Anda di halaman 1dari 45

AntiAngiNa

Kardiovaskular
FSO-2021
Created by:
Fidi YuliAni 31119173
Nike WidyA G.P 31119201
01 02
Angina Anti
Disease Angina

03 04
Golongan
Pembahsan Obat
Journal Antiangina
Se,KI,etc.
Angina
Disease
ANGINA DESEASE ?

DEFINISI PENYEBAB TYPE


NyerI dAda mEndaDak KetiDaksEimbAngaN AngiNa StabIl :
yAng pArah, sEperTi aNtarA aLiraN dArah AterOsklErotIk
dItekAn yAng mEnyeBar :
kOronEr dEngaN AngiNa UnstAble
lEher
kEbutUhan O2 AngiNa VariAnt :
RahaNg bAwah, bAhu,
dAn lEngaN kIri miokard !iskemia PrinTzmeTal /
VasoSpasTik
Angina Type
Solusi :
AngiNa STABIL Nyeri hilang harus istirahat
Obat :
Nitrogliserin

Penyebab : Penyebab :
Sumbatan plaque ateromatous Nyeri timbul
pada pembuluh darah koroner saat peningkatan kerja jantung
ex: saat aktivitas
stress a iskemia
akibat obstruksi/sumbatan aliran
01
AngiNa
STABIL
Angina Type
AngiNa UNSTABLE
Gejala:
Peningkatan frekuensi dan
keparahan nyeri dada

Sinonim : Obat :
Sindroma koroner
akut
Penyebab : Tidak hilang dengan
Tidak diakibatkan oleh istirahat
peningkatan aktivitas
ataupun
pemberian
nitrogliserin
01

AngiNa
UNSTABLE
Angina Type

AngiNa VARIANT
Solusi :
Respons baik dengan
pemberian vasodilator
+:
Dapat menjadi
unstable angina

Penyebab : Penyebab :
Sumbatan plaque ateromatous Spasme terjadi sewaktu-waktu,
pada pembuluh darah koroner bahkan
saat istirahat ! tidak berhubungan
dengan peningkatan aktivitas,
denyut jantung, ataupun tekanan darah
Anti
angina
Terapi
angina Nitrat ISDN
Farmakologi
Organik ISMN
Nitrogliserin

B-blocker Ca2+ Channel Amlodipine


Acebutolol blocker Diltiazem
Atenolol Felodipine
Metoprolol Nicardipine
Propranolol Nifedipine
Nitredipine
Verapamil
Obat
ANTIangina
Meredakan gejala dengan segera dan mencegah serangan
angina. Jika risiko Anda mengalami serangan jantung atau
stroke tinggi, sebaiknya Anda dapat mengurangi risiko
tersebut dengan menggunakan kombinasi obat-obatan dan
perubahan gaya hidup.
pembahsan
Journal
Source by :

15
Based on journal:
Angina stabil melibatkan beta-blocker (BB) atau calcium channel blocker (CCB)

Kombinasi ranolazine yang ditambahkan ke CCB atau BB


menunjukkan hasil positif di semua hasil yang dinilai.

Kombinasi lain dari BB, CCB, LAN dan trimetazidine menunjukkan


manfaat yang signifikan untuk sebagian besar tetapi tidak semua hasil.

Vabradine menunjukkan manfaat untuk penilaian ETT tetapi ini


tidak cocok dalam domain klinis. Tidak ada studi kualifikasi yang
diidentifikasi untuk nicorandil dalam peran tambahan.
Hasil klinis, efektivitas BB þ CCB yang digunakan
dalam kombinasi telah dikonfirmasi secara luas.
Ranolazine yang digunakan dengan BB atau CCB menunjukkan
manfaat di semua hasil yang dinilai, sementara LAN dan
trimetazidine yang digunakan dengan BB atau CCB telah
menunjukkan manfaat di beberapa hasil.
Ivabradine yang ditambahkan ke BB menunjukkan efek
yang tidak konsisten dari satu penelitian, sementara tidak
ada bukti yang relevan untuk nicorandil.
Nitrat terbukti tidak cukup untuk mengontrol gejala, maka profilaksis
biasa menggunakan beta-blocker (BB) harus dimulai.

