Anda di halaman 1dari 18

KECEPATAN DISOLUSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sediaan obat yang dihasilkan dalam bidang Farmasi, sebelum dilepas

di pasaran harus melalui beberapa pengujian untuk menstandarisasi dan

menjamin kualitas segala aspek sediaan. Pengujian sediaan farmasi termasuk

salah satunya adalah uji disolusi. Uji disolusi dapat dijadikan kontrol

pengembangan formulasi obat dan kualitas. Hal ini tidak hanya dapat

digunakan sebagai alat utama untuk memantau konsistensi dan stabilitas

produk obat tetapi juga sebagai teknik yang relatif cepat dan murah untuk

memprediksi penyerapan in vivo suatu sediaan obat. (Santi, 2016 : 144)

Uji disolusi memberikan gambaran perubahan jumlah zat aktif yang

terlarut di dalam medium. Laju disolusi atau kecepatan melarutnya suatu obat

sangat penting karena ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari

kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarutnya sebelum diserap

ke dalam tubuh. Suatu bahan obat yang diberikan dengan cara apapun, harus

memiliki daya larut dalam air untuk kemanjuran terapeutiknya. Senyawa

senyawa yang relatif tidak dapat dilarutkan biasanya memperlihatkan absorpsi

yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan respon terapeutik yang

minimum. isolusi obat sehingga mahasiswa dapat menerapkannnya dalam

pengujian sediaan akhir farmasi yang telah dibuat karena pada dasarnya obat

yang dikonsumsi untuk dapat berefek pada tempat kerjanya, maka obat harus

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

mengalami proses disolusi dalam cairan tubuh manusia. Melihat pentingnya

ilmu di atas maka diperlukan penjelasan mengenai disolusi obat. (Santi, 2016

: 144)

B. Maksud Percobaan

Adapun maksud dari praktikum ini adalah mengetahui pengaruh suhu

terhadap kecepatan disolusi zat dan mengetahui kecepatan pengadukan

terhadap kecepatan disolusi zat.

C. Tujuan Pratikum

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu menentukan kecepatan

disolusi suatu zat, menggunakan alat penentuan kecepatan disolusi suatu zat

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Disolusi adalah proses pelepasan senyawa obat dari sediaan dan

melarut dalam media pelarut. Disolusi mengacu pada proses ketika fase padat

(misalnya tablet atau serbuk) masuk ke dalam fase larutan, seperti air. Intinya,

ketika obat melarut, partikel-partikel padat memisah dan molekul demi molekul

bercampur dengan cairan dan tampak menjadi bagian dari cairan tersebut.

Kecepatan disolusi adalah jumlah zat aktif yang dapat larut dalam waktu

tertentu pada kondisi antar permukaan cair-padat, suhu dan komposisi media

yang dibakukan. (Santi, 2016 : 124). Efesiensi disolusi adalah keadaan dimana

menggambarkan jumlah obat yang dilepaskan pada waktu tertentu (Sinko,

2011, 204 : 429).

Disolusi merupakan proses bergantung waktu atau kinetik yang

menggambarkan tahap akhir pelepasan obat, yang pada akhirnya dibutuhkan

sebelum obat dapat diabsorpsi atau memberikan efek farmakologis .setelah

bentuk sediaan padat, seperti tablet, diberikan melalui mulut pasien, sediaan

ini mula-mula harus berdisintegrasi menjadi pecahan partikel besar

selanjutnya terjadi deagregasi dan membebaskan partikel-partikel individual

Untuk bentuk sediaan pelepasan segera, kecepatan transit melewati usus dan

profil permeabilitas usus halus terhadap obat menentukan kecepatan dan

besar absorbsi obat (Sinko, 2011:437).

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

Pelepasan zat aktif dari suatu produk obat sangat dipengaruhi oleh

sifat fisikokimia zat aktif dan bentuk sediaan.ketersediaan zat aktif biasanya

ditetapkan oleh kecepatan pelepasan aktif dari bentuk sediaannya biasanya

ditentukan oleh kecepatan melarutnya dalam media sekelilingnya (Amir,

2007:221).

Penentuan permukaan kecepatan kelarutan suatu zat padat dilakukan

dengan metode : (Ansel 1989: 54 ).

a. Metode suspensi bubuk zat padat digunakan / ditambahkan pada pelarut

pada pergantian nama ekstrak terhadap luas permukaan partikelnya.

b. Metode permukaan konstan zat ditambahkan pada suatu wadah yang

diketahui luasnya hingga variabel perbedaan luas permukaan efektif dapat

dihilangkan.

