Kelompok 1 - Keputusan Strategi Korporasi Dan Penggaruhnya Terhadap Pemasaran
Kelompok 1 - Keputusan Strategi Korporasi Dan Penggaruhnya Terhadap Pemasaran
OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
segala karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Keputusan
Strategi Korporasi dan Implementasinya pada Pemasaran ini dengan baik.
Dalam proses pembuatan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan arahan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia biasa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat, maupun isinya. Oleh sebab
itu, dengan segala kerendahan hati kami selaku penyusun menerima segala kritik dan saran
yang membangun dari pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Dengan ini kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 1
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ......................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Lingkungan Korporasi dalam menentukan misi perusahaan .......................................... 2
2.2 Tujuan Korporasi.............................................................................................................. 4
2.3 Mencapai Keunggulan Kompetitif ................................................................................... 7
2.4 Strategi Pertumbuhan Korporasi ...................................................................................... 9
2.5 Mengalokasikan Sumber Daya Korporasi ...................................................................... 17
2.6 Sumber – Sumber Sinergi ............................................................................................. 19
BAB III.................................................................................................................................... 21
PENUTUP............................................................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sebuah bisnis perusahaan harus memiliki strategi untuk terus mengembangkan
produk baik itu dalam menciptakan produk baru maupun meningkatkan kualitas pelayanan
untuk memuaskan pelanggan. Dengan cara ini diharapkan perusahaan dapat meningkatkan
penjualan dan meningkatkan keuntungan atau profit.Persaingan dalam dunia bisnis pada saat
ini memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perusahaan – perusahaan agar dapat bersaing
dengan competitor. Persaingan antar perusahaan tersebut berlangsung secara bebas namun
ketat karena bermunculan perusahaan asing (foreign company) di dalam negeri. Persaingan
yang ada tersebut dapat diatasi salah satunya dengan menunjukkan kinerja perusahaan yang
baik di mata public pada umumnya dan khususnya di mata investor asingmaupun domestic.
1
1.3 Tujuan Pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Misi merupakan sebuah tolok ukur untuk mencapai kesuksesan dan kemajuan
perusahaan, sehingga dalam praktiknya, perusahaan memiliki dasar dalam membuat kebijakan
dan aturan untuk kepentingan perusahaan maupun karyawan.Untuk memberikan semangat
pengarahan, pernyataan misi seharusnya dengan jelas mendefinisikan ruang lingkup strategis
organisasi. Pernyataan misi seharusnya menjawab pertanyaan-pertanyaan:
3
korporasi tentunya. Misi memang perlu diubah kalau memang perubahan eksternal begitu
ekstrem untuk menuntut perusahaan mengubah misi,
Luas Spesifik
Fungsional Transportasi jarak jauh
Berdasarkan kebutuhan Bisnis transportasi untuk produsen produk –
pelanggan produk murah
Fisik
Bisnis Transportasi Kereta api Transportasi kereta api jarak
Berdasarkan produk dan
jauh, pengangkut batu bara
teknologi yang ada
Secara umum, tujuan korporasi merupakan keadaan atau tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi di waktu yang akan datang melalui kegiatan organisasi. Untuk mencapai tujuan dalam
organisasi, pelaku (orang) dalam organisasi diharapkan untuk mendesain ataupun mengelola
organisasinya dengan matang agar organisasi dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, demi berjalan
baiknya sebuah organisasi perlu diperhatikan beberapa prinsip organisasi (Jati, 2000: 25), seperti
berikut:
4
1. Perumusan tujuan yang jelas, sebab tujuan organisasi berfungsi untuk : pedoman ke
arah mana organisasi itu akan di bawa, landasan bagi organisasi tersebut, menentukan
macam aktivitas yang akan dilakukan, menentukan program, prosedur dan beberapa
hal terkait dengan koordinasi, integrasi, simplifikasi, sinkronisasi, dan mekanisme.
2. Pembagian tugas dan pekerjaan (job description)
3. Delegasi kekuasaan yang berarti pemimpin organisasi itu dipilih secara mufakat dan
harus diikuti dengan adanya pertanggung jawaban.
4. Kesatuan perintah (one of command) dan tanggung jawab.
5. Prinsip kepemimpinan. Dalam konteks kontemporer dari prinsip ini yang paling
mengemuka ke permukaan adalah prinsip kepemimpinan yang berupa prinsip
kolektif-kolegal, yaitu prinsip kebersamaan, mau mendengarkan dan menyelaraskan
diri dengan nilai-nilai dari seluruh komponen organisasi, khususnya pada
kepengurusan organisasi.
