Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Revenue, Vol. 01, No.

01, Juni, 2020 p-ISSN : 2723-6498 e-ISSN: 2723-6501


DOI Issue : 10.46306/rev.v1i1 Doi Artikel : 10.46306/rev.v1i1.5

Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak


Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Hayatul Mafruhah 1
1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Bangsa
*Email : hayatul@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh corporate
governance terhadap pengelolaan pajak perusahaan. Tata kelola
perusahaan diukur dengan ukuran dewan direksi, proporsi direktur
independen, dan ukuran komite audit. Pengelolaan pajak perusahaan
diukur dengan cash effective tax rate (cash ETR). Penelitian ini
dilakukan dengan metode dokumentasi laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Jumlah sampel yang diperoleh 33 perusahaan
selama periode ketiga tahun 2011-2013 perusahaan. Jadi jumlah
observasi secara keseluruhan adalah 99 observasi laporan tahunan
yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Metode Analisis penelitian
ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan uji t (Parsial) bahwa ukuran dewan direksi berpengaruh
signifikan terhadap manajemen pajak perusahaan. Sedangkan proporsi
direktur independen dan komite audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengelolaan pajak perusahaan. Sedangkan uji F (uji
kebersamaan) bahwa corporate governance berpengaruh signifikan
terhadap pengelolaan pajak perusahaan
Kata Kunci : tata kelola perusahaan, pengelolaan pajak perusahaan,
dewan direksi, direktur independen, komite audit, pajak penghasilan
(cash ETR)

ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of corporate governance on
corporate tax management. Corporate governance is measured by
the size of the board of directors, the proportion of independent
directors and audit committee size. Management of company tax
measured by cash effective tax rate (cash ETR).This research was
conducted by the method of documentation of the annual report that
manufacturing companies listed in Indonesia Bursa Effect. The
sampling method used in this research is purposive sampling. The
number of samples acquired 33 companies during the third period of
the year 2011 to 2013 the company. So the overall number of
observations is 99 observations annual report that meets the criteria
as a sample. Methods This study analyzes using multiple regression
analysis.These results indicate the t test (Partial) that affect the size
of the board of directors of the management company taxes
significantly. While the proportion of independent directors and audit
committee does not significantly influence the management of
corporate tax. While the F test (test togetherness) that corporate
governance significant effect on the management of corporate tax
Key Words: corporate governance, corporate tax management, board
of directors, independent directors, audit committee, income tax (cash
ETR)

Received May 18th, 2020, 1st Revision May 20th, 2020, Accepted for
publication June 2th, 2020.
Copyright ©2020 Published by LP2M Bina Bangsa University
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

PENDAHULUAN
Semua sektor mengalami perubahan yang signifikan di era globalisasi sekarang ini
terutama adalah sektor ekonomi dan bisnis. Beberapa perubahan yang terjadi menuntut perusahaan
– perusahaan berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya.
Suatu Penelitian oleh McKinsey & Company memberi indikasi bahwa para manajer dana
di Asia akan membayar 26-30% lebih untuk saham-saham perusahaan dengan corporate governance
yang baik ketimbang saham-saham perusahaan dengan corporate governance-nya yang meragukan.
Semua ini berarti bahwa negara-negara dan perusahaan-perusahaan yang memiliki corporate
governance yang baik akan mempunyai akses yang lebih baik terhadap sumber dana internasional
dibandingkan mereka yang tidak mempunyai corporate governance. Suatu survei tahun 1999 oleh
Price Waterhouse Coopers terhadap investor-investor internasional di Asia, menunjukan bahwa
Indonesia dinilai sebagai salah satu yang terburuk dalam bidang standar-standar akuntansi penataan,
pertanggungjawaban terhadap para pemegang saham, standar-standar pengungkapan dan
transparansi serta proses-proses kepengurusan perusahaan. Suatu kajian lain menunjukan bahwa
tingkat perlindungan investor di Indonesia merupakan yang terendah di Asia Tenggara (Hidayat,
Ardi; Rohaeni, Nani; Nuraeni, 2020).
Di Indonesia, kepemilikan perusahaan yang terdaftar di bursa saham sangat terpusat, dan
persentase manajer yang termasuk dalam grup pengendali juga sangat tinggi. Hal ini pada
hakikatnya merupakan ciri khas bagi suatu sektor usaha yang sedang berkembang serta pasar modal
yang dalam pertumbuhan. Akan tetapi, sementara ekonomi dan perusahaan- perusahaan di Indonesia
tidak pelak lagi semakin membaur dengan ekonomi dunia untuk pembiayaan pinjaman dan
permodalan mereka serta pembelian dan penjualan produk-produknya, perhatian terhadap standar-
standar corporate governance yang disepakati di tingkat internasional merupakan keharusan bagi
Indonesia.
Salah satu isu tentang corporate governance adalah struktur kepemilikan atau kontrol dari
perusahaan. Sebuah studi oleh La Porta, et al terhadap perusahaan public yang terdaftar di bursa
menunjukan bahwa, di antara kebanyakan, kontrol oleh keluarga adalah hal yang paling umum di
negara-negara dengan prosedur perlindungan pemegang saham sementara pengurusan oleh pihak
yang lebih luas adalah lebih banyak di negara-negara dengan prosedur perlindungan pemegang
saham yang baik. Di perusahaan-perusahaan publik Indonesia, adalah sangat sedikit ditemukan
perusahaan yang tidak dikontrol oleh keluarga, atau oleh sekumpulan tertentu pemegang saham.
Sebuah studi menunjukan bahwa 67,3 % dari perusahaan-perusahaan publik adalah dikontrol oleh
keluarga sedangkan hanya 6,6% sisanya yang dikontrol secara luas (Hidayat, 2017).
Untuk memperbaiki hal tersebut, sejak tahun 1999 telah dibentuk Komite Nasional
Kebijakan Governance dan mengeluarkan Pedoman Good Corporate Governance yang telah
mengalami perbaikan pada tahun – tahun berikutnya. Penerapan CG diharapkan dapat mendorong
beberapa hal, salah satunya untuk mendorong manajemen perusahaan agar berperilaku professional,

33
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

transparan dan efisiensi serta mengoptimalkan fungsi Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan Rapat
Umum Pemegang Saham. Sejak sa’at itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan
perhatian yang cukup signifikan dalam praktek corporate governance.
Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan
antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan. Menurut
Adrian Sutedi (2011) Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh
organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik Modal, Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi).
Corporate Governance atau tata kelola perusahaan pada dasarnya merupakan suatu sistem yang
mengatur hubungan dewan komisaris, peran direksi, pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya. Perkembangan corporate governance pada perusahaan akhir-akhir ini menunjukan trend
yang sangat baik dimana hampir seluruh perusahaan telah menerapkannya.
BEI sebagai fasilitator dan regulator pasar modal di Indonesia memiliki komitmen untuk
menjadi Bursa Efek yang sehat dan berdaya saing global. Penerapan komitmen CG yang baik atau
biasa disebut Good Corporate Governance (GCG) terkandung pada misi Perusahaan yaitu
menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten melalui pemberdayaan Anggota Bursa
dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance. Bursa
Efek Indonesia (BEI) telah berhasil menerapkan pedoman, kerangka kerja serta prinsip-prinsip CG
secara efektif dan efisien dalam kegiatan operasional Perusahaan dan senantiasa memperbaiki
praktik CG di masa yang akan datang.Manfaat dari penerapan GCG dapat berdampak positif pada
terciptanya akuntabilitas Perusahaan, transaksi yang wajar dan independen, serta kehandalan dan
peningkatan kualitas informasi kepada publik.
Indonesia mulai menerapkan corporate governance setelah menandatangani Letter of
Intent (LOI) dengan IMF, yang salah satu bagian pentingnya adalah pencatuman jadwal perbaikan
pengelolaan perusahaan – perusahaan di Indonesia (YPPMI & SC, 2002). Sejalan dengan hal
tersebut, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) berpendapat bahwa
perusahaan – perusahaan di Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan standar GCG
yang telah diterapkan di tingkat internasional. Namun, walau menyadari pentingnya GCG, banyak
pihak yang melaporkan masih rendahnya perusahaan menerapkan prinsip GCG karena dorongan
regulasi dan menghindari sanksi yang ada dibandingkan yang menganggap prinsip tersebut sebagai
bagian dari kultur perusahaan. Selai itu, kewajiban penerapan prinsip GCG seharusnya mempunyai
pengaruh yang postif terhadap kualitas laporan keuangan yang dipublikasikan.
Hendra (2012) mengutip Jamie Allan (Sekretaris Jendral the Asian Corporate Governance
Association, menyebutkan bahwa penerapan corporate governance di setiap negara dapat berbeda-
beda. Hal ini dipengaruhi oleh peraturan yang berlaku di setiap negara juga factor internal
perusahaan dalam hal jenis usaha, jenis risiko usaha, struktur permodalan, manajemen serta sejarah
perusahaan. Keberhasilan penerapan CG akan sangat bergantung pada kuatnya hukum sekuritas dan
koporasi, standard akuntansi yang baik, peraturan yang kuat, sistem peradilan yang efisien, dan

34
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

tekad yang kuat untuk melawan korupsi yang diterapkan oleh pemerintah dan perusahaan –
perusahaan di Asia.
Manajemen memegang peranan penting dalam memilih strategi yang dilakukan
perusahaan. Sehingga nilai perusahaan meningkat. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan
efisiensi pembayaran pajak. Manajemen dapat memilih strategi manajemen pajak yang bermanfaat
bagi perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen pajak Merupakan upaya perusahaan dalam hal
penanganan pembayaran pajak mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.
Perencanaan pajak dilakukan untuk efisiensi pembayaran pajak. Perencanaan pajak efektif sebagai
perencanaan pajak yang meminimalkan arus kas untuk pembayaran pajak perusahaan,
mengharuskan manajer untuk memperkirakan manfaat dari keputusan mereka terhadap pembayaran
pajak tersebut.
Upaya mengurangi beban pajak yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara seperti perencanaan pajak (tax planning) penghindaran pajak (tax avoidance)
dan penggelapan pajak (tax evasion). Berbagai kebijakan dapat diambil oleh perusahaan guna
menurunkan jumlah beban pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan termasuk dalam pemilihan
metode akuntansi sehingga dapat menurunkan besaran pajak efektif. Pengukuran perencanaan pajak
yang efektif dapat dilakukan dengan menggunakan tarif pajak efektif (effective tax rate).
Penerapan corporate governance diharapkan mampu mengatasi masalah agensi yang
dialami oleh perusahaan. Masalah agensi ini timbul karena asimetri informasi akibat pemisahan
kepemilikan dan manajemen perusahaan. Hal ini dapat memberikan celah bagi manajemen untuk
melakukan tindakan oportunis (moral hazard). Banyak upaya yang telah dilakukan perusahaan untuk
meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayarkan ke negara, salah satunya adalah dengan
menerapkan manajemen pajak.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Asumsi
pajak sebagai biaya akan mempengaruhi laba (Profit margin), sedangkan asumsi pajak sebagai
distribusi laba akan mempengaruhi tingkat pengembalian atas investasi (rate of return on
investment). Status perusahaan yang go public atau belum akan mempengaruhi kebijakan
pembagian dividen. Perusahaan yang sudah go public umumnya cenderung high profile daripada
perusahaan yang belum go public. Agar harga pasar sahamnya meningkat manajer, perusahaan go
public akan berusaha tampil sebaik mungkin, sukses, dan membagi dividen yang besar. Demikian
juga dengan pembayaran pajaknya akan diusahakan sebaik mungkin. Namun apa pun asumsinya,
secara ekonomis pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagi atau
diinvestasikan kembali oleh perusahaan. Oleh karena itu, investasi dijadikan salah satu strategi
dalam penghematan pajak.

35
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

Karakteristik corporate governance sebuah perusahaan tentu saja menentukan bagaimana


perusahaan tersebut menerapkan manajemen pajak. Karakteristik corporate govenance yang
dimaksud adalah dewan direksi, komisaris independen, dan komite audit. Ketiga indikator ini akan
dijadikan penentu apakah corporate governance perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap
manajemen pajak perusahaan tersebut. Kebijakan tindakan pengelolaan pajak pada perusahaan
dipengaruhi oleh penerapan corporate governance. Kualitas corporate governance yang masih buruk
dapat mendorong manajer untuk bertindak lebih agresif dalam pengelolaan manajemen pajak untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dan memaksimalkan pengembalian kepada pemegang saham.
Posisi dewan komisaris sebagai wakil atas pemegang saham, maka dewan komisaris akan
mengutamakan kepentingan pemegang saham, yaitu memaksimalkan kekayaan perusahaan yang
nilainya dipengaruhi oleh pajak. Dewan komisaris erat hubunganya dengan komisaris independen.
FCGI (2004) menyatakan komisaris independen berfungsi untuk mengawasi jalanya perusahaan
dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan praktik – praktik transparansi,
disclosure, kemandirian, akuntabilitas dan praktek keadilan menurut ketentuan yang berlaku di
suatu sistem perekonomian negara, serta merencanakan staretgi perusahaan secara periodik.

DESKRIPSI TEORITIK
Untuk mengetahui arti pajak, Santoso Brotodihardjo, S. h., dalam bukunya, Pengantar
Ilmu hukum pajak, mengemukakan beberapa pendapat pakar tentang pakar tentang definisi pajak,
beberapa diantaranya seperti dalam kutipan sebagai berikut :
Mr. Dr. N.J Feldman
“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh terutang kepada penguasa. (menurut
norma – norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontra-prestasi dan semata-mata
digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.
Prof. Dr. M.J h Smeets
“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum,
dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontra-prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang
individual maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah
Dr. Soeparman Soemahamidjaja
“Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa
berdasarkan norma – norma hokum, guna menutup biaya produksi barang – barang dan jasa – jasa
kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”. Ia mencamtumkan istilah iuran wajib dengan
harapan terpenuhinya ciri bahwa pajak dipungut dengan bantuan dari dan kerja sama dengan WP,
sehingga perlu pula dihindari penggunaan istilah “paksaan”. Selanjutnya ia berpendapat bahwa
terlalu berlebihan bila khusus mengenai pajak ditekankan pentingnya unsur paksaan karena dengan
mencamtumkan unsur paksaan seakan – akan tidak ada kesadaran masyarakat untuk melakukan
kewajibannya.

36
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S. H


“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa – timbal (kontra-prestasi), yang langsung dapat ditunjukan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Rochmat Soemitro menjelaskan bahwa
unsur dapat ‘dipaksakan’ artinya bahwa bila utang pajak tidak dibayar, maka utang pajak tersebut
dapat ditagih dengan menggunakan kekerasan seperti dengan mengeluarkan surat paksa dan
melakukan penyitaan, bahkan bias dengan melakukan penyanderaan. Sementara itu, terhadap
pembayaran pajak tersebut tidak dapat ditunjukan jasa timbal balik tertentu, seperti halnya dengan
retribusi.
Sedangkan yang dikemukakan oleh S.I Djajaningrat, pajak adalah sebagai kewajiban
menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan
perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan
yang di tetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara
secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.
Dalam bidang perpajakan dikenal istilah statutori tax rate (STR) atau tarif pajak statutori
(TPS) dan effective tax rate (ETR) atau tariff pajak efektif (TPE). Tariff pajak statutori adalah tariff
pajak yang ditetapkan oleh hukum atas dasar pengenaan tertentu dan mengacu pada Undang-undang
perpajakan yang berlaku serta secara terus-menerus menjadi objek reformasi pajak. Tariff pajak
efektif adalah tarif pajak yang terjadi dan dihitung dengan membandingkan beban pajak dengan laba
akuntansi perusahaan. Tarif pajak efektif menunjukan efektivitas manajemen pajak suatu
perusahaan.
Menurut Walby (2010) membagi tarif pajak menjadi empat macam yaitu :
1. Tarif Pajak Statutori (Statutori Tax Rate)
2. Tarif pajak statutori adalah tariff pajak yang secara legal berlaku dan ditetapkan oleh otoritas
perpajakan. Contoh dari tarif tarif statutory adalah tarif PPh badab sebesar 25%
3. Tarif Pajak Rata-rata (Average Tax Rate)
4. Tarif pajak rata-rata adalah rasio jumlah pajak yang dibayarkan terhadap jumlah penghasilan
kena pajak. Tarif pajak rata-rata akan menjadi berbeda dengan tarif pajak statutori ketika tarif
pajak statutory memiliki tarif yang bertingkat. Pada saat tersebut tarif pajak rata-rata akan lebih
rendah daripada tarif pajak statutory. Contohnya adalah lapisan tarif PPh perseorangan yang
memiliki tariff 5% sampai dengan 35%, tetapi bisa saja tariff rata-ratanya berada pada tingkat
13%.
Tarif Pajak Marginal (Marginal Tax Rate)
Tarif pajak marginal adalah tarif pajak yang dikenakan atas sisa penghasilan kena pajak
setelah dikenakan dengan tarif pajak sebelumnya. Conoh penghasilan kena pajak A sebesar Rp.
85.000.000,00. Tarif pajak yang berlaku adalah 5% untuk Rp. 0 – Rp.50.000.000,00 dan tarif 15%

37
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

berlaku untuk Rp.50.000.000,00 – Rp.35.000.000,00. Penghasilan A dikenakan tarif sebesar 15%


dan 15% adalah tarif marginal.
Tarif Pajak Efektif (Efective Tax Rate)
Tarif pajak efektif adalah tarif pajak actual yang harus dibayarkan oleh perusahaan
dibandingkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan (Maria Meilinda, 2012).
2.1.2 Manajemen Pajak
Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui
manajemen pajak. Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban pajak dengan benar
tetapi dengan jumlah pajak yang dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan
likuiditas yang diharapkan (Suandy, 2005).
Strategi mengefisienkan beban pajak (penghematan pajak) yang dilakukan oleh
perusahaan haruslah bersifat legal, agar dapat menghindari sanksi-sanksi pajak di kemudian hari.
Secara umum penghematan pajak menganut prinsip the last and latest, yaitu membayar dalam
jumlah seminimal mungkin dan pada waktu terakhir yang masih diizinkan oleh undang-undang dan
peraturan perpajakan.
Manajemen pajak atau perencanaan pajak adalah kegiatan penstrukturan yang terkait
dengan konsekuensi pajaknya, yang berfokus pada pengendalian setiap transaksi dan konsekuensi
pajaknya. Hal ini bermaksud agar pengendalian pajak tersebut dapat mengefisienskan jumlah pajak
yang akan ditransfer ke pemerintah, melalui apa yang disebut sebagai penghindaran pajak (tax
avoidance) dan bukan penyelundupan pajak (tax evasion). Tidak seperti tax avoidance dan tax
evasion merupakan tindak pidana fiscal yang tidak akan ditoleransi.
Manajemen pajak merupakan kegiatan untuk mewujudnyatakan fungsi-fungsi
manajemen sehingga efektivitas dan efisiensi pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan dapat
tercapai.Bernard (2011) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan, wajib
pajak harus mengerti unsur-unsur berikut :
Tax Compliance
Tax compliance merupakan segala sesuatu yan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
untuk memenuhi aturan perpajakan. Kegiatan ini meliputi administrasi yang harus dilakukan,
pembukuan, pemotongan, penyetoran, pelaporan, memberikan data untuk keperluan pemeriksaan
pajak dan sebagainya.
Tax Planning
Tax planning merupakan rangkaian strategi untuk mengatur akuntansi dan keuangan
perusahaan untuk meminimalkan kewajiban pajak dengan cara-cara yang tidak melanggar peraturan
perpajakan yang berlaku. Tax planning dalam arti yang luas meliputi keseluruhan fungsi manajemen
pajak.
Tax Litigation

38
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

Tax litigation merupakan usaha-usaha untuk menyelesaikan perselisihan atau sengketa


pajak dengan pihak lain, terutama kantor pajak. Sengketa pajak terjadi karena adanya perbedaan
penafsiran atas suatu ketentuan perpajakan atau atas suatu ketentuan perpajakn atau atas masalah-
masalah yang tidak ada aturannya secara jelas. Sengketa pajak terdiri antara wajib pajak dengan
fiskus dalam pemeriksaan atau penelitian pajak. Di Iindonesia, tax litigation berhubungan dengan
permohonan peninjauan kembali untuk pembetulan atau pembatalan surat ketetapan pajak,
permohonan pengurangan sanksi perpajakan, pengajuan keberatan, banding, gugatan dan cara-cara
lain yang sesuai dengan undang-undang.
Tax Research
Tax Research merupakan proses untuk mencari jawaban, solusi, atau rekomendasi atas
suatu permasalahan perpajakan. Kegiatan yang dilakukan biasanya meliputi penentuan fakta-fakta
tersebut, menentukan pihak-pihak yang dapat menjadi sumber data dan informasi, mengevaluasi
data dan informasi yang diperoleh, mengembangkan kesimpulan, merumusakan kesimpulan
mengembangkan rekomendasi, merumuskan rekomendasi, dan mengkomunikasikan rekomendasi
yang dibuat.
Paparan diatas menyebutkan bahwa perencanaan pajak atau manajemen pajak merupakan
ketentuan dari perencanaan strategis perusahaan, sehingga perencanaan pajak merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari manajemen pajak. Kiswara (2008) menyatakan bahwa pelaksanaan
manajemen pajak harus ditempuh pertimbangan aspek ekonomis, efisensi, dan efektifitas.
Manajemen pajak dimulai pada saat akan mendirikan perusahaan (pemilihan bentuk usaha,
pemilihan metode pembukuan, dan pemilihan lokasi usaha), menjalankan perusahaan
(restrukturisasi usaha, likuidasi, merger, pemekaran dan sebagainya.
Manajemen pajak akan memiliki manfaat atau nilai guna yang besar bila perusahaan
dapat melaksanakannya sesuai dengan tujuan awal yang telah ditetapkan. Oleh karena itu,
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten, perangkat kerja yang
memadai, prosedur kerja yang tepat waktu, tepat jumlah dan tepat informasi.
2.1.2.1 Akuntansi Pajak Penghasilan
Akuntasi pajak adalah akuntansi yang berkaitan dengan perhitungan perpajakan dan
mengacu pada pertauran dan perundang-undangan perpajakn beserta aturan pelaksanaannya. Teori
akuntansi pajak adalah penalaran logis dalam bentuk seperangkat azas atau prinsip yang diakui
dalam ketentuan serta peraturan perpajakan. Fungsi akuntansi pajak adalah mengelola data
kuantitatif yang akan digunakan untuk menyajikan laporan keuangan yang memuat perhitungan
perpajakan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan menyatakan bahwa wajib pajak badan wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan
(SPT) tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan paling lambat 4 bulan setelah tahun buku
berakhir. Dalam SPT yang disampaikan oleh wajib pajak terdapat laba perusahaan yang merupakan

39
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

objek pajak penghasilan . laba yang tertera dalam laporan keuangan tidak bisa secara langsung
dijadikan sebagai dasar pengenaan pajak karena masih merupakan laba akuntansi.
Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pengenaan Pajak Penghasilan
terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun
pajak. Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau memperoleh penghasilan. Subjek
pajak tersebut dikenai atas pengahasilan yang diiterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak
atau dapat pula dikenai pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak
subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak.
2.1.3 Corporate Governance
Pengertian corporate governance menurut Turnbull report di Inggris (April 1999) yang
dikutip oleh Tsuguoki Fujinuma adalah sebagai berikut.
“corporate governance is a company’s system of internal control, which has as its
principal aim the management of risks that are significant to the fulfilmet of its business objectives,
with a view to safeguarding the company’s assets and enhancing over time the value of the
shareholders investment”.
Berdasarkan pengertian diatas, corporate governance didefinisikan sebagai suatu sistem
pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola risiko yang signifikan
guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan asset perusahaan dan meningkatkan nilai
investasi pemegang saham dalam jangka panjang.
Governance yang terjemahanya adalah pengaturan yang dalam konteks Good Corporate
Governance (GCG) ada yang menyebut tata pamong. Corporate Governance dapat didefinisikan
sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik
Modal. Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan
tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan
dan nilai-nilai etika.
Definisi menurut Cadbury mengatakan bahwa Good Corporate Governance adalah
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai keseimbangan antara kekuatan dan
kewenangan perusahaan. Adapun center for Europen Policy Study (CEPS), memformulasikan GCG
adalah seluruh sistem yang yang dibentuk mulai dari hak (right), proses dan pengendalian baik yang
ada didalam maupun dil luar manajemen perusahaan. Dengan catatan bahwa hak disini adalah hak
dari seluruh stakeholders dan bukan hanya terbatas kepada stakeholders saja. Noensi, seorang pakar
GCG dari indo Consult, mendefinisikan GCG adalah menjalankan dan mengembangkan perusahaan
dengan bersih, patuh pada hukum yang berlaku dan peduli terhadap lingkungan yang dilandasi nilai-
nilai social budaya yang tinggi.
Pada prinsipnya corporate governance menyangkut kepentingan para pemegang saham,
perlakuan yang sama terhadap para pemegang, peranan semua pihak yang berkepentingan

40
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

(stakeholders) dalam corporate govenance, transparansi dan penjelasan, serta peranan Dewan
Komisaris dan Komite Audit. Dengan diterapkannya good corporate governance, perusahaan akan
mendapatkan manfaat, antara lain perbaikan dalam komunikasi, minimalisasi potensi benturan,
focus pada strategi-strategi utama, peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi, kesinambungan
manfaat (sustainability of benefits), promosi citra korporat (corporate images), dan perolehan
kepercayaan investor.
2.1.3.1 Teory Keagenan (Agency Theory)
Dalam perekonomian modern, manajemen, dan pengelolaan perusahaan semakin banyak
dipisahkan dari kepemilikan perusahaan. Hal ini sejalan dengan Agency Theory yang menekankan
pentingnya pemilik perusahaan (pemegang saham) menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada
tenaga – tenaga professional (disebut agents) yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis sehari
– hari. Tujuan dari dipisahkannya pengelolaan dari kepemilikan perusahaan, yaitu agar pemilik
perusahaan memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya yang efisien mungkin
dengan dikelolanya perusahaan oleh tenaga – tenaga yang professional. Mereka, para tenaga –
tenaga professional, bertugas untuk kepentingan perusahaan dan memiliki keleluasaan dalam
menjalankan manajemen perusahaan, sehingga dalam hal ini para professional tersebut beperan
sebagai agents-nya pemegang saham.
Teori agensi menjawab dengan memberikan gambaran hal – hal apa saja yang berpeluang
akan terjadi baik antara agent (pengelola) dengan principal (pemegang saham) maupun antara
principal (pemegang saham) dengan principal (pemberi pinjaman). Pengertian principal dalam
agency theory adalah pihak-pihak yang menyerahkan sebagian atau seluruh wealth-nya untuk
dikembangkan oleh pihak lain.
Adrian Sutedi (2011), menurutnya Untuk memahami corporate governance, jalan yang
paling dekat adalah dengan memahami teori agensi (agency theory). Teori ini memberikan wawasan
analisis untuk bisa mengkaji dampak dari hubungan agent dengan principal atau principal dengan
principal.
Pengawasan yang efektif oleh pihak-pihak yang berkaitan dalam pengelolaan perusahaan
sangat dibutuhkan. Bagian terpenting yang menjadi dasar dari terlaksananya konsep corporate
governance adalah dewan komisaris yang terdiri dari komisaris independen. Dewan komisaris
merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan karena dewan komisaris bertanggung jawab
untuk mengawawi manajemen, sedangkan manajemen bertanggung jawab untuk meningkatkan
efisiensi dan daya saing perusahaan, sehingga dewan komisaris dapat mengawasi segala tindakan
manajemen dalam mengelola perusahaan termasuk manajemen pajak (Egon, 2000 dalam FCGI,
2004).
2.1.3.2 Manfaat Corporate Governance
Menurut Form Corporate Governance Indonesia Penerapan corporate governance
memberikan empat manfaat, yaitu

41
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan


yang lebih baik, meningkatkan efisisensi perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada
stakeholder.
Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga akan
meningkatkan corporate value.
Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan
meningkatkan shareholders value dan dividen.
2.1.3.3 Prinsip – prinsip Corporate Governance
Dalam menerapkan corporate governance yang sesuai manfaat dan tujuannya, perusahaan
harus menjalankan prinsip-prinsip good corporate governance di setiap aspek bisnis dan semua
jajaran perusahaan. Prinsip-prinsip dasar dari corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan
untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan.
Ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam corporate governance, yaitu
sebagai berikut :
Transparansi
Penyediaan informasi yang memadai, akurat, dan tepat waktu kepada stakeholders harus
dilakukan oleh perusahaan agar dapat dikatakan transparan. Transparansi adalah keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan.
Dapat dipertanggungjawabkan (Accuntability)
Di banyak perusahaan manajemen perusahaan duduk dalam dewan pengurus, sehinga
terdapat kurangnya accountability dan berpotensi untuk timbulnya konflik kepentingan .
accountability adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
Kejujuran (Fairness)
Prinsip ketiga dari pengelolaan perusahaan adalah penekanan pada kejujuran, terutama
untuk pemegang saham minoritas. Investor harus memiliki hak-hak yang jelas tentang kepemilikan
dan sistem dari aturan dan hukum yang dijalankan untuk melindungi hak-haknya.
Sustainability
Ketika perusahaan negara (corporation) exist dan menghasilkan keuntungan, dalam
jangka panjang mereka juga harus menemukan cara untuk memuaskan pegawai dan komunitasnya
agar berhasil. Mereka harus tanggap terhadap lingkungan, memperhatikan hukum, memperlakukan
kerja secara adil, dan menjadi warga corporate yang baik. Dengan demikian, akan menghasilkan
keuntungan yang lama bagi stakeholder-nya.

2.1.3.4 Unsur-unsur Corporate Governance

42
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

Secara singkat dari berbagai pengamatan diatas, jika diperhatikan, maka tampak terdapat
unsur-unsur corporate governance yang berasal dari dalam perusahaan (dan yang selalu diperlukan
di dalam perusahaan) serta unsur-unsur yang ada di luar perusahaan (dan yang selalu di luar
perusahaan) yang bisa menjamin berfungsi-nya Good Corporate Governance, yaitu
Corporate Governance-Internal Perusahaan
Unsur yang berasal dari dalam perusahaan dan unsur yang selalu diperlukan di dalam
perusahaan, kita namakan Corporate Governance-Internal Perusahaan. Unsur-unsur yang berasal
dari dalam perusahaan adalah :
Pemegang Saham
Direksi
Dewan Komisaris
Manajer
Karyawan/Serikat Pekerja
Sisten Remunerasi berdasar kinerja
Komite audit
Unsur-unsur yang selalu diperlukan di dalam perusahaan, antara lain melputi :
Keterbukaan dan kerahasiaan (disclosure)
Transparansi
Accountability
Fairness
Aturan dari code of conduct
Corporate Governance – External Perusahaan
Unsur yang berasal dari luar perusahaan dan unsur yang selalu diperlukan di luar
perusahaan dinamakan Corporate Governance – External Perusahaan. Unsur yang berasal dari luar
perusahaan adalah :
kecukupan undang-undang dan perangkat hukum
investor
institusi penyedia informasi
akuntan public
institusi yang memihak kepentingan public bukan golongan
pemberi pinjaman
lembaga yang mengesahkan legalitas.
Unsur yang selalu diperlukan di luar perusahaan antara lain meliputi :
aturan dari code of conduct
fairness
accountability
jaminan hukum

43
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

2.1.4 Dewan Komisaris


Dewan komisaris dalam urutan manajemen merupakan tingkatan tertinggi setelah
pemegang saham. Anggota dewan komisais disebut dengan nama komisaris. Dewan komisaris
terdiri dari Presiden Komisaris (President Commissioner), Komisaris (Commissioner), dan
Komisaris Independen (Independent Commissioner).
Dewan komisaris dipilih oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Peran komisaris agar implementasi GCG dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
harapan.
Manual komisaris (board manual) sangat diperlukan dalam implementasi GCG di suatu
perusahaan. Manual tersebut berfungsi sebagai pedoman bagi komisaris dalam menjalankan
aktivitas operasional perusahaan sehari-hari. Beberapa hal yang perlu dimasukkan dalam
penyusunan manual tersebut adalah sebagai berikut :
Tujuan dan ruang lingkup manual dewan direksi dan komisaris
Visi, misi, nilai, tujuan, sasaran, dan struktur organisasi perusahaan
Prinsip-prinsip GCG, sistem pengendalian internal, nilai-nilai etika bisnis, serta aturan
perilaku perusahaan (business ethics and code of corporate conduct), termasuk pelanggaran terhadap
aturan perilaku perusahaan beserta sanksinya.
Mekanisme penunjukan calon direksi dan komisaris (statement of corporate intent)
termasu kriteria persyaratan (kualifikasi), proses seleksi, serta uji kelayakan dan kepatuhan (fit and
proper test)
Pembagaian tugas dari masing-masing direksi dan komisaris (distribution of duties of
board director and board of commissioner) beserta ruang lingkup (scope of work) dari wewenang
dan tanggung jawabnya yang diatur dengan jelas dan tercermin dalam struktur organisasi resmi
perusahaan.
Tata cara penyelenggaraan rapat direksi, rapat komisaris, rapat direksi dan komisaris,
mekanisme pengambilan keputusan dalam rapat direksi, rapat komisaris, serta rapat direksi dan
komisaris, serta hubungan kerja antara direksi dan komisaris.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pengkajian kinerja direksi.
Fungsi dan tanggung jawab sekretaris perusahaan (corporate secretary) dan satuan audit
internal (internal audit).
Penanganan terhadap konflik kepentingan (conflict of interest).

2.1.5 Komisaris Independen


Komisaris independen membantu merencanakan startegi jangka panjang perusahaan dan
secara berkala melakukan review atas implementasi strategi tersebut. Menurut Herwidayatmo

44
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

(2000) komisaris independen dapat membantu memberikan kontinuitas dan objektivitas yang
diperlukan bagi suatu perusahaan untuk berkembang dan makmur.
Komisaris independen (independent commissioner) berfungsi sebagai kekuatan
penyeimbang (conterveiling power) dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris.Komisaris
sebuah organisasi adalah anggota dewan pengawasnya. Komisaris (atau komisaris dalam, inside
director) adalah seorang komisaris yang juga merupakan pegawai, petugas, pemegang saham utama,
atau seseorang yang berhubungan dengan organisasi (perusahaan) tersebut. Komisaris dalam
mewakili kepentingan dari para pemegang saham, dan terkadang memiliki pengetahuan yang dalam
atas kinerja, keuangan, penguasaan pasar sari organisasi tersebut.

2.1.5 Dewan Direksi


Dewan direksi mempunyai dua fungsi utama yaitu membuat keputusan manajemen dan
monitoring. Keputusan manajemen yang dibuat berupa strategi perusahaan dalam jangka pendek,
kebijakan investasi dan keuangan dan mengendalikan keputusan berupa kompensasi manajerial
serta pengawasan alokasi modal. Fungsi monitoring yang utama adalah mengawasi kualitas
informasi pelaporan keuangan yang diberikan kepada pihak berkepentingan. Dewan direksi adalah
terdiri dari sebagai berikut
Presiden Direktur atau Direktur Utama
Wakil Presiden Direktur
Direktur Produksi
Direktur Pemasaran
Direktur Keuangan
Direktur SDM dan Umum
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha
Adanya dewan direksi sebagai pemonitor diharapkan akan memecahkan masalah
keagenan antara manajer dan pemegang saham. Kinerja perusahaan akan meningkat dari akibat
buruknya direksi dalam mengelola perusahaan dengan masuknya dewan direksi yang berasal dari
luar perusahaan.

Komite Audit
Keberadaan Komite Audit diatur melalui Peraturan BAPEPAM nomor Kep-29/PM/2004
(bagi perusahaan public) dan Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-103/MBU/2002 (bagi
BUMN). Komite Audit terdiri dari sedikitnya tiga orang, diketuai oleh komisaris independen
perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen.
Dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit mempunyai fugsi membantu dewan komisaris
untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan, menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang
dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpanan dalam pengelolaan perusahaan dan

45
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

meningkatkan efektifitas fungsi internal audit maupun eksternal audit serta mengidentifikasi hal-hal
yang memerlukan perhatian dewan komisaris atau dewan pengawas.
Kewenangan komite audit dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantu dewan
komisaris, sehingga tidak memiliki otoritas eksekusi apapun (hanya sebatas rekomendasi kepada
dewan komisaris), kecuali untuk hal spesifik yang telah memperoleh hak kuasa eksplisit dari dewan
komisaris, misalnya mengevaluasi dan menentukan komposisi auditor eksternal,dan memimpin
suatu investigasi khusus. Peran dan tanggung jawab komite audit akan dituangkan dalam Charter
Komite Audit yang secara umum dikelompokan menjadi tiga bagian besar yaitu financial reporting,
corporate governance, dan risk and control management. Komite audit dituntut untuk bertindak
secara independen karena komite audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal
auditor dan perusahaan serta menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan
internal auditor. Komite audit harus bebas dari pengaruh direksi, eksternal auditor dan hanya
bertanggung jawab terhadap dewan komisaris.

METODOLOGI PENELITIAN
metode ilmiah adalah metode yang menggunakan logika atau rasio dalam menjelaskan
fenomena dan kemudian melakukan pengujian terhadap penjelasan itu dengan fakta (Hamidah;
Kusuma, 2020).Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan bersifat
kuantitatif, dan skala yang digunakan adalah skala rasio. yang sumbernya dari laporan tahunan
(annual report) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013 dalam situs resmi
yaitu www.idx.co.id. Data yang bersifat kuantitatif adalah berupa data Laporan Tahunan dari
perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan skala rasio (ratio scale)
merupakan skala pengukuran yang menunjukan peringkat, jarak, dan perbandingan construct yang
diukur. Populasi dalam penelitian ini adalah 141 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan mulai tahun 2011-2013 dikarenakan rentang
waktu tersebut diyakini mampu menjelaskan pengelolaan manajemen pajak dalam perusahaan.
Pemilihan sampel adalah dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu cara
pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu, terutama
pertimbangan yang diberikan oleh sekelompok pakar atau expert (Negara et al., 2020). Dan jumlah
perusahaan manufaktur yang akan dijadikan sampel sebanyak 33 perusahaan atau 99 laporan
tahunan yang sudah masuk dalam kriteria pertimbangan. Adapun kriteria pertimbangan dan
pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :
Tabel 3.2
Penyeleksian Sampel Perusahaan
Keterangan Jumlah
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2013 141

46
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

Perusahaan yang Tidak Masuk Sebagai Sampel


Baru terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 (13)
Tidak konsisten mempublikasikan Laporan Tahunan periode
2011-2013 (39)

Data yang terdapat di Laporan Tahunan Tidak Lengkap sesuai


yang dibutuhkan
(35)
Laba Setelah Pajak Tidak Bernilai Positif (11)
Perusahaan yang data laporannya tidak terbaca (3)
Perusahaan yang pembukuannya menggunakan mata uang asing (7)
Sampel Penelitian 33
Total sampel penelitian 33x3 = 99 Laporan Tahunan Perusahaan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pengujian Koefesien determinasi (R2) adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel bebas terhadap variabel tak bebas, sebagai koefisien determinasi (Koefisien Of
Determinasi), untuk mengukur seberapa besar kontribusi X terhadap Y digunakan perhitungan
koefisien determinasi (kd). Persamaan regresi linier berganda semakin baik apabila nilai koefisien
determinasi (R2) semakin besar (mendekati 1) dan cenderung meningkat nilainya sejalan dengan
peningkatan jumlah variabel bebas.

