Anda di halaman 1dari 15

EKONOMI PEMBANGUNAN EKI 211 C6

PENTINGNYA TEKNOLOGI DALAM PEMBANGUNAN

Dosen Pengampu : Drs. I Ketut Sutrisna, M.Si.

Disusun oleh:

KELOMPOK 5

1. I Gusti Ngurah Bagus Bayu Palguna Muliarta (1907511120 /09)


2. Maria Regina Hilda Bunga Verena (1907511134 /10)
3. I Kadek Cahyantika Astrawan (1907511273 /22)
4. I Gusti Agung Made Widiantara (1907511301 /31)
5. I Kadek Rizky Bimantara (1907511303 /32)

PROGRAM STUDI EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan paper
yang berjudul “Pentingnya Teknologi Dalam Pembangunan” ini dengan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ekonomi
Pembangunan. Selain itu, ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pentingnya
Teknologi Dalam Pembangunan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Drs. I Ketut Sutrisna, M.Si. selaku dosen
pada mata kuliah Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini.

Kami menyadari, paper yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengahrapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca paper ini agar
kedepannya menjadi koreksi untuk kemajuan yang lebih baik demi penyempurnaan paper ini.

Denpasar, 23 Februari 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

2.1 Pengertian dan Landasan Pembangunan Teknologi ................................... 3


2.2 Jenis Teknologi ........................................................................................... 4
2.3 Efisiensi Teknis dan Intensitas Faktor ........................................................ 5
2.4 Transfer Teknologi Maju ............................................................................ 6
2.4.1 Konsep Alih Teknologi .................................................................. 7
2.4.2 Cara Alih Teknologi ...................................................................... 8
2.4.3 Peran Pemerintah ........................................................................... 9

BAB III. PENUTUP .................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, techne yang berarti ‘keahlian’ dan logia yang
berarti ‘pengetahuan’. Dalam pengertian yang sempit, teknologi mengacu pada obyek benda
yang digunakan untuk kemudahan aktivitas manusia, seperti mesin, perkakas, atau perangkat
keras.Dalam pengertian yang lebih luas, teknologi dapat meliputi: pengertian sistem,
organisasi, juga teknik. Kemajuan teknologi merupakan salah satu faktor dalam pertumbuhan
ekonomi. Secara matematis hubungan antara kemajuan teknologi dengan pertumbuhan
ekonomi telah dikemukan oleh para ekonom seperti Abramovitz, Kendrick dan Solow. Dengan
model yang dikembangkan tersebut dapat ditentukan besarnya sumbangan kemajuan teknologi
terhadap pertumbuhan ekonomi.
Perkembangan teknologi telah memberikan kontribusi secara signifikan terahadap
industrialisasi yang memicu pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Para peneliti sepakat
bahwa pengembangan teknologi pada level makro mendorong pembangunan ekonomi dan
memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Pada era global diprediksi bahwa
kemajuan teknologi akan memberikan kontribusi lebih dari enam puluh lima persen dalam
pembangunan ekonomi dunia (Subranian, 1997). Dengan demikian, pengembangan teknologi
sangat dibutuhkan, baik untuk mendorong pembangunan ekonomi bagi suatu negara, maupun
untuk menciptakan keunggulan bersaing bagi entitas bisnis. Oleh karena itu, setiap negara dan
bisnis dituntut untuk senantiasa mengembangkan teknologi secara berkelanjutan yang
merupakan kebutuhan yang tidak terelakan pada era global.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini adalah rumusan
masalahnya :
1. Apa yang dimaksud dengan landasan pembangunan teknologi serta jenis-jenis teknologi ?
2. Bagaimana efisiensi teknis dan intensitas faktor ?
3. Apa yang dimaksud transfer teknologi maju dan macam-macam konsep ahli teknologi ?
4. Apa saja cara yang dapat ditempuh untuk mengimpor atau alih teknologi ?
5. Bagaimana peran pemerintah dapat mendorong pertumbuhan teknologi dan industri ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, berikut adalah tujuan penulisannya :
1. Menjelaskan pengertian dan landasan pembangunan teknologi serta jenis-jenis teknologi.
2. Menjelaskan efisiensi teknis dan intensitas faktor.
3. Menjelaskan transfer teknologi maju dan macam-macam konsep ahli teknologi.
4. Menjelaskan cara yang dapat ditempuh untuk mengimpor atau alih teknologi.
5. Menjelaskan peran pemerintah dapat mendorong pertumbuhan teknologi dan industri.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan paper ini adalah agar hasil penulisan ini dapat bermanfaat untuk
memberikan informasi mengenai pentingnya teknologi dalam pembangunan yang dapat
dipertanggungjawabkan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Landasan Pembangunan Teknologi


Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan
bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi juga dapat dijadikan sebagai
faktor-faktor produksi yang dikombinasikan untuk merealisasikan tujuan-tujuan produksi.
Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan teknologi adalah perubahan fungsi produksi
dalam suatu kegiatan tertentu yang dapat memperbesar hasil input tertentu, yang menyebabkan
bertambahnya produksi sama dengan jumlah sumber dan produksi, tetapi jumlah sumber lebih
sedikit. Sehingga teknologi merupakan upaya menciptakan barang cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Tingkat perkembangan teknologi maju tentu disesuaikan dengan faktor produksi dan
dipengaruhi oleh pertimbangan yang ada. Di satu pihak akumulasi modal dan ilmu
pengetahuan terhimpun dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya, tenaga kerja merupakan faktor
yang kurang, sehingga teknologi ditujukan sebagai upaya penciptaan cara produksi yang
menghemat tenaga manusia. Dapat dikatakan bahwa teknologi bertujuan menggantikan tenaga
manusia dengan barang modal.
Teknologi di negara maju dewasa ini merupakan kapital intensif yang membutuhkan modal
yang besar. Sebaliknya, di negara-negara sedang berkembang umumnya dibutuhkan juga
kelebihan tenaga kerja, khususnya yang tingkat pendidikannya rendah. Pada hakikatnya negara
berkembang memerlukan jenis teknologi yang agak berlainan dengan negara maju. Kalau
negara sedang berkembang meniru dan mengalihkan teknologi yang dipakai di negara maju,
hal ini akan membawa banyak persoalan, terutama karena teknologi tersebut kurang bahkan
tidak tepat guna.

3
2.2 Jenis Teknologi
Djojohadikusumo (1975) membagi jenis teknologi menurut sifatnya menjadi 3 macam,
diantaranya:
1. Teknologi maju
Suatu teknologi yang dipersiapkan untuk menghadapi persoalan yang besar untuk suatu
bangsa dalam perkembangan masa depan. Misalnya; teknologi yang menyangkut sumber
energi dan mineral, nuklir, serta beberapa aspek pokok dalam bidang teknologi angkasa,
laut, dan darat.
2. Teknologi adaptif
Suatu teknologi yang bersumber pada penelitian dan pengembangan teknologi di negara-
negara maju yang disesuaikan dengan pertimbangan-pertimbangan keadaan masyarakat
agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pemecahan masalah-masalah konkrit
seperti bidang pangan, pemeliharaan tanah, dan perkembangan industri. Pertimbangan
yang menjadi ukran utama dalam proses adaptasi untuk pengembangan teknologi antara
lain:
a. Penyerapan tenaga kerja
b. Penggunaan bahan dalam negeri
c. Neraca pembayaran luar negeri (penambahan devisa dan/atau penghematan)

Teknologi semacam ini bisa meliputi pengembangan bibit unggul untuk bahan
pangan,perdagangan, dan teknologi setelah panen. Aspek ini dengan sendirinya
mengandung sifat teknologi yang diperlukan untuk pengembangan industri dalam negeri.

3. Teknologi protektif
Teknologi untuk memelihara, melindungi, dan mengamankan ekologi dan lingkungan
hidup masa depan yang bisa meliputi konservasi, restorasi, dan regenerasisumber daya
alam. Unsur pokok teknologi protektif adalah peningkatan kelestarian,memulihkan
kesuburan tanah yang tandus, memanfaatkan tanah alang-alang menjadi tanah garapan, dan
sebagainya.