kontraindikasi atau terbukti tidak dapat ditoleransi, penyekat saluran kalsium (CCB)
harus digunakan sebagai gantinya. Sementara tidak satu pun dari perawatan ini
yang terbukti meningkatkan hasil pada pasien dengan angina stabil kronis

Hasil klinis, penurunan kecepatan relatif pada tingkat angina mingguan atau
penggunaan nitrat kerja pendek diukur sebagai gantinya, karena tidak ada
masalah skala yang bervariasi untuk dipertimbangkan untuk hasil ini. Ini dihitung
sebagai perbedaan rata-rata dalam tingkat serangan yang diobati atau
penggunaan nitrat antara kelompok monoterapi dan terapi ganda, dibagi dengan
tingkat yang terlihat pada kelompok kontrol monoterapi, yang dinyatakan sebagai
rasio tingkat.
Pengaruh pengobatan pada tes toleransi latihan
Pengaruh pengobatan pada frekuensi serangan dan penggunaan nitrat.
Untuk frekuensi angina mingguan, manfaat yang signifikan secara
statistik terlihat untuk ranolazine yang ditambahkan ke BB atau

CCB, trimetazidine ditambahkan ke BB atau CCB, LAN ditambahkan ke


BB atau CCB dan CCB ditambahkan ke BB. Tidak ada perbedaan
signifikan yang terlihat untuk BB yang ditambahkan ke CCB, atau untuk
ivabradine yang ditambahkan ke BB. Untuk penggunaan nitrat
mingguan, manfaat yang signifikan secara statistik terlihat untuk
ranolazine yang ditambahkan ke BB atau CCB, BB ditambahkan ke CCB
dan CCB ditambahkan ke BB. Tidak ada perbedaan signifikan yang
terlihat
Semua studi ranolazine dan ivabradine diterbitkan setelah 1990. Untuk hasil ETT, studi
sebelumnya yang membandingkan CCB yang ditambahkan ke BB dan BB yang
ditambahkan ke CCB menunjukkan tanda kecenderungan untuk menghasilkan hasil yang
lebih baik dibandingkan dengan penelitian yang lebih baru. Kebalikannya adalah kasus
hasil frekuensi angina, dengan hasil yang lebih baik cenderung terlihat dalam penelitian
yang lebih baru. Untuk LAN atau trimetazidine yang ditambahkan ke BB atau CCB, tidak
ada perbedaan yang jelas berkaitan dengan tanggal publikasi, meskipun jumlah
penelitian di setiap kategori kecil, dan karena itu memiliki interval kepercayaan yang
lebar.
Tinjauan sistematis dan meta-analisis ini telah menilai dampak dari berbagai kelas anti-
anginal pada ETT dan hasil klinis, ketika digunakan sebagai terapi tambahan pada
pasien dengan SCAD dan angina sisa pada BB atau CCB. Hasilnya mendukung strategi
yang biasa dilakukan pada awalnya memberikan CCB dan BB sebagai terapi ganda,
kombinasi ini menghasilkan manfaat untuk sebagian besar perbandingan yang diuji.
Di luar ini, ranolazine yang ditambahkan ke BB atau CCB secara konsisten menghasilkan
perbaikan yang signifikan secara klinis dan statistik dalam pengendalian angina, seperti
yang dinilai oleh hasil ini .
Trimetazidine juga menunjukkan manfaat di sebagian besar hasil, meskipun heterogenitas
antar studi yang jauh lebih besar terlihat. Bukti untuk LAN yang digunakan dalam peran
tambahan kurang jelas: meskipun ada manfaat yang signifikan secara statistik terlihat
untuk sebagian besar hasil yang diuji, komponen studi dalam hasil ini kecil dan kualitas
variabel, sehingga menghasilkan interval kepercayaan yang luas di sekitar hasil . Studi
tunggal ivabradine yang ditambahkan ke BB menunjukkan manfaat ETT secara luas
sebanding dengan yang terlihat
Dengan trimetazidine, tetapi tidak terlihat penurunan frekuensi angina. Tidak ada
studi diidentifikasi yang menilai efek nicorandil pada keparahan angina, bila
digunakan sebagai peran tambahan.
Ada berbagai macam perawatan dan dosis yang digunakan dalam studi
yang disertakan. Tidak setiap obat dan dosis yang termasuk dalam
analisis ini akan dilisensikan untuk digunakan di setiap negara untuk
memaksimalkan relevansi analisis ini, keputusan diambil untuk tidak
membatasi inklusi berdasarkan faktor-faktor ini, tetapi ini mungkin
berdampak pada generalisasi hasil. di negara tertentu.
Kesimpulan
Di berbagai hasil yang umumnya dinilai, ada sedikit perbedaan dalam besarnya
efektivitas klinis dari kelas anti-anginal yang berbeda, yang digunakan dalam
peran tambahan. Strategi umum yang dipraktekkan dalam menggunakan
kombinasi BB dan CCB umumnya didukung oleh bukti yang baik tentang manfaat
simtomatik. Dari pilihan lain yang tersedia, ranolazine yang ditambahkan ke
penawaran BB atau CCB secara konsisten memperoleh keuntungan yang
signifikan, sementara LAN dan trimetazidine mungkin juga efektif, meskipun bukti
untuk ini agak lebih heterogen. Ivabradine, meskipun dikaitkan dengan
peningkatan ETT dalam satu penelitian, gagal menunjukkan manfaat klinis; tidak
ada data untuk nicorandil dalam peran ini.
Obat yang digunakan untuk menanggulangi serangan
akut angina pektoris dan profilaksisnya meliputi :
• Nitrat
• Antagonis kalsium
• Beta-bloker
• Antiangina lain
Nitrat
( GLISERIL TRINITRAT; ISOSORBID DINITRAT;
ISOSORBID MONONITRAT; PENTAERITRIOL TETRANITRAT )
GLISERIL TRINITRAT
Indikasi profilaksis dan pengobatan angina; gagal jantung kiri.

