Anda di halaman 1dari 12

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

VI.5
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

PASAL 1
PEKERJAAN MEKANIKAL

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut: 
 PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku.
 PUIPP. 
 A V E. 
 ASTM, ASME dll. 
 Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan. 

1.1. GAMBAR - GAMBAR 


1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya. 
2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service maintenance jika peralatan peralatan sudah
dioperasikan. 
3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan
dan detail finishing instalasi.
4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
Direksi Teknis untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan
gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain
yang berhubungan dengan instalasi ini. 
5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar- gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada Direksi Teknis
pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar
isi dan data notasi.

1.2. KOORDINASI 
1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi
yang lain. 
3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab Pemborong. 

ST VI.5 - 1
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

1.3. PELAKSANAAN PEMASANGAN 


1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada Direksi Teknis dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera
menghubungi Direksi Teknis.
3. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab Pemborong.

1.4. TESTING DAN COMMISSIONING 


1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib mengajukan terlebih
dahulu program Testing dan Commissioning .
2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu
dan atau yang diminta oleh Direksi Teknis untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi
dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta. 
3. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.

1.5. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan
pertama. 
2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan
yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya. 
4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya. 
5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instlasi ini tidak melaksanakan teguran dari
Direksi Teknis atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Direksi Teknis
berhak penyerahkan perbaikan/penggantian/ penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
Pemborong instalasi ini. 
6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang
ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan
dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Pemborong dan Direksi Teknis
serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja dan instansi yang
berwenang lainnya
8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah:

ST VI.5 - 2
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

1) Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan
baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Direksi Teknis.
2) Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari instansi pemerintah
yang berwenang, misalnya Dinas Pemadam Kebakaran dan Instalasi Keselamatan Kerja,
dll, hingga intalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan
instalasi yang bersangkutan.
3) Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan maintenance
manual rangkap 3 (tiga) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan kepada Direksi
Teknis.

1.6. LAPORAN-LAPORAN 
1. Laporan Harian dan Mingguan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambaran
mengenai : 
1) Kegiatan fisik
2) Catatan dan perintah Direksi Teknis yang disampaikan secara lisan maupun secara
tertulis.
3) Jumlah material masuk/ ditolak
4) Jumlah tenaga kerja
5) Keadaan cuaca, dan
6) Pekerjaan tambah/kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda tangani oleh
Project Manager harus diserahkan kepada Direksi Teknis untuk diketahui/ disetujui. 
2. Laporan Pengetesan 
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Owner/MK dalam rangkap 3 (tiga)
mengenai hal-hal sebagai berikut : 
1) Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
2) Hasil pengetesan peralatan
3) Hasil pengetesan kabel
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak
Direksi Teknis.

1.7. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN 


Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong
dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab
penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh Direksi Teknis.

ST VI.5 - 3
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan/
dikehendaki oleh Direksi Teknis.

1.8. PENAMBAHAN/ PENGURANGAN/ PERUBAHAN INSTALASI 


1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan Perencana dan
Direksi Teknis. 
2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada Direksi
Teknis dalam rangkap 3 (tiga). 
3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada Direksi Teknis,
secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Direksi
Teknis secara tertulis.

1.9. IJIN-IJIN 
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong. 

1.10. PEKERJAAN PEMASANGAN POMPA RESIRKULASI 


1. Persyaratan Bahan

Parameter Spesifikasi
Electromotor
Tipe motor Air Filled Watertight
Pole 2 atau 4 Pole
Operasi 220/330; Phase, 50 Hz
Torsi Maximum 2900 RPM
Power 5.5 KW (7.5 HP)
Caracteristic
Type Liquid Sewage atau Waste Water
Temperatur 00C - 400C
Max. Solid Size 45 mm
Max. Head 26 Meter
Max. Flow 1.4 M3/Menit
Discharge 4”
Insulation Class F
Construction
Seal Double Mechanical
Impeller Semi vortex; Non-Clog
Bearing Prelubricated Bearing