6. Tingkat pengawasan, dengan diadakanya sebuah monitoring terhadap kinerja pelaku
organisasi atau lebih familiar dengan sebutan oposisi.
Klasifikasi tujuan dari C. Perrow dalam (Subeki, 2015: 165), bagi organisasi pada umumnya
dibedakan menjadi lima tujuan menurut “sudut pandang mereka yang berkepentingan”:
1. Tujuan kemasyarakatan (societal goals), berkenaan dengan kelas- kelas organisasi luas yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
2. Tujuan keluaran (output goals), berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk
fungsi-fungsi konsumen, misalnya barang-barang konsumen, jasa-jasa bisnis.
3. Tujuan sistem (system goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak tergantung pada
barang atau jasa yang diproduksi atau tujuan yang diambil.
4. Tujuan produk (product goals), tujuan karakteristik produk, berbagai karakteristik barang atau
jasa.
5. Tujuan turunan (derived goals), tujuan digunakan organisasi untuk meletakkan kekuasaannya
dalam mencapai tujuan lain.
Bidang-Bidang Tujuan
1. Posisi pasar
5
2. Produktivitas
3. Sumber daya fisik dan keuangan
4. Profitabilitas
5. Inovasi
6. Prestasi dan pengembangan manajer
7. Prestasi dan sikap karyawan
8. Tanggung jawab sosial dan publik
Penetapan Tujuan
Merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan organisasi. Unsur-unsur dasar yang melatar belakangi penetapan tujuan organisasi, antara
lain:
1. Barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat, paling
sedikit sama dengan harganya.
Perumusan Tujuan
Konsepsi tujuan sama sama dengan proses tawar menawar atau rumusan tujuan. Perumusan tujuan
yang efektif, antara lain:
6
2.3 Mencapai Keunggulan Kompetitif
Perusahaan tidak akan pernah berhenti menghadapi permasalahan di dalam dan di luar
perusahaan. Permasalahan di dalam menyangkut aspek retrukturisasi organisasi perusahaan,
akuisisi, dan merger serta aliansi strategik. Dalam aspek yang lebih operasional menyangkut
manajemen finansial, produksi, pemasaran, manajemen administrasi dan manajemen
sumberdaya manusia. Sementara itu masalah eksternal ditandai oleh aktifitas ekonomi pasar
sedemikian dinamisnya seperti tuntutan pelanggan terhadap mutu dan keamanan produk,
fluktuasi harga input dan output, ekspansi pasar perusahaan lain, teknologi dan pesaing.Dalam
upaya mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan harus menghadapi tantangan
bahkan tekanan-tekanan internal dan eksternal itu. Salah satu pendekatannya adalah
bagaimana mengefektifkan potensi sumberdaya yang ada.
➢ Sudut Keunikan.
Keunikan dicirikan oleh barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan tidak dapat
mudah ditiru oleh pesaing. Misalnya Anda membuka rumah makan dengan menyajikan
sop dan sate kambing serta sayur asem. Tidak berlangsung lama ada pesaing membuka
rumah makan di sebelah rumah makan Anda. Jenis sajiannya semua sama termasuk rasa
dan harga dengan yang Anda sajikan. Dapat terjadi Anda akan kehilangan keuntungan
karena sebagian pelanggan pindah ke rumah makan baru itu kecuali kalau Anda mampu
menciptakan sesuatu yang unik yang sulit ditiru pesaing Anda. Apa saja keunikan itu?
7
Ciri-ciri Keunikan
d. Kemampuan keorganisasian.
Keunikan disini dicirikan oleh kelebihan perusahaan dalam pengelolaan sistem
keorganisasian yang sepadan dengan kebutuhan pelanggan. Perusahaan termasuk
karyawannya perlu memiliki daya tanggap, sensitif dan adapatasi yang tinggi dalam
mengikuti perubahan-perubahan karakter pelanggan, teknologi, keadaan pasokan,
peraturan, dan kondisi ekonomi. Dengan demikian para pelanggan akan senang hati untuk
selalu loyal kepada perusahaan.
