Anda di halaman 1dari 28

Angina

Pektoris
Stabil
ANGINA Merupakan sindrom klinis ditandai
dengan rasa tidak nyaman di dada,

PEKTORI rahang, pundak, punggung atau


tangan, biasanya ditimbulkan oleh

S STABIL
aktivitas atau stress emosional, dan
dapat mereda dengan istirahat dan
nitrogliserin.
Gejala yang tidak terlalu tipikal berupa rasa tidak
nyaman pada epigastrium
EPIDEMIOLOGI

wanita pria
 0.1– 1% pada  2– 5% pada usia
usia 45-54 45-54 tahun
tahun  10-20 % pada
 10-15% pada usia 65-74 tahun
usia 65-74
tahun
DIAGNOSIS
1 ANAMNESIS
Karakteristik dari rasa tidak nyaman yang berhubungan dengan iskemi miokard
(angina pektoris) dibagi menjadi 4 kategori:

LOKASI
Dada, dekat sternum, epigastrium sampai ke area bawah rahang atau gigi,
pundak atau tangan sampai pergelangan dan jari-jemari

KARAKTER
Rasa tidak nyaman seperti terdapat tekanan, berat (tightness) atau berat,
kadang seperti tercekik, constricting atau rasa panas. Biasanya ditemani oleh
sesak napas
DURASI
Durasi dari rasa tidak nyaman biasanya tidak lebih dari 10 menit.

FAKTOR EKSASERBASI DAN PELEGA


Eksaserbasi erhubungan dengan aktivitas spesifik, olahraga atau stress emosional.
Gejala akan berkurang jika istirahat, mengonsumsi nitrat SL/bukal, kapsul
nifedipin.
Klasifikasi klinis nyeri dada
Angina tipikal (definite) Terdapat tiga karakteristik
dibawah ini
- Rasa tidak nyaman pada dada
bagian substernal
- Dipicu oleh aktivitas berat atau
stres emosional
- Mereda dengan istirahat
dan/atau NTG
Angina atipikal (probable) Terdapat dua karakteristik diatas
Non-cardiac chest pain Terdapat satu atau tidak sama
sekali karakteristik diatas
Klasifikasi keparahan angina menurut CCS
Class I ‘aktivitas biasa tidak menyebabkan angina’
Angina terjadi hanya pada aktivitas berat, lama dan cepat.
Class II ‘sedikit keterbatasan pada aktivitas biasa’
Angina saat jalan atau naik tangga secara cepat, jalan
menanjak, aktivitas setelah makan, pada musim dingin,
stres emosional atau hanya beberapa jam pertama setelah
bangun tidur
Class III ‘keterbatasan yang jelas pada aktivitas fisik’
Angina pada saat naik tangga pada kecepatan normal dan
dalam kondisi normal, atau saat jalan yang tidak terlalu jauh
Class IV ‘ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa rasa
tidak nyama’ atau ‘angina at rest’
P.
2 PEMERISKAAN FISIK

 Adanya hipertensi
 Penyakit katup jantung
 Pada episod iskemia miokard dapat terdengan S3 dan S4 dan insufisiensi
mitral juga dapat terjadi saat iskemia. Tetapi tanda-tanda ini tidak spesifik
 Hypertrophic obstructive cardiomyopathy
 BMI, lingkar pinggang untuk mengevaluasi sindrim metabolik.
3 PEMERIKSAAN LABORATORIUM

 Darah lengkap dan hitung jenis. Haemoglobin dapat menjadi infromasi


prognostik
 Kreatinin serum. Untuk menilai fungsi ginjal
 Marker biokimia seperti Troponin atau CKMB
 Glukosa plasma dan profil lipid puasa (total kolesterol, HDL, LDL, trigliserid).
 Subfraksi kolesterol (ApoA dan ApoB) homosistein
 Marker inflamasi seperti C-reactive protein
 NT-BNP sebagai prediktor dari mortalitas.
P.
4 RONTGEN THORAX

Pada angina stabil rontgen thorax tidak memberikan informasi spesifik untuk
menegakkan diagnosis ataupun stratifikasi risiko.

Rekomendasi dilakukannya ro thorax:


Class I
(1) Pada pasien dengan suspek gagal jantung
(2) Pada pasien dengan bukti klinis yang signifikan terdapat penyakit paru.
5 Resting ECG

