Novita Dwi Cahyanti G.0008142
Novita Dwi Cahyanti G.0008142
id
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
Surakarta
commit to user
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
1
Fakultas Kedokeran Universitas Sebelas Maret Surakarta
2,4
SMF Kedokteran Jiwa RSUD. Dr. Moewardi Surakarta
3
SMF THT RSUD. Dr. Moewardi Surakarta
5
Departemen Biologi Fakultas Kedokeran Universitas Sebelas Maret Surakarta
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Methods: The study is descriptive analytic with cross sectional approach. The
subjects are collegian medical, Medical Faculty Sebelas Maret University
Surakarta. 361 people from 628 student faculty preclinical medical student at
2008 until 2010. The sample was taken in total sampling methods after being
selected based on specific inclusive and exclusive criterion through screening test,
and L-MMPI test. The data collection techniques used was TMAS anxiety scale
and Insomnia Rating Scale that was provided directly to the subject. The degrees
of anxiety data and insomnia data was analyzed by unpaired test using SPSS 16.0
for Windows with Coefficient Contingency.
Results: The result of data analysis shows that there are no correlation of anxiety
with insomnia what the medical faculty Sebelas Maret University Surakarta (C =
0,016; p > 0,05).
1
Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta, Indonesia
2,4
SMF Psychical Medicine, Hospital Dr. Moewardi, Surakarta, Indonesia
3
SMF THT, Hospital. Dr. Moewardi, Surakarta, Indonesia
5
Departement of Biology, Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, Indonesia
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA...................................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN
C. HIPOTESIS .......................................................................... 30
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Simpulan .............................................................................. 51
B. Saran .................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
khawatir dan gelisah), atau respon fisiologis yang bersumber di otak dan
tercermin dalam bentuk denyut jantung yang meningkat dan otot yang tegang.
dialami oleh orang yang cemas adalah sulit masuk tidur, mimpi yang
menakutkan, sering terkejut saat bangun, dan tidur tidak nyenyak (Maramis,
commit to dapat
2005). Gejala awal sindrom kecemasan user dikenali dengan memperhatikan
1
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebagai gejala awal ataupun gejala sisa dari pengalaman yang mencetuskan
intrinsik sistem retikular atau siklus bangun tidur-bangun (Sadock, 2010 dan
Surakarta belum pernah diteliti. Oleh karena itu, penulis ingin sekali
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
Maret Surakarta.
Tujuan Khusus :
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Manfaat Praktis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kecemasan
a. Definisi Kecemasan
2009).
Grebb, 1997).
insomnia.
b. Epidemiologi Kecemasan
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6
sosial 30, fobia sederhana 45, dan obsesif compulsif (yang tidak
4) Fobia sosial adalah rasa takut yang kuat dan menetap akan
c. Etiologi Kecemasan
serebri (Sadock,2010).
(Sadock, 1997).
2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9
2010a).
d. Jenis-jenis Kecemasan
kecemasan, yaitu :
Anxietas Kognitif
4. Rajin optimal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10
5. Tegang
tidur berubah
(Videbeck, 2008)
e. Patofisiologi
2007).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12
f. Gejala Kecemasan
kecemasan
(Nevid, 2005)
g. Kriteria Diagnosis
atau lebih dari sifat lekas marah, gelisah, tegang, mudah lelah,
meliputi, yaitu :
c) Sulit berkonsentrasi
d) Iritabilitas
h. Penatalaksanaan
teori, yaitu :
sesungguhnya.
2005).
2. Insomnia
a. Definisi Insomnia
atau bangun lebih awal. Pada banyak kasus, hal ini terjadi oleh
karena masalah pribadi masa lalu, namun kadang ter jadi tanpa
commit to user
alasan (Murtagh, 2001).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15
5) Gangguan tidur atau perubahan tidur nyata dapat dilihat pada pola
setengah baya dan orang yang lebih tua, dewasa, pekerja shift,dan
pada lebih dari satu juta laki-laki dan perempuan menunjukkan bahwa
orang yang tidur lebih dari 8,5 jam atau kurang dari 3,5 jam setiap
c. Etiologi
yang buruk.
