Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

PEMBUATAN DAN EVALUASI KAPSUL

DISUSUN OLEH
Nama : Nur Ika Sari
Nim : 34180258
Instruktur : Ari Wahyudi S.Farm.,M.Farm.,Apt

LABORATORIUM TSS
PROGRAM STUDI D III FARMASI STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2020

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID


PEMBUATAN DAN EVALUASI KAPSUL
A. Tujuan
Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang formulasi
sediaan kapsul dan kontrol kualitasnya.
B. Dasar Teori

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut, umumnya terbuat dari gelatin. Kapsul dibedakan menjadi
2 jenis, yaitu kapsul lunak dan kapsul keras. Kapsul lunak (soft gels) merupakan
kapsul dengan satu bagian, sedangkan kapsul keras merupakan kapsul yang terdiri
dari 2 bagian yaitu bagian tutup (cap) dan induk (body). Bahan baku pembuatan
kedua macam kapsul tersebut relatif sama yaitu, gelatin, pewarna, pengawet,
apaquing agent, dan air. Kapsul lunak tersebut dari gelatin yang terplastisasi
sehingga bersifat lebih elastis dibandingkan kapsul keras.
Saat ini kapsul yang banyak diproduksi adalah jenis kapsul keras. Kapsul keras
umumnya diisi dengan serbuk, butiran, atau granul, meskipun demikian bentuk
sediaan yang lain seperti tablet, cairan ataupun pasta juga dapat diisikan dalam
kapsul keras. Bahan-bahan yang dapat bereaksi dengan gelatin, misalnya seperti
formaldehid yang menyebabkan cross linking sehingga membuat kapsul tidak
larut; ataupun bahan yang mengandung air bebas sehingga menyebabkan
cangkang melunak dan rusak harus dihindari untuk dimasukkan dalam kapsul
(Fudholi, dkk.,2008).
Semua formulasi bahan yang akan diisikan kedalam kapsul setidaknya harus
memenuhi persyaratan :
1. Dapat diisikan secara seragam kedalam kapsul
2. Dapat melepaskan zat aktif sehingga tersedia untuk diabsorbsi.
3. Produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang ada.

Formulasi Granul
Bahan yang diisiakan kedalam kapsul keras kebanyakan diformulasikan dalam
bentuk granul. Umumnya merupakan campuran zat aktif dan kombinasi berbagai
macam eksipien. Macam eksipien yang digunakan antara lain, bahan pengisi,
bahan pengikat, bahan penghancur, glidant dan bahan pelicin. Selain itu, dapat
ditambahkan wetting agent untuk memepermudah pembasahan serbuk/ granul dan
meningkatkan disolusi obat.
Bahan pengisi yang digunakan misalnya laktosa, amilum, dikalsium fosfat, dan
sebagainya ; bahan pengikat misalnya larutan glatin, larutan sukrosa, musilago
amili; bahan penghancur msalnya amilum, mikrokristalin selulosa; glidant
misalnya amilum jagung, talk, magnesium stearat; bahan pelicin misalnya asam
stearat, magnesium stearat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam formulasi granul untuk pengisian
kapsul diantaranya meliputi :
 Ukuran partikel granul.
 Distribusi ukuran partikel granul
 Sifat alir granul

Kontrol Kualitas Kapsul


Seperti bentuk sediian lainnya, maka kapsul yang telah diisi juga harus
memenuhi persyaratan tertentu, diantaranya :
1. Pemeriksaan penampilan kapsul secara umum, misalnya ada tidaknya
keretakan kapsul, peot atau tidak, ada tidaknya noda, dan lain sebagainya.
2. Keseragaman bobot
3. Pemeriksaan waktu hancur
4. Uji disolusi (Fudholi, dkk., 2008)
C. Alat dan Bahan
Bahan :
 Ekstrak temulawak
 Amilum manihot
 Musilago Amyli 10 %
 Aquadest

Alat :
 Mortir dan Stemper
 Timbangan
 Cawan Porselin
 Batang pengaduk
D. Formula
Kapsul ekstrak etanol rimpang temulawak (curcuma xanthorrihza,roxb) :
R/ Ekstrak temulawak 150 mg
Amilum manihot 350 mg
Musilago Amyli 10 % qs
M.f. pulv.dtd.no.LX
Da in cap
E. Cara Kerja
Ekstrak temulawak ditimbang sebanyak 9 gr, digerus dg 21 gr, masukkan
amilum manihot sedikit demi sedikit ke dalam mortir, dan gerus ad homogen
(M1)

Pembuatan musilago amyli sebanyak 0,9 gr, lalu disuspensikan dg air suling
selanjutnya panskan pada api langsung diaduk ad diperoleh masa transparan,
ditimbang dan dicek beratnya, kekurangan ditambahkan air panas, sedangkan
kelebihan berat diuapkan kembali dan ditimbang lagiberatnya hingga diperoleh
massa mucillago sebanyak 9 gr (M2)

M1 ditambahkan sedikit demi sedikit dengan M2 ad diperoleh massa yang
kompak (musilago yang terpakai = 3,35 gr, mengandung amilum 0,335 gr),
lalu digranulasi dengan ayakan mess 14

Granulat dikeringakan pada suhu 40-60°C pada lemari pengering

Setelah kering, granul diayak lagi dengan ayakan mess 16 dan ditimbang
kembali beratnya.

Berat granul kering = 29,340 gr
Berat teoritis = 21 + 9 + 0,335 = 30,335 gr
% berat = Berat teoritis/ berat sluruhnya x 100 %
= 30,335/30 x 100 % =101,1 %

Massa granul diuji pre-formulasi yaitu waktu alir dan sudut diam. Kemudian
setelah pengujian ini serbuk dimasukkan kedalam cangkang kapsul secara
manual dengan ukuran kapsul 0 mm, kemudian kapsul dilakukan uji evaluasi
sediaan kapsul yaitu keseragam bobot dan waktu hancur

Anda mungkin juga menyukai