P.
6 ECG stress testing

7 Stress testing in combination with imaging

P.
8 Echocardiography

9 Coronary arteriography
TATA LAKSANA

TUJUAN  Memperbaiki prognosis dengan mencegah infark miokard dan kematian


TATALAKSANA  Meminimalisasi atau menghilangkan gejala

TATALAKSANA Pasien dan orang terdekat pasien perlu diberitahukan beberapa hal
UMUM mengenai management angina secara umum
 Pasien diberitahukan penyebab dari angina pektoris dan
tatalaksana yang akan diberikan
 Pasien diberitahukan untuk beristirahat dari aktivitas yang
memicu angina
 Penggunaan nitrat sublingual dapat diberikan untuk
mengurangi gejala
 Penggunaan nitrat sublingual dapat diugunakan untuk
mencegah episod yang dapat di prediksi
TATALAKSANA  Pasien diberitahu apabila angina terasa >10-20 menit saat istirahat
UMUM (lanj) dan tidak menghilang pada pemberian nitrat sublingual, pasien
diharapkan mencari bantuan medis
 Perlu juga diperhatikan dari gaya hidup/lifestyle seperti
kebiasaan merokok, aktivitas fisik, dan diet sehari-hari
 Diet yang disarankan dapat berupa sayur-sayuran, buah, ikan dan
unggas.
 Pasien yang overweight disarankan untuk mengikuti diet
penurun berat badan.
 Konsumsi ikan yang kaya asam lemak omega-3 sangat
bermanfaat untuk menurunkan trigliserida
TERAPI FARMAKOLOGI UNTUK MEMPERBAIKI PROGNOSIS

Obat anti-trombosis
• Low dose aspirin
• Obat untuk mencegah trombosis arteri, bekerja dengan menghambat platelet COX-1
secara irreversible yang akhirnya menghambat produksi tromboksan.
• Efek samping yang biasa terjadi dari pemberian aspirin dosis tinggi yaitu efek di
gastrointestinal dan perdarahan intrakranial.
• Pemberian aspirin harus dalam dosis terendah yang efektif, untuk memberikan
keseimbangan dari efek terapeutik dan efek samping gastrointestinal.
TERAPI FARMAKOLOGI UNTUK MEMPERBAIKI
PROGNOSIS

• Clopidogrel
• Bekerja sebagai antagonis reseptor ADP non-kompetitif dan memiliki efek antitrombosis
yang mirip dengan aspirin.
• Jika dibandingkan dengan aspirin 325 mg/hari, CPG 75 mg/hari lebih efektif dalam
mencegah komplikasi cardiovaskular pada pasien risiko tinggi.
• Perdarahan gastrointestinal lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan aspirin.
TERAPI FARMAKOLOGI UNTUK MEMPERBAIKI PROGNOSIS

Diprydamole dan antikoagulan


• Dipryidamole tidak direkomendasi pada penanhanan stabil angina karena efek antitrombosis
pada angina stabil tidak efektif.
• Obat antikoagulan (warfarin atau inihitor trombin) yang di kombinasi dengan aspirin pada
pasien dengan risiko tinggi (seperti post MI) tidak di indikasikan kepada pasien dengan
angina stabil.
Lipid-lowering drugs
• Pengobatan dengan statin menurunkan risiko komplikasi arterosklerotik pada pencegahan
primer maupun sekunder.
• Pada pasien dengan angina stabil dosis tinggi atorvastatin (80 mg/hr) menurunkan risiko
kejadian kardiovaskular dibandingkan dengan atorvastatin 10 mg/hr.
• Pada pasien aterosklerosis, simvastatin dan pravastatin menurunkan insiden komplikasi
kardiovaskular yang serius sebesar 30%.
• Pada pasien diabet tanpa manifestasi penyakit pembuluh darah, simvastatin 40 mg/hr dan
atorvastatin 10 mg/hr memberikan proteksi primer terhadap komplikasi kardiovaskular.
TERAPI FARMAKOLOGI UNTUK MEMPERBAIKI PROGNOSIS

Angiotensin-converting enzyme-inhibitors
• Dapat menjadi pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit koroner tanpa gagal
jantung.
• Pengobatan dengan ACE-inhibitors cocok untuk mengobati angina stabil dengan co-existing
hipertensi, diabetes, gagal jantung, asymptomatic LV dysfumction dan post-MI.
• Pada pasien tanpa co-existing penyakit tidak di indikasikan menggunakan ACE-inhibitor, perlu
diperhatikan efek costs and risks.

Hormone replacement therapy (HRT)


• Bermanfaat pada penggunaan substansial pada postmonopause
• HRT dengan kombinasi estrogen/progestin memberikan manfaat kardiovaskular pada wanita
yang mengalami dan memiliki risiko tinggi terhadap penyakit kardiovaskular.
TERAPI FARMAKOLOGI UNTUK MEMPERBAIKI PROGNOSIS

Beta-blocker
• Risiko terhadap kematian yang disebabkan oleh kejadian kardiovaskular atau MI menurun
sekitar 30% pada post-MI
• d
Pada pasien post-MI dan pasein dengan penyakit koroner stabil, β-blocker dapat bersifat
kardioprotektif.
• Beta-bloker dapat memberikan efek anti-angina pada pasien tanpa kontraindikasi, tetapi
tidak terdapat bukti terhadap perbaikan prognosis pasien APS.
• β-1 blocker (metoprolol/bisoprolol) menunjukkan efektiftas yang baik untuk menurunkan
kejadiaan jantung pada pasien CHF.
TERAPI FARMAKOLOGI UNTUK MEMPERBAIKI PROGNOSIS

