Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH CENTRAL SUPLY DEPARTEMENT (CSSD)

MATA KULIAH ALAT KESEHATAN


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Alat Kesehatan)

Disusun oleh :
Refi tazqitul Fadilah (31119196)
Ai Siti Nurazizah (31119194)
Agi Suprayogi (31119197)

SEKOLAH TINGGA KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSATA


TASIKMALAYA
2021

1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... 3
DAFTAR ISI ............................................................................................. 2
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 6
1.3 Tujuan................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Central Sterile Supply Departement (CSSD)....... 7
2.2 Struktur Organisasi Pusat Sterilisasi (CSSD).................... 8
2.3 Peran Pusat Sterilisasi (CSSD) ......................................... 9
2.4 Tugas Pusat Sterilisasi CSSD ........................................... 11
2.5 Aktivitas Fungsional Pusat Sterilisasi................................ 12
2.6 Proses Sterilisasi................................................................ 14
2.7 Tahap-tahap Sterilisasi alat/bahan medic........................... 14
2.8 Alat – alat yang digunakan dalam CSSD........................... 23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................... 27
3.2 Saran .................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 28

2
KATA PNGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul CENTRAL SUPLY DEPARTEMENT
(CSSD) tepat waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas DR. Saeful
Amin Apt. pada mata kuliah Alat Kesehatan selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menabah wawan tentang CENTRAL SUPLY DEPARTEMENT (CSSD)
bagi pembaca maupun penulis.
Kami ucapan terima kasih kepada bapak Dr Saeful Amin., Apt yang telah
memberika tugas ini kepada kami sehingga dapatmanambah wawasan kami sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kedapa semua pihak yang telah
memberikan ilmunya kepada kami sehinga dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kami sahat mengghargai kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Tasikmalaya, 23 Februari 2021

Penyusun

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi


Gambar 2. Alur proses sterilisasi
Gambar 3. Sterilizer
Gambar 4. Washer desinfektor
Gambar 5. Sterilisator infrared
Gambar 6. Ultrasonik washer
Gambar 7. Sterilisator plasma
Gambar 8. Indikator luar dan dalam

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit sebagai sarana yang melakukan pelayanan kesehatan secara
paripurna wajib berupaya untuk mencegah risiko terjadinya infeksi bagi pasien
dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan
rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomal atau Health Care
Associated Infection (HAIs) di rumah sakit (Depkes, 2009). Infeksi ini merupakan
masalah besar yang dihadapi rumah sakit, tidak hanya menyebabkan kerugian
sosial ekonomi, tetapi juga mengakibatkan penderita lebih lama di rumah sakit.
Resiko infeksi dapat diturunkan dengan proses-proses pembersihan, desinfeksi,
dan strelisasi yang benar (Wijaya, 2016).
Strerilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan
untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospore dan
dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Pusat sterilisasi atau Central
Sterile Supply Departement (CSSD) merupakan salah satu mata rantai yang
penting untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian
infeksi. CSSD mempunyai fungsi utama yaitu menyiapkan alat-alat bersih dan
steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit (Depkes, 2009). Upaya
menekan angka kejadian infeksi di rumah sakit, maka di bentuk tim pencegahan
dan infeksi (PPI), dimana kegiatannya meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pebinaan, pendidikan dan pelatihan serta monitoring dan evaluasi.
Manajemen merupakan sebuah proses yang mengarahkan dan membimbing
kegiatan organisaai untuk mencapai tujuan, karena tanpa manajemen semua usaha
akan sia-sia. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi agar mencapai
tujuan. Manajemen CSSD sangat dibutuhkan oleh suatu rumah sakit karena tanpa
manajemen pencapaian tujuannya akan lebih sulit (Herlambang, 2012)

5
1.2 Rumusan Masalah
Kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang CSSD dan sedikitnya sarana di
indonesia sehingga kurangnya literasi tentang CSSD di kalangan medis.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis alat-alat CSSD
2. Mengetahui bagaimana penggunaan alat alat CSSD
3. Mengetahui alur proses sterilisasi di CSSD
4. Mengetahui peran penting CSSD

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Central Sterile Supply Departement (CSSD)


