Anda di halaman 1dari 14

EKONOMI PUBLIK

TEORI BARANG SWASTA

Dosen Pengampu : Anak Agung Bagus Putu Widanta, S.E.,M.Si.

Oleh :

Kelompok 1 (EKI 306 A2)

1. Putu Julia Marta Diyanti (1907511002)

2. Burhanuddin Rabbani (1907511004)

3. Ni Wayan Siti Sundari (1907511026)

4. I Dewa Ayu Made Natasah Dewani (1907511057)

5. Luh Eka Nindya Arsanaswari (1907511063)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha
Esa karena atas asung kertha wara nugraha-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ‘Teori Barang Swasta’. Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas mata
kuliah Ekonomi Publik pada materi pembelajaran pertama yang membahas mengenai efisiensi
konsumen, efisiensi produsen, dan kriteria kompensasi.

Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Anak Agung Bagus Putu Widanta, S.E.,M.Si.
selaku Dosen mata kuliah Ekonomi Publik yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah ikut
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian guna menjadi acuan
menyempurnakan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca baik dalam menambah wawasan maupun dalam penyelesaian masalah khususnya
mengenai teori barang swasta.

Bukit Jimbaran, Februari 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 2
2.1 Efisiensi Konsumen ................................................................................................................... 2
2.2 Efisiensi Produsen ..................................................................................................................... 5
2.3 Kriteria Kompensasi ................................................................................................................. 8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………8
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 10
3.1. Saran .................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 1

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Barang-barang swasta adalah barang yang disediakan melalui sistem pasar yang
menyebabkan alokasi sumber-sumber ekonomi secara efisien. Mengenai alokasi sumber
tersebut dalam perekonomian menggunakan sistem pasar tanpa adanya campur tangan
pemerintah. Ciri-ciri barang swasta antara lain, yaitu : “Excludablity dan Rivalry”.
Excludablity adalah prinsip hak milik atau property right, apabila konsumen yang tidak
membayar dapat di exclude atau dikeluarkan dari memiliknya dan tidak berhak menjualnya,
sedangkan Rivalry adalah prinsip dimana manfaat dipribadikan bagi konsumen yang mampu
membayar suatu barang swasta serta apabila orang lain ikut dalam mengkosumsi barang
tersebut akan mengurangi hak atau manfaat konsumen yang membayar. Semua barang swasta
yang bersifat exludablity dan rivalry dapat disediakan di pasar, barang tersebut dapat
mewujudkan harga yang berasal dari tarik menarik antara kepentingan produsen dan
konsumen. Jika barang ini disediakan oleh banyak produsen, maka produsen akan ditekan oleh
kompetisi dan menawarkan harga yang serendah mungkin, hal tersebut merupakan ide dari
bekerjannya sistem pasar. Harga sudah tepat apabila besarnya sama dengan biaya marginal
1(tambahan biaya per satuan yang diperlukan untuk memproduksi barang pada kapasitas
perusahaan yang terakhir) untuk menghasilkannya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa maksud Efisiensi Konsumen ?

1.2.2 Apa maksud Efisiensi Produsen ?

1.2.3 Apa maksud Kriteria Kompensasi ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami pengertian dan aspek Efisiensi Konsumen

1.3.2 Mengetahui pengertian dan aspek Efisiensi Produsen

1.3.3 Memahami kriteria kompensasi

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Efisiensi Konsumen
Dalam Perekonomian yang menggunakan sistem pasar, harga barang dan jasa, upah
dan sebagainya ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Permintaan seluruh konsumen
dapat mempengaruhi tingkat harga. Dalam sistem perekonomian pasar yang sempurna , harga-
harga merupakan data yang berarti tidak ada satu pihak pun, baik produsen maupun konsumen
secara sendiri dapat mempengaruhi harga. Hal ini disebabkan oleh karena dalam sistem pasar
persaingan sempurna, seorang pengusaha maupun pembeli hanya merupakan sebagian yang
sangat kecil sehingga perananya menjadi tidak berarti. Bagi seorang konsumen, permintaannya
akan suatu barang hanya merupakan sebagian kecil dibandingkan dengan permintaan seluruh
konsumen, sehingga ia tidak dapat mempengaruhi tingkat harga suatu barang dengan merubah
permintaannya akan barang tersebut, akan tetapi konsumen secara berkelompok dapat
mempengaruhi tingkat harga. Dalam analisa efisiensi konsumen, ada beberapa asumsi yang
digunakan untuk mempermudah analisis, yaitu :

1. Dalam masyarakat hanya ada 2 orang konsumen, dimisalkan antara A dengan B.

2. Hanya ada 2 barang swasta yang tersedia, makanan dan pakaian.

3. Distribusi pendapatan sudah tertentu.

Setiap konsumen dalam menentukan berapa jumlah barang yang diminta sangat
dipengaruhi oleh harga barang-barang dan tingkat pendapatannya.

Diagram 2.1

2
Dalam Diagram tersebut yang sebelah kiri menunjukkan kurva indiferens bagi A sedangkan
diagram sebelah kanan menunjukkan hal yang sama bagi B. Apabila A menggunakan seluruh
pendapatannya untuk membeli makanan, ia akan memperoleh sejumlah OMO unit makanan.
Apabila ia membeli pakaian dengan seluruh pendapatannya , ia akan memperoleh OPO unit
pakaian. Setaiap titik pada garis lurus POMO menunjukkan kombinasi pakaian dan makanan
yang dapat di peroleh dengan pendapatannya.

Kurva KA1, KA2, KA3 adalah kurva indiferens (indifference curve) bagi A. Setiap titik
pada kurva indiferens menunjukkan kesamaan dalam kesukaan A terhadap kombinasi makanan
dan pakaian yang berbeda-beda. Titik L dan titik M terletak pada satu kurva indiferens, yang
berarti bagi A, ia merasa kepuasannya sama walaupun pada titik L ia mempunyai lebih banyak
pakaian dan lebih sedikit makanan dari pada titik M. Semakin tinggi (semakin jauh letaknya
dari titik pusat O) berarti semakin besar kepuasan A. Jadi setiap titik pada kurva KA2
menunjukkan kepuasan yang lebih besar daripada setiap titik pada kurva KA1. Begitu juga
setiap titik pada kurva KA3 menunjukkan kepuasan yang lebih besar daripada setiap titik pada
kurva KA1 maupun kurva KA2. A akan memilih kombinasi pakaian dan makanan yang
memberikan kepuasan yang terbesar bagi dirinya. Kombinasi pakaian dan makanan pada titik
L dan titik M yang terletak pada kurva indiferens KA1 tidak memberi kepuasan yang terbesar
oleh karena dengan merubah kombinasi makanan dan pakaian, maka A akan dapat memperoleh
kepuasan yang lebih besar, yang ditunjukkan dengan semakin tingginya kurva indiferens yang
dapat dicapai. Setiap titik pada kurva indiferens KA3 memberikan kepuasan yang lebih besar
dibandigkan KA2, akan tetapi hal itu tidak tidak dapat ia capai , oleh karena dengan
pendapatanntya yang sudah tertentu, ia hanya dapat memilih kombinasi dan pakaian sepanjang
garis MOPO. Kepuasan tertinggi yang dapat dicapai A dengan kurva indiferens KA2, yaitu
kurva indiferens yang menyinggung garis MOPO. Jadi titik E, dengan kombinasi makanan
sejumlah OMA unit dari pakaian sejumlah OPA akan memberikan kepuasan yang terbesar bagi
A. Analisis yang sama juga berlaku bagi B, dimana ia akan memperoleh kepuasan yang
terbesar pada persinggungan antara garis P1M1 (Garis yang menunjukkan kombinasi makanan
dan pakaian yang dapat diperoleh dengan harga dan pendapatan tertentu) dengan kurva
indiferens KB2. Kombinasi makanan sebanyak OMB dan pakaian OPB adalah kombinasi
kedua barang yang memberikan kepuasan tertinggi bagi B.Jumlah seluruh pakaian yang ada
dalam perekonomian sebanyak OPA + OPB sedangkan seluruh makanan yang ada dalam
perekonomian sebanyak OMA + OMB.

