Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI SEDIAAN SOLID

PRAKTIKUM V

“Uji Disolusi”

Disusun Oleh :

Nama : Nur Ika Sari

NIM : 34180258

Golongan : A2-3

Instruktur :Ari Wahyudi, S.Farm., M.Pharm., Apt

Tgl/Hari : Senin, 13 April 2020

A/DF/IV

PROGRAM STUDI D3 FARMASI STIKES SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2020
I. Tujuan

Mahasiswa diharapkan dapat memahami macam-macam evaluasi tablet.

II. Dasar Teori

1. Evaluasi Sifat Fisik Granul

Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui sifat fisik granul adalah :

- Waktu alir

Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari sejumlh granul melalui lubang
corong, yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu waktu alirnya lebih dari
10 detik akan mengalami kesulitan pada waktu penabletan.

- Penetapan granul

Uji penetapan granul dilakukan menggunakan alat volumenometer. Uji ini merupakan
ujitidak langsung terhadap pengukuran laju aliran dengan menggunakan bulk (serbuk halus)
dari granul. Granul atau serbuk dengan indeks penetapan kurang dari 20% mempunyai sifat
alir yang baik.

- Sudut diam granul

Sudut diam granul adalah salah satu parameter lain dari sifat alir, sudut diam juga dapat
dipakai sebagai pembanding uji sifat fisik campuran granul atau serbuk. Dengan cara
menghitung kotangen dari tinggi kerucut yang dibentuk serbuk atau granul maka akan
didapat besar sudut yang membentuknya. Menurut Carstensen (1977), sudut diam antara 28˚
sampai 42˚ menunjukkan sifat alir yang bagus, sedangkan menurut Wadke dan Jacobson
(1980), sudut diam antara 25˚ sampai 45˚ menunjukkan sifat alir yang bagus.

- Kompaktibilitas

Uji kompaktibilitas dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan granul untuk saling


melekat menjadi massa yang kompak, digunakan mesin tablet single punch dengan berbagai
tekanan dari tekanan yang rendah ke tekanan yang tinggi dengan mengatur kedalaman punch
atas turun keruang die. Kompaktibilitas digambarkan oleh kekerasan tablet yang dihasilakan
(Alderborn dan Nystrom, 1996).

- Daya serap air


Disintegrasi tablet tidak dapat terjadi apabila air tidak dapat masuk tablet. Faktor yang
mempengaruhi penetrasi antara lain porositas tablet dimana tergantung kompressi dan
kemampuan penyerapan air dari material yang dipakai. Air yang berpenetrasi kedalam pori-
pori tablet karena adanya aksi kapiler (wicking). Bahan penghancur mulai berfungsi
diantaranyaa melalui proses pengembangan, reaksi kimia maupun secara enzimatis setelah air
masuk kedalam tablet (Swarbrick dan Boylan, 2002).

- Diameter rata-rata granul

Pemeriksaan diameter rerata granul merupakan cara untuk mengetahui besarnya diameter
rata-rata granul. Metode untuk mengetahui ukutan diameter granul ini antara lain dengan
metode pengetapan, sentrifugasi, mikroskopi dan pengayakan. Metode pengayakan lebih
terpilih karena kepraktisan dan mudah pelaksanaannya. Alat yang digunakan adalah ayakan
beertingkat (Porrot, 1971).

Table I. ukuran lubang sesuai dengan nomor ayakan.

No ayakan (Mesh) Ukuran lubang


16 1190
18 1000
20 840
25 710
35 500
40 420

- Uji kerapuhan granul

Kerapuhan granul yaitu gambaran stabilitas fisik granul. Kerapuhan granul dapat diamati
lewat ketahanannya terhadap adanya getaran dengan menempatkannya di atas ayakan
bertingkat yang digetarkan dapat diuji kerapuhan granul (Fasihi dan Konfer, 1986).