Sterilisasi merupakan suatu kegiatan yang menangani pengolahan alat atau
bahan yang mempunyai tujuan untuk menghambat atau membunuh semua bentuk
kehidupan mikroba termasuk endospore dan dapat dilakukan dengan proses kimia
atau fisika. Sterilisasi ini bertujuan untuk menjamin sterilisasi produk maupun
karakeristik kualitas sediaannya, termasuk kestabilan yang dimiliki oleh produk
yang dihasilkan (Kemenkes, 2016). Proses sterilisasi merupakan hal yang paling
utama dalam menentukan kesterilan dari sediaan akhir, alat kesehatan maupun
bahan yang tepat dan sesuai dengan sifat masing-masing bahan, alat serta wadah
yang akan digunakan (Kemenkes, 2016).
Instalasi Pusat Sterilisasi adalah unit pelayanan non structural yang berfungsi
memberikan pelayanan sterilisasi yang sesuai standar/pedoman dan memenuhi
kebutuhan barang steril di rumah sakit. Instalasi Pusat Sterilisasi ditetapkan oleh
pimpinan rumah sakit sesuai kebutuhan rumah sakit (Depkes, 2009). Istilah untuk
pusat Sterilisasi bervariasi mulai dari Central Sterile Supply Departement
(CSSD), Central Service (CS), Central Supply (CS), Central Processing
Departemen (CPD) dan lain-lain. Namun semuanya mempunyai fungsi utama
yang sama yaitu menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan
pasien di rumah sakit (Depkes, 2009). Secara lebih rinci fungsi dari pusat
sterilisasi adalah menerima, memproses, memproduksi, mensterilkan, dan
menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah
sakit untuk kepentingan perawatan medis.
Instalasi pusat sterilisasi ini bertugas untuk memberikan pelayanan terhadap
semua kebutuhan kondisi steril atau bebas dari semua mikroorganisme secara
tepat dan cepat. Untuk melaksanakan tugas sterilisasi atau alat bahan secara
professional, diperlukan pengetahuan atau keterampilan tertentu oleh perawat,
apoteker atau tenaga non medik yang berpengalaman di bidang sterrilisasi

7
(Kemenkes, 2016). Dalam melaksanakan kegiatannya pusat sterilisasi sangat erat
hubungannya dengan unit lainnya yang ada dirumah sakit seperti:
a. Perlengkapan/Logistik
b. Rumah tangga
c. Instalasi Pemeliharaan sarana rumah sakit
d. Sanitasi
e. Instalasi Farmasi
f. Rawat inap, rawat jalan, IGD, OK
g. Bagian Laundry
Jika terjadi hambatan pada salah satu sub unit di atas maka pada akhirnya
akan mengganggu proses dan hasil sterilisasi, jika dilihat berdasarkan volume alat
dan bahan yang harus disterilkan di rumah sakit demikian besar, maka rumah
sakit dianjurkan untuk memiliki suatu pusat sterilisasi tersendiri dan mandiri,
yang merupakan salah satu instalasi yang berada dibwah dan tanngung jawab
langsung kepala direktur atau wakil direktur rumah sakit (Kemenkes, 2016).
Pusat sterilisasi (CSSD) merupakan instansi yang sangat berperan untuk
mencegah terjadinya infeksi dan infeksi nosocomial di rumah sakit, sehingga
patient safety (keamana dan keselamatan pasien) dapat diwujudkan (Kemenkes,
2016). Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai dari pembilasan,
pembersihkan/dekontaminasi, pengeringan, inpeksi dan pengemasan, memberi
label, sterilisasi sampai proses distribusi.
Penanggung jawab CSSD ini adalah seorang Apoteker. Berdirinya CSSD di
rumah sakit dilatarbelakangi oleh :
a. Besarnya angka kematian akibat infeksi nosocomial
b. Kuman mudah meyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi manusia di
lingkungan rumah sakit
c. Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit, maka
peran dan fungsi CSSD sangat penting
2.2 Struktur Organisasi Pusat Sterilisasi (CSSD)

8
Instalasi pusat sterilisasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi (dalam jabatan
fungsional) dan bertanggung jawab langsung kepada Wakil Direktur Penunjang
Medik. Untyk rumah sakit swasta, struktur organisasi dapat mengacu pada
struktur organisasi pemerintah. Hal-hal yang perlu dilaksanakan agar instalasi
pusat sterilisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya adalah perlunya pembagian
pekerjaan dalam jabatan fungsional. Besar kecilnya instalasi ditetapkan
berdasrkan beban kerja yang selanjutnya dijabarkan dalam jenis/kegiatan
pekerjaan dan volume pekerjaan.
Untuk dapat memberikan pelayanan sterilisasi yang baik dan memenuhi
kebutuhan barang steril di rumah sakit, Kepala instalasi Pusat sterilisasi dibantu
oleh sekurang-kurangnya :
1. Penanggung jawab administrasi
2. Sub Instalasi Dokumentasi, Sterilisasi dan Produksi
3. Sub Instalasi Pengawasan Mutu, Pemeliharan Sarana & Peralatan K3 dan
DIklat
4. Sub Instalasi Distribusi
Struktur organisasi instalasi pusat sterilisasi sekurang-kurangnya sebagai berikut :