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh :


Nilai koefisien korelasi sebesar 0,355. Hal ini membuktikan bahwa hubungan antara
variabel independen yaitu corporate governance (komite audit, proporsi komisaris independen dan
dewan direksi) mempunyai pengaruh yang tidak begitu kuat terhadap variabel dependen yaitu
manajemen pajak perusahaan (Cash ETR)
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,098 hal ini menunjukan bahwa variabel corporate
governance (Dewan Direksi, Proporsi Komisaris Independen dan Komite Audit) berpengaruh 9,8%
terhadap Manajemen Pajak Perusahaan (Cash ETR), sedangkan sisanya 90,2% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel corporate governance terhadap
manajemen pajak perusahaan tidak begitu kuat yaitu hanya 9,8%.
Pengujian Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda (multiple regression analysis) digunakan untuk menguji
pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil dari
uji regresi linier berganda.
Tabel 4.8

47
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

Hasil Uji Regresi Linier Berganda


Coefficients(a)
Stand
M Unstandar ardized
odel dized Coefficients Coefficients
S S
Btd. Error Beta ig.t
1 (Constant) . . 1 .
014 014 .017 522
Ukuran . . 3 .
.334
Dewan Direksi 002 001 .277 001
Proporsi . . . .
.073
Komisaris Independen 013 018 730 467
Ukuran - . - .
-.040
Komite Audit .002 004 .412 681
a Dependent Variable: Cash ETR

Sumber Data Sekunder Diolah (SPSS 15.0 windows)

Berdasarkan tabel Coefficient dapat diperoleh hasil persamaan regresi :


Y = 0,014 + 0,002 DK + 0,013 KINDEP - 0,002 KA
Hasil persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Koefisien regresi variabel dewan direksi bertanda positif yaitu 0,002 dan signifikan
(0,001 < 0,002) , sehingga dapat disimpulkan bahwa dewan direksi berpengaruh positif terhadap
manajemen pajak perusahaan dan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan perusahaan.
Variabel proporsi komisaris independen bernilai positif yaitu 0,013 dan tidak signifikan
(0,467 > 0,013). sehingga dapat dikatakan bahwa variabel proporsi komisaris independen
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Y.
Koefisien variabel komite audit bertanda negatif yaitu – 0,002 dan tidak signifikan (0,681
> - 0,002). Hal ini berarti bahwa komite audit bernilai negatif dan tidak berpengaruh terhadap
manajemen pajak perusahaan.

4.5 Uji Hipotesis


4.5.1 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik T)
Uji t digunakan untuk membuktikan apakah variabel (X) secara parsial
mempunyai pengaruh terhadap variabel (Y), maka dilakukan uji t.

48
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

Untuk menguji signifikansi apakah hipotesis yang ditetapkan semula diterima atau
ditolak, dengan cara membandingkan antara thitung dengan ttabel, hasil perhitungan ttabel yang
didapat dengan α = 5% dan dk = n – k = 99 – 4 = 95, maka diperoleh ttabel sebesar 1,661
Berdasarkan hasil uji t yang mengacu pada tabel 4.8 diketahui sebagai berikut :
Untuk variabel dewan direksi thitung = 3,277 dan nilai ttabel = 1,661. ( Dengan pengujian
2 sesi. Signifikansi 0,001), maka thitung > ttabel ( 3,277 > 1,661) dan nilai sig t < α (0,001 < 0,05).
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara dewan direksi terhadap
manajemen pajak perusahaan (Cash ETR). Dengan demikian Ho di tolak dan H1 diterima.
Untuk Proporsi Komisaris Independen bahwa thitung = 0,730 dengan df (degree of
freedom) = n – 4 = 99 – 4 = 95 sedangkan nilai ttabel = 1,661 ( dengan pengujian 2 sesi, signifikansi
0,467), maka thitung < ttabel ( 0,730 < 1,661) dan nilai sig t > α ( 0,467 > 0,05 ). Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pengaruh yang signifikan antara komisaris independen
terhadap manajemen pajak perusahaan (Cash ETR). Dengan demikian Ho di diterima dan H1
ditolak.
Untuk Ukuran Komite Audit bahwa thitung = - 0,421 dengan df (degree of freedom) = n
– 4 = 99 – 4 = 95 sedangkan nilai ttabel = 1,661 ( dengan pengujian 2 sesi, signifikansi 0,681) ,
maka thitung < ttabel ( - 0,421 < 1,661) dan nilai sig t > α (0,681 > 0,05 ). Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh pengaruh yang signifikan antara komite audit terhadap manajemen pajak
perusahaan (Cash ETR). Dengan demikian Ho di diterima dan H1 ditolak.
4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji F (simultan) statistik digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen, maka dilakukan uji F (uji
simultan) dengan F-test. Seperti hasil output SPSS pada gambar ANOVA (Analisis Of Variance)
di bawah ini :
Tabel 4.9
Hasil Uji F
ANOVA(b)

S
M um of D Me Si
odel Squares f an Square F g.
1 R . .00 4 .00
3
egression 005 2 .566 5(a)
R . 9 .00
esidual 033 5 0
T . 9
otal 038 8

49
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

a Predictors: (Constant), Ukuran Komite Audit, Proporsi Komisaris Independen, Ukuran


Dewan Direksi
b Dependent Variable: Cash ETR

Sumber Data Sekunder Diolah (SPSS 15.0 windows)


Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 4,566, nilai
tersebut dibandingkan dengan F tabel . apabila tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 df pembilang (
k - 1) atau ( n – k) atau (99 – 4 ) = 95. Maka dapat diperoleh nilai F tabel sebesar 2,47. Maka fhitung
> fabel (4,566 > 2,477) dan nilai sig f < α (0,005 < 0,05). Hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak
artinya bahwa variabel corporate governance berpengaruh signifikan terhadap variabel manajemen
pajak perusahaan.
Pembahasan Hasil Penelitian
Selama tahun 2011 sampai dengan 2013 terdapat 141 perusahaan manufaktur yang telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia . sebanyak 108 perusahaan tidak memenuhi kriteria pengambilan
sampel sehingga tidak dapat digunakan. Seleksi sampel dalam penelitian mendapatkan 33
perusahaan yang memenuhi kriteria sampel. Masa observasi masing – masing perusahaan adalah 3
tahun (2011 – 2013), sehingga total observasi dalam penelitian ini berjumlah 99 laporan tahunan.
Pada uji koefisien determinasi bahwa corporate governance (komite audit, proporsi
komisaris independen dan dewan direksi) mempunyai pengaruh yang tidak begitu kuat terhadap
variabel dependen yaitu manajemen pajak perusahaan (Cash ETR). Karena corporate governance
hanya berpengaruh 9,8% terhadap Manajemen Pajak Perusahaan, hal ini disebabkan karena sisanya
90,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Sedangkan, hasil dari pengujian hipotesis yaitu uji t adalah terdapat pengaruh yang
signifikan antara dewan direksi terhadap manajemen pajak perusahaan (Cash ETR). Hal ini
dikarenakan keberadaan dewan direksi dalam perusahaan dapat menjalankan tugasnya yaitu dalam
memonitor pelaporan keuangan sehingga keberadaan dewan direksi dapat meminimalkan
pembayaran pajak perusahaan.
Untuk Proporsi Komisaris Independen bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara
komisaris independen terhadap manajemen pajak perusahaan (Cash ETR). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa keberadaan komisaris independen dalam perusahaan gagal menjadi salah satu
mekanisme good corporate governance dalam mendeteksi manajemen pajak perusahaan atau
pengangkatan dewan komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk
pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance
(GCG) di dalam perusahaan. Kondisi tersebut dapat disebabkan karena sulitnya koordinasi antar
anggota dewan tersebut dan hal ini menghambat proses pengawasan yang harusnya menjadi
tanggung jawab dewan komisaris. Banyak atau sedikitnya jumlah dewan komisaris independen
dalam suatu perusahaan bukanlah menjadi faktor penentu utama dari effektivitas pengawasan

