Anda di halaman 1dari 6

MENELAAH PERISTIWA KEMUDIAN

Bagian ketiga dari penyelesaian audit adalah menelaah peristiwa- peristiwa kemudian. Laporan
keuangan mungkin dipengaruhi oleh peristiwa tertentu yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan.
Banyak kerangka laporan keuangan secara khusus merujuk pada peristiwa tersebut. Sebagai contoh,
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 10, "Peristiwa Setelah Tanggal Neraca" berhubungan dengan
perlakuan dalam laporan keuangan atas peristiwa, baik yang menguntungkan maupun yang tidak
menguntungkan, yang terjadi antara tanggal laporan keuangan (sama dengan tanggal posisi keuangan
dalam SAK) dan tanggal yang pada saat itu laporan keuangan disetujui untuk diterbitkan.

Standar audit (SA) 560 peristiwa kemudian sebagai: "Peristiwa yang terjadi di antara tanggal laporan
keuangan dan tanggal laporan auditor, dan fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal laporan
auditor". Gambar 21-3 di bawah ini melukiskan periode yang dicakup oleh peristiwa Peristiwa
Kemudian, mendefinisikan kemudian.

Gambar 21-3 Periode yang Dicakup oleh Peristiwa Kemudian

Tanggal Neraca Tanggal Laporan Tanggal klien


klien Auditor menerbitkan laporan
keuangan

Periode penelaahan periode pengolahan


peristiwa kemudian laporan keuangan

Auditor harus menelaah transaksi dan kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca untuk menentukan
apakah transaksi atau kejadian tersebut mempengaruhi kelayakan penyajian dan pengungkapan laporan
keuangan tahun yang diperiksa. Prosedur pengauditan yang disyaratkan oleh standar audit untuk
memeriksa transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tersebut disebut menelaah peristiwa kemudian
atau penelaahan setelah tanggal neraca. Secara lebih spesifik SA 560 merumuskan tujuan auditor
berkaitan dengan peristiwa kemudian adalah untuk:

a) Memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang apakah peristiwa yang terjadi antara laporan
keuangan dan tanggal laporan auditor yang mengharuskan penyesuaian atau pengungkapan
dalam laporan keuangan, secara tepat telah digambarkan dalam laporan keuangan tersebut
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan
b) Merespon secara tepat fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal laporan auditor, yang
mana jika diketahui oleh auditor pada tanggal tersebut, kemungkinan menyebabkan auditor
mengubah laporan auditnya.

TIPE-TIPE PERISTIWA KEMUDIAN

Ada dua tipe peristiwa kemudian yang membutuhkan pertimbangan manajemen dan dievaluasi oleh
auditor, yaitu: (1) peristiwa kemudian yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan, dan
oleh karenanya memerlukan penyesuaian atas jumlah-jumlah dalam laporan keuangan tahun ini, dan (2)
peristiwa kemudian yang tidak memiliki dampak langsung atas jumlah-jumlah dalam laporan keuangan
tetapi memerlukan pengungkapan.

Peristiwa Kemudian yang Memiliki Dampak Langsung atas Laporan Keuangan dan Memerlukan
Penyesuaian

Sejumlah transaksi yang terjadi sesudah tanggal neraca memberi tambahan informasi bagi manajemen
yang membantu mereka dalam menentukan kewajaran penyajian saldo-saldo akun pada tanggal neraca.
Informasi tentang kejadian-kejadian tersebut membantu auditor dalam memeriksa saldo-saldo. Sebagai
contoh, apabila auditor mengalami kesulitan dalam menentukan penilaian persediaan vang benar
karena keusangan, penjualan material tersebut sebagai barang bekas di periode berikutnya
menunjukkan nilai yang benar perse- diaan pada tanggal neraca.

Peristiwa kemudian berikut ini membutuhkan penyesuaian atas saldo akun dalam laporan keuangan
pada tahun ini apabila jumiannya material:

 Pengumuman kebangkrutan konsumen yang merupakan debitur perusahaan karena debitur


tersebut mengalami kesulitan keuangan.
 Keputusan pengadilan dengan jumlah yang berbeda dari jumlan yang tercantum dalam
pembukuan.
 Penjualan peralatan yang sudah tidak digunakan lagi dalam operasi, dengan harga di bawah nilai
buku peralatan tersebut.