Kepala Instalasi
Pusat Sterilisasi

Penanggung
jawab
Administrasi

Sub Instalasi Sub Instalasi Sub Instalasi


Dokumentasi, Pengawasan Mutu, Distribusi
Sterilisasi dan Pemeliharan Sarana &
Produksi Peralatan K3 dan
DIklat

Gambar 1. Struktur Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi

9
2.3 Peran Pusat Sterilisasi (CSSD)
Secara umum fungsi utama pusat sterilisasi yaitu menyiapkan alat-alat bersih
dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci
fungsi dari pusat sterilisasi adalah (Depkes, 2009) :
a. Menerima,
b. Memproses,
c. Memproduksi,
d. Mensterilkan, dan
e. Menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di
rumah sakit untuk kepentingan perawatan medis.
2.3.1 Tujuan Pusat Sterilisasi CSSD (Depkes RI, 2009)
1. Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril,
untuk mencegah terjadinya infeksi
2. Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta
menanggulangi infeksi nosocomial
3. Efisiensi tenaga medis stau paramedis untuk kegiatan yang
berorientasi pada pelayanan terhadap pasien
4. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk
yang dihasilkan
2.3.2 Fungsi Pusat Sterilisasi CSSD
Beberapa fungsi pusat sterilisasi antara lain :
1. Memberikan suplai barang dan instrument ke area yang membutuhkan
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan servis yang akurat
3. Memberikan supai barang steril meliputi linen, instrument dan barang-
barang lainnya
4. Melakukan pencatatan yang akurat terhadap kegiatan dekontaminasi,
pencucian, sterilisasi dan pengiriman barang steril
5. Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan dalam rak
instrument dan set operasi di seluruh lingkungan ruamh sakit.
6. Mempertahankan jumlah inventaris barang dan instrument

10
7. Melakukan monitoring dan control terhadap tindakan pengendalian
infeksi sesuai dengan arahan komite pengendalian infeksi
8. Membuat dan mempertahankan stabdrt sterilisasi dan distribusinya
9. Beroperasi secara efisien dalam rangka pengurangan biaya opersional
10. Melakukan pengembangan sesuai dengan metode yang terbaru dan
peraturan yang berlaku
11. Melakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan kualitas pelayanan
12. Memberikan pelayanan konsultasi kepada bagian lain yang
membutuhkan pemrosesan dan sterilisasi instrument. Meliputi
penjelasan peraturan dan prosedur yang digunakan dan implementasi
metode baru.
2.4 Tugas Pusat Sterilisasi
Pusat sterilisasi mempunyai tugas dan tanggung jawab bervariasi tergantung
dari besar atau kecilnya rumsh sakit, struktur organisasi dan proses sterilisasi.
Tugas utama dari pusat sterilisasi yaitu :
1. Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien
2. Melakukan proses sterilisasi alat/bahan
3. Medndistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan, kamar
operasi maupun ruangan lainnya.
4. Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman dan efektif
serta bermutu
5. Mempertahankan stock inventory yang memadai untuk keperluan perawatan
pasien
6. Mempertahankan standar yang telah di tetapkan
7. Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, disinfeksi maupun
sterlisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu
8. Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka mencegah dan
pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nosocomial
9. Memberikan penyuluhan tentanf hal-hal yang berkaitan dengan masalah
sterilisasi