Terdapat beberapa alat disolusi dengan berbagai tipe yaitu (Santi, 2016

: 127):

a. Alat uji disolusi menurut Farmakope Indonesia edisi 4:

1. Alat uji disolusi tipe keranjang (basket).

2. Alat uji disolusi tipe dayung (paddle).

b. Alat uji pelepasan obat

1. Alat uji pelepasan obat berupa keranjang (basket).

2. Alat uji pelepasan obat berupa dayung (paddle).

3. Alat uji pelepasan obat berupa reciprocating cylinder.

4. Alat uji pelepasan obat berupa flow through cell.

5. Alat uji pelepasan obat berupa paddle over disk.

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

6. Alat uji pelepasan obat berupa silinder (cylinder).

7. Alat uji pelepasan obat berupa reciprocating holder.

Disolusi dari suatu partikel obat dikontrol oleh beberapa sifat fisika-

kimia termasuk bentuk kimia, kebiasaan kristal, ukuran partikel, kelarutan, luas

permukaan dan sifat-sifat pembahasan. Bila data kelarutan kesetimbangan

dirangkaikan, maka eksperimen disolusi dapat membantu mengindentifikasi

daerah masalah biovailabilitas potensial (Lachman, 1994 :659).

Mekanisme disolusi tidak dipengaruhi oleh kekuatan kimia atau

reaktivitas partikel-partikel padat pelarut kedalam zat cair ,dengan mengalami

dua langkah berturut-turut – turut yang pertama larutan zat padat pada

permukaan membentuk lapisan tebal yang tetap atau film disekitar partikel

yang kedua difusi dari lapisan tersebut pada massa dari zat cair (Genarro,

1990: 121).

Menurut Nayes dan Whitney ialah kecapatan suatu padatan menurut

dalam suatu pelarut dinyatakan secara kuantitatif oleh nayes dan whitney pada

tahun 1897. Kemudian diuraikan oleh para peneliti 1085 persamaan tersebut

ialah:
𝑑𝑚 𝐷𝑠
= (cs-c)
𝑑𝑡 𝑛

𝑑𝑐 𝐷𝑠
= 𝑉𝑛 (cs-c)
𝑑𝑡

Dimana m adalah massa zat terlarut yang sekima waktu, dm/dt adalah

kecepatan solusi massa (massa/waktu) D adalah koefisien difusi zat terlarut

dalam larutan. S adalah luas permukaan padatan yang terpanjangi, n adalah

tebal lapisan difusi. G adalah kelarutan (yakni konsentrasi senyawa) dalam

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

larutan jenuh pada permukaan dan pada temperatur percobaan). Dan c adalah

konsentrasi zat terlarut dalam larutan baik pada waktu (t) kuantitas, dc / dt

adalah kecepatan disolusi dan v adalah larutan (Sinko, 2011: 427).

Kamponen cairan lambung dan usus yang biasanya digunakan untuk

pengujian disolusi tablet yaitu umurnya pada asam lambung dan obat serta

adalah batas lemah . kemudian sifat khusus dari obat serta komposisi biologi

dan membuat mempunyai suatu penting pada proses perbaikan tersebut.

(Martin, 2008 : 274 ).

Tujuan sebagian besar monografi disolusi dalam farmakope adalah

untuk menetapkan prosedur evaluasi konsistensi disolusi produk obat dari bets

ke bets. Kesamaan karateristik disolusi suatu produk tertentu dari bets- bets

yang berbeda mengimplimasikan bahwa produk itu memiliki kinerja yang

serupa dalam tubuh manusia (Sinko, 2011:441). Uji disolusi dalam bidang

Farmasi memegang peranan penting yaitu (Santi, 2016 : 127) :

a. Uji disolusi digunakan untuk dalam bidang industri; dalam pengembangan

produk baru, untuk pengawasan mutu, dan untuk membantu menentukan

kesetersediaan hayati.

b. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan, seperti adanya aturan

biofarmasetika, telah menegaskan pentingnya disolusi.

c. Karakteristik disolusi biasa merupakan sifat yang penting dari produk obat

yang memuaskan.

d. Uji disolusi digunakan untuk mengontrol kualitas dan menjaga terjaminnya

standar dalam produksi tablet.

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

e. Uji disolusi untuk mengetahui terlarutnya zat aktif dalam waktu tertentu

menggunakan alat disolution tester sehingga bisa menentukan waktu

paruh dari sediaan tersebut.

