Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI SEDIAAN SOLID

PRAKTIKUM II

“Evaluasi Sifat Fisik Granul”

Disusun Oleh :

Nama : Nur Ika Sari

NIM : 34180258

Golongan : A2-3

Instruktur :Ari Wahyudi, S.Farm., M.Pharm., Apt

Tgl/Hari : Senin, 23 Maret 2020

LABORATORIUM FTS

PROGRAM STUDI D3 FARMASI STIKES SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2020
EVALUASI GRANUL

I. Tujuan

Mahasiswa diharapkan dapat memahami macam-macam evaluasi sifat fisik


granul.

II. Dasar Teori

Granul ayang dihasilkan harus dievaluasi sifat fisiknya. Sifat fisik granul akan
berpengaruh pada proses pengempaan. Sebagai contoh sifat alir akan berpengaruh pada
keseragaman bobot. Granul dengan sifat alir yang baik akan memberikan keseragaman
bobot tablet yang baik. Kompantibilitas granul akan berpengaruh pada kekerasan tablet.
Daya serap granul berpengaruh pada waktu hancur tablet.

Evaluasi Sifat Fisik Granul

Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui sifat fisik granul adalah :

1) Waktu alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari sejumlh granul melalui
lubang corong, yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu waktu alirnya
lebih dari 10 detik akan mengalami kesulitan pada waktu penabletan.
2) Penetapan granul
Uji penetapan granul dilakukan menggunakan alat volumenometer. Uji ini merupakan
ujitidak langsung terhadap pengukuran laju aliran dengan menggunakan bulk (serbuk
halus) dari granul. Granul atau serbuk dengan indeks penetapan kurang dari 20%
mempunyai sifat alir yang baik.
3) Sudut diam granul
Sudut diam granul adalah salah satu parameter lain dari sifat alir, sudut diam juga dapat
dipakai sebagai pembanding uji sifat fisik campuran granul atau serbuk. Dengan cara
menghitung kotangen dari tinggi kerucut yang dibentuk serbuk atau granul maka akan
didapat besar sudut yang membentuknya. Menurut Carstensen (1977), sudut diam antara
28˚ sampai 42˚ menunjukkan sifat alir yang bagus, sedangkan menurut Wadke dan
Jacobson (1980), sudut diam antara 25˚ sampai 45˚ menunjukkan sifat alir yang bagus.
4) Kompaktibilitas
Uji kompaktibilitas dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan granul untuk saling
melekat menjadi massa yang kompak, digunakan mesin tablet single punch dengan
berbagai tekanan dari tekanan yang rendah ke tekanan yang tinggi dengan mengatur
kedalaman punch atas turun keruang die. Kompaktibilitas digambarkan oleh kekerasan
tablet yang dihasilakan (Alderborn dan Nystrom, 1996).
5) Daya serap air
Disintegrasi tablet tidak dapat terjadi apabila air tidak dapat masuk tablet. Faktor yang
mempengaruhi penetrasi antara lain porositas tablet dimana tergantung kompressi dan
kemampuan penyerapan air dari material yang dipakai. Air yang berpenetrasi kedalam
pori-pori tablet karena adanya aksi kapiler (wicking). Bahan penghancur mulai berfungsi
diantaranyaa melalui proses pengembangan, reaksi kimia maupun secara enzimatis
setelah air masuk kedalam tablet (Swarbrick dan Boylan, 2002).
6) Diameter rata-rata granul
Pemeriksaan diameter rerata granul merupakan cara untuk mengetahui besarnya diameter
rata-rata granul. Metode untuk mengetahui ukutan diameter granul ini antara lain dengan
metode pengetapan, sentrifugasi, mikroskopi dan pengayakan. Metode pengayakan lebih
terpilih karena kepraktisan dan mudah pelaksanaannya. Alat yang digunakan adalah
ayakan beertingkat (Porrot, 1971).
Table I. ukuran lubang sesuai dengan nomor ayakan.

No ayakan (Mesh) Ukuran lubang


16 1190
18 1000
20 840
25 710
35 500
40 420
7) Uji kerapuhan granul
Kerapuhan granul yaitu gambaran stabilitas fisik granul. Kerapuhan granul dapat diamati
lewat ketahanannya terhadap adanya getaran dengan menempatkannya di atas ayakan
bertingkat yang digetarkan dapat diuji kerapuhan granul (Fasihi dan Konfer, 1986).