11
10. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi pusat
sterilisasi baik yang bersifat intern maupun ekstern
11. Mengevaluasi hasil sterilisasi.
2.5 Aktivitas Fungsional Pusat Sterilisasi
Alur aktivitas fungsional dari pusat sterilisasi secara umum dapat di gambarkan
sebagai berikut:
1. Pembahasan : Pembiasan alat alat yang telah di gunakan tidak di lakukan
di ruang perawatan.
2. Pembersihan : semua peralatan pakai ulang harus di bersihkan secara baik
sebelum dilakukan proses disinfeksi dan sterilisasi.
3. Pengeringan : Dilakukan sampai kering.
4. Inpeksi dan pengemasan : setiap alat bongkar pasang harus diperiksa
kelengkapannya,sementara untuk bahan linen harus di perhatikan densitas
maksimumnya.
5. Memberi label : setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi
dari kemasan, cara sterilisasi,tanggal sterilisasi dan kadaluarsa proses
sterilisasi
6. Pembuatan : Membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut,yang
kemudian akan di sterilkan
7. Sterilisasi : sebaiknya di berikan tanggung jawab kepada staf yang
terlatih
8. Penyimpanan : harus diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi
penyimpanan yang baik.
9. Distribusi : dapat dilakukan sebagai sistem distribusi sesuai dengan
rumah sakit masing masing.
Untuk melaksanakan aktivitas tersebut diatas dengan lancer dan baik sesuai
dengan tujuan pusat sterilisasi maka diperlukan control dan pemeliharaan yang
teratur terhadap mesin/alat sterilisasi.

12
USER

PENERIMAAN ALAT

Tidak

SELEKSI/PNCATATA
PERENDAMAN

PENCUCIAN

PENGERIINGAN

PENGEMASAN

LABELING

STERILISASI

tidak
Control indikator

GUDANG ALAT

DISTRIBUSI

13
Gambar 2. Alur sterilisas

Metode sterilisasi yang digunakan di rumah sakit diantaranya yaitu:


1. Autoklaf, yaitu suatu alat atau mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan uao bertekanan.
2. Antiseptik, yaitu disinfektan yang digunakan pada permukaan kulit atau
membrane mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme
3. Dekontaminasi, yaitu proses untuk mengurangi jumlah pencemar
mikroorganisme atau subtansi lain yang berbahaya sehingga aman unruk
penanganan lebih lanjut termasuk perendaman,pencucian,desinfektan sampai
sterilisasi.
4. Pasteurisasi , yaitu proses yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme
dalam media cair dengan menggunakan panas.
2.6 Proses Sterilisasi
Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara , yaitu:
1. Uap air panas dengan tekanan (autoclave)
2. Panas kering dengan tekanan normal
3. Radiasi pengion ( radiasi gamma atau pancaran sinar eketron)
4. Sterilan seperti etilenoksida, glutaraldehide
5. Filtrasi
CSSD memberikan pelayanan pemprosesan barang dan instrument kotor
menjadi barang bersih maupun steril. Unit dekontaminasi melakukan pembersihan
barang dan instrument kotor agar aman bagi pekerja dan siap dilakukan
pengemasan. Unit pengemasan melakukan pengecekan barang dan instrument
mengenai kalelayakan barang tersebut serta melakukan pengemasan adar sterilitas
dapat terjaga. Unit sterilisasi melakukan sterilisasi barang dan instrument yang
telah di kemas menggunakan metode yang tepat agar mencapai sterilisasi yang
optimal. Unit penyimpanan melakukan penyimpanan barang steril dan melakukan
penjaminan kualitas barang dan instrument steril. Unit distribusi mengirimkan
suplai kepada customer yang membutuhkan barang tersebut

14
2.7 Tahap-tahap Sterilisasi alat/bahan medic
2.7.1 Dekontaminasi
Dekomentasi adalah proses fisik atau kimia untuk membersihkan
benda-benda yang mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya
bagi kehidupan, sehingga aman untuk proses-proses selanjutnya. Tujuan
dari proses dekontaminasi ini adalah untuk melindungi pekerja yang
bersentuhan langsung dengan alat-alat kesehatan yang sudah melalui
proses dekontaminasi tersebut, dari penyakit-penyakit yang dapat
disebabkan oleh mikroorganisme pada alat-alat kesehatan tersebut
A. Menangani, Mengumpulkan dan Transportasi Benda-benda Kotor
a) Peralatan pakai ulang dipisahkan dari limbah/buangan ditempat
pemakaian oleh pekerja yang mengetahui potensi terjadinya infeksi
dari benda-benda tersebut
b) Benda-benda tajam dipisahkan dan ditempatkan di dalam container
yang baik
c) Kain-kain pakai ulang dititipkan ditempat kotor dan dikembalikan
ke laundry
d) Peralatan yang terkontaminasi langsung dibungkus dan dibawa ke
ruang dekontaminasi
e) Peralatan yang terkontaminasi dibungkus dalam kantong plastic
tertutup dan tahan bocor, kantong tertutup atau container untuk
menghindari tumpahan atau penguapan dan dibawa sesegera
mungkin setelah digunakan ke ruang dekontaminasi dengan kereta
tertutup
f) Setiap container diberi label untuk memudahkan proses sterilisasi
B. Pembuangan limbah
Limbah atau buangan harus dipisahkan dari alat-alat pakai ulang di
tempat pemakaian, diidentifikasi dan dibuang menurut kebijakan
rumah sakit yang mengacu pada peratutan pemerintah
C. Mencuci/Cleaning