Peringatan gangguan hepar atau ginjal berat; hipotiroidisme, malnutrisi, atau hipotermia; infrak
miokard yang masih baru; sistem transdermal yang mengandung logam harus
diambil sebelum kardioversi atau diatermi; toleransi (lihat keterangan di atas).
Interaksi sublingual merupakan salah satu obat yang paling efektif untuk mengurangi gejala
angina dengan cepat. Namun, efeknya hanya 20-30 menit. Pada pemberian
pertama, biasanya diberikan tablet 300 mcg. Bentuk semprot aerosol merupakan
cara lain untuk mengurangi gejala-gejala angina dengan cepat bagi pasien yang
kesulitan untuk melarutkan sediaan sublingual. Lama kerja dapat diperpanjang
dengan modifikasi pelepasan obat dan sediaan transdermal.
Kontraindikasi hipersensitivitas terhadap nitrat; hipotensi atau hipovolemia; kardiopati obstruktif
hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis konstruktif, stenosis
mitral; anemia berat, trauma kepala, perdarahan otak glaukoma sudut sempit.
Efek Samping sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural, takikardi (dapat
terjadi bradikardi paradoksikal).

Injeksi. Efek samping yang khas setelah injeksi (terutama jika diberikan terlalu
cepat) meliputi hipotensi berat, mual dan muntah, diaforesis, kuatir, gelisah,
kedutan otot, palpitasi, nyeri perut, sinkop; pemberian jangka panjang disertai
dengan methemoglobinemia.

Dosis • sublingual, 0,3-1 mg, bila perlu diulang.


• Oral profilaksis angina, 2,6-2,8 mg 3 kali sehari atau 10 mg 2-3 kali sehari.
• Infus intravena, 10-200 mcg/menit.
ISOSORBID DINITRAT

Indikasi profilaksis dan pengobatan angina; gagal jantung kiri.

Peringatan gangguan hepar atau ginjal berat; hipotiroidisme, malnutrisi, atau hipotermia; infrak miokard
yang masih baru; sistem transdermal yang mengandung logam harus diambil sebelum
kardioversi atau diatermi; toleransi (lihat keterangan di atas).
Interaksi sublingual merupakan salah satu obat yang paling efektif untuk mengurangi gejala angina
dengan cepat. Namun, efeknya hanya 20-30 menit. Pada pemberian pertama, biasanya
diberikan tablet 300 mcg. Bentuk semprot aerosol merupakan cara lain untuk mengurangi
gejala-gejala angina dengan cepat bagi pasien yang kesulitan untuk melarutkan sediaan
sublingual. Lama kerja dapat diperpanjang dengan modifikasi pelepasan obat dan sediaan
transdermal.
Kontraindikasi hipersensitivitas terhadap nitrat; hipotensi atau hipovolemia; kardiopati obstruktif hipertrofik,
stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis konstruktif, stenosis mitral; anemia berat,
trauma kepala, perdarahan otak glaukoma sudut sempit.

29
Efek Samping sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural, takikardi (dapat terjadi
bradikardi paradoksikal).

Injeksi. Efek samping yang khas setelah injeksi (terutama jika diberikan terlalu cepat)
meliputi hipotensi berat, mual dan muntah, diaforesis, kuatir, gelisah, kedutan otot,
palpitasi, nyeri perut, sinkop; pemberian jangka panjang disertai dengan
methemoglobinemia.

Dosis • Sublingual, 5-10 mg.


• Oral, sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120 mg; gagal jantung kiri 40-160 mg,
sampai 240 mg bila diperlukan.
• Infus intravena, 2-10 mg/jam; dosis lebih tinggi sampai 20 mg/jam mungkin
diperlukan.
Antagonis Kalsium
( AMLODIPIN; DILTIAZEM HIDROKLORIDA; FELODIPIN; ISRADIPIN;
LASIDIPIN; LERKANIDIPIN; NIFEDIPIN; NIKARDIPIN; NIMODIPIN )
AMLODIPIN
Indikasi hipertensi, profilaksis angina.

Peringatan • kehamilan : disarankan untuk dihindari, harus seimbang antara risiko


terhadap fetus dengan risiko hipertensi yang tidak terkendali pada ibu.
• gangguan fungsi hati : waktu paruh diperpanjang - diperlukan
pengurangan dosis
Interaksi tidak mengurangi kontraktilitas miokard dan tidak menyebabkan perburukan
pada gagal jantung. Obat ini mempunyai masa kerja yang lebih panjang, dan
dapat diberikan sekali sehari. Nifedipin, nikardipin, amlodipin, dan felodipin
digunakan untuk pengobatan angina atau hipertensi. Semuanya bermanfaat
pada angina yang disertai dengan vasospasme koroner. Efek samping akibat
efek vasodilatasinya adalah muka merah dan sakit kepala, dan edema
pergelangan kaki (yang hanya memberikan respons parsial terhadap
diuretika).
Kontraindikasi syok kardiogenik, angina tidak stabil, stenosis aorta yang signifikan, menyusui
(HINDARI)
Efek Samping nyeri abdomen, mual, palpitasi, wajah memerah, edema, gangguan tidur, sakit kepala, pusing,
letih;

Jarang terjadi, gangguan saluran cerna, mulut kering, gangguan pengecapan, hipotensi, pingsan,
nyeri dada, dispnea, rhinitis, perubahan perasaan, tremor, paraestesia, gangguan kencing,
impoten, ginekomastia, perubahan berat badan, mialgia, gangguan penglihatan, tinitus, pruritus,
ruam kulit (termasuk adanya laporan eritema multiform), alopesia, purpura dan perubahan warna
kulit;

Sangat jarang, gastritis, pankreatitis, hepatitis, jaundice, kolestasis, hiperplasia pada gusi, infark
miokard, aritmia, vaskulitis, batuk, hiperglikemia, trombositopenia, angioedema dan urtikaria.
Dosis hipertensi atau angina, dosis awal 5 mg sekali sehari; maksimal 10 mg sekali sehari.
DILTIAZEM HIDROKLORIDA
Indikasi pengobatan angina pektoris; profilaksis angina pektoris varian; hipertensi esensial ringan
sampai sedang.
Peringatan kurangi dosis pada pasien gangguan fungsi hati dan ginjal; gagal jantung atau gangguan
bermakna fungsi ventrikel kiri yang bermakna , bradikardi (hindarkan jika berat), blokade
AV derajat satu, atau perpanjangan interval PR.
Interaksi efektif untuk sebagian besar angina. Selain itu, sediaan kerja panjangnya juga digunakan
untuk terapi hipertensi. Senyawa ini dapat digunakan untuk pasien yang karena sesuatu
sebab tidak dapat diberikan beta bloker. Efek inotropik negatifnya lebih ringan dibanding
verapamil dan jarang terjadi depresi miokardium yang bermakna.

Meskipun demikian, karena risiko bradikardinya, tetap diperlukan kehati-hatian bila


digunakan bersama beta bloker.
Kontraindikasi bradikardi berat, gagal jantung kongesti (denyut jantung di bawah 50 denyut/menit); gagal
ventrikel kiri dengan kongesti paru, blokade AV derajat dua atau tiga (kecuali jika
digunakan pacu jantung), sindrom penyakit sinus (sinus bradikardi, sinus ares, sinus
atrial); kehamilan; menyusui (lampiran 4); hipersensitif terhadap diltiazem.
Efek Samping bradikardi, blokade sinoatrial, blokade AV, jantung berdebar, pusing, hipotensi, malaise, asthenia,
sakit kepala, muka merah dan panas, gangguan saluran cerna, edema (terutama pada
pergelangan kaki); jarang terjadi ruam kulit (termasuk eritema multiforme dan torn dermatitis),
fotosensitif; dilaporkan juga hepatitis, gynaecomastia, hiperplasia gusi, sindrom ekstrapiramidal,
dan depresi.

Dosis • aritmia, 60 mg tiga kali sehari (usia lanjut awalnya dua kali sehari) jika perlu tingkatkan hingga
360 mg sehari disesuaikan dengan usia dan gejala;

• hipertensi esensial ringan sampai sedang, dewasa oral 100-200 mg satu kali sehari;

• angina varian, dewasa oral 100 mg sekali sehari, jika tidak ada perubahan maka dapat
ditingkatkan hingga 200 mg satu kali sehari.
Beta-bloker
( ASEBUTOLOL; ATENOLOL; BETAKSOLOL; BISOPROLOL FUMARAT; KARVEDILOL; LABETALOL HIDROKLORIDA;
METOPROLOL TARTRAT; NADOLOL; NEBIVOLOL;
OKSPRENOLOL HIDROKLORIDA; PINDOLOL; PROPRANOLOL HIDROKLORIDA; SOTALOL HIDROKLORIDA )
PROPRANOLOL HIDROKLORIDA

Indikasi hipertensi; feokromositoma; angina; aritmia, kardiomiopati obstruktif hipertrofik, takikardi


ansietas, dan tirotoksikosis (tambahan); profilaksis setelah infark miokard; profilaksis migren
dan tremor esensial.
Peringatan hindari putus obat yang mendadak, terutama pada penyakit jantung iskemi, blok AV derajat
pertama, hipertensi portal (risiko memburuknya fungsi hati); diabetes; riwayat penyakit paru
obstruktif; miastenia gravis; pada anafilaksis respons terhadap adrenalin berkurang.
Interaksi memberi proteksi bila dimulai pada awal fase pemulihan. Bukti yang berkaitan dengan beta
bloker yang lain kurang meyakinkan. Juga tidak diketahui apakah efek proteksi beta bloker ini
berlanjut setelah 2-3 tahun; ada kemungkinan bila beta bloker dihentikan secara mendadak
akan terjadi rebound yang memperburuk iskemia miokard.
Kontraindikasi asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi yang nyata, hipotensi, sindrom penyakit
sinus, blok AV derajat dua atau tiga, syok kardiogenik; feokromositoma.