4
2.3 Efisiensi Teknis dan Intensitas Faktor
Salah satu masalah yang dihadapi negara sedang berkembang adalah bagaimana
menggunakan sumber-sumber yang tersedia untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Mayoritas negara sedang berkembang mempunyai tenaga kerja yang berlebih tetapi
kekurangan modal. Kedua faktor tersebut menimbulkan masalah bagi pemilihan teknologi,
antara menggunakan metode tradisional atau modern. Masalah pemilihan teknologi mengacu
pada berbagai jenis kombinasi untuk proyek atau perusahaan tertentu. Alternatif yang dapat
dipilih oleh negara sedang berkemabang adalah antara teknologi padat karya dan modal,
industri ringan dan berat, serta pertanian dan industri. Teknologi yang berbeda seringkali
menunjukan strategi pembangunan yang berbeda, dengan upaya di dalam perjalanan
perekonomiannya. Tujuan akhir adalah memilih teknologi yang tepat, sehingga dapat lebih
efisien dibandingkan dengan teknologi lainnya dan mengingat keterbatasan yang ada.
Teknologi yang efisien adalah teknologi yang meminimumkan biaya dari suatu output tertentu
atau memaksimumkan output dari input tertentu.
Kelemahan dalam aspek pengembangan teknologi secara umum antara lain :
1) Kekurangmampuan perusahaan - perusahaan manufaktur untuk menguasai secara
memadai teknologi yang telah mereka beli. Konsekuensi dari kekurangmampuan ini adalah
bahwa teknologi yang telah dibeli hanya dapat digunakan di bawah tingkat efisiensi paling
baik yang sebenarnya dapat dicapai (best practice levels). Dengan demikian, produksi suatu
barang tertentu memerlukan lebih banyak masukan daripada yang sebenarnya diperlukan
atau mutu barang tersebut kurang memadai
2) Perbedaan besar dalam tingkat efisiensi antara berbagai perusahaan manufaktur yang
bergerak dalam suatu cabang industri tertentu. Konsekuensi dari hal ini adalah bahwa
terjadi pemborosan dalam penggunaan sumber-sumber daya oleh perusahaan-perusahaan
yang beroperasi dengan tingkat efisiensi teknis yang lebih rendah daripada perusahaan -
perusahaan dengan tingkat efisiensi yang terbaik. Perbedaan dalam tingkat efisiensi teknis
antara berbagai perusahaan dalam suatu cabang industri tentu terdapat juga di negaranegara
maju, akan tetapi pada umumnya perbedaan ini lebih mencolok di negara-negara
berkembang

5
3) Seperti (di negara-negara berkembang lainnya, maka masalah yang dihadapi Indonesia
adalah sampai seberapa jauh teknologi harus diperoleh dari luar negeri atau harus
dikembangkan sendiri di dalam negeri.

2.4 Transfer Teknologi Maju


Transfer teknologi adalah suatu terminologi yang menyelaraskan kegiatan transfer
teknologi dari suatu negara industri maju ke negara berkembang. Sehingga biasa diartikan
merupakan suatu acara membantu negara-negara berkembang untuk membangun industri
dalam rangka meningkatkan mutu kehidupan. Kegiatan yang dikenal sebagai ‘kerjasama
teknologi’ yang ditujukan tidak hanya untuk kepentingan pembangunan negara-negara
berkembang tersebut untuk lebih kompetitif tetapi juga dapat membantu mengembangkan
‘teknologi barat’ di negara – negara berkembang. Terminologi ‘teknologi barat’ disini untuk
memperlihatkan jenis teknologi yang kompleks, sophisticated, padat modal dan tidak padat
karya (Beder, 1996).
Menurut Tabor (1993), transfer teknologi dilaksanakan dengan:
1. Melakukan redesign teknologi untuk mengurangi pencemaran dan komsumsi sumber daya
2. Melakukan inovasi teknologi yang menghasilkan produk baru dengan dampak terhadap
lingkungan yang kecil dan pengurangan penggunaan sumberdaya melalui recovery limbah
dan recycle
3. Melakukan proses yang lebih meningkatkan nilai tambah sehingga mengurangi tekanan
ekonomi terhadap sumberdaya yang sudah over exploited
Hal tersebut jelas lebih memperhatikan faktor teknologinya daripada faktor-faktor social
politik. Belum lagi jenis teknologi yang ditransfer yang kurang sesuai dengan kebutuhan
negara-negara berkembang. Aspek struktur sosial dan budaya kurang diperhatikan dalam
kegiatan transfer teknologi karena fokus lebih ditekankan pada masalah-masalah paten, biaya
dan akses terhadap informasi. Kegiatan transfer teknologi ke negara-negara berkembang selain
keberhasilan cukup banyak menghasilkan ketidaksuksesan, khususnya dalam aspek transfer
pengetahuan untuk operasi dan pemeliharaan. Banyak terjadi, penduduk setempat yang tidak
dapat mengoperasikan peralatan yang dibangun, bahkan lebih buruk lagi mereka memang tidak
berkeinginan untuk belajar karena kurang sesuai dengan kebiasaan setempat. Belum lagi,

