medis
ABSTRACT
Accuracy is the correct processing of medical records, complete in accordance with
applicable regulations. Based on this, researchers conducted research on the accuracy of the
diagnosis code at Dr. Sitanala by taking inpatient NIDDM cases in 2019. The purpose of this
study was to find an overview of the accuracy of the coding of NIDDM (Non-Insulin Depend
Diabetes Mellitus) cases of inpatients at Dr. Sitanala in 2019. The type of research used is
descriptive quantitative with a retrospective approach. Of the total population used in this study,
the total population was 588 medical record documents. To determine the sample, the researcher
used the Slovin formula with a critical value of 10% (0.1), thus the sample obtained was 85
medical record documents. Researchers used data analysis techniques using univariate analysis
techniques. The results of the study were the correct diagnosis of Non-Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM) as many as 54 medical records with a percentage of 64%, while the incorrect
diagnosis of Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) was codified as many as 31
medical records with a percentage of 36%. The conclusions and suggestions of this study are that
the correct diagnosis of Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) is 54 medical records
with a percentage of 64%, while the incorrect diagnosis of Non-Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM) is as many as 31 medical records with a percentage of 36. %. because the
inpatient coding officer was only one person so that the officer did not pay attention to the
convention signs and coding rules based on the ICD. to increase the accuracy of the diagnosis
code, Dr. Sitanala Tangerang conducted an evaluation of the accuracy of the diagnosis code,
especially cases of NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus).

Keywords: accuracy of diagnosis code, diagnosis of NIDDM, diabetes mellitus, accuracy,


Medical records
PENDAHULUAN 3. Baca dengan seksamadan ikuti
Menurut Permenkes RI No. 269/ pretunjuk catatan yang muncul di
Menkes/ Per/ III/ 2008 Bab I, pasal 1, bawah istilah yang akan dipilih
bahwa rekam medis adalah berkas yang pada volume 3.
berisikan catatan dan dokumen tentang 4. Baca istilah yang terdapat dalam
identitas , pemeriksaan, pengobatan, tanda kurung “()” sesudah lead
tindakan, dan pelayanan yang telah di term (kata dalam tanda kurung =
berikan oleh petugas kesehatan kepada modifier, tidak akan memengaruhi
pasien (Permenkes, 2008). kode).istilah lain yang ada lead
Menurut Permenkes No.76 Tahun term (dengan tanda (-)
(2016) koding adalah kegiatan memberikan minus=idem=indent) dapat
kode diagnosis utama dan diagnosis memengaruhi nomor kode,
sekunder sesuai dengan ICD-10 sehingga semua kata-kata
(international statistical classification of diagnostik harus diperhitungkan
diseases and releated health problem) yang 5. Ikuti secara hati-hati setiap rujukan
diterbitkan oleh WHO serta memberikan silang (cross references) dan
kode tindakan/prosedur sesuai dengan ICD- perintah see dan see also yang
9 CM (international classification of terdapat dalam indeks.
diseases revision clinical modification) 6. Lihat daftar tabulasi (volume 1)
(permenkes, 2016). untuk mencari nomor kode yang
paling tepat.
Tujuan klasifikasi adalah untuk
membuat catatan menjadi sistematik, 7. Ikuti pedoman Inclusion dan
membantu penganalisisan, menerjemahkan Exclusion pada kode yang dipilih
dan membandingkan peristiwa penyakit dan atau bagian bawah suatu bab (
kematian yang telah dikumpulkan di Chapter), blok, kategori, dan sub
berbagai tempat / Negara pada saat yang kategori.
berlainan (Akasah, 2008).
8. Tetukan kode yang anda pilih.
Menurut Naga, 2013 Ketepatan
pengkoden diagnosis yaitu proses
9. Lakukan analisis kuantitatif dan
pengolahan rekam medis yang benar,
kualitatif data diagnosis yang
lengkap, dan tepat sesuai dengan ketentuan
dikode (Hatta, 2013 – 139 ).
