Anda di halaman 1dari 4

SKOR NILAI :

Pendidikan Psikologi

NAMA MAHASISWA : Salsabila Sifa


NIM : 5201144003
DOSEN PENGAMPUN : Shofia Mawaddah,S.Psi.,M.Sc.
MATA KULIAH : pendidikan psikologi

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA RIAS


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021/2022

1
Rangkuman hasil diskusi :
1. Apa yang di maksud dengan psikologi pendidikan?
2. Apa saja kira-kira yang ingin di pelajari dalam mata kuliah psikologi
pendidikan?
3. Mengapa ,saya sebagai calon pendidik, perlu mempelajari psikologi
pendidikan?
4. Apa saja tantangan.hambatan atau kendala yang anda hadapi selama
perkuliahan online?
5. Apa strategi atau solusi yang bisa anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut
(point4)

Jawaban
1. Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan
diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan
pendidikan.psikologi pendidikan merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang
berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian tahap-tahap untuk
membantu individu melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam proses
mengajar-belajar secara lebih efektif. Definisi ini hanya sebatas pada proses
interaksi antar guru-siswa dalam kelas. Psikologi pendidikan pada masa awal
perkembangan dan pemanfaatannya belum dikenal banyak orang tetapi seiring
dengan perkembangan sains dan teknologi, akhirnya lahir dan berkembanglah
secara resmi sebagai sebuah cabang khusus psikologi yang disebut psikologi
pendidikan. Pada umumnya para ahli memandang bahwa Johan Friedrich
Herbart adalah bapak psikologi pendidikan. Namanya diabadikan sebagai
nama sebuah aliran psikologi yang disebut Herbartianisme pada tahun 1820-
an. Konsep utama pemikiran Herbartianisme adalah apperceptive mass,
sebuah istilah yang khusus diperuntukkan bagi pengetahuan yang telah
dimiliki individu.
2. Bidang dalam psikologi pendidikan meliputi studi tentang memori, proses
konseptual, dan perbedaan individu (melalui psikologi kognitif) dalam
mengonseptualisasikan strategi baru mengenai proses belajar pada manusia.
Psikologi pendidikan telah dibangun atas dasar teori operant conditioning,
functionalism, structuralism, constructivism, psikologi humanistik, psikologi
Gestalt, dan pemrosesan informasi.
3. Psikologi pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat penting dan
harus dimiliki oleh guru atau seorang pendidik agar dapat membantunya
dalam memahami tingkah laku belajar anak didiknya untuk mencari solusi
dari permasalahan yang sedang membantu serta memberikan penjelasan
bahwa siswanya sedang dalam kondisi belajar yang baik atau tidak. Namun

2
pada prinsipnya psikologi pendidikan merupakan alat yang penting untuk
memahami tingkah laku belajar anak. Psikologi pendidikan ini sebagai alat
bagi guru untuk mengendalikan dirinya, dan juga memberi bantuan belajar
kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan
pendidikan itu sendiri.
4&5 1. Tugas Menumpuk

Tantangan pertama yang dihadapi kalangan mahasiswa termasuk juga pelajar dari
kelas daring adalah tugas yang membludak. Terutama di masa awal pandemi
dimana semua dosen memberi tugas dan dikumpulkan dalam waktu berbarengan.
Kondisi menyulitkan mahasiswa dalam mengatur waktu dan menentukan prioritas
tugas mana dulu yang harus dikerjakan. Sehingga banyak yang mengalami stres
karena kondisi ini.
Solusi:
Perlahan, situasi membaik dengan semakin seringnya sosialisasi dalam menghadapi
tantangan kuliah online. Salah satunya dari pihak dosen yang memberi tugas lebih
sederhana dan durasi pengumpulan tugas dibuat lebih lama.

2. Susah Sinyal
Kelas di dalam kuliah online dilakukan dengan menggunakan platform video
conference misalnya saja seperti Zoom. Rupanya aplikasi semacam ini tidak selalu
mendukung pelaksanaan kelas. Gangguan internet dan gangguan dari dalam sistem
aplikasi itu sendiri membuat penyampaian materi menjadi kurang maksimal.
Sebagian mahasiswa akan kesulitan mendengar dosen menyampaikan materi
karena terputus-putus namun ada pula yang lancar jaya.
Solusi:
Tantangan ini memang membuat banyak mahasiswa dilanda masalah, sebab materi
tidak mudah diserap dan tugas pun sudah menanti. Mengatasinya banyak dosen
yang kemudian memberikan materi dalam bentuk video maupun softcopy. Sehingga
bisa dilihat dan dibaca mahasiswa kapan saja ketika jaringan internet sudah stabil.

3. Kuota Internet Boros


Awal dilaksanakannya kelas online memang menciptakan tantangan dari segi biaya
untuk kuota internet. Menggunakan aplikasi Zoom dan video conferences lainnya
bisa memperbesar konsumsi kuota.

Kondisi ini membuat mahasiswa yang rumahnya tidak memiliki WiFi harus merogoh
kocek dalam-dalam. Uang internet dari pihak kampus pun banyak yang dikatakan
tidak menutup.
Solusi:
Perlahan, masalah ini kemudian diatasi dengan penyediaan bantuan kuota oleh
Kemendikbud dan sejumlah pihak. Namun, tetap ada kemungkinan penggunaan
kuota boros.
4. Sulit untuk Disiplin

3
Beberapa dosen di sejumlah perguruan tinggi sangat menjunjung kedisiplinan.
Ketika kelas dijadwalkan dimulai jam 8 pagi maka semua mahasiswa wajib sudah
harus online di jam tersebut.
Solusi:
Padahal ada kendala internet yang jaringannya kurang mendukung sehingga ada
yang terlambat masuk. Hal ini ternyata berpengaruh pada pengurangan nilai,
sehingga memberikan tekanan di pihak mahasiswa.

5. Organisasi Kemahasiswaan Terhambat


Kegiatan pembelajaran mungkin tetap berlangsung dengan adanya kelas online.
Namun tidak demikian dengan kegiatan di dalam organisasi kemahasiswaan yang
menuntut tatap muka langsung.
Solusi:
Pandemi pun menyebabkan agenda kegiatan terhenti sementara sampai batas
waktu yang belum bisa dipastikan. Harapannya dengan adanya wacana
pembelajaran tatap muka langsung di 2021 mendatang, kegiatan di organisasi
kemahasiswaan bisa ikut aktif kembali

Anda mungkin juga menyukai