Kardiovaskular
FSO-2021
Created by:
Fidi YuliAni 31119173
Nike WidyA G.P 31119201
01 02
Angina Anti
Disease Angina
03 04
Golongan
Pembahsan Obat
Journal Antiangina
Se,KI,etc.
Angina
Disease
ANGINA DESEASE ?
Penyebab : Penyebab :
Sumbatan plaque ateromatous Nyeri timbul
pada pembuluh darah koroner saat peningkatan kerja jantung
ex: saat aktivitas
stress a iskemia
akibat obstruksi/sumbatan aliran
01
AngiNa
STABIL
Angina Type
AngiNa UNSTABLE
Gejala:
Peningkatan frekuensi dan
keparahan nyeri dada
Sinonim : Obat :
Sindroma koroner
akut
Penyebab : Tidak hilang dengan
Tidak diakibatkan oleh istirahat
peningkatan aktivitas
ataupun
pemberian
nitrogliserin
01
AngiNa
UNSTABLE
Angina Type
AngiNa VARIANT
Solusi :
Respons baik dengan
pemberian vasodilator
+:
Dapat menjadi
unstable angina
Penyebab : Penyebab :
Sumbatan plaque ateromatous Spasme terjadi sewaktu-waktu,
pada pembuluh darah koroner bahkan
saat istirahat ! tidak berhubungan
dengan peningkatan aktivitas,
denyut jantung, ataupun tekanan darah
Anti
angina
Terapi
angina Nitrat ISDN
Farmakologi
Organik ISMN
Nitrogliserin
15
Based on journal:
Angina stabil melibatkan beta-blocker (BB) atau calcium channel blocker (CCB)
kontraindikasi atau terbukti tidak dapat ditoleransi, penyekat saluran kalsium (CCB)
harus digunakan sebagai gantinya. Sementara tidak satu pun dari perawatan ini
yang terbukti meningkatkan hasil pada pasien dengan angina stabil kronis
Hasil klinis, penurunan kecepatan relatif pada tingkat angina mingguan atau
penggunaan nitrat kerja pendek diukur sebagai gantinya, karena tidak ada
masalah skala yang bervariasi untuk dipertimbangkan untuk hasil ini. Ini dihitung
sebagai perbedaan rata-rata dalam tingkat serangan yang diobati atau
penggunaan nitrat antara kelompok monoterapi dan terapi ganda, dibagi dengan
tingkat yang terlihat pada kelompok kontrol monoterapi, yang dinyatakan sebagai
rasio tingkat.
Pengaruh pengobatan pada tes toleransi latihan
Pengaruh pengobatan pada frekuensi serangan dan penggunaan nitrat.
Untuk frekuensi angina mingguan, manfaat yang signifikan secara
statistik terlihat untuk ranolazine yang ditambahkan ke BB atau
Peringatan gangguan hepar atau ginjal berat; hipotiroidisme, malnutrisi, atau hipotermia; infrak
miokard yang masih baru; sistem transdermal yang mengandung logam harus
diambil sebelum kardioversi atau diatermi; toleransi (lihat keterangan di atas).
Interaksi sublingual merupakan salah satu obat yang paling efektif untuk mengurangi gejala
angina dengan cepat. Namun, efeknya hanya 20-30 menit. Pada pemberian
pertama, biasanya diberikan tablet 300 mcg. Bentuk semprot aerosol merupakan
cara lain untuk mengurangi gejala-gejala angina dengan cepat bagi pasien yang
kesulitan untuk melarutkan sediaan sublingual. Lama kerja dapat diperpanjang
dengan modifikasi pelepasan obat dan sediaan transdermal.
Kontraindikasi hipersensitivitas terhadap nitrat; hipotensi atau hipovolemia; kardiopati obstruktif
hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis konstruktif, stenosis
mitral; anemia berat, trauma kepala, perdarahan otak glaukoma sudut sempit.
Efek Samping sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural, takikardi (dapat
terjadi bradikardi paradoksikal).
Injeksi. Efek samping yang khas setelah injeksi (terutama jika diberikan terlalu
cepat) meliputi hipotensi berat, mual dan muntah, diaforesis, kuatir, gelisah,
kedutan otot, palpitasi, nyeri perut, sinkop; pemberian jangka panjang disertai
dengan methemoglobinemia.
Peringatan gangguan hepar atau ginjal berat; hipotiroidisme, malnutrisi, atau hipotermia; infrak miokard
yang masih baru; sistem transdermal yang mengandung logam harus diambil sebelum
kardioversi atau diatermi; toleransi (lihat keterangan di atas).
Interaksi sublingual merupakan salah satu obat yang paling efektif untuk mengurangi gejala angina
dengan cepat. Namun, efeknya hanya 20-30 menit. Pada pemberian pertama, biasanya
diberikan tablet 300 mcg. Bentuk semprot aerosol merupakan cara lain untuk mengurangi
gejala-gejala angina dengan cepat bagi pasien yang kesulitan untuk melarutkan sediaan
sublingual. Lama kerja dapat diperpanjang dengan modifikasi pelepasan obat dan sediaan
transdermal.
Kontraindikasi hipersensitivitas terhadap nitrat; hipotensi atau hipovolemia; kardiopati obstruktif hipertrofik,
stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis konstruktif, stenosis mitral; anemia berat,
trauma kepala, perdarahan otak glaukoma sudut sempit.
29
Efek Samping sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural, takikardi (dapat terjadi
bradikardi paradoksikal).
Injeksi. Efek samping yang khas setelah injeksi (terutama jika diberikan terlalu cepat)
meliputi hipotensi berat, mual dan muntah, diaforesis, kuatir, gelisah, kedutan otot,
palpitasi, nyeri perut, sinkop; pemberian jangka panjang disertai dengan
methemoglobinemia.
Jarang terjadi, gangguan saluran cerna, mulut kering, gangguan pengecapan, hipotensi, pingsan,
nyeri dada, dispnea, rhinitis, perubahan perasaan, tremor, paraestesia, gangguan kencing,
impoten, ginekomastia, perubahan berat badan, mialgia, gangguan penglihatan, tinitus, pruritus,
ruam kulit (termasuk adanya laporan eritema multiform), alopesia, purpura dan perubahan warna
kulit;
Sangat jarang, gastritis, pankreatitis, hepatitis, jaundice, kolestasis, hiperplasia pada gusi, infark
miokard, aritmia, vaskulitis, batuk, hiperglikemia, trombositopenia, angioedema dan urtikaria.
Dosis hipertensi atau angina, dosis awal 5 mg sekali sehari; maksimal 10 mg sekali sehari.
DILTIAZEM HIDROKLORIDA
Indikasi pengobatan angina pektoris; profilaksis angina pektoris varian; hipertensi esensial ringan
sampai sedang.
Peringatan kurangi dosis pada pasien gangguan fungsi hati dan ginjal; gagal jantung atau gangguan
bermakna fungsi ventrikel kiri yang bermakna , bradikardi (hindarkan jika berat), blokade
AV derajat satu, atau perpanjangan interval PR.
Interaksi efektif untuk sebagian besar angina. Selain itu, sediaan kerja panjangnya juga digunakan
untuk terapi hipertensi. Senyawa ini dapat digunakan untuk pasien yang karena sesuatu
sebab tidak dapat diberikan beta bloker. Efek inotropik negatifnya lebih ringan dibanding
verapamil dan jarang terjadi depresi miokardium yang bermakna.
Dosis • aritmia, 60 mg tiga kali sehari (usia lanjut awalnya dua kali sehari) jika perlu tingkatkan hingga
360 mg sehari disesuaikan dengan usia dan gejala;
•
• hipertensi esensial ringan sampai sedang, dewasa oral 100-200 mg satu kali sehari;
•
• angina varian, dewasa oral 100 mg sekali sehari, jika tidak ada perubahan maka dapat
ditingkatkan hingga 200 mg satu kali sehari.
Beta-bloker
( ASEBUTOLOL; ATENOLOL; BETAKSOLOL; BISOPROLOL FUMARAT; KARVEDILOL; LABETALOL HIDROKLORIDA;
METOPROLOL TARTRAT; NADOLOL; NEBIVOLOL;
OKSPRENOLOL HIDROKLORIDA; PINDOLOL; PROPRANOLOL HIDROKLORIDA; SOTALOL HIDROKLORIDA )
PROPRANOLOL HIDROKLORIDA
Dosis • oral, hipertensi, dosis awal 80 mg 2 kali sehari, tingkatkan dengan interval mingguan bila perlu;
dosis penunjang 160-320 mg sehari. Hipertensi portal, dosis awal 40 mg 2 kali sehari,
tingkatkan sampai 80 mg 2 kali sehari sesuai dengan frekuensi jantung; maksimal 160 mg 2 kali
sehari.
• Feokromositoma (hanya bersama alfa bloker), 60 mg sehari selama 3 hari sebelum
pembedahan atau 30 mg sehari pada pasien yang tidak cocok untuk pembedahan.
• Angina, dosis awal 40 mg 2-3 kali sehari; dosis penunjang 120-240 mg sehari.
• Aritmia, kardiomiopati obstruktif hipertropik, takikardi ansietas, dan tirotoksikosis (tambahan),
10-40 mg 3-4 kali sehari.
• Ansietas dengan gejala-gejala seperti palpitasi, berkeringat, tremor, 40 mg 4 kali sehari selama
2-3 hari, kemudian 80 mg 2 kali sehari, mulai 5-21 hari setelah infark.
• Profilaksis migren dan tremor esensial, dosis awal 40 mg 2-3 kali sehari; dosis penunjang
80-160 mg sehari.
• Injeksi intravena, aritmia dan krisis tirotoksik, 1 mg selama 1 menit; jika perlu ulang dengan
interval 2 menit; maksimal 10 mg (5 mg dalam anestesia).
• Catatan. Bradikardi yang berlebihan dapat diatasi dengan injeksi intravena atropin sulfat 0,6-2,4
mg dalam dosis terbagi 0,6 mg setiap kali. Overdosis: lihat penanganan darurat keracunan.
PINDOLOL
Indikasi hipertensi, angina.
Peringatan hindari putus obat yang mendadak, terutama pada penyakit jantung iskemi, blok AV derajat
pertama, hipertensi portal (risiko memburuknya fungsi hati); diabetes; riwayat penyakit paru
obstruktif; miastenia gravis; pada anafilaksis respons terhadap adrenalin berkurang. kurangi
dosis pada gangguan ginjal.
Interaksi memberi proteksi bila dimulai pada awal fase pemulihan. Bukti yang berkaitan dengan beta
bloker yang lain kurang meyakinkan. Juga tidak diketahui apakah efek proteksi beta bloker ini
berlanjut setelah 2-3 tahun; ada kemungkinan bila beta bloker dihentikan secara mendadak
akan terjadi rebound yang memperburuk iskemia miokard.
Kontraindikasi asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi yang nyata, hipotensi, sindrom penyakit
sinus, blok AV derajat dua atau tiga, syok kardiogenik; feokromositoma.
Dosis hipertensi, dosis awal 5 mg 2-3 kali sehari atau 15 mg sekali sehari, tingkatkan bila
diperlukan dengan interval satu minggu; dosis penunjang lazim 15-30 mg sehari;
maksimal 45 mg sehari. Angina, 2,5-5 mg sampai dengan 3 kali sehari.
Antiangina lain
( IVABRADIN; NESIRITID; TRIMETAZIDIN DIHIDROKLORIDA )
TRIMETAZIDIN DIHIDROKLORIDA
Indikasi Terapi tambahan pada antiangina lain. Tidak digunakan sebagai terapi
tunggal.
Peringatan kehamilan dan menyusui. Tidak sebagai terapi kuratif serangan angina,
tidak untuk pengobatan awal angina tidak stabil atau infark miokard;
Gagal ginjal dengan bersihkan kreatinin < 15 mL/menit, gagal hati berat.
Kontraindikas hipersensitif terhadap obat dan komponen obat, menyusui.
i
E f e k jarang terjadi, mual, muntah.
Samping
Dosis Dua kali sehari pada pagi dan sore hari saat makan.
NESIRITID
Indikasi terapi intravena pada gagal jantung kongestif akut yang mengalami dispnea pada saat
istirahat atau dengan aktivitas yang minimal.
Peringatan dapat terjadi reaksi alergi karena kandungan proteinnya yang diberikan secara
parenteral. Hindari pada pasien dengan cardiac filling pressure rendah atau
berpotensi mengalami cardiac filling pressure rendah. Tidak dianjurkan pada
kondisi valvular stenosis, kardiomiopati obstruktif atau restriktif, perikarditis
konstriktif, pericardial tamponade. Dapat menyebabkan hipotensi, sehingga harus
diikuti dengan monitoring tekanan darah secara intensif. Risiko hipotensi
meningkat jika diberikan bersamaan dengan obat lain yang menyebabkan
hipotensi atau pemberian dosis yang lebih tinggi daripada yang dianjurkan. Dapat
menyebabkan azotemia dan peningkatan klirens kreatinin.
Interaksi Peningkatan efek hipotensi dengan pemberian bersamaan dengan penghambat
ACE atau obat lain yang menimbulkan efek hipotensi. Inkompatibel secara fisika
dan kimia dengan injeksi heparin, insulin, etakrinat, bumetanid, enalaprilat,
hidralazin dan furosemid.
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap nesiritid. Tidak boleh digunakan sebagai terapi awal pada kondisi
syok kardiogenik atau pada pasien dengan tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg
pada awal terapi.
Efek hipotensi, takikardi ventrikel, ekstrasistol ventrikel, bradikardi,
Samping angina pektoris, sakit kepala, nyeri abdomen, nyeri
punggung, insomnia, pusing, ansietas, mual, muntah.