Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO BUNUH DIRI


I. Kasus
Pengertian
Bunuh diri merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan sadar oleh seseorang untuk
mengakhiri hidupnya (Wuryaningsih et al., 2018). Sedangkan menurut Kartono (2008) bunuh
diri diartikan sebagai suatu jalan untuk mengatasi mascam –macam kesulitan pribadi, misalnya
berupa rasa kesepian, dendam, takut, kesulitasn fisik, dan lain –lain. Bunuh diri juga dapat
diartikan sebagai tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan.
Bunuh diri merupakan tindakan mengakhiri kehidupan dimana keadaan ini didahului oleh respon
maladaptif dan kemungkinan keputusan terakhir individu untuk memecahkan masalah yang
dihadapi (Hussein, 2012). Jadi pengertian bunuh diri merupakan perbuatan dengan sengaja yang
bertujuan untuk mengakhiri hidup atau menghilangkan nyawa sendiri atas dasar motivasi –
motivasi tertentu seperti pemecahan masalah yang dihadapi.

Tanda dan Gejala


Menurut (Mukarromah & Nuqul, 2014) tanda dan gejala bunuh diri adalah :
1. Mood/efek depresi yang persisten,merasa hopelessness, helplessness, isolation, sedih,
merasa menjauh dari orang lain, efek datar, sering mendengar atau melihat bunyi yang
sedih, membenci diri sendiri, merasa dihina, mengharapkan untuk dihukum
2. Keterampilan koping seperti kehilangan batas realita, menarik dan mengisolasikan diri,
tidak menggunakan support sistem,melihat diri sebagai orang yang secara total tidak
berdaya.
3. Kehilangan harapan,amarah dan dendam yang tidak terkontrol,mengucilkan diri dari
keluarga, teman dan sosial, panic berlebihan, sifat berubah-ubah dengan drastis,
melakukan hal atau aktivitas yang beresiko tinggi dan tidak masuk akal secara
spontan,merasa terjebak dan pasrah, tidak memiliki tujuan hidup dan ungkapan keinginan
bunuh diri
Menurut Santrock (2003) tanda-tanda awal seseorang melakukan bunuh diri,yaitu sebagai
berikut:
a. Melakukan ancaman untuk bunuh diri
b. Sudah pernah mencoba bunuh diri sebelumnya.
c. Mengalami depresi seperti perasaan putus asa, harga diri rendah, dan cenderung
menyalahkan dirinya sendiri
d. Terjadi peristiwa kehilangan dalamkehidupannya seperti kehilangan anggota keluarga,
binatang peliharaan atau kekasih akibat kematian, perceraian, diabaikan atau putusnya
suatu hubungan.
e. Mendapat tekanan dalam hidup dan kurang adanya afeksi dan dukungan emosional dari
orang disekitarnya

II. Proses Terjadinya Masalah


Setiap upaya percobaan bunuh diri selalu diawali dengan adanya motivasi untuk bunuh diri
dengan berbagai alasan, berniat melaksanakan bunuh diri, mengembangkan gagasan sampai
akhirnya melakukan bunuh diri (Yusuf et al., 2015). Menurut (Mukarromah & Nuqul, 2014)
adanya motivasi bunuh diri dipengaruhi oleh faktor stressor lingkungan diantaranya
kehilangan anggota keluarga, penipuan, kurangnya sistem dukungan sosial, hubangan
interpersonal tidak bermakna, perasaan tidak dimengerti orang lain dan kehilangan orang
yang dicintai.

III. Rentang Respon


Yusuf et al. (2015) menyatakan bahwa rentang respon perilaku bunuh diri sebagai berikut

Adaptif Maladaptif

Peningkatan diri Pertumbuhan Perilaku dekstruktif Pencederaan diri Bunuh diri


peningkatan resiko diri tak langsung

1. Peningkatan diri yaitu seorang individu yang mempunyai pengharapan, yakin, dan
kesadaran diri meningkat.
2. Pertumbuhan-peningkatan berisiko, yaitu merupakan posisi pada rentang yang masih
normal dialami individu yang mengalami perkembangan perilaku.
3. Perilaku destruktif diri tak langsung, yaitu setiap aktivitas yang merusak kesejahteraan
fisik individu dan dapat mengarah kepada kematian, seperti perilaku merusak, mengebut,
berjudi, tindakan kriminal, terlibat dalam rekreasi yang berisiko tinggi, penyalahgunaan
zat, perilaku yang menyimpang secara sosial, dan perilaku yang menimbulkan stres.
4. Pencederaan diri, yaitu suatu tindakan yang membahayakan diri sendiri yang dilakukan
dengan sengaja. Pencederaan dilakukan terhadap diri sendiri, tanpa bantuan orang lain,
dan cedera tersebut cukup parah untuk melukai tubuh. Bentuk umum perilaku
pencederaan diri termasuk melukai dan membakar kulit, membenturkan kepala atau
anggota tubuh, melukai tubuhnya sedikit demi sedikit, dan menggigit jari.
5. Bunuh diri, yaitu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk mengakhiri
kehidupan.