Apabila peristiwa kemudian digunakan untuk menilai jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan
keuangan akhir tahun, auditor harus membedakan antara kondisi yang ada pada tanggal neraca dengan
yang timbul setelah akhir tahun. Informasi kemudian jangan dimasukkan langsung ke laporan keuangan
apabila kondisi yang menimbulkan perubahan dalam penilaian timbul setelah akhir tahun. Sebagai
contoh, sejenis persediaan milik klien tiba-tiba menjadi ketinggalan jaman karena perubahan teknologi
setelah tanggal neraca. Penjualan persediaan dengan merugi pada periode berikutnya, tidak relevan
dalam penilaian persediaan pada kasus ini.

Peristiwa Kemudian yang Tidak Mempunyai Dampak Langsung atas Laporan Keuangan Tetapi
Memerlukan Pengungkapan

Peristiwa kemudian jenis ini meliputi peristiwa-peristiwa yang memberikan bukti tentang kondisi yang
belum ada pada tanggal neraca melainkan timbul setelah tanggal neraca dan cukup signifikan untuk
diungkapkan. Contoh peristiwa kemudian jenis ini adalah:

 Penurunan nilai pasar sekuritas yang dimiliki sebagai investasi sementara atau investasi untuk
diperdagangkan.
 Penerbitan sekuritas obligasi atau ekuitas.
 Penurunan nilai pasar persediaan sebagai akibat keputusan pemerintah yang mempengaruhi
penjualan berikutnya suatu produk.
 Kerugian persediaan akibat kebakaran yang tidak diasuransikan.
 Suatu penggabungan (merger) atau akuisisi.

Peristiwa kemudian semacam di atas, memerlukan pengungkapan apabila jumlahnya material dan
apabila laporan keuangan akan bisa menyesatkan tanpa adanya pengungkapan. Biasanya peristiwa
semacam itu cukup diungkapkan dengan menggunakan catatan kaki. Kadang- kadang ada pula peristiwa
demikian yang perlu diungkapkan dengan menggunakan suplemen laporan keuangan yang di dalamnya
memuat dampak peristiwa tersebut, seandainya terjadi pada tanggal neraca. Contoh peristiwa
kemudian semacam itu adalah merger yang sangat material.

PROSEDUR AUDIT ATAS PERISTIWA DAN FAKTA SESUDAH TANGGAL NERACA

Untuk memahami prosedur-prosedur audit atas peristiwa dan fakta sesudah tanggal neraca, anda harus
ingat kembali tiga tanggal yang berbeda seperti dilukiskan dalam Gambar 21-3 di halaman 899, yaitu (1)
tanggal laporan keuangan; (2) tanggal laporan auditor; dan (3) tanggal laporan keuangan diterbitkan. Di
bawah ini akan diuraikan prosedur- prosedur audit atas peristiwa dan fakta sesudah tanggal neraca
dalam tiga situasi sebagai berikut:

(a) Peristiwa terjadi antara tanggal laporan keuangan dan laporan auditor.

(b) Fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal laporan auditor, namun sebelum tanggal laporan
keuangan diterbitkan.

(c) Fakta yang diketahui oleh auditor sesudah laporan keuangan diterbitkan.

Peristiwa yang Terjadi antara Tanggal Laporan Keuangan dan Tanggal Laporan Auditor.

Paragraf 6 SA 560 menetapkan bahwa:

"Auditor harus melaksanakan prosedur audit yang dirancang untuk memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat, bahwa seluruh peristiwa yang terjadi antara tanggal laporan keuangan dan langgal laporan
auditor yang mengharuskan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan, telah
diidentifikasi. Namun, auditor tidak diharapkan untuk melakukan prosedur audit tambahan atas hal-hal
yang mana prosedur audit yang sebelumnya diterapkan telah menyediakan kesimpulan yang memadai".