6
transfer teknologi dilakukan melalui pembangunan peralatan/teknologi yang telah using
(absolute) dan ‘berbahaya’ terhadap lingkungan.
Sebagai contoh, pembangunan pabrik pulp dan kertas berskala besar di Muara Enim,
Sumatera Utara. Untuk kepentingan tersebut 18.000 jiwa penduduk harus dipindahkan,
dilakukan penebangan hutan serta pembuangan limbah industri ke sungai yang mengancam
100.000 jiwa di sekitar Sungai Lematang yang menjadi sumber air bersih bagi 32 desa.
Ironisnya, mega proyek tersebut dibiayai oleh Bank of Scotland sebesar USD 9 juta, padahal
Bank tersebut merupakan ’Bank Hijau’ yang banyak membantu warga desa di Skotlandia
dalam melestarikan hutan di daerah mereka sendiri. Akibat keberadaan proyek tersebut,
penduduk yang dahulunya bisa memperoleh Rp.400.000,- / bln kini hanya mendapatkan
Rp.220.000,- / bln sebagai pekerja kasar serta kehilangan tanah milik mereka (Raka IDG et al.,
1999).
2.4.1 Konsep Alih Teknologi
Alih teknologi (transfer) merupakan salah satu cara untuk memperoleh kemampuan
teknologi. Konsep alih teknologi ini dapat dibedakan pada dua tingkat yaitu tingkat
nasional dan tingkat perusahaan. Pada tingkat nasional ada empat konsep yang masing-
masing konsep membutuhkan kemampuan teknologi dan pendalaman teknologi yang
berbeda.
1. Alih teknologi secara geografis. Konsep ini terjadi jika teknologi tersebut telah
dapat digunakan di tempat yang baru, sedangkan sumber-sumber input sama sekali
tidak diperhatikan. Contohnya adalah meskipun sebuah pabrik dijalankan
seluruhnya oleh tenaga asing, namun sepanjang lokasinya berada di tempat yang
baru berarti telah terjadi alih teknologi di negara penerima.
2. Alih teknologi kepada tenaga kerja lokal. Konsep ini terjadi jika tenaga kerja
local sudah mampu menangani teknologi dengan efisien; bisa menjalankan mesin-
mesin, memperbaiki kerusakan mesin, menyiapkan skema input-output, dan
merencanakan penjualan. Konsep ini sesuai dengan kemampuan operasional pada
tingkat perusahaan penerima alih teknologi.
3. Transmisi atau difusi teknologi. Konsep ini terjadi jika teknologi tersebut dapat
menyebar ke unit-unit produksi lokal lainnya di negara penerima. Hal ini dapat
terjadi melalui program sub-kontrak dan usaha sejenis lainnya.

7
4. Pengembangan dan adaptasi teknologi. Konsep ini terjadi jika tenaga kerja lokal
yang telah memahami teknologi tersebut mulai mengadaptasi untuk kebutuhan
spesifik setempat ataupun dapat memodifikasi untuk berbagai kebutuhan. Pada
kasus yang telah berhasil, tenaga kerja lokal dapat mengembangkan teknik baru
berdasarkan teknologi impor tersebut.