3
Diagram dibawah berguna untuk menganalisis alokasi makanan dan pakaian yang didapat oleh
masing-masing konsumen.

Diagram2. 3

Titik T bukan merupakan titik optimum, sebab dengan mengubah kombinasi makanan
dan pakaian, kedua konsumen (A dan B) dapat memperoleh kepuasan yang lebih tinggi. Pada
titik D, konsumen A mempunyai lebih sedikit pakaian dan lebih banyak makanan dibandingkan
pada titik T, akan tetapi kepuasan A di titik D terletak pada kurva indiferens yang lebih tinggi.
Titik D dan titik F adalah titik optimum. Arah perpindahan posisi kedua konsumen, tergantung
daripada kekuatan masing-masing konsumen. Apabila konsumen A lebih kuat dari konsumen
B, maka A dapat meningkatkan kepuasannya sampai titik D tercpai, dimana usaha A untuk
meningkatkan kepuasannya tersebut tanpa merugikan konsumen B oleh sebab B tidak berubah
tingkat kepuasannya. Sebaliknya apabila yang leboh kuat ia akan berusaha untuk pindah dari
titik T ke titik F sehingga tindakannya tidak mengurangi kepuasan A. Apabila A dan B sama-
sama kuat, maka perpindahan dari titik T akan menuju ke posisi di antara F-D dimana kedua-
duanya dapat meningkatkan kepuasan mereka. Titik-titik F-D, yaitu tempat kedudukan dimana
seseorang konsumen tidak dapat meningkatkan kepuasannya tanpa menyebabkan kepuasan
konsumen lain menjadi berkurang disebut pareto optimum. Pareto optimum terjadi pada setiap
titik pada sepanjang garis OAOB yang disebut garis kontrak.

Jadi dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa mekanisme pasar tanpa adanya
campur tangan pemerintah dapat menyebabkan alokasi barang-barang yang efisien diantara
para konsumen akan tetapi tidak dapat memecahkan masalah distribusi barang yang dianggap
adil sehingga pemerintah harus campur tangan dalam menagani masalah distribusi.

4
2.2 Efisiensi Produsen
Untuk menganalisis efisiensi produksi analisa pareto dapat pula dipergunakan. Dalam
perekonomian terdapat asumsi analisis efisiensi produsen :

1. Dalam masyarakat hanya ada dua produsen.

2. Produsen menghasilkan dua jenis barang (X, pakaian dan Y, makanan).

3. Hanya dua jenis faktor produksi yang digunakan (Tanah, T dan Tenaga kerja/ Buruh, B).

Pada diagram 2.4.b menunjukkan kurva Hasil Fisik Total (HFT, total physical product)
dari penggunaan satu jenis factor. Pada diagram 2.4 b tenaga kerja yang merupakan factor
produksi variabel. HFT menunjukkan hasil produksi apabila produsen menggunakan tambahan
satu factor produksi dengan asumsi penggunaan factor produksi lainnya tidak berubah. Adanya
factor produksi yang sifatnya tetap ini menunjukkan HFT merupakan suatu analisis jangka
pendek. sama.

A B

Hasil (kg) Hasil (kg)

T1 Tanah (T) B1 Tenaga Kerja (B)

(Diagram 2.4)

Kurva-kurva Kemungkinan Konsumsi Besar(KKKB:Grand Utility Possibility Curve)

5
Pada Diagram 2.6, Diagram di bawah ini menunjukkan kurva produksi sama (KPS = Isoquant),
yaitu tempat kedudukan dari kombinasi penggunaan tanah dan tenaga kerja yang memberikan
hasil yang sama.

Diagram 2.5 Diagram 2.6

Tingkat Produksi H1 pada diagram 2.5 dapat dicapai dengan menggunakan tanah
sebanyak T1 unit dan tenaga kerja sebanyak B1, yang ditunjukkan oleh titik K pada diagram
2.6. Akan tetapi pada diagram 2.6 dapat pula diketahui bahwa tingkat produksi H 1 tidak hanya
dapat dicapai dengan kombinasi tenaga dan tanah sebanyak T 1B1, tetapi juga dengan kombinasi
T2 dan B2, T3 da B3. Jumlah tenaga yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai
ditentukan oleh besarnya dana yang tersedia, harga dari tanah, dan upah tenaga. Dengan upah
dan sewa tanah tertentu, maka sejumlah dana tertentu oleh produsen dapat digunakan
seluruhnya untuk membayar tenaga kerja sebanyak B1 orang atau ia dapat menggunakan
seluruh dana tersebut untuk menyewa tanah seluas T 1Ha. Kurva anggaran T1B1.

Diagram 2.7

6
Pada Diagram 2.7 adalah kombinasi dari tanah dan tenaga kerja yang dapat diperoleh
dengan sejumlah anggaran tertentu dan apabila dananya semakin besar, kurva anggaran T 1B1
akan bergeser sejajar ke kanan T2B2 sedangkan dana yang lebih kecil akan menggeser T 1B1 ke
kiri (T3B3) dengan asumsi sewa tanah dan upah tenaga kerja tidak mengalami perubahan.
Apabila harga salah satu input mengalami perubahan (naik atau turun) maka kurva anggaran
akan berputar ke bawah atau ke atas, tergantung harga input mana yang berubah.

Kondisi keseimbangan produsen akan tercapai pada titik persinggungan antara Kurva
Anggaran dengan KPS.

Bahwa perubahan alokasi penggunaan faktor produksi tanah dan tenaga kerja di antara
kedua produsen dapat menyebabkan kenaikan produksi pakaian sedangkan produksi makanan
tidak mengalami perubahan. Sebaliknya perubahan kombinasi penggunaan tanah dan tenaga
kerja dapat pula menyebabkan kenaikan produksi makanan sedangkan produksi pakaian tidak
mengalami perubahan. Perpindahan dari D ke titik F dan G merupakan titik terjauh yang dapat
dicapai oleh masing-masing produsen tanpa merugikan produsen yang lain, oleh karena itu
maka titik F dan G disebut titik Pareto Efisiensi. Hal yang sama pada titik-titik selain D.
Apabila kita hubungkan semua titik pareto, kita dapatkan kurva kontrak O x Oy. Pada titik D
jumlah tenaga kerja yang digunakan sebanyak OxB1 dan tanah yang digunakan sebanyak
OxT1 untuk menghasilkan pakaian sebanyak KPSx1. Pada titik D, produsen makanan
menggunak tenaga kerja sebanyak B1BT dan tanah sebanyak T1TT untuk menghasilkan
makanan sebanyak KPSy1. Titik D bukan merupakan titik optimum karena dengan merubah
alokasi faktor di antara kedua produsen maka jumlah barang yang dihasilkan dapat
ditingkatkan, D ke F produksi pakaian bertambah, D ke G produksi bertambah.

7
Titik-titik F dan G merupakan titik pareto efisiensi. OxOy merupakan kurva kontrak
dimana terdapat kurva pareto. Setiap titik pada kurva kontrak terjadi persinggungan antara
KPSx dan KPSy yang berarti setiap produsen harus membayar upah tenaga kerja dan sewa
tanah yang sama. Titik-titik pada kurva kontrak dapat diterjemahkan ke dalam suatu kurva
kemungkinan produksi ( Kkp= Production Possibility Curve ).

2.3 Kriteria Kompensasi


Pasar persaingan sempurna menyebabkan terjadinya pareto optimum bagi konsumen
dan produsen. Dalam hal ini, setiap perubahan dari kondisi pareto optimum tersebut akan
menyebabkan in efisiensi alokasi sumber-sumber ekonomi. Jelas bahwa definisi pareto yang
demikian itu sangatlah sempit, sebab setiap perubahan pasti ada pihak yang untung ada pihak
yang rugi. Kaldor dan Hicks menyatakan bahwa setiap perubahan tetap akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat apabila pihak yang dirugikan dapat memperoleh kompensasi atas
kerugiannya tersebut sehingga ia berada pada tingkat kepuasan yang sama sedangkan pihak
yang untung mengalami kenaikan kesejahteraan. Ini yang disebut dengan criteria Kaldor-Hicks
adalah suatu alokasi sumber ekonomi baik bagi seluruh masyarakat apabila pihak yang untung
dapat memberikan kompensasi kepada pihak yang dirugikan dan tetap lebih baik keadaannya
pada situasi sebelum alokasi sumber ekonomi tersebut. Scitovsky kemudian menyatakan
bahwa sebaliknya dapat juga terjadi, yaitu pihak yang dirugikan oleh suatu alokasi sumber
ekonomi (perubahan) dapat membayar kepada pihak yang diuntungkan dengan perubahan
tersebut agar tidak melakukan perubahan.