15
Semua alat-alat pakai ualang harus dicuci hingga benar-benar bersih
sebelum didisinfeksi atau disterilkan
D. Menangani Alat-alat yang Terkontaminasi di Post of Use
a) Alat-alat pakai ulang yang terkontaminasi langsung dibungkus dan
dibawa ke ruang dekontaminasi.
b) Dibersihkan dari kotoran yang besar-besar ditempat pemakaian
sesuai prosedur yang berlaku dan langsung dibungkus untuk
menghindari cipratan, tumpahan atau penguapan sampai dibawa ke
ruang dekontaminasi
E. Menangani alat-alat yang terkontaminasi di ruang dekontaminasi
Untuk memulai pembersihan, alat-alat harus :
a) Dibongkar (disassembled) jika drakit lebih dari satu komponen dan
dibuka semua sambungannya untuk memastikan seluruh
permukaan tercuci bersih
b) Disortie berdasarkan metode pembersihan
c) Dibersihkan sebelum proses srerilisasi uap ataupun EO, karena
baik uap maupun EO tidak dapat meresap dan membunuh
mikroorganisme
d) Jika alat-alat tidak dibersihkan dengan baik terlebih dulu, maka
tidak boleh diproses dalam load yang sama seperti yang akan
masuk ke terminal sterilisasi
e) Aerasi baik dari alat-alat yang didekontaminasi dengan EO juga
harus terjadi sebelumnya
F. Bahan-bahan pencuci (Cleaning Agents)
a) Sesuai dengan bahan, alat dan metode mencuci yang dipilih
b) Pemilihan bahan pencuci juga bergantung pada tipe kotoran yang
ada
c) Pada umumnya protein lebih mudah dihilangkan dengan detergen
bersifat basa sedangkan garam mineral lebih mudah dihilangkan
dengan detergen asam

16
d) Pemilihan bahan pencuci dan metode memcuci harus ditetapkan
sebelum proses dijalankan, jika tidak maka akan ada kerusakan
pada alat yang dicuci atau alat pencuci
e) Banyaknya detergen yang diperlukan tergantung pada kandungan
kadar garam mineral pada air. Jika kandungan garam mineral
sedikit maka gunkan sedikit detergen dan gunakan detergen
banyak jika kandungan garam mineral pada air lebih banyak
f) Pertimbangkan untuk menggunakan enzim pelarut protein untuk
mecuci alat-alat yang memiliki fumens atau sambungan
G. Metode merendam/membilas
a) Dibongkar (disassemble), jika dirakit lebih dari satu komponen
dan semua sambungan harus dibuka untuk memastikan seluruh
permukaan alat tercuci bersih
b) Dimulai dengan merendam dalam air pada suhu 20oC – 43oC
selama 20 menit dan / atau dalam produk enzim yang dapat
melepaskan darah dan zat-zat protein lainnya untuk mencegah
terjadinya koagulasi darah pada alat dan juga membantu
menghilangkan protein
H. Memcuci secara manual
a) Dicuci di dalam air untuk mencegah penguapan jika alat dapat
tenggelam/terendam
b) Dicuci menurut aturan dari produsen jikha alat tidak dapat
tenggelam/teredam
c) Dicuci dengan alat antigores untuk mencegah kerusakan pada alat
d) Alat-alat dengan lumens atau berlubang kecil-kecil harus
dibersihkan dengan sikat dengan diameter yang tepat
e) Dibilas dengan air keran yang mengalir dengan suhu 40 oC – 55oC
untuk menghilangkan detergen , lebih baik lagi jika menggunakan
air deionisasi atau air suling