dan peraturan yang berlaku. Ketepatan kode
sangat diperlukan agar informasi morbiditas
/ mortalitas relevans, dan dapat Hasil observasi yang dilakukan di
dipertanggung jawabkan memaparkan RSUP Dr. Sitanala, pada Unit Kerja Rekam
kualitas yang telah terjadi. Hal ini akan Medis pada petugas koding dimana peneliti
memungkinkan retrieval informasinya dapat meminjam rekam medis pasien penyakit
memenuhi kebutuhan manajemen pasien, dalam yang sedang dikoding sejumlah 10
institusi, edukasi, riset, maupun kebutuhan rekam medis untuk melihat kode Kode
pihak ketiga yang lebih luas, dan mampu Diagnosis Kasus NIDDM (Non Insulin
melindngi kepentingan provider pelayanan Dependent Diabetes Melitus) dan selama
(dokter), pemilik institusi, ataupun pasien observasi diketahui 60 % dari petugas
sendiri sebagai konsumen pelayanan koding masih kurang tepat memilih dan
menentukan kode 60% dari 10 rekam medis
(Naga,2013).
pada pengkodean kasus NIDDM (Non
Ada 9 langkah dasar untuk dalam Insulin Dependent Diabetes Melitus
menentukan kode yaitu : Melitus) pasien rawat inap sehingga
berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
1. Tentukan tipe peryataan yang akan ingin membahas lebih lanjut masalah
dikode, dan buka buku icd volume 3 tersebut dengan judul Karya Tulis Ilmiah
Alphabetical Index (kamus). tentang, “Tinjauan Ketepatan Kode
2. Lead Tearm” (kata panduan) Diagnosis Kasus NIDDM (Non Insulin
Dependent Diabetes Melitus) pasien rawat
inap di RSUP Dr.Sitanala Tahun 2019”.
METODE PENELITIAN
Jumlah Persentase
Metode penelitian yang digunakan
oleh peneliti yaitu menggunakan metode Diagnosis (F) (%)
deskriptif kuantitatif yaitu dengan
memperoleh gambaran dan menjelaskan Kodifikasi
hasil yang didapatkan secara lengkap diagnosis Non
mengenai ketepatan kode diagnosis kasus Insulin
NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Dependent
Melitus) pada pasien rawat inap di RSUP Diabetes
Dr. Sitanala Penelitian dilakukan dengan Melitus ( 54 64
menggunakan pendekatan cross sectional, NIDDM)
penelitian yang dilakukan sekali sehingga
mendapatkan data pada waktu yang sama Tepat
dan analisis penelitian ini menggunakan
analisis univariat. Penelitian ini dilakukan
di unit rekam medis dibagian Kodifikasi
pengkodean/koder di RSUP Dr. Sitanala. diagnosis
Dan waktu penelitian ini dilakukan Tahun Non Insulin
2020. Dependent
Populasi dalam penelitian ini yaitu Diabetes
berkas rekam medis khusus kasus NIDDM Melitus ( 31 36
( non insuin dependent diabetes NIDDM)
melitus)pasien rawat inap tahun 2019.
dengan demikian didapatkan sampel untuk Tidak Tepat
dokumen rekam medis pasien rawat inap
kasus NIDDM (Non Insulin Dependent
Diabetes Melitus) tahun 2019 sebanyak 85 Jumlah 84 100%
dokumen rekam medis. Teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan teknik
analisis data univariat. penggunaan
univariat ini bertujuan untuk mengetahui Berdasarkan pengolahan data yang sudah
distribusi frekuensi dengan proporsi diteliti dari 85 sampel, kodefikasi diagnosa
masing-masing variable sehingga Non Insulin Dependent Diabetes Melitus
diketahui ketepatan kode diagnosis kasus (NIDDM) yang tepat sebanyak 54 rekam
NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes medis dengan persentase 64%, sedangkan
Melitus). kodefikasi diagnosa Insulin Dependent
Diabetes Melitus (NIDDM) yang tidak tepat
HASIL PENELITIAN sebanyak 31rekam medis dengan persentase
1. Ketepatan Kode Diagnosis Non 36%.
Insulin Dependent Diabetes
Melitus (NIDDM)
PEMBAHASAN
Penelitian mengambil 85
sampel rekam medis kasus NIDDM
1. Ketepatan Kode Diadiagnosis
(Non Insulin Dependent Diabetes
Non Insulin Dependent Diabetes
Melitus) untuk dilihat ketepatan kode
Melitus (NIDDM)
diagnosis. Berikut ini adalah tabel
mengenai jumlah dan presentase
Dari hasil penelitian menggunakan
ketepatan kode diagnosis kasus
sampel yang diambil peneliti sebanyak 85
NIDDM (Non Insulin Dependent
rekam medis terdapat ketepatan kode
Diabetes Melitus) pasien rawat inap
diagnosis Non Insulin Dependent Diabetes
di RSUP Dr. Sitanala tahun 2019.
