A. Latar Belakang
lembaga bisa disebut pondok pesantren bila memiliki unsur antara lain
adanya kiyai, ustad, atau sebutan lain yang sejenis santri, pondok,
(39,3 %), dengan jumlah santri sebanyak 3.642.738 orang. Jumlah santri
sehat.
penyakit”.
pondok pesantren, dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat
B. Data gejala dan penyakit yang biasa terjadi di Pondok Putra Pesantren
1. Asma
1. Gatal-gatal
2. Demam
3. Batuk
4. Sakit kepala
5. Sakit perut
C. Pembahasan
pondok pesantren, seperti : Asma, Usus Turun, dan salah urat. Penyakit-
disana.
Adapun gejala yang sering di jumpai oleh santri dan staff pengajar di
1. Gatal-gatal
gejala dari berbagai penyakit kulit. Bila tidak disertai dengan kelainan
ada.
hal ini juga sering dikaitkan dengan factor stress dan factor psikologis
yang mana saat pikiran lagi sibuk maka rasa gatal akan menghilang
rasa gatal juga akan menghilang. Pada lansia rasa gatal terjadi oleh
2. Demam
3. Batuk-batuk
Batuk merupakan upaya pertahana paru dari berbagai rangsangan
yang ada sebagai refleks normal yang melindungi tubuh kita. Namun
gangguan pertukaran gas dan lain-lain. Batuk yang tidak efektif dapat
persepsi.
a. Nyeri Kepala
a) Migraine
structural
b. Nyeri perut
gejala yang umum dialami orang pada berbagai usia, dan khususnya
berasal dari salah satu organ dalam perut. Nyeri perut dapat
lebih dari satu bagian pada perut. Gangguan pencernaan dan infeksi
nyeri perut yang dirasakan pada daerah tertentu pada perut dan
pada bagian kanan atas, di bawah tulang rusuk. Nyeri perut yang
aneurisma aorta.
Nyeri perut dapat juga memiliki ciri-ciri yang berbeda. Nyeri dapat
(http://www.nhs.uk/conditions/stomach-ache-abdominal-
pain/Pages/Introduction.aspx.)
BAB IV ANALISIS DAN DISKUSI
A. Analisis Masalah
demam, batuk-batuk,
lainnya
Anggota C A R L
& batuk
Yaqub 2. Terdapat beberapa santri 3 2 1 2 17 4
bawaan
Yaqub 3. Mengandalkan obat 4 4 3 4 29 1
dokter
Yaqub 4. Belum dilakukan 2 4 3 4 26 2
Yaqub 5. Penanggulangan 2 3 3 3 22 3
pengobatan
Yaqub 6. Petugas kesehatan 3 4 3 3 26 2
wawasan penanganan
penyakit
Yaqub 7. Kerentanan santri baru 2 3 3 3 22 3
Anca 2 3 3 3
Anca 3 3 2 3
lainnya
B. Diskusi Masalah
1. Para santri dan unsur pesantren lainnya hanya mengandalkan obat-
tahu cara melakukan tindakan minimal pada santri ataupun ustad yang
seperti Mixagrip, bodrex, commix, dll. hal ini diasumsikan bahwa santri
pasantren yang sakit dari efek buruk yang ditumbulkan oleh obat yang
FGD
Ahmad Naufal: “Pada beberapa santri yang sakit, seperti demam, sakit
kepala, sakit perut. Biasanya kami selaku petugas kesehatan diminta
untuk segera membawa santri yang sakit oleh wali kelas untuk
diistirahatkan di ruang kesehatan, kemudia kami beri obat-obatan
seperti bodrex, mixagrip. Kemudian setelah itu kami awasi santri
tersebut selama masa sakitnya di ruangan itu. Kami juga tidur di
ruangan itu, kemudian jika obat-obatan yang tersedia tidak ada
biasanya kami menuggu sampai stock obat yang lain itu hampir habis
supaya kita bisa membeli obat-obatan yang baru di apotek sekalian.
Hal ini karena kami tidak boleh sering-sering keluar dari pondok”.
sehari-hari.
FGD
menjadi acuan untuk menjadikan perilaku hidup bersih dan sehat yang
nantinya akan dapat berdampak terhadap peningkatan derajat
penanganan awal dan minimal, hal ini dibuktikan bahwa mereka tidak
otot pada saat santri-santri beraktivitas. Mereka juga tidak tahu bahwa
FGD
gejala demam, gatal-gatal, sakit perut atau sakit gigi, sakit kepala dan
batuk-batuk. Hal ini dikarena pada beberapa santri sering telat makan,
FGD
kepada santri-santri baru, hal ini menurut kami oleh karena santri baru
begitu pula dengan pola perilaku serta regulasi yang berlaku di pondok
pesantren. Hal tersebut menurut kami wajar saja, namun perlu
tersebut.
FGD
santri dapat terkena penyakit atau jatuh sakit kapanpun dan dimana
pun, hal demikian bisa menjadi masalah serius jika tidak segera
yang ketat karena dapat berdampak pada komplikasi lanjut yang bisa
FGD
Ust. Ahmad Zaini. “Para santri disini diawasi dan diperhatikan secara
ketat oleh ustad yang ditunjuk sebagai wali kelas mereka. Kemudian
jika ada santri yang sakit maka wali kelas akan melaporkan hal
tersebut kepada saya selaku pimpinan pondok untuk menentukan
kebijakan lanjut kepada para santri yang sakit itu. Biasanya santri
yang sakit akan melaporkan dirinya pada wali kelas atau dibantu oleh
temannya, sehingga mereka tidak bisa langsung membawa santri
yang sakit di ruangan kesehatan atau keluar dengan sendirinya
mencari pengobatan di luar pondok, kecuali untuk santri yang sudah
tahu dengan penyakit yang dideritanya sendiri, kami memberikan
wewenang tersendiri untuk membeli obat yang dibutuhkannya di
apotek.”
bagi santri yang sakit sehingga harus dirujuk atau dilarikan ke rumah
rumah sakit Sis Aljufri Palu sebagai tempat rujukan kesehatan bagai
santri yang sakit. Adapun pembiayaan yang berlebih atau tidak dapat
kesehatan yang optimal juga dapat diperoleh oleh santri. Hal demikian
Namun hal ini perlu dikaji lebih mendalam lagi mengenai jaminan
FGD
Asma, maupun penyakit yang didapat seperti usus turun, dan sering
yang menyatakan diri mengalami usus turun dan sering terkena salah
urat diasumsikan dari perilaku aktivitas fisik yang dilakukan oleh para
kesehatan santri.
FGD
Ust. Ahmad Zaini, “beberapa dari santri kami memang ada yang
mengidap penyakit asma dan itu sudah dilaporkan oleh pihak keluarga
sebelumnya, beberapa juga ada yang sering melaporkan mereka
terkena usus turun, namun kami juga belum tahu pasti kenapa hal
tersebut dikeluhkannya, kami beranggapan bahwa mereka yang
terkena usus turun itu karena selama proses pembelajaran kami
menerapkan perilaku duduk bersilah yang lama dan kami juga tidak
menyediakan kursi bagi para santri di kelas. Kebanyakan dari mereka
juga ada yang sering salah urat, mungkin karena mereka bermain atau
beraktivitas olahraga yang berlebihan sehingga mendapatkan hal
demikian.”
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN