Anda di halaman 1dari 36

Kusta

(LEPRA / LEPROSY = MORBUS HANSEN)


Definisi Lepra
 suatu penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium
leprae dan mempengaruhi terutama syaraf, kulit dan mukosa saluran
pernafasan atas.

Penyakit sosial
 berhubungan dengan rasa takut, stigma dan diasingkan pada
banyak masyarakat
Agen Infeksius
• Mycobacterium Leprae
• Dalam pewarnaan menurut Ziehl – Neelsen
(ZN) : Batang (Basil) berwarna merah
diatas latar belakang yang kebiruan  basil
tahan asam
• Kuman ini mudah ditemukan pada kusta
type lepromatosa dibandingkan tuberkuloid
Cara Penularan
• Kontak yang erat dan lama (kontak serumah)
• Organisma masuk melalui saluran pernafasan atas

Masa Inkubasi :
• 9 bulan –20 tahun
• Rata-rata 4 tahun kusta type tuberkuloid
• Rata-rata 4 tahun kusta type lepramateus
Diagnosa
Cardinal Sign

• Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa


Kelainan kulit/lesi dapat berbentuk bercak putih atau kemerahan yang mati rasa

• Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf


Gangguan fungsi saraf ini merupakan akibat dari peradangan saraf tepi kronis
Dapat berupa sensoris (mati rasa, motoris (paresis), otonom (kering dan retak)

• Adanya basil tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit


Tanda awal pada lepra
Bentuk lesi kulit pada lepra
Gambaran Klinis
BTA : negatif, positif (+)
banyak
Saraf Perifer
• N. fasialis
• N. aurikularius magnus perlu dinilai
• N. ulnaris
• N. medianus
• N. radialis - pembesaran
• N. poplitea lateralis - Nyeri -/+
• N. tibialis posterior
Ada 2 indikator yang penting dalam
penentuan derajat infeksi dan viabilitas
organisma, serta kemajuan pengobatan
(menurut Ridley)

1. Indeks Morfologis
Indeks yang menunjukkan persentase basil
yang hidup (viable)
Basil yang dianggap hidup adalah basil yang
bentuknya masih utuh atau solid
2. Indeks Bakteriologis
Hal ini menunjukkan beratnya infeksi dengan
menghitung kepadatan kuman pada rata-rata
lapang pandang mikroskop

Kriteria, (100x oil immersi)


1+ = paling sedikit ditemukan 1 basil dlm setiap 100 lp.
2+ = paling sedikit ditemukan 1 basil dlm setiap 10 lp
3+ = paling sedikit ditemukan 1 basil dlm setiap lp
4+ = paling sedikit ditemukan 10 basil dlm setiap lp
5+ = paling sedikit ditemukan 100 basil dlm setiap lp
6+ = paling sedikit ditemukan 1000 dlm setiap lp
Auricularis Magnus

Radialis

Tibialis posterior
Klasifikasi Penyakit Kusta
Klasifikasi Penyakit Kusta
5 bentuk penyakit kusta
• TT : Bentuk tuberkuloid yang murni
• BT : Bentuk tuberkuloid yang daya tahan tubuhnya terhadap.
Basil kusta lebih rendah dari TT tetapi masih cukup
• BB : daya tahan tubuhnya tepat berada dipertengahan antara
tuberkuloid murni dan lepromotosa murni.
• BL : Daya tahan tubuh rendah dan mulai mendekati lepromatosa
yang murni, namun belum hilang sama sekali.
• LL : Bentuk lepromatosa murni dimana daya tahan tubuh sudah
hilang sama sekali.

 Dalam sistem klasifikasi di lapangan maka :


• Tipe TT & BT  bentuk tuberkuloid (T)
• Tipe BB, BL & LL  bentuk lepromatosa/ Borderline (L/B)
Pengobatan
Multi Drugs Treatment (MDT) :
 DDS (Diamino Difenil Sulfon)
 Klofazimin (Lamprene)
 Rifampisin

Pemberian MDT
 Mencegah dan mengobati resistensi
 Memperpendek masa pengobatan
 Mempercepat pemutusan mata rantai penularan
Pengobatan
Obat alternatif :

Ofloksasin
Minosiklin
Klaritromisin
Pengobatan
MDT Multibasiler (MB) BB,BLdan LL
atau semua tipe BTA (+)
• Rifampisin 600 mg/bulan
• DDS 100 mg/hari
• Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari
• Diberikan 12-19 bln bakterioskopik (-)
• Pemeriksaan klinis setiap bulan
• Pemeriksaan bakterioskopik setiap 3 bulan
Pengobatan
MDT Pausibasiler (PB) I, TT dan BT

• Rifampisin 600 mg/bulan


• DDS 100 mg/hari
• Diberikan 6 – 9 bulan
• Pemeriksaan klinis setiap bulan
• Pemeriksaan bakterioskopik setelah 6 bulan
Pengobatan
MH Pausibasiler Lesi tunggal

• Rifampisin 600 mg
• Ofloksasin 400 mg
• Minosiklin 100 mg

• ROM diberikan dosis tunggal


Pengobatan
Release From Treatment (RFT) :
o Penghentian pemberian obat
o Kontrol klinis dan bakterioskopis

Release From Control (RFC) :


o Bebas dari pengamatan
o Lesi baru (-), BTA (-)
Reaksi Kusta

• Suatu keadaan akut pd perjalanan kusta yg kronik


• Penyebab utama kerusakan saraf dan cacat
• Dapat terjadi pada awal, selama & setelah terapi
• Pembagian :
 Reaksi tipe I ~ reversa hipersensitifitas tipe IV
 Reaksi tipe II ~ ENL hipersensitifitas tipe III
 Ke-2 tipe reaksi ini dpt berlangsung ringan - berat
Pengobatan Reaksi
Prinsip pengobatan :
1. Pemberian obat anti reaksi
2. Istirahat atau imobilisasi
3. Analgetik, sedatif u mengatasi rasa nyeri
4. MDT diteruskan
Pengobatan Reaksi
Reaksi ENL
Ringan rawat jalan, istirahat
Berat rawat inap
Obat :
Prednison 15 – 30 mg/hr berat/ringan reaksi
Klofazimin 200 – 300 mg/hr
Thalidomide teratogenik, di Indonesia (-)
Pengobatan Reaksi
Reaksi Reversal
Neuritis (+)
Prednison 15 – 30 mg/hr
Analgetik + sedatif
Anggota gerak yang terkena istirahatkan

Neuritis (-)
Kortikosteroid (-)
Analgetik kalau perlu
Reaksi lepra setelah diobati
Komplikasi
Komplikasi

Anda mungkin juga menyukai