8
2.4 Strategi Pertumbuhan Korporasi
Pada kategori strategi pertumbuhan/ekspansi (growth/expansion strategy) ini
dijalankan perusahaan dalam rangka mengejar pertumbuhan korporat, yang dapat berupa
kenaikan penjualan, profit, ekspansi usaha, dan lain-lain yang akan berdampak pada
pengembangan/pertumbuhan perusahaan. Berikut beberapa strategi yang termasuk pada
kategori strategi pertumbuhan.
Efektifitas strategi penetrasi pasar tergantung pada beberapa factor, antara lain:
Contoh :
Contoh:
• PT.Carrefour Indonesia membuka berbagai gerai ritel barunya di berbagai kota besar
di Indonesia. Saat ini Carrefour telah memiliki 30 toko di Indonesia.
• PT . Garuda Indonesia membuka berbagai rute penerbangan baru baik domestic
maupun mancanegara, antara lain rute Jakarta-tanjung karang, Jakarta –malang , dll
Pedoman yang harus dijalankan agar strategi pengembangan produk efektif adalah:
• Produk berada pada tahap kedewasaan dari daur hidup produk
• Industri dicirikan oleh pengembangan teknologi yang cepat
• Pesaing menawarkan kualitas produk yang lebih baik pada harga yang bersaing
10
• Persaingan yang tajam dalam industri yang sedang tumbuh pesat
• Kemampuan yang kuat dibidang penelitian dan pengembangan
Contoh:
• PT unilever Indonesia mengembangkan produk pepsodent dengan beberapa varian,
• PT .TELKOM telah melakukan pengembangan pelayanan, dari jasa PSTN menuju
hingga jasa narrowband ISDN dan Intelligent Networks.
Beberapa pedoman yang mempengaruhi efektifitas strategi integrasi ke depan antara lain:
• Distributor saat ini berbiaya mahal atau tidak andal
• Ketersediaan distributor yang berkualitas terbatas
• Perusahaan berada dalam industri yang tumbuh pesat
• Perusahaan memiliki modal dan sumber daya manusia yang mampu mengelola usaha
baru dibidang distribusi
• Distributor saat ini menikmati profit margin yang terlampau tinggi
11
Contoh :
• Perusahaan PT.Kimia farma membangun jaringan apotiknya sendiri yaitu Apotik
Kimia farma,
• PT .Astra internasional menguasau saluran distribusi sampai hilirnya dengan
mempunyai outlet shop and drive yg memberikan pelayanan service dan menjual suku
cadang.
Contoh :
• Kelompok Kompas Gramedia memiliki bnyk anak perusahaan media termasuk
penerbitan,
• Pt . Gudang Garam Internasional memiliki pabrik kertas rokok di afrika selain juga
memiliki pabrik kertas rokok di Kediri dgn nama PT Surya Zig Zag.
12
Pedoman yang harus diikuti agar strategi integrasi horizontal efektif:
Contoh:
• PT.indofood Sukses Makmur yg pertama kali popular dgn merek dagang indomie
membeli merk supermi.
• PT Coca Cola Bottling Indonesia mengakusisi airminung merk lokak Ades.
13
Contoh:
• Perusahaan mobil seperti Suzuki dan Honda juga memproduksi sepeda motor,
• Kelompok usaha kompas gramedia masuk ke bisnis penerbitan (elexmedia
komputindo), took buku (gramedia) dan pentiaran ( radio Sonora dan TV7)
Contoh:
• PT.Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal group lippo memutuskan untuk bergerak di
sector property seperti lippo karawaci, lippo cikarang.
• PT.Maspion Intonesia memiliki PT.Bank Maspion Indonesia, Maspion securities, dan
Maspion money changer.
14
• Ada peluang untuk membeli atau memperoleh bisnis baru yang tak terkait yang
memiliki peluang investasi yang menarik
• Jika ada tindakan antitrust atas bisnis yang terkonsentrasi pada bisnis tunggal
Contoh:
• PT.Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal group lippo memutuskan untuk bergerak di
sector property seperti lippo karawaci, lippo cikarang.