Melitus (NIDDM) yaitu E11.9 Sebesar 64%
Tabel 4.1. Ketepatan Kode Diagnosis Non (54 berkas rekam medis tepat ), dikarenakan
Insulin Dependent Diabetes Melitus petugas koding atau pengkode mengikuti
(NIDDM) berdasarkan Standar Kodifikasi. tahapan-tahapan tatacara mencari dan
menentukan kodifikasi diagnosis meliputi pemberian kode diagnosis adalah kurangnya
membaca diagnosis , menentukan “Lead pengetahuan koder tentang tata cara
term” berdasarkan alfabetik , mencari penggunaan icd-10 dan ketentuan-ketentuan
berdasarkan “Lead term” dengan mengikuti yang ada didalamnya serta pengetahuan
tanda baca, symbol pada buku ICD volume penunjang lainnya yang berkaitan dengan
tiga. seksi 1 yaitu indek alfabetik, merujuk koding dan yang mendukung ketepatan
hasil kode diagnosis yang ditemukan pada dalam pemberian kode diagnosis (yeni,
buku ICD volume satu (1) pada seksi 1 yaitu 2015).
tabel tabulasi sesuai kode diagnosis
kemudian dipilih, ditentukan dan tetapi dikarenakan petugas koding
didokumentasikan pada rekam medis. yang berlatar belakang D3 RMIK masih
berdasarkan standar kodefikasi, Dalam belum mencukupi dan hanya dilakukan oleh
melakukan kodifikasi diagnosis khususnya satu orang maka petugas hanya mengingat
untuk rekam medis, petugas harus kode diangnosis kasus Diabetes Melitus type
mengikuti tahapan-tahapan yang harus II dengan kode E11.9 tanpa melihat lagi
dilakukan dalam proses pengkodean yang tanda konvensi dan kaidah pengkodean
ada di dalam ICD-10 sehingga berpengaruh berdasarkan ICD.
terhadap ketepatan kodifikasi yang Dan Dalam memberi kode “kondisi
ditetapkan. Dan terdapat ketidaktepatan utama” dipilih sub kategori yang tepat dari
kode diagnosis Non Insulin Dependent daftar yang diterapkan pada seluruh kategori
Diabetes Melitus (NIDDM) berdasarkan ini harus berdasarkan pada “kondisi utama”
standar kodefikasi, yaitu E11.9.sebesar 31 seperti yang dicatat oleh dokter.
rekam medis (36%), dikarenakan petugas
koding salah dalam memilih main condition, Sub kategori digunakan sebagai kode
kode diagnosis dan memilih main condition “kondisi utama” bila komplikasi multiple
serta kode nya, yaitu diagnosis terekam pada diabetes telah dicatat sebagai “kondisi
Diabetes Melitus type II, Hypertension, dan utama: tanpa pilihan pada satu komplikasi.
Stomatitis diberi kode Diagnosis Utama ( Kode bagi setiap komplikasi yang terdaftar
DU) E11.9 , DS 1 ; I10 dan DS2; K12.1 dapat ditambahkan sebagai kode tambahan
seharusnya diberi kode tunggal yaitu operasional.
diagnosis DM Type II dengan Hypertension,
dan Stomatitis maka pengkode dalam Contohnya:
melakukan pengkodean tidak mengikuti
tahapan-tahapan tatacara pencarian Kondisi utama : insulin
kodifikasi, dimana pengkode seharusnya dependent diabetic dengan
mencari pada buku ICD-10 volume 3, seksi nephropaty, gangrene, dan
1, yaitu Diabetes Melitus type II setelah cataracts.
ditemukan maka harus diperhatikan includes
Kondisi lain :-
dan excludes atau tanda baca lainnya see
before for subdivisions yaitu tanda baca Diberi kode insulin-dependent diabetes
yang harus dilakukan tahapan oleh melitus with multiple complication (E10.7).