Materials
Casing Cast iron
Impeller Cast iron
Shaft Stainless Steel
Accesories
Submersible Cable 75 Meter

ST VI.5 - 4
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

Float Switch
Pipa Discharge
Fitting
Operasi - Otomatis berdasarkan water surface level dengan
dideteksi oleh float switch
- Otomatis berdasarkan water surface level dengan
dideteksi oleh float switch
- Bekerja 24 jam bergantian
- Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa
bekerja secara bergiliran.
- Apabila beban aliran besar maka pompa bekerja
bersamaan.
Jumlah 2 unit

2. Persyaratan Pemasangan
Sesusi Petunjuk/ Spesifikasi Pabrik Pembuat Pompa

1.11. PEKERJAAN PEMASANGAN POMPA BLOWER 


1. Persyaratan Bahan

Parameter Spesifikasi
Electromotor
Tipe motor Two- Totor Rotary
Pole 2 atau 4 Pole
Operasi 220/330; Phase, 50/60 Hz
Torsi Maximum 2000 RPM
Power 7.5 kW (10 HP)
Caracteristic
Type Compressed Transport
Max. Air Capacity 8 M3/Menit
Presure 0.1 to 0.6 kgf/cm2
Max. Noice 70 dB
Discharge 3”
Materials
Casing Cast iron
impeller Cast iron
Shaft Stainless Steel
Accesories
Common Base
V-belt Cover
Blower Pully Motor Pulley V-bele Suction
Silencer (With Air Filter) Reducer
Sefety Valve Check Valve
Pressure Gauga
Operasi Bekerja 24 jam / hari
Jumlah 2 unit

2. Persyaratan Pemasangan
Sesusi Petunjuk/ Spesifikasi Pabrik Pembuat Pompa

ST VI.5 - 5
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

PASAL 2
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut: 
 PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku.
 PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi ini.
 Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi listrik.
 SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku.
 Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal-hal yang belum diatur dalam standar/peraturan
diatas. 
 SPLN 15 : 1979, Pedoman Pemilihan Jenis dan Ukuran Penghantar
 SPLN 2 : 1978, Aluminium bagi Saluran Udara 20kV, 66kV dan 150kV
 SPLN 17 : 1979, Grounding (Pentanahan)
 SNI 03-2495-1991, Pedoman Pembebanan Trafo Terendam Minyak

1.12. GAMBAR - GAMBAR 


6. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya. 
7. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service maintenance jika peralatan peralatan sudah
dioperasikan. 
8. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan
dan detail finishing instalasi.
9. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
Direksi Teknis untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan
gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain
yang berhubungan dengan instalasi ini. 
10. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar- gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada Direksi Teknis
pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar
isi dan data notasi.

1.13. KOORDINASI 

ST VI.5 - 6
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

4. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
5. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi
yang lain. 
6. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab Pemborong. 

1.14. PELAKSANAAN PEMASANGAN 


4. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada Direksi Teknis dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
5. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera
menghubungi Direksi Teknis.
6. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab Pemborong.

1.15. TESTING DAN COMMISSIONING 


4. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib mengajukan terlebih
dahulu program Testing dan Commissioning .
5. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu
dan atau yang diminta oleh Direksi Teknis untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi
dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta. 
6. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.

1.16. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


9. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama 18 (Delapan belas) bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama. 
10. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 18 (Delapan belas) bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama. 
11. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan
yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya. 
12. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya. 
13. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instlasi ini tidak melaksanakan teguran dari
Direksi Teknis atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Direksi Teknis
berhak penyerahkan perbaikan/penggantian/ penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
Pemborong instalasi ini. 