2) Lifestyle factor, seperti shift kerja dan stres yang dialami seseorang
2003). Selain itu, faktor lain yang erat kaitannya dengan insomnia
d. Pengaturan Tidur
terdapat sejumlah sistem kecil terutama pada batang otak akan saling
besar L-triptofan sebesar satu gram hingga lima belas gram dapat
gangguan nyata pada tahap tidur REM. Sekresi melatonin dihambat oleh
dengan mengatur sekresi melatonin serta kerja otak pada siklus bangun
e. Psikofisiologi Tidur
(Pinel, 2009). Tidur terdiri atas tahap nonrapid eye movement dan rapid
Tahap tidur rapid eye movement disebut sebagai tahap tidur yang
tersebut dalam keadaan tertidur. Hal ini terjadi karena aktivitas otak
tahap tidur REM juga disebut sebagai tahap desinkronisasi karena pada
tahap ini terdapat pola gelombang dan frekuensi seperti pada keadaan
terjaga atau aktif namun tidak ada letupan neuron meskipun aktivitas
tahap tidur non rapid eye movement pada dewasa muda sebesar 75 %.
Distribusi tahap tidur non rapid eye movement relatif konstan walaupun
pengurangan terjadi pada tidur gelombang pendek dan tahap tidur REM
terjadi ketika seseorang mulai menutup mata dan ketika orang bersiap
1) Tahap tidur NREM terdiri dari atas tahap satu hingga empat. Tahap
(Sadock, 2010).
2) Tidur NREM tahap satu: sinyal tinggi, frekuensi rendah yang mirip
merupakan nama lain dari REM sleep, sedang tahap tidur satu
tidur REM semuanya lebih tinggi daripada tahap tidur NREM dan
tidur REM. Ciri khas tidur REM mengalami mimpi yang abstrak
f. Jenis-jenis Insomnia
primer, gangguan tidur yang berkaitan dengan gangguan jiwa lain, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20
g. Gejala Insomnia
sering tumpang tindih (Sadock, 2010). Gejala klinis insomnia, yaitu tidak
mampu untuk tertidur atau sukar untuk tidur terus, termasuk bangun
pagi-pagi buta. Gejala EEG pada insomnia, yaitu butuh waktu yang lama
untuk terbangun dari tidur, perlu waktu tidur yang singkat, dan tahap
tidur REM yang bertambah lama (Maramis, 2009). Insomnia lebih lazim
h. Kriteria Diagnosis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22
peduli berlebihan oleh karena tidak bisa tidur di malam hari, dan
serta pekerjaaan.
b) Adanya gejala gangguan jiwa lain, seperti depresi, anxietas, atau obsesi
(Maslim, 2003).
i. Penatalaksanaan
yang didukung oleh bukti empiris, yaitu terapi kontrol stimulus (stimulus
metode Problem Based Learning dalam team work. Penerapan metode ini
dalam klinik psikiatri. Tes ini mulai berkembang di Indonesia mulai 1972.
Terdapat 2 jenis skala, yaitu skala validitas dan skala klinis. Skala validitas,
seperti skala ? atau skala “tidak tahu”, skala L, skala F, dan skala K. Skala
klinis, seperti skala 1 sampai dengan skala O. Skala L (Lie scale) berisi 15
pada setiap orang, dan setiap orang tersebut rela mengakuinya (Semiun,
hal yang terlihat lebih baik daripada yang sebenarnya (Wortman, 2004).
dengan “ya” atau “tidak”. Jawaban “ya” bila sesuai dengan perasaan dan
keadaan responden, dan jawaban “tidak” bila tidak sesuai dengan dengan
ini menjadikan responden mengisi L-MMPI dengan tidak jujur atau banyak
berbohong. Orang yang mendapat skor rendah termasuk orang yang tegang,
kurang mawas diri. Dan berpendirian agak kaku (Semiun, 2010b). Nilai
batas skala adalah 10, artinya responden menjawab “tidak” sebanyak ≥ 10.
unfavorable.
dapat dijawab responden dengan jawaban “ya” atau “tidak” sesuai keadaan
dirinya dengan memberi tanda (V) pada kolom jawaban ya atau tidak.