pengkode, bahwa harus melihat bagian dari Kode insulin dependent diabetes with
kategorinya yakni kategori E11 Non Insulin nephropathy (E10.2 + dan N08.3*). Insulin
Dependent Diabetes Melitus, dibawahnya dependent diabetes melitus with gangrene
mencari sub kategorinya yang tepat yaitu (E10.5) dan insulin dependent diabetes
E11.7 dengan makna kode tersebut adalah melitus with cataract (E10.3 + dan H28.0*)
untuk kode Diabetes Melitus type II, dapat ditambahkan sebagai kode tambahan
Hypertension, dan Stomatitis . opsional untuk identifikasi komplikasi
Bahwa yang menyebabkan ketidak secara terpisah (who, 2010-146).
akuratan kode diagnosis salah satunya
adalah petugas rekam medis (coder) yang keakuratan dan ketepatan kode rawat
bertanggung jawab dalam pemberian kode inap sala satu syaratnya adalah pengode
harus jelas tentang dokumentasi rekam
diagnosis pasien yang telah ditetapkan oleh
medis tentang masalah dan asuhan yang
dokter (depkes, 2006). Salah satu faktor
yang menyebabkan coder salah dalam diterima pasiennya (Hatta, 2008).
Sehingga dari pembahasan di atas disimpulkan bahwa pentignya peningkatan
tentang ketepatan kode diagnosis kasus pengetahuan dalam mengkode bagi petugas
NIDDM ( Non Insulin Dependent Diabetes koding khsusnya kasus NIDDM ( Non
Melitus) pasien Rawat inap tahun 2019 di Insulin Dependent Diabetes Melitus).
RSUP Dr.sitanala. sehingga dapat

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil penelitian ketepatan kode DAFTAR PUSTAKA
diagnosis Non Insulin Dependent Kementrian Kesehatan RI. (2008). Permenkes No.
Diabetes Melitus type II (NIDDM) pasien 269/Menkes/Per/XII/2008 tentang Rekam
rawat inap di RSUP Dr Sitanala Medis. Jakarta : Kemenkes RI
Tangerang, disimpulkan bahwa
kodefikasi diagnosa Non Insulin Kementrian Kesehatan RI. (2016). Permenkes No
Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) 76 Tahun 2016 Tentang Pedoman
yang tepat Sesuai standar kodefikasi Indonesian Case Base Groups (Ina-Cbg)
sebanyak 54 rekam medis dengan Dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
persentase 64%, sedangkan kodefikasi Nasional. Jakarta : Kemenkes RI
diagnosa Non Insulin Dependent
Diabetes Melitus (NIDDM) yang tidak Akasha . (2008). Pengelolaan Sistem Rekam
tepat Sesuai standar kodefikasi sebanyak medis II, Politeknik Piksi Ganesha
31 rekam medis dengan persentase 36%. Bandung, 2008.
dikarenakan petugas koding rawat inap
Naga, Mayang Anggraini. (2013). Audit Coding,
hanya satu orang sehingga petugas
Morbiditas & Mortalitas, Pengontrol
kurang memperhatikan tanda konvensi
dan kaidah pengkodean berdasarkan ICD. Hatta, Gemala R. (2013). Pedoman Manajemen
Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta : UI
Saran
PRESS
DepKes RI Dirjen YanMed. Pedoman Pengelolaan
Untuk Meningkatkan Ketepatan
Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia.
Kode Diagnosis Sebaiknya RSUP
Jakarta : DepKes.2006
Dr. Sitanala Tangerang Mengadakan
Evaluasi Tentang Ketepatan Kode Yeni tri utami. (2015). Hubungan pengetahuan
Diagnosis Khususya Kasus NIDDM Coder dengan keakuratan kode
( Non Insulin Dependent Diabetes diagnosis pasien rawat inap jaminan
Melitus ). kesehatan masyarakat berdasarkan
ICD-10 Di RSUD Simo Boyolali.
surakarta : Apikes Citra Medika
World Health Organization (WHO). (2010).
International Statistical Classification of
Diseases And Related Health Problem
Volume 2. Geneva : WHO
Hatta, Gemala R, Ed (2008). Pedoman Manajemen
Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan, Edisi Revisi
(Jakarta : UIPRESS)

Anda mungkin juga menyukai