Dari konsep-konsep tersebut, kemampuan teknologi secara nasional baru benar-benar


dicapai jika alih teknologi telah sampai pada konsep terakhir; pengembangan dan
adaptasi teknologi (reverse engineering). Pada tingkat perusahaan, alih teknologi dapat
dilihat sebagai suatu proses sejak dari kontak awal dengan pemilik teknologi; negosiasi
(mengatasi hambatan-hambatan yang disebabkan oleh perbedaan budaya dan gaya
manajemen); implementasi; dan proses umpan balik.

2.4.2 Cara Alih Teknologi


Pada dasarnya ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengimpor atau alih
teknologi yaitu:
1. Penanaman modal asing secara langsung (Foreign Direct Investment) baik dalam
bentuk anak perusahaan yang dikendalikan sepenuhnya oleh prinsipal atau usaha
patungan dengan perusahaan lokal. Melalui Foreign Direct Investment ini teknologi
asing dapat dialihkan secara cepat dan lancar. Namun, belum tentu dapat menjamin
adanya alih pemahaman karena kebanyakan Foreign Direct Investment mitra asing
yang memegang kendali manajemen kurang mendorong pengembangan teknologi
lokal.
2. Persetujuan lisensi. Setelah persetujuan lisensi ini tidak berlaku lagi maka pihak
pembeli lisensi yaitu perusahaan di negara berkembang dapat melakukan
penyesuaian dan modifikasi terhadap teknologi yang dibeli. Di lain pihak, masalah
yang dihadapi pembeli adalah untuk menyerap teknologi secara memadai dan
mengikuti perkembangan yang terjadi di negara industri maju.
3. Pembelian barang modal merupakan cara untuk memperoleh teknologi baru yang
tertuang dalam bentuk peralatan produksi baru (embodied technology). Jika barang
modal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai model untuk rekayasa terbalik (reverse

8
engineering), maka diharapkan negara sedang berkembang akan dapat meniru dan
membuat sendiri barang modal ini.
4. Pembelian bantuan teknis juga dapat mengisi kekurangan dalam informasi dan
pemahaman tentang teknologi asing yang dapat melengkapi kemampuan negara
berkembang dalam bidang produksi, investasi, dan inovasi. Keuntungan dari
bantuan teknis ini adalah memperoleh cara alih teknologi dengan lebih murah,
mudah, dan cepat untuk menguasai teknologi dari negara industri maju. Di sisi lain,
kerugiannya adalah pihak pemberi bantuan teknis, negara industri maju, dapat
memperkuat kecenderungan negara berkemabang untuk terus bergantung.

Untuk menentukan pilihan yang tepat mengenai cara teknologi baru dapat dialihkan
ke negara sedang berkemabang, maka perlu mengetahui betul kekurangan dalam
penguasaan teknologi, terutama dalam hal informasi dan pemahaman tentang teknologi
yang diperlukan. Dengan mengetahui kekurangannya maka akan lebih mampu untuk
menentukan yang lebih tepat dan cepat unsur teknologi asing yang perlu dibeli. Dengan
demikian diharapkan dapat mampu untuk membuat penyesuaian, sehingga dapat
mencapai kemajuan teknologi yang berarti.

2.4.3 Peran Pemerintah


Pemerintah dapat mendorong pertumbuhan teknologi dan industri melalui
kebijakan industry (industrial policy). Kebijakan campur tangan pemerintah
didasarkan pada pertimbangan bahwa pasar di negara berkembang tidak sempurna
sehingga campur tangan pemerintah diperlukan untuk menanggulangi kegagalan pasar.
Pada dasarnya kebijakan tersebut terdiri atas dua unsur, yaitu;
1. Campur tangan fungsional (functional interventions)
Campur tangan yang dimaksudkan untuk tanggulangi kegagalan pasar tanpa
memprioritaskan suatu industri tertentu di atas industri lain. Campur tangan
fungsional ini dapat meliputi pembangunan prasarana fisik dan institusional, seperti
prasarana dan sarana ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan.