• PT.Maspion Intonesia memiliki PT.Bank Maspion Indonesia, Maspion securities, dan
Maspion money changer
a. Strategi Penghematan/Retrenchment
Penghematan terjadi ketika perusahaan melakukan regrouping melalui pengurangan
biaya dan asset untuk mengatasi penurunan penjualan dan profit. Strategi ini disebut juga
strategi turnaround, atau reorganisasi. Retrenchment didesain untuk memperkuat basic
kompetensi distingtif. Selama retrenchment, strategist bekerja dengan sumber daya terbatas
dan menghadapi tekanan dari pemilik, karyawan, dan media. Langkah awal dalam pelaksanaan
strategi penghematan ini adalah menonaktifkan beberapa asset yang tidak produktif, jika ini
tidak berhasil, maka menonaktifkan asset yang produktif dengan syarat perusahaan mengalami
penurunan penjualan. Wujud nyata dari strategi ini juga berupa, pemangkasan lini produk,
penutupan unit bisnis, penutupan pabrik, otomatisasi proses, pengurangan karyawan, system
pengendalian biaya yang ketat.
15
• Gagal mencapai tujuan dan sasaran secara konsisten, tetapi perusahaan memiliki
kompetensi distingtif
• Perusahaan adalah salah satu pesaing lemah
• Inefisiensi, profitabilitas rendah, moral karyawan buruk, serta tekanan dari pemilik
untuk melakukan reorganisasi
• Manajemen stratejik gagal dilaksanakan
• Pertumbuhan yang terlampau pesat, perlu reorganisasi internal
Contoh:
b. Strategi Divestasi/Divesture
Jika langkah penghematan tidak menolong perbaikan kondisi perusahaan maka
penjualan asset nonproduktif ataupun selanjutnya asset produktif seperti tanah, bangunan, dan
aktiva tetap lainnya perlu dilakukan untuk memperoleh dana segar. Strategi divestasi juga
sering dilakukan untuk menggali modal untuk selanjutnya digunakan mendanai akuisisi atau
investasi. Strategi divestasi dapat juga menjadi bagian dari keseluruhan strategi penghematan
untuk memangkas bisnis yang tidak profitable, yang membebani dan memerlukan modal
cukup banyak, dan yang tidak sejalan dengan misi dan aktivitas perusahaan.
Pedoman yang harus diikuti agar strategi divestasi berjalan efektif adalah:
• Penghematan gagal dilakukan untuk memperbaiki keadaan
• Divisi perlu sumber daya lebih dari yang ada
• Divisi bertanggungjawab atas keseluruhan performans perusahaan yang buruk
• Divisi tidak sejalan dengan organisasi
• Banyak dana kas yang dibutuhkan dan tidak dapat digali dari sumber lain
Contoh:
• PT Bank Niaga Tbk. Melepas seluruh kepemilikan saham (divestasi) di PT Bank
Sumitomo Mitsui Indonesia yg berkedudukan di Jakarta.
16
c. Strategi Likuidasi
Menjual seluruh asset perusahaan yang bernilai tangible merupakan strategi likuidasi.
Strategi likuidasi diakui sebagai suatu kekalahan dan memiliki konsekuensi secara emosional.
Akan tetapi, lebih baik berhenti operasi daripada terus menerus kehilangan sejumlah uang.
Sebelumnya perusahaan menyatakan diri bangkrut baru setelah itu, dijual asset-aset tangible
yang masih bernilai untuk memenuhi kewajiban terutama kepada kreditor.
Contoh:
• Bank IFI dilikuidasi oleh Bank Indonesia,
• PT Asahimas Flat Glass melakukan likuidasi terhadap anak perusahaanny, yakni
Glavermas Mirror Pte Ltd
Nilai sebenarnya dari program alokasi sumber daya terbentang dalam pencapaian
tujuan organisasi. Alokasi sumber daya yang efektif tidak menjamin implementasi strategi
yang sukses karena program, personel, control, dan komitmen harus terserap dalam sumber
daya yang disediakan.
17
Alokasi sumber daya dilakukan setelah keseluruhan strategi maupun program rinci
dilaksanakan. Proses ini dilaksanakan ditingkat korporasi agar pengendalian sumber daya
dapat dilaksanakan secara terpusat yang disesuaikan dengan kemampuan korporasi, dengan
mempertimbangkan sinergi di anatara perusahaaan dibawahnya. Disamping alokasi sumber
daya, juga didefinisikan ukuran kinerja (performasi) korporasi, bisnis maupun fungsi. Proses
ini umumnya dilaksanakan dengan melibatkan pimpinan korporasi, pimpinan perusahaaan
serta bagian pengelola sumber daya, dan perencanaaan korporasi maupun perusahaan.