17
f) Setelah dicuci dan dibilas, dikeringkan dulu sebelum dilubrikasi
(dengan paraffin) didisinfeksi atau disterilkan
I. Mencuci secara mekanis
Menggunakan mesin cuci dapat meningkatkan produktivitas, lebih
bersih dan leboh aman bagi pekerja.
a) Pembersih ultrasonic melepaskan semua kotoran dari seluruh
permukaan alat-alat dan instrument
b) Mesin ini tidak didesain untuk membunuh mikroorganisme, tetapi
dapat memcuci bersih
c) Alat-alat pembersih ini juga harus dicuci secara rutin
d) Penggunaan detergen dan zat pembersih lainnya harus sesuai
dengan rekomendasi produsen
J. Memilih disinfektan
Zat disinfektan diklasifikasikan menurut aktivitas germicidal-nya.
Disinfektan tingkat rendah menghancurkan hampir semua bakteri
vegetatif bukan spora atau (tubercule bacilli) beberapa jamur dan
virus lipophilic. Disinfektan menengah menghancurkan hampir semua
vegetatif bukan spora atau (tubercule bacilli) beberapa jamur dan
virus-virus hydrophilic dan lipophilic. Disinfektan tingkat tinggi dapat
menghancurkan semua bakteri vegetatif, beberapa spora, tubercule
bacilli virus-virus hydrophilic dan lipophilic.
2.7.2 Pengemasan
Pengemasan yang dimaksud ini termasuk semua material yang tersedia
untuk fasilitas kesehatan yang didesain untuk membungkus, mengemas
dan menampung alat-alat yang dipakai ulang untuk sterilisasi,
penyimpanan dan pemakaian. Tujuan pengemasan adalah untuk berperan
terhadap keamanan dan efektivitas perawatan pasien yang merupakan
tanggung jawab utama pusat sterilisasi.
A. Prinsip-prinsip pengemasan

18
a) Sterilisasi harus dapat diserap dengan baik menjangkau seluruh
permukaan kemasan dan isinya
b) Harus dapat menjaga sterilisasi isinya hingga kemasan dibuka
c) Harus mudah dibuka dan isinya mudah diambil tanpa
menyebabkan kontaminasi
B. Persyaratan bahan pengemas sesuai dengan metode sterilisasi dipakai
a) Harus tahan terhadap kondisi fisik seperti suhu tinggi,
kelembaban, tekanan dan atau/hisapan pada proses sterilisasi
b) Udara pada kemasan dan isinya harus bisa keluar
c) Sterilan pada proses uap, EO, atau panas-kering harus dapat
menyerap dengan baik pada seluruh permukaan dan serat semua isi
dan kemasan
d) Sterilan harus dapat dilepaskan pada akhir-akhir siklus sterilisasi
C. Syarat Bahan Kemasan
a) Dapat menahan mikroorganisme dan bakteri
b) Kuat dan tahan lama
c) Mudah digunakan
d) Tidak mengandung racun
e) Segel yang baik
f) Dibuka dengan mudah dan aman
g) Masa kadaluwarsa
D. Tipe bahan kemasan
a) Kertas
b) Film plastic dan kantong steril (sterilization pouches)
c) Kain (linen)
d) Kain campuran
2.7.3 Metode sterilisasi
A. Sterilisasi Panas-Kering
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi
panas, dimana panas akan diabsorbsi oleh permukaan luar dari alat

19
yang disterilkan lalu merambat kebagian dalam permukaan sampai
akhirnya suhu steril tercapai. Sterilisasi panas kering biasanya
digunakan untuk alat-alat atau bahan dimana sistem tidak dapat
berpenetrasi secara mudah atau untuk peralatan terbuat dari kaca. Pada
sterilisasi panas kering membunuh mikroorganisme terjadi melalui
mekanisme oksidasi samapai terjadinya koagulasi protein sel.
Siklus kerja dari mesin sterilisasi panas kering meliputi :
a) Pemanasan udara panas dihasilkan melalui mekanisme listrik dan
disirkulasikan pada chamber
b) Periode plantean (sterilisasi) dimulai ketika sensor mendeteksi
tercapainya suhu proses srerilisasi pada chamber
c) Pada saat seluruh chamber memiliki suhu yang sama maka
berakhirlah fase equilibrium dan dimulai fase “holding time” atau
sterilisasi
d) Pendinginan chamber dilakukan dengan mensirkulasikan udara
dingin dan terfiltrasi ke dalam chamber
Memasukan barang pada mesin sterilisasi panas kering sebelum
memasukan barang ke dalam chamber, chamber harus dipanasakan
terlebih dahulu sampai kurang lebih 160oC. antara satu barang dengan
barang lainnya harus tersedia ruangan untuk mempermudah sirkulasi
udara sebhingga kontak termal dapat berlangsung dengan baik dan
setiap item barang tidak menyentuh dinding chamber mesin.
B. Sterilisasi Etilen Oksidasi (ETO)
Metode sterilisasi bilen oksidasi merupakan metode sterilisasi suhu
rendah. Etilen oksida membunuh mikroorganisme dengan cara
bereaksi terhadap DNA mikroorganisme melalui mekanisme alkilasi
untuk pemakaian pada fasilitas kesehatan Etilen oksida biasa di
gunakan dalam bentuk wadah kecil dan berkonsentrasi 100% etilen
oksidasi hanya di gunakan untuk sterilisasi alat yang tidak dapat
disterilkan dengan metode sterilisasi uap/suhu tinggi.