ST VI.5 - 7
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

14. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang
ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
15. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan
dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Pemborong dan Direksi Teknis
serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja dan instansi yang
berwenang lainnya
16. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah:
1) Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan
baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Direksi Teknis.
4) Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari instansi pemerintah
yang berwenang, misalnya Dinas Pemadam Kebakaran dan Instalasi Keselamatan Kerja,
dll, hingga intalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan
instalasi yang bersangkutan.
5) Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan maintenance
manual rangkap 3 (tiga) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan kepada Direksi
Teknis.

1.17. LAPORAN-LAPORAN 
1. Laporan Harian dan Mingguan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambaran
mengenai : 
7) Kegiatan fisik
8) Catatan dan perintah Direksi Teknis yang disampaikan secara lisan maupun secara
tertulis.
9) Jumlah material masuk/ ditolak
10) Jumlah tenaga kerja
11) Keadaan cuaca, dan
12) Pekerjaan tambah/kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda tangani oleh
Project Manager harus diserahkan kepada Direksi Teknis untuk diketahui/ disetujui. 
2. Laporan Pengetesan 
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Owner/MK dalam rangkap 3 (tiga)
mengenai hal-hal sebagai berikut : 
4) Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
5) Hasil pengetesan peralatan
6) Hasil pengetesan kabel

ST VI.5 - 8
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak
Direksi Teknis.

1.18. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN 


Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong
dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab
penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh Direksi Teknis.
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan/
dikehendaki oleh Direksi Teknis.

1.19. PENAMBAHAN/ PENGURANGAN/ PERUBAHAN INSTALASI 


4. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan Perencana dan
Direksi Teknis. 
5. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada Direksi
Teknis dalam rangkap 3 (tiga). 
6. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada Direksi Teknis,
secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Direksi
Teknis secara tertulis.

1.20. IJIN-IJIN 
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong. 

1.21. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN 


1. Kabel 
Untuk kabel tegangan rendah, sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang terutama
menjamin bahan isolasi kabel baik dan tidak melanggar ketentuan-ketentuan PLN tentang
isolasi kabel tegangan rendah, pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan
nilai tahanan isolasi minimum 50 mega Ohm.
2. Terminasi untuk bus duct dari Alternator, dimungkinkan bisa dipakai untuk terminasi kabel.
Pengujian kabel melingkupi pengujian kabel kontrol, grounding dan instalasi pendukung.
3. Pentanahan/ Grounding
Semua pentanahan dari sistem harus dilakukan pengukuran tahana dengan maximum 2 Ohm
pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan cuaca tidak turun hujan selama
minimal 3 hari berturut-turut.

1.22. PEKERJAAN PEMASANGAN SUTM

ST VI.5 - 9
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

1. Lingkup Pekerjaan
Kalau ditentukan lain maka pekerjaan instalasi listrik meliputi penyediaan material peralatan
Sistim Transmisi Tegangan Menengah (SUTM) serta tenaga untuk keperluan pemasangannya
sesuai dengan gambar rencana jalur SUTM.
2. Ketentuan dan Standar
Ketentuan dalam spesifikasi ini hanya bersifat umum sedangkan kalau diperlukan akan dibuat
secara khusus pada buku ini, semua pemasangan dari instalasi listrik harus memenuhi syarat
sebagai berikut;
1) Ketentuan dari perusahaan Listrik Negara (SPLN)
2) Standar-standar lain yang bisa digunakan dan dapat di pertanggungjawabkan.
3. Kabel-Kabel
1) Jenis Kabel.
Tipe kabel untuk SUTM adalah AAAC (All Aluminium Alloy Conductor) dengan ukuran 70
mm, kemampuannya serta ukurannya harus sesuai dengan yang diperuntukan,
penyimpangan harus memenuhi standar-standar yang ada.
2) Sambungan Kabel
Penyedia barang/jasa harus menggunakan tenaga yang terampil/ahli dan jika perlu
tenaga spesialis yang khusus yang didatangkan untuk keperluan tersebut.
Penyedia barang/jasa harus minta persetujuan dulu untuk memakai tenaga-tenaga
tersebut. Jika sambungan dengan solder yang dipakai, maka harus dengan panas minimal
185°Celcius yang dipakai untuk menghasilkan hubungan yang baik. Semua hubungan
tersebut kemudian dilindungi dengan memberikan isolasi-isolasi yang sesuai dengan
keperluan tersebut.
3) Ujung-Ujung Kabel
Sesudah dipotong, ujung-ujung kabel sebaiknya dijaga dengan cara tertentu agar air
jangan sampai masuk sampai sambungan yang permanen selesai dibuat.
4. Gambar-Gambar
Penyedia barang/jasa harus memelihara catatan-catatan kabel dan menyiapkan gambar-
gambar untuk memberikan detil secara teliti, layout seluruh kabel ditambah potongan
melintang dan lokasi kabel. Catatan-catatan asli dibuat satu copynya serta gambar-gambamya
diajukan Direksi untuk disetujui.