2. Disolusi tablet

Disolusi adalah proses melarat nya zat padat dalam cairan medium tertentu. Parameter yang
dapat ditentukan dari proses disolusi adalah kecepatan disolusi. Kecepatan disolusidan
kecepatan per larutan merupakan kecepatan larut zat aktif dari sediakan farmasi atau granul
atau partikel sebagai pecahnya bentuk sediaan tersebut setelah berhubungan dengan cairan
pelarut (Wagner, 1971)

Bila suatu tablet atau sediaan obat lainnya dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air atau
ke dalam saluran cerna, obat tersebut mulai masuk ke dalam larutan dan bentuk padatnya.
Kalau tablet tersebut tidak dilapisi polimer, matriks padat juga mengalami disentregrasi
menjadi granul-granul, dan granul-granul ini mengalami pemecahan menjadi partikel-
partikel yang halus. Disentegrasi, agregrasi dan disolusi bila berlangsung secara serentak
dengan melepasnya suatu obat dari bentuk di mana obat tersebut diberikan (Martin dkk,
1983).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi antara lain:
a. Faktor teknologi dan formulasi sediaan
1) Metode fabrikasi
Adanya perbedaan fabrikasi seperti: metedo granulasi, tekanan kompresi akan
menyebabkan perbedaan kecepatan disolusi (Lowenthal, 1972)
2) Bahan tambahan
Bahan tambahan seperti bahan pengisi, pengikat,penghancur dan bahan pelicin
akan mempengaruhi waktu hancur sediakan yang selanjutnya akan
mempengaruhi kecepatan disolusi zat aktif. Pengaruh bahan tambahan ini akan
bertambah besar bila kecepatan disolusi zat aktif yang hidrofob dapat
ditingkatkan dengan bahan pengikat yang hidrofil, karena bahan pengikat ini
akan menyaluti partikel zat aktif sehingga lebih mudah ter basahi oleh medium
disolusi (Lowenthal, 1972).
3) Zat aktif
Semakin kecil ukuran partikel zat aktif, maka semakin besar kecepatan
disolusinya, karena luas permukaan yang dihasilkan semakin besar.
b. Faktor alat dan kondisi lingkungan
1) Macam alat dan tipe alat yang digunakan
Alat yang digunakan berbeda maka akan menghasilkan hasil kecepatan disolusi
obat yang berbeda pula ( Shah dan Needham, 1979).
2) Kecepatan pengadukan
Bila dilakukan dengan kecepatan yang makin cepat maka akan semakin cepat
pula kecepatan disolusinya.
3) Komposisi medium
 pH medium
Kenaikan pH medium akan meningkatkan kecepatan disolusi obat yang
bersifat asam lemah dan untuk yang bersifat basa leah maka dengan
penurunan pH medium akan meningkatkan disolusinya (Parrot, 1971).
 Tegangan muka
Dengan turunnya tegangan antarmuka maka kecepatan di solusi akan
semakin besar, karena zat aktif yang bersifat hidrofob akan mudah
terbasahi oleh medium disolusi (Parrot, 1971).
 Viskositas
Bila viskositas medium meningkat maka akan menurunkan kecepatan
disolusi obat.
✓ Temperatur medium
apabila temperatur meningkat maka energi gerak molekul lezat padat
akan semakin besar. Hal ini akan meningkatkan kecepatan disolusi
(Parrot, 1971).
✓ Faktor lain, seperti bentuk sediaan dan kondisi penyimpanan juga
akan mempengaruhi kecepatan disolusi obat.

Ada beberapa cara mengungkapkan hasil uji kecepatan disolusi:

1) Metode klasik
metode yang paling sederhana mengungkapkan hasil kecepatan disolusi yaitu dengan
menentukan jumlah zat terlarut pada zat tertentu, misalnya C20• artinya dalam waktu 20
menit jumlah zat yang terlarut dalam medium sebesar x mg/ml atau dengan menentukan
waktu yang diperlukan oleh sejumlah zat aktif yang terlarut, misalnya t20 artinya waktu yang
diperlukan agar 20% zat aktif melarat dalam medium (Khan dan Rhodes, 1975).
2) Metode linearisasi kurva disolusi
Pengungkapan hasilnya dengan persamaan sebagai berikut (Wagner, 1971):

Log (W~ - W) = Log W - kt/2,303

Keterangan:
(W~ — W) = jumlah zat aktif yang tidak larut pada saat t
W~ = Jumlah tertinggi zat aktif yang dapat larut
W. = Jumlah zat aktif yang terlarut pada saat t
k. = Tetapan kecepatan disolusi
t. = Waktu
Metode linearisasi kurva disolusi digunakan berdasarkan asumsi: kondisi percobaan sink
yaitu Cs√√C, proses pelarut and mengikuti reaksi orde 1, kondisi proses pelarut and non
reaktif.
3) Metode Disolution Effeciency (DE)
Metode DE merupakan metode perbandingan luas daerah di bawah kurva disolusi pada saat
t dengan luas 4 persegi panjang yang menunjukkan 100% zat aktif terlarut pada saat t (Khan
dan Rhodes, 1975).