Bronkospasme. Beta bloker, termasuk yang dianggap kardioselektif, seharusnya tidak


diberikan kepada pasien dengan riwayat asma atau bronkospasme. Namun, pada situasi
yang sangat jarang dimana beta bloker harus diberikan pada pasien demikian, dapat
diberikan beta bloker yang kardioselektif dengan sangat hati-hati dan di bawah pengawasan
spesialis.
Efek Samping bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi, bronkospasme, vasokonstriksi perifer,
gangguan saluran cerna, fatigue, gangguan tidur, jarang ruam kulit dan mata kering (reversibel
bila obat dihentikan), eksaserbasi psoriasis.

Dosis • oral, hipertensi, dosis awal 80 mg 2 kali sehari, tingkatkan dengan interval mingguan bila perlu;
dosis penunjang 160-320 mg sehari. Hipertensi portal, dosis awal 40 mg 2 kali sehari,
tingkatkan sampai 80 mg 2 kali sehari sesuai dengan frekuensi jantung; maksimal 160 mg 2 kali
sehari.
• Feokromositoma (hanya bersama alfa bloker), 60 mg sehari selama 3 hari sebelum
pembedahan atau 30 mg sehari pada pasien yang tidak cocok untuk pembedahan.
• Angina, dosis awal 40 mg 2-3 kali sehari; dosis penunjang 120-240 mg sehari.
• Aritmia, kardiomiopati obstruktif hipertropik, takikardi ansietas, dan tirotoksikosis (tambahan),
10-40 mg 3-4 kali sehari.
• Ansietas dengan gejala-gejala seperti palpitasi, berkeringat, tremor, 40 mg 4 kali sehari selama
2-3 hari, kemudian 80 mg 2 kali sehari, mulai 5-21 hari setelah infark.
• Profilaksis migren dan tremor esensial, dosis awal 40 mg 2-3 kali sehari; dosis penunjang
80-160 mg sehari.
• Injeksi intravena, aritmia dan krisis tirotoksik, 1 mg selama 1 menit; jika perlu ulang dengan
interval 2 menit; maksimal 10 mg (5 mg dalam anestesia).
• Catatan. Bradikardi yang berlebihan dapat diatasi dengan injeksi intravena atropin sulfat 0,6-2,4
mg dalam dosis terbagi 0,6 mg setiap kali. Overdosis: lihat penanganan darurat keracunan.
PINDOLOL
Indikasi hipertensi, angina.

Peringatan hindari putus obat yang mendadak, terutama pada penyakit jantung iskemi, blok AV derajat
pertama, hipertensi portal (risiko memburuknya fungsi hati); diabetes; riwayat penyakit paru
obstruktif; miastenia gravis; pada anafilaksis respons terhadap adrenalin berkurang. kurangi
dosis pada gangguan ginjal.
Interaksi memberi proteksi bila dimulai pada awal fase pemulihan. Bukti yang berkaitan dengan beta
bloker yang lain kurang meyakinkan. Juga tidak diketahui apakah efek proteksi beta bloker ini
berlanjut setelah 2-3 tahun; ada kemungkinan bila beta bloker dihentikan secara mendadak
akan terjadi rebound yang memperburuk iskemia miokard.
Kontraindikasi asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi yang nyata, hipotensi, sindrom penyakit
sinus, blok AV derajat dua atau tiga, syok kardiogenik; feokromositoma.