1.23. PEKERJAAN PEMASANGAN TRANSPORMATOR


1. Standard Transformator
Standard Transformator di-design, dibuat dan ditest berdasarkan pada :
 IEC 76 : International
 VDE/DIN : Jerman
 NEMA :USA

ST VI.5 - 10
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

 BS : British
 SPLN 50/82 : Indonesia
 UTE : Perancis
2. Kondisi kerja
Transformator ini akan dipasang pada tempat dengan ketingaian tidak lebih dari 1.000 m
diatas permukaan dan maksimum mempunyai ambient temperature tidak melebihi 40° C.
3. Data-data teknis transformator
Step-down Transformator :
1) Jumlah : 1 unit
2) Jenis Trafo : Oil immersed, radiator type
3) Power Ranting : 160 KVA
4) Sisi Tegangan Primer : 20 KV, 3 Pakai Elastimold
5) Sisi Skunder : 400 Volt – 3 Fase
6) Tapping Sisi Tegangan Menengah : ± 2.5 + 5%
7) Group Vektor : dyn 5, impedansi 5.5% (sesuai PLN setempat)
8) Frequensi : 50 Hz
9) Temperatur Keliling : 40 deg. C
10) Derajat Pengaman : IP – 10
11) Pendingin : ONAN
12) Insulation Class : Standar Pabrik
13) Material Konduktor : Tembaga
14) Pengaman : DGPT2 atau setara yang lebih baik
15) Accessories : Thermometer 10 cm, name plate, roda, lifting plug,
terminal grounding, Conservator HV and LV Porcelain
Bushings, Off Circuit Tap Changer, Oil Filling Plug, Oil
Draining Valve, Bidirectional Rollers, Pressure Relief
Device Without Contact, Oil Level.

1.24. MASA PEMELIHARAAN


Terhitung dari tanggal penyerahan pertama dengan jangka waktu yang ditentukan dalam kontrak,
Penyedia barang/jasa diwajibkan memperbaiki pekerjaan yang kurang baik, pengurugan amblas,
bahan yang jelek atau hal-hat lain yang sesuai dengan catatan dari Direksi. Setelah semua
kekurangan dan kerusakan ini diperbaiki dengan memuaskan dan diterima dengan baik oleh
Direksi, maka setelah jangka waktu pemeliharaan dilampaui, pekerjaan sekali lagi diserahkan oleh
Penyedia barang/jasa. Hal ini akan dinyatakan secara tertulis dalam bentuk suatu Berita Acara
Penyerahan Kedua.

ST VI.5 - 11
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

Bila Penyedia barang/jasa dalam masa tersebut atas teguran/ pemberitahuan Direksi tidak
melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan, maka Direksi berhak untuk memutuskan/memotong
jaminan pemeliharaan atau menyuruh pihak ketigauntuk melakukan pekerjaan itu atas tanggungan
Penyedia barang/jasa(pihak kedua).

ST VI.5 - 12

Anda mungkin juga menyukai