B. Uraian Bahan

1. Air suling (Dirjen POM, 1979 : 96)

Nama resmi : AQUADESTILLATA

Nama lain : Air suling/Aquadest

Berat molekul : 18,02

Rumus kimia : H2O

Rumus struktur : H – O—H

Pemerian : Jernih, tak berwarna, tak berbau

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat pelarut

2. Natrium hidroksida ( Ditjen POM,1979 : 412)

Nama resmi : Natrii Hidroksidum

Nama lain : Natrium hidroksid

RM : NaOH

BM : 40,0

Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk

pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain,

keras, rapuh, dan menunjukkan pecahan hablur.

Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam etanol.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

Kegunaan : sebagai pereaksi

3. Parasetamol (Ditjen POM, 1979 : 37)

Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM

Nama Lain : Asetaminofen Parasetamol

Berat Molekul : 151,16

Rumus Molekul : C8H9NO2

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau;

rasa pahit.

Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian

etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam

40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian

propilenglikol P; larut dalam larutan alkali

hidroksida

Penyimpanan : Dalam wadahtertutup baik, terlindung dari

cahaya.

Kegunaan : Analgetikum; antipiretikum.

C. Prosedur Kerja (Anonim, 2018)

a. Pengaruh suhu terhadap kecepatan disolusi zat

1. Isi gelas kimia 50 mL dengan air,

2. Atur waterbath shaker pada suhu 30°C, letakkan gelas kimia ke dalam

waterbath. Jika suhu air di dalam bejana sudh mencapai suhu 30°C,

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

masukkan 500 mg parasetamol dan hidupkan motor penggerak pada

kecepatan 50 rpm

3. ,Ambil sebanyak 5 mL air dari bejana setiap selang waktu 1, 5, 10, 15,

20, 25, 30 menit setelah pengadukan. Setiap pengambilan sampel,

segera digantikan dengan 5 mL air.

4. Tentukan kadar parasetamol yang terlarut dari sampel dengan cara

spektofotometer. Lakukan koreksi perhitungan kadar yang diperoleh

setiap waktu terhadap pengenceran yang dilakukan karena

penggantian lakukan dengan air suling.

5. Lakukan percobaan yang sama untuk suhu 40°C dan suhu 50°C

6. Tabelkan hasil yang diperoleh

7. Buat kurva antara kondisi parasetamol yang diperoleh dengan waktu

untuk setiap satuan waktu (dalam satuan grafik).

b. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan disolusi zat

1. Isi gelas kimia 50 mL dengan air,

2. Atur waterbath shaker pada suhu 30°C, letakkan gelas kimia ke dalam

waterbath. Jika suhu air di dalam bejana sudh mencapai suhu 30°C,

masukkan 1 g parasetamol dan hidupkan motor penggerak pada

kecepatan 50 rpm

3. Ambil sebanyak 5 mL air dari bejana setiap selang waktu 1, 5, 10, 15,

20, 25, 30 menit setelah pengadukan. Setiap pengambilan sampel,

segera digantikan dengan 5 mL air.

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

4. Tentukan kadar parasetamol yang terlarut dari sampel dengan cara

spektofotometer. Lakukan koreksi perhitungan kadar yang diperoleh

setiap waktu terhadap pengenceran yang dilakukan karena penggantian

lakukan dengan air suling.

5. Lakukan percobaan yang sama untuk kecepatan 75 dan kecepatan 100

rpm

6. Tabelkan hasil yang diperoleh

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

BAB III

METODE KERJA

A. Alat yang Digunakan

Adapun alat yang digunakaan pada praktikum kali ini adalah botol

semprot, gelas ukur, gelas ukur 50, gelas ukur 100 , kertas saring,

spektofotometer, timbangan, waterbath saker.

B. Bahan yang Digunakan

Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalaah air,

Aspirin, dan larutan NaOH

C. Cara Kerja

Pengaruh suhu terhadap kecepatan disolusi zat

1. Isi gelas kimia 50 mL dengan air, saring dengan menggunakan kertas

saring agar air yang digunakan jernih

2. Atur waterbath shaker pada suhu 40°C, letakkan gelas kimia ke dalam

waterbath. Jika suhu air di dalam bejana sudh mencapai suhu 40°C,

masukkan 1,05 g aspirin dan hidupkan motor penggerak pada kecepatan

50 rpm

3. ,Ambil sebanyak 5 mL air dari bejana setiap selang waktu 1, 5, 10, 15, 20,

25, 30 menit setelah pengadukan. Setiap pengambilan sampel, segera

digantikan dengan 5 mL air.

4. Tentukan kadar aspirin yang terlarut dari sampel dengan cara

spektofotometer. Lakukan koreksi perhitungan kadar yang diperoleh setiap

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

waktu terhadap pengenceran yang dilakukan karena penggantian lakukan

dengan air suling.

5. Lakukan percobaan yang sama untuk suhu 50°C dengan aspirin 1,02

gram

6. Tabelkan hasil yang diperoleh

7. Buat kurva antara konsentrasi aspirin yang diperoleh dengan waktu untuk

setiap satuan waktu (dalam satuan grafik).

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data hasil percobaan

B. Pembahasan

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil

B. Saran

Sebaiknya praktikan lebih aktif lagi dalam melakukan praktikum dan

hati-hati dalam menggunakan alat laboratorium agar tidak terjadi kesalahan

yang tidak diinginkan.

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Syarif. dr, dkk., 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi kelima. Gaya baru :
Jakarta .
Annonim, 2018. Penuntun Raktikum Farmasi Fisika. Universitas Muslim
Indonesia : Makassar
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan farmasi Edisi I. UI Press :
Jakarta.
Alfred Martin, 2008. Farmasi Fisik dalam Ilmu farmasetik Edisi III Jilid 2, UI :
Jakarta
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia; Edisi III. Departemen Kesehatan RI:
Jakarta.

Genarro, A. R., 1990, Remingto’s Pharmaceutical Sciences Edisi 18 th, Marck


Publishing Company, Easton Pensylvania.
Lachman , Leon, dkk., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri I Edisi III. UI
Press : Jakarta .
Santi, Sinila, 2016. Farmasi Fisik. Pusdik SDM Kesehatan : Jakarta
Sinko, Patrick J, 2011. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika. EGC: Jakarta.

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

LAMPIRAN

Lampiran I. Skema Kerja

Pengaruh suhu terhadap kecepatan disolusi zat

Isi gelas kimia 50 mL dengan air, saring dengan menggunakan kertas


saring agar air yang digunakan jernih

Atur waterbath shaker pada suhu 40°C, letakkan gelas kimia ke dalam
waterbath. Jika suhu air di dalam bejana sudh mencapai suhu 40°C,
masukkan 1,05 mg Aspirin dan hidupkan motor penggerak pada kecepatan
50 rpm

Ambil sebanyak 5 mL air dari bejana setiap selang waktu 1, 5, 10, 15, 20, 25,
30 menit setelah pengadukan. Setiap pengambilan sampel, segera
digantikan dengan 5 mL air.

Tentukan kadar aspirin yang terlarut dari sampel dengan cara


spektofotometer. Lakukan koreksi perhitungan kadar yang diperoleh
setiap waktu terhadap pengenceran yang dilakukan karena
penggantian lakukan dengan air suling.

Lakukan percobaan yang sama untuk suhu 50°C dengan sampel


aspirin 1,02 g

Tabelkan hasil yang diperoleh

Buat kurva antara kondisi Aspirin yang diperoleh dengan waktu untuk
setiap satuan waktu (dalam satuan grafik).

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan disolusi zat

Isi gelas kimia 50 mL dengan air

Atur waterbath shaker pada suhu 30°C, letakkan gelas kimia ke dalam
waterbath. Jika suhu air di dalam bejana sudh mencapai suhu 30°C,
masukkan 1 g parasetamol dan hidupkan motor penggerak pada
kecepatan 50 rpm

Ambil sebanyak 5 mL air dari bejana setiap selang waktu 1, 5, 10, 15,
20, 25, 30 menit setelah pengadukan. Setiap pengambilan sampel,
segera digantikan dengan 5 mL air.

Tentukan kadar parasetamol yang terlarut dari sampel dengan cara


spektofotometer. Lakukan koreksi perhitungan kadar yang diperoleh
setiap waktu terhadap pengenceran yang dilakukan karena penggantian
lakukan dengan air suling.

Lakukan percobaan yang sama untuk kecepatan 75 dan kecepatan 100


rpm

Tabelkan hasil yang diperoleh

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004
KECEPATAN DISOLUSI

Lampiran II. Gambar

Sampel Vial

Proses saat pengambilan larutan dan digantikan dengan aquades

MILA ADENIA IBRAHIM MUTHIA ADINDA KHAIR


15020170004

Anda mungkin juga menyukai