Auditor harus melakukan prosedur yang disyaratkan oleh paragraf 6 sehingga prosedur tersebut
mencakup periode dari tanggal laporan keuangan sampai ke tanggal laporan auditor, atau periode
terdekat yang dapat dicapai. Auditor harus mempertimbangkan penilaian risiko auditor dalam
menetapkan sifat dan luas prosedur audit, yang harus mencakup hal-hal sebagai berikut:

a) Memperoleh suatu pemahaman tentang prosedur yang ela ditetapkan oleh manajemen untuk
memastikan bahwa peristiwa kemudian teridentifikasi.
b) Meminta keterangan dari manajemen dan, jika relevan, pinak yang bertanggungjawab atas tata
kelola, tentang peristiwa kemudian yang telah terjadi yang mungkin memengaruhi laporan
keuangan.
c) Membaca risalah rapat, jika ada, tentang pemilik, manajemen, dan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola entitäs, yang rapat tersebut diadakan setelah tanggal laporan
keuangan dan meminta keterangan tentang hal-hal yang dibahas dalam rapat tersebut yang
risalah hasil rapatnya belum tersedia.
d) Membaca laporan keuangan interim terakhir entitas, jika ada.

Jika sebagai hasil prosedur yang diuraikan di atas, auditor mengidentifikasi peristiwa yang
mengharuskan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan, auditor harus menentukan
apakah setiap peristiwa tersebut telah digambarkan dalam laporan keuangan secara tepat dan sesuai
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Tanggal Laporan namun Sebelum Tanggal Laporan
Keuangan Auditor

Auditor tidak memiliki kewajiban untuk melakukan prosedur audit atas laporan keuangan setelah
tanggal laporan auditor. Namun, jika setelah tanggal laporan auditor tetapi sebelum tanggal laporan
keuangan diterbitkan, suatu fakta ditemukan oleh auditor yang mungkin menyebabkan auditor
mengubah laporan auditnya jika fakta tersebut telah diketahui auditor pada tanggal laporan auditor,
maka auditor harus: Diterbitkan

a) Membahas hal tersebut dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola;
b) Menentukan apakah laporan keuangan tersebut memerlukan suatu perubahan dan jika
demikian;
c) Meminta keterangan bagaimana manajemen akan memper- lakukan hal tersebut dalam laporan
keuangan.

Paragraf 11 SA 560 menyatakan bahwa jika manajemen mengubah laporan keuangan, maka auditor
harus:

(a) Melaksanakan prosedur audit yang diperlukan dalam kondisi atas perubahan tersebut

(b) Kecuali jika kondisi yang tertera dalam paragraf 12 terjadi:

i. Memperluas prosedur audit yang disebutkan dalam paragraf 6 dan 7 sampai pada tanggal
auditor baru; dan
ii. Menyediakan suatu laporan auditor baru atas laporan keuangan yang sudah diubah. Laporan
auditor yang baru tidak dapat diberi tanggal lebih awal daripada tanggal persetujuan atas
laporan keuangan.

Paragraf 12 SA 560 menyatakan bahwa bilamana peraturan perundang-undangan atau kerangka


pelaporan keuangan tidak melarang manajemen untuk membatasi perubahan atas laporan keuangan
yang disebabkan oleh pengaruh peristiwa kemudian atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dan
pihak yang bertanggungjawab untuk menyetujui laporan keuangan tidak dilarang untuk membatasi
persetujuan terhadap perubahan yang bersangkutan, maka auditor diizinkan untuk membatasi prosedur
audit atas peristiwa kemudian yang disyaratkan pada paragraf 11(b)(1) berkaitan dengan perubahan
tersebut. Dalam kasus seperti ini, auditor harus:

a) Mengubah laporan auditor dengan memasukkan tanggal tambahan yang dibatasi sampai
dengan perubahan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa prosedur auditor untuk peristiwa
kemudian hanya dibatasi pada perubahan atas laporan keuangan yang digambarkan dalam
catatan atas laporan keuangan yang relevan; atau
b) Menyajikan suatu laporan auditor baru atau laporan auditor yang diubah yang meliputi suatu
pernyataan dalam suatu paragraf penekanan suatu hal atau paragraf hal lain yang
menyampaikan bahwa prosedur audit atas peristiwa kemudian hanya terbatas untuk perubahan
pada laporan keuangan seperti yang dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan yang
relevan.