20
Memasukan barang pada mesin sterilisasi etilen oksida (EtO)
Apabila memungkinkan alat alat dengan waktu aerasi yang sama
sebaiknya disterilkan bersamaan, Apabila aerasi dilakukan secara
terpisah dan bukan merupakan bagian dari siklus sterilisasi maka
alat/barang dapat di pindahkan ke mesin aerasi dengan menggunakan
wadah dari logam karena logam tidak menyerap EtO. Kemasan harus
ditempatkan dalam chamber dalam keadaan tidak terlalu padat dan
tidak menyentuh dinding chamber.
Mengeluarkan barang dari mesin sterilisasi etilen oksida potensi
pemaparan gas EtO pada petugas kesehatan dapat diminimalisasi
secara signifikan apabila prosedur pengeluaran barang di ikuti dengan
seksama.
C. Sterilisasi Uap
Salah satu upaya pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit
adalah melalui proses sterilisasi yang efektif. Salah satu metode
sterilisasi yang paling efisien dan paling efektif adalah melalui
sterilisasi uap. Uap dapat membunuh mikroorganisme melalui
denaturasi dan koagulasi sel protein secara ireversibel. Untuk dapat
menghasilkan barang yang steril maka perlakukan pre-sterilisasi
(dekontaminasi dan pembersihan yang baik,pengemasan yang baik)
dan pasca sterilisasi uap tergantung pada proses pengurangan jumlah
mikroorganisme sebelum sterilisasi melalui pembersihan yang baik
dan mencegah terjadinya rekontaminasi sebelum digunakan.
D. Mesin sterilisasi uap.
Pada dasarnya ada dua jenis mesin sterilisasi uap:
a) Mesin steri lisasi uap tipe gravitasi, dimana udara dikeluarkan dari
chamber berdasarkan gravitasi.
b) Mesin sterilisasi si tipe prevakum,dimana udara dikeluarkan dari
chamber oleh suatu pompa vak um. Pada proses sterilisasi
menggunakan sistem prevakum biasanya waktu sterilisasi dapat

21
berlangsung lebih cepat karena efikasi dan kecepatan pengeluaran
udara berlangsung lebih baik.
E. Sterilisasi menggunakan plasma
Plasma secara umum di definisikan sebagai gas terdiri dari
electron,ion ion,maupun partikel partikel neutral. Halilintar merupakan
contoh plasma yang terjadi di alam. Plasma buatan dapat terjadi pada
suhu tinggi maupun suhu rendah ( seperti lampu neon). Gas plasma
suhu rendah terjadi apabila dalam keadaan deep-vacuum gas tertentu
distimulasi dengan frekuensi radio atau energi gelombang mikro
sehingga terbentuk plasma. Plasma dari beberapa gas seperti argon
nitrogen dan oksigen menunjukan aktivitas sporisidal.
F. Sterilisasi suhu rendah uap Formaldehid
Sifat bakterisidal gas formaldehid telah dikenail sejak lama. Gas ini
bekerja membunuh mikroorganisme melalui mekanisme alkilasi.
Formaldehid telah lama digunakan untuk mendisinfeksi
ruangan.lemari,maupun instrumen-instrumen. Sayangnya formaldehid
( Dalam keadaan tunggal) tidak dapat di gunakan untuk sterilisasi alat
rentan panas, khususnya dengan kumen kecil , karena daya
penetrasinya yang lemah serta aktivitas sporisidalnya yang sangat
lemah. Tekanan atmosfir,daya penetrasinya meningkat sehingga
sterilisasi dapat dicapai dengan lebih cepat.
Siklus kerja khas dari mesin sterilisasi tipe ini dapat dibagi menjadi
beberapa tahap meliputi:
1. Pemanasan : jalankan mesin dengan siklus terpendek satu kali
sebelum melakukan siklus yang diinginkan untuk mencegah
terjadinya kindensasi berlebihan.
2. Loading / Memulai : mesin di isi peralatan yang akan di sterilkan
lalu siklus dimulai.
3. Pre-vakum : dilakukan dibawah tekanan 50 mbar. Proses ini akan
menghilangkan udara dari chamber dan isi chamber.