Berkaitan dengan alokasi sumber daya, para perancang strategi memiliki wewenang
untuk menentukan bagian-bagian tiap divisi. Permasalahan sumber daya menjadi sangat
penting karena ia mampu menunjang atau bahkan menghambat proses pelaksanaan strategi
serta pencapaian tujuan. Secara rinci, peran para perencana strategi dalam berbagai tingkatan
atau pihak lain yang terlibat, utamanya dalam pemanfaatan sumber daya, digambarkan dalam
bagan berikut :
18
Memberikan pertimbangan dan persetujuan
Dewan Komisaris
untuk hal yang berdimensi strategis.
Yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa keputusan alokasi sumber daya harus terkait
dengan tujuan perusahaan serta strategi untuk mencapainya. Dengan kata lain, alokasi sumber
daya tidak boleh bertentangan atau menghambat pencapaian tujuan perusahaan.
• Sinergi Pemasaran
Sinergi ini dapat tercipta melalui kerjasama antara distribusi, wiraniaga, dan
atau gudang penyimpanan. Misalnya, sinergi melalui periklanan dan promosi bersama
dapat memeberikan keuntungan yang berlipat ganda yang diperolah dengan biaya yang
relative lebih kecil.
• Sinergi Operasional
Sinergi ini dapat diperoleh melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas
bersama atau melalui pembelian kebutuhan operasional bersama dalam jumlah besar.
Dalam hal ini berarti ada pembagian biaya overhead bersama
• Sinergi Investasi
Sinergi investasi dapat tercipta melalui penggunaan fasilitas produksi dalam
pabrik secara bersama, pembelian persediaan bahan baku secara bersama, penggunaan
peralatan dan mesin-mesin pengolah secara bersama, dan sebagainya.
19
• Sinergi Manajemen
Sinergi manajemen diperoleh melalui pelaksanaan Manajemen yang kompeten
untuk menambah unit bisnis baru atau produk baru sehingga dapat untuk meningkatkan
kinerja..
Sebagai contoh, ketika perusahaan tembakau Phillip Morris megakuisisi General Foods
pada tahun 1985 dan Kraft Foods pada tahun 1988, manajemen puncak berharap bahwa unit
usaha makanan tersebut akan mendukung pertumbuhan Phillip Morris dimasa yang akan
datang. Akan tetapi, Phillip Morris gagal mengembangkan sinergi operasional dan pemasaran
yang diperlukan untuk berkembang. Ini karena Phillip Morris telah menaikkan harga semua
kategori makanan yang pada jangka pendek menimbulkan akibat yang tidak menguntungkan.
Divisi baru Kraft-General Foods mulai kehilangan pangsa pasar yang cukup besar pada jenis-
jenis produk penting tertentu seperti keju, daging olahan, dan makanan beku. Menyadari
kesalahan yang yelah dibuat, Phillip Morris menurunkan semua harga dan macu periklanan.
Phillip Morris kemudian berusaha mencapai skala ekonomis dengan menggabungkan beberapa
aktivitas dari kedua unit makanan tersebut. Dengan mengkonsolidasi pembelian persediaan dan
penggunaan pemasok yang lebih sedikit, Phillip Morris dapat mengurangi biaya 15 sampai 20
persen. Phillip Morris juga mengkosolidasi penggunaan media periklanan dan menekankan
promosi bersama. Perusahaan juga mengembangkan sebuah sistem yang dapat mengatur
penggunaan waktu tayang di TV oleh berbagai merek miliknya, yang memungkinkan suatu
merek dapat menggunakan waktu tayang di TV yang tidak digunakan oleh merek lainnya.
Phillip Morris juga membina pertukaran teknikteknik pemasaran diantara kedua unit bisnis
makanannya.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi
melalui misi (Mulyadi, 2001:56). Sedangkan menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang
dikutip Sukristono (1995:78), strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana
para pemimpin puncak yang terfokus pada tujuan jangka panjang perusahaan, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai.
Strategi Korporasi, strategi ini berusaha mengeksploitasi kompetensi khusus perusahaannya
dengan mengadopsi pendekatan portofolio terhadap manajemen bisnisnya dan
mengembangkan rencana jangka panjang, umumnya untuk periode tiga sampai lima tahun.
Strategi apa saja yang di pakai dalam sebuah perusahaan itu bisa disesuaikan dan dikondisikan
dengan keadaan, karena setiap stategi bersaing tentunya memiliki keunggulan dan
kelemahannya tersendiri.
21
DAFTAR PUSTAKA
22