50
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

terhadap manajemen perusahaan, sehingga dapat di tarik garis merah bahwa efektivitas mekanisme
pengendalian aktivitas manajemen pajak tergantung pada nilai , norma dan kepercayaan yang di
terima dalam suatu perusahaan serta peran dewan komisaris dalam aktivitas pengendalian terhadap
manajemen.
Untuk Komite Audit tidak ada pengaruh pengaruh yang signifikan antara komite audit
terhadap manajemen pajak perusahaan (Cash ETR). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa komite
audit yang ada diperusahaan sebagai salah satu mekanisme corporate governance tidak mampu
mengurangi tindak manipulasi pajak oleh manajemen. Hal ini berarti bahwa ada atau tidak adanya
komite audit dalam suatu perusahaan belum tentu dapat mengurangi pembayaran pajak perusahaan,
hal ini dikarenakan mengingat lemahnya praktik Corporate Governance di Indonesia. Sama halnya
dengan komisaris independen, proses penunjukan anggota komite audit masih belum jelas dan
terbuka. Sehingga keindependesiannya masih patut diragukan. Pemilihan anggota yang masih
memiliki hubungan kekerabatan marak terjadi. Integritas komite audit sendiri masih harus
dipertanyakan. Hal ini tentu saja akan memberikan dampak negatif pada aplikasi Corporate
Governance dan merendahkan kualitas informasi yang diberikan perusahaan karena banyaknya
kesempatan untuk memanipulasi dan mempermainkan data
Sedangakan untuk uji F, Berdasarkan tabel 4.9 variabel corporate governance
berpengaruh signifikan terhadap variabel manajemen pajak perusahaan. Hal ini menunjukan
gambaran bahwa penerapan CG dalam perusahaan dapat meminimalkan pembayaran pajak
perusahaan. Hal ini sesuai dengan prediksi penelitian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peneraan
CG dalam perusahaan mempengaruhi usaha manajemen untuk memperkecil pembayaran pajak
perusahaan dan mempunyai hubungan sebaliknya.

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN


Penelitian ini menguji tentang pengaruh corporate governance yang diwakili oleh dewan
direksi, proporsi komisaris independen dan komite audit terhadap manajemen pajak perusahaan
yang diukur dengan Cash ETR. Dari pengujian hasil analysize regresi multiple dengan
menggunakan SPSS 15.0 windows, dapat disimpulkan bahwa Corporate governance mampu
mengefisensikan pembayaran pajak perusahaan. Karena CG sudah dapat memonitor pelaporan
keuangan walaupun pengaruhnya tidak begitu kuat. Hal ini terlihat dari hubungan antara variabel
independen terhadap variabel dependen. dilihat dari nilai koefisein korelasi sebesar 0,355 atau 4,0%
< 50%. Dan Pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan hanya sebesar
9,8%. Sedangkan sisanya 90,2% dipengaruhi oleh variabel lain. Sehingga corporate governance
belum effective dalam meminimalkan pembayaran pajak perusahaan. Hasil dari Uji f adalah F hitung
> F tabel ( 4,566 > 2,47 ). Sehingga variabel corporate governance berpengaruh signifikan terhadap
variabel manajemen pajak perusahaan. Hal ini berarti Penggunaan perhitungan Cash ETR dalam
perusahaan sudah tepat untuk meminimalkan pembayaran pajak perusahaan. Terdapat pengaruh

51
Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia | Hal 32-52

yang signifikan antara variabel dewan direksi terhadap manajemen pajak perusahaan (Cash ETR),
sedangkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara proporsi komisaris independen dan komite
audit terhadap manajemen pajak perusahaan

DAFTAR PUSTAKA
B.Ilyas, Wirawan., dan Richard Burton. 2010. Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat.
Effendi, Muh Ariel. 2008. The Power of GOOD CORPORATE GOVERNANCE. Jakarta : Salemba
Empat.
Hamidah; Kusuma, J. W. (2020). Kolaborasi Pembelajaran Assurance-Relevance-Interest-
Assessment-Satisfaction dengan Think-Talk-Write untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalaran Kreatif Matematik dan Motivasi Berprestasi Siswa. Jurnal Lebesgue, 1(1), 7–16.
https://doi.org/10.46306/lb.v1i1.13
Hidayat, Ardi; Rohaeni, Nani; Nuraeni, Y. S. (2020). EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE AND
COMPANY SIZE ON FIRM VALUE WITH PROFITABILITY AS A MODERATOR
VARIABLE IN METAL SECTOR MANUFACTURING COMPANIES AND THE LIKE
LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) PERIOD 2013-2017.
LèKTORAS, 2(01), 35–54. http://lektoras.idribanten.or.id/index.php/jurnal/article/view/19
Hidayat, A. (2017). Pengaruh Kepemimpinan Situasional, Koordinasi, Dan Kualitas Kehidupan
Kerja Terhadap Kinerja Anggota Satuan Reserse Kriminal Polresta Tasikmalaya (Studi
Operasional Pada Anggota Satuan Reskrim Polresta Tasikmalaya). Jurnal Bina Bangsa
Ekonomika, 10(2), 19–33. http://jbbe.lppmbinabangsa.id/index.php/jbbe/article/view/102
Negara, H. R. P., Tamur, M., Syaharuddin, Apandi, T. H., Kusuma, J. W., & Hamidah. (2020).
Computational modeling of ARIMA-based G-MFS methods: Long-term forecasting of
increasing population. International Journal of Emerging Trends in Engineering Research,
8(7), 3665–3669. https://doi.org/10.30534/ijeter/2020/126872020
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Resmi, Siti. 2009. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiono. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Supranto. 2005. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.
Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta : Sinar Grafika.
Hashemi Rodhian Hanum, 2013. Pengaruh Karakteristik corporate governance terhadap effective
tax rate (ETR) (Studi Empiris pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI Selama
Periode tahun 2009 – 2011).
Hendra Putra Irawan, 2012. Pengaruh Kompensasi Manajemen dan Corporate Governance terhadap
Manajemen Pajak Perusahaan.
Maria Meilinda, 2013. Pengaruh Corporate Governance terhadap manajemen pajak (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 – 2011).
Mufid Pinto Nugroho, 2013. Analisis pengaruh corporate governance terhadap struktur modal
perusahaan.
Nuralifmida Ayu Annisa, 2011. Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance.
Okta Rezika Pradipta, 2010. Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate governance terhadap
manajemen laba dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
pada tahun 2005 – 2008.

52

Anda mungkin juga menyukai