22
4. Pemberian uap awal : Dilakukan untuk pemanasan awal mesin
sementara pompa vakum terus berjalan.
5. Pulsing : Tahap ini dibagi menjadi empat yaitu :
a) Pemberian stem secara kintinyu sampai suhu 73 derajat celcius
di capai dalam chamber.
b) Pompa vakum dijalankan dibawah 50 mbar.
c) Pemaparan formaldehid sehingga diperbolehkan konsentrasi 15
mg/m3 d) fase keseimbangan gas.
6. Pemberian uap akhir : pemberian stem dan penarikan vakum dapat
dilakukan secara berulang untuk menghilangkan formaldehid.
7. Untuk menghilangkan sisa sisa akhir dari formaldehid udara
dihembuskan ke dalam chamber di ikuti dengan periode proses
vakum. Proses ini dapat di lakukan secara berulang ulang.
2.7.4 Pengujian Alat Sterilisasi
Sebelum mesin sterilisasi dapat digunakan secara rutin maka harus
dilakukan pengujian terlabih dahulu sesuai dengan prosedur pada masing
masing autoclave atau sesuai dengan mesin sterilisasi yang digunakan.
2.8 Alat – alat yang digunakan dalam CSSD
2.8.1 Sterilizer
Alat yang digunakan untuk sterilisasi alkes yang tahan panas dimana
alat ini mengunakan udara panas, sebelm dimasukan ke dalam alat alkes
harus dalam keadaaan kering

23
Gambar 3 sterilizer

2.8.2 Washer Desinfector


Mesin pencuci alkes dimana sebelum dimasukan kedalam mesin ini
alat yang akan di bershkan harus I rendam terlebih dulu dalam cairan
enzimaik setelah itu baru bia di masukan dalam mesin ini dengan tekanan
air dalam air dan formula cairan pembersih mampu membersihkan alkes
denan sangat baik

Gambar 4 washer desinfektor


2.8.3 Sterilisator infrared
Dimana sterilisator ini terdapat dua tempat yang memiliki fungsi
yang bereda pada bagian atas alat ini digunakan untuk sterilisasi ozon
dimana bagian atas ini berguna untuk mensterilisasi alat alat yang tidak
tahan panas seperti sarung tangan dan kapas sedangkn pada bagian bawah
digunakan untuk mensterilisasi panas digunakan untuk mensterilisasi alat
yang tahan panas seperti bahan logam, waktu yang di perlukan untuk
sterilisasi ini adalah 10 menit.

24
Gambar 5 sterilisator infrared
2.8.4 Ultrasonik washer
Alat steril yang dalam kerjaya dibantu oleh gelombang ultrasonik
untuk membersihkan alkes, alkes yang dapat di bersihkan berupa alkes
yang terbuat dari logam

Gamaba. 6 ultrasonik washer

2.8.5 Sterilisator plasma


Adalah alah yang digunaka untukmensterilkan alke yang terbuat
dari karet seperti cateter

25
Gambar. 7 sterilisator plasma
2.8.6 Indictor kuar dan dalam
Adalah indikator yang di tempelkan pada alkes yang akan di
sterilkan awaknya berwarna hijau dan jiga alat sudah steril maka akan
berubah menjadi hitam dan indikaator dalam dimana akan berubah warna
dari coklat menjadi hitam

Gambar 8 indikator luar dan dalam

26
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Cssd adalah salah satu instalasi yang berapa di rumah sakit yang bertugas
menyeterilkan alat kesehatan yang sudah di pakai agar saat sudah di pakai
kembali tidak ada mikroorganisme yang merugikan, dengan alat yang ada dan
proses penyeterilan dari awal sampai akhir terjadi di cssd
3.2 Saran
CSSD merupakan salh satu instalsi sentral dimana semua alkes di sterilkan
maka dari itu ketersediaan alat yang memadai akan sangat menunjang dalam
pelaksanaan kegian di instalasi tersebut

27
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, A., Rindiantika, Y., Kurniawan, I. S., & Hegandari, H. (2014). Pengaruh
Penyimpanan terhadap Sterilitas Peralatan Pakai Ulang di Ruang Neurosurgical
Critical Care Unit di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung. Indonesian Journal
of Clinical Pharmacy, 3(2), 61-66.
DepKes, R. I. (2009). Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply
Departemen/CSSD) di Rumah Sakit
Kemenkes, R. I. (2018). Farmasi Rumah Sakit

28
29

Anda mungkin juga menyukai