NIM : 2022142012
7. Tatalaksana Terapi :
.
8. Mazzolai L, Aboyans V, Ageno W, Agnelli G, Alatri A, Bauersachs R, et
al. Diagnosis and management of acute deep vein thrombosis : A Joint
Consensus Document from the European Society of Cardiology Corking
Groups Of Aorta And Peripheral Vascular diseases and Pulmonary
Circulation and Right Ventricular Function. 2018;4208–18
9. Tatalaksana Awal ACS UAP dan NSTEMI
Oksigen diberikan apabila saturasi turun <90%
Berikan nitrogliserin (NTG) sublingual 5 mg, dapat diulang 3 kali tiap 5
menit (maksimal 15 mg) bila tidak reda. Apabila sudah 3 kali masih belum
reda, berikan NTG drip IV. Jangan berikan nitrat apabila pasien
mengonsumsi phosphodiesterase inhibitor (contoh: Viagra)
NTG IV drip juga dapat diberikan apabila pasien gagal jantung dengan
edema paru dan hipertensi
Analgesik berupa morfin dapat diberikan apabila angina tidak reda
walaupun NTG sudah optimal
Beta blocker diberikan apabila tidak ada gagal jantung, syok kardiogenik,
bradikardia, atau kontraindikasi lainnya. Berikan sustained-
release metoprolol succinate, carvedilol, atau bisoprolol
Calcium channel blockers (CCB) dapat diberikan apabila terdapat iskemia
walaupun telah diber nitrat dan beta-blocker. CCB tidak boleh diberikan
apabila terdapat disfungsi LV, syok akrdiogenik, PR interval > 240 ms,
AV blok derajat II atau III tanpa pacemaker. CCB yang diberikan adalah
yang bersifat long acting.
Statin yang diberikan pada kasus ACS adalah yang bersifat high intensity
statin. Berikut ini adalah jenis-jenis statin dibagi atas intensitasnya.
Perhatikan bahwa tidak selalu meningkatkan dosis akan meningkatkan
intensitas dari statin tersebut.
ACE-inhibitor atau ARB diberikan pada saat awal dan diberikan
seterusnya.
10.