Calcium channel blocker


• Pengobatan dengan nifedipin, aman dan menurunkan intervensi koroner.
• Tidak ada bukti CCB dapat memberpaiki prognosis
Rekomendasi
pengobatan memperbaiki prognosis pada angina stabil

Class I
1) Aspirin 75 mg/hari pada semua pasien tanpa kontraindikasi (pendarahan GI aktif, alergi
aspirin, intoleransi aspirin)
2) Terapi statin untuk semua pasien dengan penyakit koroner
3) Terapi ACE-inhibitor pada pasien dengan indikasi pengobatan ACE-inhibitor (hipertensi,
gagal jantung, disfungsi LV, riwayat MI dengan disfungsi LV atau diabetes)
4) β-blocker pada pasien post-MI atau dengan gagal jantung
Rekomendasi
pengobatan memperbaiki prognosis pada angina stabil

Class IIa
1) ACE-inhibitor pada seluruh pasien dengan angina dan penyakit koroner yang terbukti.
2) Clopidogrel sebagai alternatif antiplatelet pada pasien angina stabil yang tidak bisa
mengonsumsi aspirin
3) Statin dosis tinggi pada pasien dengan penyakit koroner yang terbukti berisiko tinggi

Class IIb
1) Terapi fibrat pada pasien dengan HDL rendah dan trigliserid tinggi yang memiliki diabetes atau
sindrom metabolik
TERAPI FARMAKOLOGI UNTUK GEJALA DAN ISKEMI

Short-acting nitrates
• Low dose kerja cepat nitrogliserin memberikan efek untuk meredakan gejala yang
berhubungan dengan serangan angina pektoris dan dapat digunakan sebagai profilaksis
situasional
• Efek anti-iskemi berkaitan dengan venodilatasi dan penurunan pengisian diastolik jantung
• Nitrogliserin memberikan efek samping vasodilator yang dose-dependent seperti nyeri kepala
dan flushing.
• Serangan angina yang tidak memberikan respon terhadap nitrogliserin kerja cepat dapat
diperkirakan sebagai MI
TERAPI FARMAKOLOGI UNTUK GEJALA DAN
ISKEMI

Long-acting nitrates
• Pengobatan dengan long-acting nitrates menurunkan frekuensi keparahan serangan angina
dan dapat meningkatkan toleransi exercise.
• Pasien yang diobati dengan long-acting nitrates harus memiliki interval ‘nitrate free’ untuk
mencapai efek terapeutik

Beta-blocker
• Menurunkan kebutuhan oksigen dengan menurunkan denyut nadi dan kontraktilitas dan
dengan menurunkan tekanan darah.
• Perfusi pada daerah yang mengalami iskemik akan membaik dengan memperpanjang diastol
(waktu perfusi).
TERAPI FARMAKOLOGI UNTUK GEJALA DAN
ISKEMI

Calcium channel blockers


• Efek anti-angina oleh CCB berhubungan dengan penurunan kerja jantung karena vasodilatasi
sistemik, bersamaan dengan vasodilatasi koroner.
• CCB paling utama efektif pada pasien dengan angina vasospastik (Prinzmetal). Tetapi pada
pasien CCB dapat meningkatkan iskemi.
• Efek CCB untuk anti-angina dan anti-iskemi bersifat additive pada pemakaian beta-blocker.
Rekomendasi untuk memperbaiki gejala dan/atau menurunkan
pengobatan iskemi

Class I
1) Diberikan nitrogliserin short-acting untuk melegakan gejala akut dan profilaksis situasional.
2) Efek beta-1 blocker dengan titrasi hingga dosis utuh untuk proteksi 24 jam terhadap iskemi.
3) Jika terjadi intoleransi beta-blocker atau efek yang buruk, di berikan monoterapi CCB, nitrat
long acting atau nicorandil.
4) Jika efek monoterapi beta-blocker tidak sufisiensi, tambahkan dihidropiridin CCB.

Class IIa
1) Jika terdapat intoleransi beta blocker, coba sinus node inhibitor
2) Jika monoterapi CCB atau kombinasi tidak berhasil, ganti CCB dengan nitrat long-acting atau
nicorandil.
Class IIb
1) Agen metabolik dapat diberikan sebagai add on therapy.
REVASKULARISASI MIOKARD

Coronary artery bypass surgery (CABG)


• Indikasi utama untuk CABG: prognostik dan simptomatik
• CABG mengurangi mortalitas.

Percutaneous coronary intervention


• Sebagai alternatif CABG untuk meredakan gejala pada seluruh kasus.
Sumber:
Thank You

Anda mungkin juga menyukai