Bronkospasme. Beta bloker, termasuk yang dianggap kardioselektif, seharusnya tidak


diberikan kepada pasien dengan riwayat asma atau bronkospasme. Namun, pada situasi
yang sangat jarang dimana beta bloker harus diberikan pada pasien demikian, dapat
diberikan beta bloker yang kardioselektif dengan sangat hati-hati dan di bawah pengawasan
spesialis.
Efek Samping bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi, bronkospasme, vasokonstriksi
perifer, gangguan saluran cerna, fatigue, gangguan tidur, jarang ruam kulit dan mata
kering (reversibel bila obat dihentikan), eksaserbasi psoriasis.

Dosis hipertensi, dosis awal 5 mg 2-3 kali sehari atau 15 mg sekali sehari, tingkatkan bila
diperlukan dengan interval satu minggu; dosis penunjang lazim 15-30 mg sehari;
maksimal 45 mg sehari. Angina, 2,5-5 mg sampai dengan 3 kali sehari.
Antiangina lain
( IVABRADIN; NESIRITID; TRIMETAZIDIN DIHIDROKLORIDA )
TRIMETAZIDIN DIHIDROKLORIDA

Indikasi Terapi tambahan pada antiangina lain. Tidak digunakan sebagai terapi
tunggal.
Peringatan kehamilan dan menyusui. Tidak sebagai terapi kuratif serangan angina,
tidak untuk pengobatan awal angina tidak stabil atau infark miokard;
Gagal ginjal dengan bersihkan kreatinin < 15 mL/menit, gagal hati berat.
Kontraindikas hipersensitif terhadap obat dan komponen obat, menyusui.
i
E f e k jarang terjadi, mual, muntah.
Samping
Dosis Dua kali sehari pada pagi dan sore hari saat makan.
NESIRITID
Indikasi terapi intravena pada gagal jantung kongestif akut yang mengalami dispnea pada saat
istirahat atau dengan aktivitas yang minimal.

Peringatan dapat terjadi reaksi alergi karena kandungan proteinnya yang diberikan secara
parenteral. Hindari pada pasien dengan cardiac filling pressure rendah atau
berpotensi mengalami cardiac filling pressure rendah. Tidak dianjurkan pada
kondisi valvular stenosis, kardiomiopati obstruktif atau restriktif, perikarditis
konstriktif, pericardial tamponade. Dapat menyebabkan hipotensi, sehingga harus
diikuti dengan monitoring tekanan darah secara intensif. Risiko hipotensi
meningkat jika diberikan bersamaan dengan obat lain yang menyebabkan
hipotensi atau pemberian dosis yang lebih tinggi daripada yang dianjurkan. Dapat
menyebabkan azotemia dan peningkatan klirens kreatinin.
Interaksi Peningkatan efek hipotensi dengan pemberian bersamaan dengan penghambat
ACE atau obat lain yang menimbulkan efek hipotensi. Inkompatibel secara fisika
dan kimia dengan injeksi heparin, insulin, etakrinat, bumetanid, enalaprilat,
hidralazin dan furosemid.
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap nesiritid. Tidak boleh digunakan sebagai terapi awal pada kondisi
syok kardiogenik atau pada pasien dengan tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg
pada awal terapi.
Efek hipotensi, takikardi ventrikel, ekstrasistol ventrikel, bradikardi,
Samping angina pektoris, sakit kepala, nyeri abdomen, nyeri
punggung, insomnia, pusing, ansietas, mual, muntah.

Dosis Injeksi bolus 2 mcg/kg bb diikuti dengan pemberian melalui


infus 0,01 mcg/kg bb/menit.
DAF TAR PUSTAKA
PIO Nas http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/24-anti-angina,
diakses pada hari Jum’at, 19 Februari 2021, jam 19.19

Belsey,J.. 2015.Relative efficacy of antianginal drugs used as add-on therapy in


patients with stable angina: A systematic review and meta-analysis:SAGE:European
Journal of Preventive Cardiology. Vol. 22(7) 837–848

Anda mungkin juga menyukai