Gorman menyatakan bahwa criteria Scitovsky tersebut dapat menimbulkan


inkonsintesi. Misalnya terdapat empat kemungkinan alokasi sumber ekonomi A, B, C, dan D
yang kita bandingkan secara berpasangan. Maka criteria scitovsky dapat menimbulkan
kesimpulan bahwa A lebih baik dari B, B lebih baik dari C, C lebih baik dari D, dan D lebih
baik dari A. Kesimpulan tersebut menjadi tidak konsisten sebab seharusnya A lebih baik dari
D, dan bukannya D lebih baik dari A. oleh karena itu, criteria kompensasi dalam prakteknya
tidak banyak gunanya.

Pemberian kompensasi tidak dapat dilakukan secara asal-asalan dan harus disertai
dengan pertimbangan yang memiliki dasar. Kebijakan dalam pemberian kompensasi suatu
perusahaan didasarkanatas hal-hal sebagai berikut :

8
1. Harga atau Nilai Pekerjaan

Penilaian harga pekerjaan menjadi prioritas utama untuk menentukan tindakan kompensasi
yang harus direncanakan oleh perusahaan. Penilaian harga pekerjaan didasarkan pada dua hal.

a. Berdasarkan jenis keahlian pekerjaan, tingkat resikonya serta kerumitannya.

b. Dengan melakukan survei harga kompensasi dari organisasi/perusahaan lain yang


dijadikan patokan dalam menentukan harga. Survei harga tersebut penting dalam
mempertahankan karyawan dari kemungkinan pengunduran diri.

2. Sitem Kompensasi

Sistem kompensasi dapat dilakukan melalui 2 hal, yaitu karena prestasi dan waktu. Anda
sebagai pimpinan perusahaan dapat memberikan kompensasi atas dasar prestasi yang dicapai
oleh para karyawan seperti pencapaian target. Kompensasi prestasi tersebut dapat membuat
karyawan Anda untuk berlomba-lomba menghasilkan yang terbaik supaya mendapatkan
bonus. Namun, pada perusahaan tertentu sulit dalam menentukan kompensasi melalui prestasi,
namun dapat diakali dengan sistem waktu. Sehingga karyawan akan mendapatkan bonus ketika
bekerja melebihi waktu, seperti uang lembur.

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Barang swasta adalah barang yang tidak dapat diperoleh tanpa adanya pengorbanan, barang
swasta berasal dari tarik-menarik antara konsumen dan produsen. Oleh karena itu barang
swasta dapat dipelajari dari pendekatan: 1. Efisiensi konsumen, 2. Efisiensi produsen, 3.
Kriteria kompensasi. Dalam efisiensi konsumen permintaan akan suatu barang hanya
merupakan sebagian kecil dibandingkan dengan permintaan seluruh konsumen, sehingga ia
tidak dapat mempengaruhi tingkat harga suatu barang dengan merubah permintaannya akan
barang tersebut, akan tetapi konsumen secara berkelompok dapat mempengaruhi tingkat harga.
Sedangkan untuk mengetahui kondisi pareto optimum maka kita harus mengetahui konsep
tingkat pertukaran marginal (TPM, marginal rate of substitution), dimana TPM adalah angka
yang menunjukkan kesediaan seorang konsumen untuk menukarkan satu unit terakhir dari
suatu barang untuk mendapatkan beberapa unit barang lainnya. Begitu pula dalam efisiensi
produksi analisis pareto dapat digunakan, dengan menggunakan asumsi hanya ada dua
produsen, menghasilkan dua produksi atau dua jenis barang dengan dua factor produksi.

3.1. Saran
Dalam makalah ini membahas tentang teori barang swasta, diharapkan pembaca akan
mengerti teori barang swasta dalam pasar persaingan sempurna. Namun apabila terdapat
kekurangan pada makalah ini penulis akan memperbaiki untuk penulisan selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Mangkoesoebroto, Guritno. 2010. Ekonomi Publik. Yogyakarta: BPFE.
https://newsq.wordpress.com/ekonomika/pasar-barang-swasta-dan-barang-sosial/
Prasetya,Ferry.2012.Modul ekonomi Publik. Malang
(http://ferryfebub.lecture.ub.ac.id/files/2013/01/Bagian-II-Teori-Sektor-Publik1.pdf)

Anda mungkin juga menyukai