Dalam beberapa yurisdiksi, manajemen mugkin tidak disyaratkan oleh peraturan perungang-undangan
atau kerangka pelaporan keuangan untuk menerbitkan laporan keuangan yang diubah, dan oleh karena
itu auditor tidak perlu menyediakan laporan auditor yang diubah, atau yang baru, Namun, jika
manajemen tidak mengubah laporan keuangan dalam kondisi yang auditor yakin bahwa laporan
keuangan tersebut perlu diubah, maka:

a) Jika laporan auditor belum diserahkan kepada entitas, auditor harus mengubah opininya seperti
yang disyaratkan dalam SA 705 dan kemudian menyerahkan laporan auditor tersebut.
b) Jika laporan auditor telah diserahkan kepada entitas, auditor harus memberitahu manajemen,
dan jika relevan, pihak yang bertangungjawab atas tata kelola, agar tidak menerbitkan laporan
keuangan kepada pihak ketiga sebelum perubahan yang diperlukan dibuat. Jika laporan
keuangan diterbitkan kemudian tanpa memasukkan perubahan yang diperlukan, auditor harus
mengambil tindakan yang tepat, untuk mencegah pengguna meletakkan kepercayaan terhadap
laporan auditor tersebut.

Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Laporan Keuangan Diterbitkan

Setelah laporan keuangan diterbitkan, auditor tidak memiliki kewajiban untuk melakukan prosedur audit
atas laporan keuangan tersebut. Namun, jika, setelah laporan keuangan diterbitkan, suatu fakta
diketahuui oleh auditor, yang jika fakta tersebut diketahui auditor pada tanggal laporan auditor,
mungkin dapat menyebabkan auditor mengubah laporan auditnya, maka auditor harus:

(a) Membahas hal tersebut dengan manajemen dan, jika relevan dengan pihak yang bertanggungjawab
atas tata kelola.

(b) Menentukan apakah laporan keuangan memerlukan perubahan dan, jika demikian,

(c) Meminta keterangan bagaimana manajemen bermaksud untu menyelesaikan hal tersebut dalam
laporan keuangan.

Jika manajemen mengubah laporan keuangan, maka auditor harus:


a) Melaksanakan prosedur audit yang diperlukan dalam kondisi atas perubahan tersebut.
b) Menelaah tahap-tahap yang dilakukan oleh manajemen untuk memastikan bahwa setiap pihak
yang menerima laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya bersamaan dengan laporan
auditor, diberi informasi tentang situasi tersebut.
c) Kecuali jika kondisi dalam paragraf 12 berlaku:
I. Memperluas prosedur audit yang disebutkan dalam paragraf 6 dan paragraf 7 sampai pada
tanggal laporan auditor baru, dan tanggal laporan auditor baru tidak lebih awal daripada
tanggal persetujuan atas perubahan laporan keuangan; dan
II. Menyerahkan laporan auditor baru atas laporan keuangan yang diubah.
d) Ketika kondisi dalam paragraf 12 terjadi, ubah laporan auditor, atau serahkan laporan auditor
baru seperti yang disyaratkan oleh paragraf 12.

Auditor harus memasukkan dalam laporan auditor baru atau yang diubah, suatu paragraf penekanan
atas suatu hal atau paragraf hal-hal lain, dengan berpedoman pada suatu catatan atas laporan keuangan
yang lebih intensif membahas alasan perubahan atas laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya
dan laporan yang diserahkan sebelumnya oleh auditor.

Jika manajemen tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa setiap
pihak yang menerima laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya sudah diberitahu tentang situasi
tersebut dan juga tidak mengubah laporan keuangan dalam kondisi yang auditor yakin bahwa laporan
keuangan tersebut perlu diubah, auditor harus memberitahu manajemen dan, jika relevan, pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola, bahwa auditor akan berusaha untuk mencegah pengguna
meletakkan kepercayaan masa depan terhadap laporan auditor tersebut. Jika, meskipun dengan
pemberitahuan tersebut, manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola tidak
mengambil langkah-langkah vang diperlukan tersebut, auditor harus mengambil tindakan yang tepal
untuk mencegah pengguna meletakkan kepercayaan terhadap laporan auditor.

Anda mungkin juga menyukai