Secara skematis DE dapat dirumuskan sebagai berikut:


DEt = ∫ to y dt/Y100 × 100%
Keterangan:
∫ to y dt = luas daerah di bawah kurva zat aktif yang larut pada saat t
Y100 = luas daerah segi empat 100% zat aktif yang larut pada saat t

CARA KERJA

a. Evaluasi sifat fisik tablet


1) Keberagaman bobot
ditimbang 20 tablet kemudian tablet tersebut ditimbang satu persatu dihitung bobot
rata-rata dan penyimpangannya (Anonim, 1979).
2) Kekerasan tablet
Satu tablet diletakkan di tengah dan tegak lurus pada hardness tester, mula-mula
skala pada posisi nol, kemudian dengan alat diputar pelan-pelan sampai tablet
pecah. Dibaca sekali yang dicapai pada saat tablet tepat pecah atau hancur (Parrot,
1971).
3) Kerapuan tablet
20 tablet di bebas dibebas debukan ditimbang, dimasukkan ke dalam friabilator
diputar selama 4 menit selama kecepatan 25 putaran per menit. Tablet dibersihkan
dari vina siang menempel dan ditimbang kembali. Persentase kehilangan boboknya
dihitung dengan rumus persamaan:

%kerapuhan = Wo - Wt / Wo × 100%

Keterangan:
Wo = berat tablet sebelum pengujian
Wt = berat tablet setelah pengujian
4) Waktu hancur tablet
Dimasukkan 5 tablet ke dalam tabung berbentuk keranjang,kemudian di turun
naikkan tabung secara teratur 30 kali setiap menit dalam medium air dengan suhu
36°C-38°C. tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di
atas kaca. Dicatat dalam waktu hancur tablet (Anonim, 1979).
b. Uji disolusi (untuk uji disolusi digunakan tablet yang ada di pasaran (generik), bukan tablet
hasil praktikum)

1) Disolusii tablet paracetamol


 Satu tablet paracetamol dimasukkan dalam medium disolusi yaitu 900,0
ml larutan dapar fosfat pH 5.8.
 Putar mengaduk dayung dengan kecepatan 50 rpm.
 Sampel diambil dari medium pada waktu 5, 10, 20 dan 30 menit
sebanyak 5,0 ml
 dimasukkan medium sebanyak 5,0 ml untuk mengganti volume sampel
dengan suhu yang sama yaitu 37°C.
 Serapan sampel dibaca dengan spektrofotometri pada panjang
gelombang 243 nm.
 Hitung nilai DE 30 prosentase jumlah zat aktif yang terlarut.
2) Disolusi tablet Ampisilin
 Satu tablet ampisilin dimasukkan dalam medium disolusi yaitu 900,0 ml air.
 Putar pengaduk keranjang dengan kecepatan 100 rpm.
 Sampel diambil dari medium pada waktu 5, 10, 20, 30 dan 45 menit
sebanyak 5,0 ml.
 dimasukkan medium sebanyak 5,0 ml untuk mengganti volume sampel
dengan suhu yang sama yaitu 37°C.
 Serapan sampel dibaca dengan spektrofotometri pada panjang gelombang
maksimalnya.
 Hitung nilai DE 45 menit dan prosentase jumlah zat aktif yang terlarut.
c. Uji keberagaman kandungan zat aktif
Uji ke seragam and kandungan ditetapkan pada 10 tablet vitamin B1.
1) Masing-masing tablet di garut dalam mother kemudian dilarutkan dalam air.
2) Filtratnya dibaca pada panjang gelombang sarapan maksimalnya.
3) Tentukan kadar masing masing tablet
4) Tentukan keberagaman kandungan berdasarkan nilai CV (Sughihartini dkk, 2011).

Anda mungkin juga menyukai