III. Cara Kerja


1. Diameter rata- rata granul
Ditimbang sejumlah 25 gram granul dimasukkan kedalam ayakan bertingkat
disusun mulai dari yang kasar sampai halus yaitu no. 14, 16, 20, 30, 50 mesh dan
pan. Pengayakan dilakukan dengan sieving machine, mesin dijalankan 50
amplitudo selama 15 menit. Granul yang tertinggal pada masing-masing ayakan
ditimbang dan dihitung dengan rumus (Lachman dkk, 1986):
dr = besar rata – rata lubang x %tertingga / 100
Ket: dr = diameter rata-rata

2. Kerapuhan granul
Tiga puluh gram granul dimasukkan kedalam ayakan bertingkat dengan ayakan
teratas no. 30 mesh dan terbawah pan. Pengayakan dilakukan dengan sieving
machine, mesin dijalankan dengan kecepatan 50 amplitudo selama 30 menit.
Granul yang tertinggal pada ayakan no.30 mesh ditimbang dan dihitung dengan
rumus :
Kerapuhan granul = bobot awal – bobot tertinggal / bobot awal x 100

3. Pengetapan
- Sejumlah granul dilakukan kedalam gelas ukur yang dimiringkan
kemudian ditegakkan. Ditambahkan lagi granul sampai volum 100 ml. ini
dicatat sebagai Vo.
- Gelas ukur dipasangkan pada alatnya dan kemudia rotor dinyalakan.
- Dicatat perubahan volumenya pada menit-menit tertentu yaitu : 5, 10, 25,
50, dan 100 menit. Ini dicatat sebagai Vk.
- Dihitung nilai T% (setelah diperoleh volume konstan).
- Dicatat berat granul yang digunakan.
- Indeks pengetapan dapat dihitung dengan rumus :
T% = Vo – Vt / Vo x 100%
- Dihitung nilai T% (setelah diperoleh volume konstan).
- Dibuat kurva hubungan log Vo/Vt Vs t
- Hitung densitas granul = berat granul / 10 ml
4. Kompaktibilitas
Granul masing-masing formula dikempa dengan memvariasi posisi skala punch
atas. Bahan dimasukkan dalam ruang die pada mesin tablet single punch,
kemudian diratakan permukaannya lalu ditablet. Kekrasan tablet yang dihasilkan
tiap perubahan posisi skala punch atas dicatat.

5. Daya serap granul


Pada uji daya serap, alat dihungkan dengan timbangan elektrik yang di atasnya
terdapat ampul yang diisi sehingga permukaannya rata dengan air yang ada dalam
tabung pada alata uji daya serap (mengikuti prinsip tabung U). Ampul tersebut
posisinya diatur sedemikian rupa agar ampul dalam timbangan tidak bersentuhan
dengan kapiler yang disambung ketempat bahan. Kertas saring diletakkan di atas
permukaan tabung alat uji daya serap lalu dibersihkan sisa air sekitar kertas
saring. Tempat atau holder untuk bahan yang akan diiuji diletakkan diatas kertas
saring, timbangan diatur pada posisi nol. Berkurangnya air yang terdapat pada
ampul di atas timbangan menunjukkan jumlah air yang terserap oleh bahan.
Pengamatan dilakukan selama 15 menit dengan bahn uji 300 mg dengan hasil
dinyatakan sebagai kecepatan penyerapan air yaitu banyaknya air yang diserap
per satuan waktu.

6. Sudut diam
- Granul seberat 50 gram dimasukkan secara perlahan kedalam alat, lubang
bagian bawah tertutup.
- Penutup lubang bagian bawah dibuka maka granul akan mengalir ke
bawah.
- Tinggi kerucut yang terbentuk diukur.
- Untuk masing-masing ukuran granul dilakukan pengukuran sebanyak 3
kali.
Sudut diam granul dapat dihitung dengan rumus persamaan :
T ga = 2h / d
Ket : a = sudut diam
h = tinggi kerucut
d = diameter kerucut

7. Waktu alir
- Sebanyak 25 gram granul dimasukkan ke dalam corong yang sebelumnya
sudah ditutup bagian dibawahnya.
- Tutup bagian bawah corong ditarik sambil menghidupkan stop watch.
- Waktu yang diperlukan untuk semua granul mengalir ke bawah dicatat.
- Hitung kecepatan alir granul dalam gram dalam gram per detik
(kecepatan alir granul yang baik yaitu kurang dari 100 g / 10 detik).

Anda mungkin juga menyukai