9
2. Campur tangan selektif (selective interventions)
Campur tangan yang secara khusus mendahulukan atau memprioritaskan suatu
industri tertentu atas dasar pertimbangan bahwa tanpa campur tangan selektif ini
akan terjadi kegagalan pasar dan dampak eksternalitas (externalities) akan
menimbulkan suatu alokasi sumber daya yang suboptimal. Campur tangan selektif
ini bisa berupa suatu usaha untuk mengembangkan suatu ketrampilan khusus yang
diperlukan untuk mendorong suatu industri atau kegiatan tertentu.

10
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan
bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Tingkat perkembangan teknologi maju
tentu disesuaikan dengan faktor produksi dan dipengaruhi oleh pertimbangan yang ada.
Teknologi di negara maju dewasa ini merupakan kapital intensif yang membutuhkan modal
yang besar. Pada hakikatnya negara berkembang memerlukan jenis teknologi yang agak
berlainan dengan negara maju. Teknologi semacam ini bisa meliputi pengembangan bibit
unggul untuk bahan pangan,perdagangan, dan teknologi setelah panen. Aspek ini dengan
sendirinya mengandung sifat teknologi yang diperlukan untuk pengembangan industri dalam
negeri. Teknologi untuk memelihara, melindungi, dan mengamankan ekologi dan lingkungan
hidup masa depan yang bisa meliputi konservasi, restorasi, dan regenerasisumber daya alam.
Unsur pokok teknologi protektif adalah peningkatan kelestarian,memulihkan kesuburan tanah
yang tandus, memanfaatkan tanah alang-alang menjadi tanah garapan, dan sebagainya. Salah
satu masalah yang dihadapi negara sedang berkembang adalah bagaimana menggunakan
sumber-sumber yang tersedia untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Mayoritas negara sedang berkembang mempunyai tenaga kerja yang berlebih tetapi
kekurangan modal. Teknologi yang efisien adalah teknologi yang meminimumkan biaya dari
suatu output tertentu atau memaksimumkan output dari input tertentu. Transfer teknologi
adalah suatu terminologi yang menyelaraskan kegiatan transfer teknologi dari suatu negara
industri maju ke negara berkembang. Pemerintah dapat mendorong pertumbuhan teknologi
dan industri melalui kebijakan industry (industrial policy). Campur tangan yang dimaksudkan
untuk tanggulangi kegagalan pasar tanpa memprioritaskan suatu industri tertentu di atas
industri lain. Campur tangan yang secara khusus mendahulukan atau memprioritaskan suatu
industri tertentu atas dasar pertimbangan bahwa tanpa campur tangan selektif ini akan terjadi
kegagalan pasar dan dampak eksternalitas (externalities) akan menimbulkan suatu alokasi
sumber daya yang suboptimal. Campur tangan selektif ini bisa berupa suatu usaha untuk
mengembangkan suatu ketrampilan khusus yang diperlukan untuk mendorong suatu industri
atau kegiatan tertentu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Djojohadikusumo, S. 1994. “Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi


Pembangunan”. LP3ES : Jakarta.
Jhingan, M.L. 1999. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. PT Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
Wie, T.K., Jusmaliani, dan Indrawati, S.M. 1995. “Pengembangan Kemampuan Teknologi
Industri dan Alih Teknologi di Indonesia”, dalam Anwar, M.A., Basri, F.H. dan
Ikhsan, M. (eds.), Sumber Daya, Teknologi, dan Pembangunan. PT Gramedia Pustaka
Utama : Jakarta.
Subranian, S.K. 1997. “Technology, Productivity, and organization”. Technological
Forecasting and Social Change. 31(4), 359-371.
Sharif, N. 1994. “Integrating Business and Technology Strategies in Developing Countries”.
Technological Forecasting and Social Change. 45(2), 151-167. doi:
https://doi.org/10.1016/0040-1625(94)90091-4
Soehoed, AR. 1998. “Reflections on Industrialisation and Industrial Policy in Indonesia”.
Bulletin of Indonesian Economic Studies. 24(2), 43-57. doi:
https://doi.org/10.1080/00074918812331335379
Adibroto, Tusy Augustine. 2011. “Prospek Dan Permasalahan Dalam Transfer Teknologi
Lingkungan Di Indonesia". Jurnal Teknologi Lingkungan 3(2), 123-124. doi:
https://doi.org/10.29122/jtl.v3i2.245

12

Anda mungkin juga menyukai