Pernyataan favourable yang dijawab dengan jawaban “ya” diberi nilai 1 dan
nilai 1 untuk jawaban “tidak” dan bernilai 0 untuk jawaban “tidak”. Jumlah
skor TMAS ≤ 21dinyatakan tidak cemas, dan > 21 dinyatakan tidak cemas
(Azwar, 2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25
yaitu :
pertanyaan favourable, yaitu nomor 2, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 17,
19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 39, 40, 41, 42,
unfavourable, yaitu nomor 1, 3, 4, 9, 12, 15, 18, 20, 25, 29, 35, 38, 43,
bila dijawab dengan jujur dan teliti oleh responden (Azwar, 2009). Kriteria
Alat ukur untuk insomnia adalah Insomnia Rating Scale yang telah
a) No Insomnia <8
nafas, dan insomnia (Pinel, 2009). Penelitian tahun 1998 pada mahasiswa
kepribadian dimulai sejak bayi hingga usia 18 tahun dan tergantung dari
(Hawari, 2008).
e. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, dan gelisah
penyakit
(mendramatisasi)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29
B. Kerangka Pemikiran
Abnormalitas
siaga agonis
reseptor serotonin Meningkat
5HT-1A jaras aktivitas
menghilang septohipokam
Varian pus
Gelombang polimorfik:lebih
delta interaksi aktivasi sedikit transporter
retikulotalamus pusat serotonin
dan sumber tidur neuroanatomis
piramidokortikal
Lingkungan Kecemasan
* Tahap NREM *REM beta Lifestyle
1, 2 ,3, dan 4 -paradoksikal1 Obat-obatan
-desinkronisasi2 Efek Putus
Insomnia
Hambat
pembentukan *Standar nilai B untuk
serotonin BLOK, field lab, dan skill lab
*Waktu kuliah singkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30
Keterangan
___ Diteliti
4. substansi yang diisolasi dari darah hewan uji yang tidur berefek
C. Hipotesis
Surakarta.xb
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Maret Surakarta (FK UNS) pada bulan Maret hingga April 2011.
C. Populasi Penelitian
D. Subjek Penelitian
Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2008, 2009, dan 2010 dengan
kriteria, yaitu :
1. Kriteria Inklusi
Maret 2011)
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
2. Kriteria Eksklusi
N
n=
1+Nε2
= 628
1+628(0,05)2
= 244,36(244 pembulatan)
n= ukuran sampel N= Ukuran populasi
F. Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
3. Variabel luar
a. Faktor intrinsik:
b. Faktor ekstrinsik.
32
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Alat ukur adalah TMAS. Cut-off-point score TMAS adalah > 21 berarti
Klasifikasi tidak cemas (tidak cemas dan cemas ringan, yaitu skor TMAS
0-25) dan cemas (cemas sedang dan berat, yaitu skor TMAS 26-50). Pada
kasus cemas ringan tidak diperlukan penanganan dan pada cemas sedang
sebagai berikut, yaitu insomnia (insomnia moderate dan severe, yaitu skor
IRS 13-24) dan tidak insomnia (tidak insomnia dan insomnia mild, yaitu
skor IRS 0-12) diukur dengan kuesioner Insomnia Rating Scale, dan skala
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
H. Rancangan Penelitian
Biodata Mahasiswa
FK UNS preklinik
Kuesioner L-MMPI
Tidak menjawab soal Menjawab “ya” soal Hitung skor dan klasifikasi
essay 1a atau 2a essay 1b atau 2b
Analisis Data
I. Instrumen Penelitian
2. Kuesioner L-MMPI
3. Kuesioner TMAS
J. Cara Kerja
baik kriteria inklusi maupun kriteria eklusi, angkatan 2008 hingga 2010.
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
responden yang memiliki score L-MMPI < 10 dinyatakan valid dan berhak
Responden yang menjawab “ya” untuk soal isian 1a, 1b, 2a, dan 2b
dinyatakan gugur. Juga, bila responden tidak mengisi soal isian 1 dan 2,
maka responden dinyatakan gugur. Dan, bila jawaban “ya” hanya untuk
5. Dilakukan total sampling pada semua jawaban responden yang lulus uji
screening (skor L-MMPI< 10, dan kriteria inklusi juga ekslusi dalam soal
formulir biodata)
Rating Scale sebagai alat ukur untuk mengetahui score insomnia pada
mahasiswa.
7. Klasifikasi tidak cemas, yaitu skor TMAS 0-25 (tidak cemas dan cemas
ringan); cemas, yaitu skor TMAS 26-50 (cemas sedang dan cemas berat).
Klasifikasi tidak insomnia, yaitu skor IRS 0-12 (tidak insomnia dan
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
insomnia mild) dan insomnia, yaitu skor IRS 13-24 (insomnia moderate
8. Uji normalitas distribusi data skor TMAS dan IRS. Bila distribusi data
uji korelasi nonparametrik. Data yang diuji diubah dalam bentuk kualitatif
atau kategorik (cemas, tidak cemas, insomnia, dan tidak insomnia) lalu
lain.
kategorik). Uji korelatif kategorik (nominal) terdapat dua pilihan uji, yaitu uji
karena kedudukan variabel tidak setara, di mana ada variabel bebas dan
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
variabel bebas. Oleh karena itu, teknik korelasi koefisien kontingensi yang
simpulan ada hubungan antar variabel. Besarnya probabilitas lebih besar dari
0 hingga 1. Jika nilai C = 0, tidak ada keterkaitan antara variabel bebas dan
variabel. Dan, jika C > 0,5 terdapat keterkaitan cukup kuat antara keduanya.
Serta, jika C < 0,5 terdapat keterkaitan antara keduanya namun keterkaitan
dengan rumus :
C= √ X2 (Riwidikdo, 2008)
X2+N
C = koefisien kontingensi X2 = Chi Square
N = total banyak sampel
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
yaitu :
beberapa alasan, yaitu masuk STAN, AKMIL, atau tanpa alasan yang
jelas. Jumlah mahasiswa angkatan 2008 yang pindah ada 13 orang, dan 1
pada angkatan 2009. Jumlah subjek yang gugur ada 267 orang sekitar
commit
42,52% dari populasi sampel to user
dapat dilihat pada tabel 2.
38
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
Gugur 93 83 91 267(42,52%)
B. Hasil Penelitian
umur, skor TMAS, skor IRS, klasifikasi cemas, dan klasifikasi insomnia :
1 Jumlah Laki-laki 38 42 48
Jumlah Perempuan 77 88 68
39
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
Rerata skor TMAS tertinggi pada angkatan 2010, dan rerata skor IRS
angkatan 2008, dan rerata klasifikasi insomnia hampir sama pada tiap
angkatan.
Cemas 33 36 42 111(52,63%)
mengalami kecemasan atau sekitar 52,63 % dari total sampel. Dari tabel
juga dapat dilihat bahwa jumlah subjek yang mengalami kecemasan pada
Insomnia 6 12 9 27(7,48%)
Berdasar hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa 346 subjek tidak
40
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
(skor IRS 13-24) berjumlah 9 orang (4,15 %). Jika dilihat dari perbandingan
jumlah subjek insomnia, maka subjek kelompok I dan III saja yang
mengalami insomnia.
C. Analisis data
mengalami kecemasan (skor TMAS > 25) atau sekitar 30,75 % dari total
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
mengalami insomnia hanya sedikit 27 orang atau sekitar 7,48 % dari total
sampel.
Moderate 11 6 8 1 26
Severe 0 1 0 0 1
cemas dan insomnia (skor TMAS ≥ 22 dan IRS ≥ 8) atau sekitar 23,83 %,
sedangkan yang tidak cemas juga tidak insomnia (skor TMAS < 22 dan IRS
< 8) ada 121 orang atau sekitar 33,52 %. Tabel tersebut juga menunjukkan
bahwa mahasiswa yang tidak cemas (skor TMAS < 22) dengan berbagai
tingkat insomnia ada 182 orang atau sekitar 55,41 %. Tabel tersebut
dan ada 9 orang yang mengalami kecemasan berat. Jenis insomnia yang
banyak ditemukan dalam penelitian adalah insomnia mild 120 orang atau
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
4. Uji hipotesis tes koefisen kontigensi dan uji Chi Square kecemasan
dan insomnia mahasiswa FK UNS preklinik
Tabel 9. Perhitungan Analisis Statistik
Klasifikasi Insomnia Jumlah
A=Cemas(+)Insomnia(+) B=Cemas(+)Insomnia(-)
C=Cemas(-)Insomnia(+) D=Cemas(-)Insomnia(-)
banyak daripada yang cemas, begitu juga dengan jumlah orang yang
(A+B)(C+D)(A+C)(B+D)
= 361(9X232-102X18)2
(9+102)(18+232)(9+18)(102+232)
= 0,0916
= √0.0916
0,0916+361
43
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 361 orang yang terdiri atas
mahasiswa preklinik pendidikan dokter UNS dari angkatan tahun 2008 hingga
diseleksi berdasar kriteria inklusi dan kriteria ekslusi tertentu melalui screening
test, dan tes L-MMPI. Berdasar penelitian terhadap sampel tersebut didapatkan
data subjek menurut jenis kelamin, umur, klasifikasi cemas, dan klasifikasi
insomnia.
1. Jenis kelamin
disamakan antara ketiga kelompok, terdiri atas 234 sampel perempuan dan
tiap angkatan, hal ini terjadi karena jumlah perempuan di program studi
2. Umur
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
Surakarta. Nilai Odds Rasio yang sama dengan satu menunjukkan bahwa bila
seseorang tersebut cemas maka risiko terjadi insomnia sama dengan pada
dengan tingkat stres yang tinggi menyebabkan individu menjadi mudah cemas
fisiologis yang bersumber di otak dan tercermin dalam bentuk denyut jantung
yang meningkat dan otot yang tegang (Barlow dan Durand, 2006).
cemas tidak selalu disertai dengan insomnia, bahkan mahasiswa yang tidak
cemas bisa saja mengalami insomnia tersebut secara tunggal dan jumlahnya
lebih banyak daripada mahasiswa yang mengalami cemas dan insomnia secara
bersamaan. Padahal menurut teori, insomnia yang dialami oleh orang yang
cemas adalah sulit masuk tidur, mimpi yang menakutkan, sering terkejut saat
bangun, dan tidur tidak nyenyak (Maramis, 2005). Dalam penelitian ini, teori
saja, responden tidak jujur dalam menjawab kuesioner dan adanya ambigu
insomnia secara umum namun dalam penelitian ini, penulis menemukan nilai
Odds Rasio sama dengan satu menunjukkan tidak adanya risiko relatif. Nilai
angka kejadian atau risiko terjadi insomnia sama saja pada semua keadaan. Di
walaupun skor TMAS-nya cukup tinggi. Hal ini terjadi karena adanya faktor
insomnia pada remaja ataupun responden kurang jeli membaca kuesioner atau
oleh responden dengan self inventory, sehingga bisa saja responden berbohong
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
atau kurang teliti membaca kuesioner. Jumlah sampel yang tidak disamakan
2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
2002).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
C. Keterbatasan Penelitian
diperoleh melalui self inventory yang bisa saja responden tidak menjawab
dengan jujur. Baiknya, juga ada data penelitian berupa hasil anamnesis dan
tidak dikendalikan oleh penulis, yaitu tingkat IQ, EQ, dan SQ, faktor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
A. SIMPULAN
Surakarta.
B. SARAN
commit to user
51