IV. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


Masalah Keperawatan
Perilaku resiko bunuh diri

Data yang Perlu Dikaji


Menurut (Yosep, 2010) data pengkajian yang perlu ditanyakan oleh perawat yaitu :
Riwayat masa lalu
a.Riwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri
b.Riwayat keluarga terhadap bunuh diri
c.Riwayat gangguan mood, penyalahgunaan NAPZA dan skizofrenia
d.Riwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik
e.Klien yang memiliki riwayat gangguan kepribadian boderline, paranoid, antisocial
f.Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berduka

Symptom yang menyertainya


a.Apakah klien mengalami:
- Ide bunuh diri
- Ancaman bunh diri
- Percobaan bunuh diri
- Sindrome mencederai diri sendiri yang disengaja
b. Bila individu menyatakan memiliki rencana bagaimana untuk membunuh diri mereka sendiri.
Perlu dilakukan penkajian lebih mendalam lagi diantaranya :
- Cari tahu rencana apa yang sudah di rencanakan
- Menentukan seberapa jauh klien sudah melakukan aksinya atau perencanaan untuk melakukan
aksinya yang sesuai dengan rencananya

Pohon Masalah
Resiko tinggi perilaku kekerasan

Resiko bunuh diri

Harga diri rendah

Gangguan konsep diri

V. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri berhubungan dengan harga diri rendah
VI. Rencana Tindakan Keperawatan
Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
Tujuan
1. Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2. Pasien dapat mengungkapkan perasaanya
3. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4. Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik (Yusuf et al., 2015)
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Tujuan
1. Keluarga mampu merawat pasien dengan risiko bunuh diri (Yusuf et al., 2015).
Tindakan Pertemuan
1 2 3 4 5 S.D 12
Pasien 1. Identifikasi beratnya 1. Evaluasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi kegiatan
masalah risiko bunuh kegiatan berpikir berpikir positif kegiatan berpikir latihan
diri: isyarat, ancaman, positif tentang tentang diri, positif tentang peningkatan
percobaan (jika diri sendiri, beri keluarga dan diri, keluarga dan positif diri,
percobaan segera rujuk) pujian. Kaji lingkungan. Beri lingkungan serta keluarga dan
2. Identifikasi benda- ulang risiko pujian. Kaji risiko kegiatan yang lingkungan. Beri
benda berbahaya dan bunuh diri bunuh diri dipilih. Beri pujian
mengankannya 2. Latih cara 2. Diskusikan pujian 2. Evaluasi tahapan
(lingkungan aman mengendalikan harapan dan masa 2. Latih tahap kegiatan
untuk pasien) diri dari depan kedua kegiatan mencapai harapan
3. Latihan cara dorongan bunuh 3. Diskusikan cara mencapai masa masa depan
mengendalikan diri dari diri: buat daftar mencapai harapan depan 3. Latih kegiatan
dorongan bunuh diri: aspek positif dan masa depan 3. Masukkan pada harian
buat daftar aspek positif keluarga dan 4. Latih cara-cara jadual latihan 4. Nilai kemampuan
diri sendiri, latihan lingkungan, latih mencapai harapan berpikir positif yang telah
afirmasi/berpikir aspek afirmasi/berpikir dan masa depan tentang diri, mandiri
positif yang dimiliki aspek positif secara bertahap keluarga dan 5. Nilai apakah
4. Masukan pada jadual keluarga dan (setahap demi lingkungan, serta risiko bunuh diri
latihan berpikir positif 5 lingkungan setahap) kegiatan yang teratasi
kali per hari 3. Masukkan pada 5. Masukkan pada dipilih untuk
jadual latihan jadual latihan persiapan masa
berpikir positif berpikir positif depan
tentang diri, tentang diri,
keluarga dan keluarga dan
lingkungan lingkungan dan
tahapan kegiatan
yang dipilih
Keluarga 1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi
dirasakan dalam kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan
merawat pasien keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam
2. Jelaskan pengertian, memberikan memberikan memberikan memberikan
tanda & gejala, dan pujian dan pujian dan pujian, pujian,
proses terjadinya risiko penghargaan atas penghargaan penghargaan, penghargaan,
bunuh diri (gunakan keberhasilan dan pada pasien menciptakan menciptakan
booklet) aspek positif serta suasana keluarga suasana yang
3. Jelaskan cara merawat pasien. Beri menciptakan yang positif dan positif dan
risiko bunuh diri pujian suasana positif kegiatan awal membimbing
4. Latih cara memberikan 2. Latih cara dalam keluarga. dalam mencapai langkah-langkah
pujian hal positif memberi Beri pujian harapan masa mencapai
pasien, memberi penghargaan 2. Bersama depan. Beri harapan masa
dukungan pada pasien dan keluarga pujian depan. Beri
pencapaianmasa depan menciptakan berdiskusi 2. Bersama pujian
5. Anjurkan membantu suasana positif dengan pasien keluarga 2. Nilai
pasien sesuai jadual dan dalam keluarga: tentang harapan berdiskusi kemampuan
memberikan pujian tidak masa depan tentang langkah keluarga
membicarakan serta langkah- dan kegiatan merawat pasien
keburukan langkah untuk mencapai 3. Nilai
anggota keluarga mencapainya harapan masa kemampuan
3. Anjurkan 3. Anjurkan depan keluarga
membantu pasien membantupasie 3. Jelaskan follow melakukan
sesuai jadual n sesuai jadual up ke PKM, kontrol ke PKM
danmemberi dan berikan tanda kambuh,
pujian pujian rujukan
4. Anjurkan
membantu pasien
sesuai jadual dan
memberikan
pujian
DAFTAR PUSTAKA
Hussein, M. A. (2012). Kajian Bunuh Diri.

Kartono. (2008). Kamus Psikologi. Pionir Jaya Koswara.

Mukarromah, L., & Nuqul, F. L. (2014). Dinamika Psikologis pada Pelaku Percobaan Bunuh

Diri. Psikoislamika : Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam, 11(2).

https://doi.org/10.18860/psi.v11i2.6387

Santrock. (2003). Andolesensce (Perkembangan Remaja). Erlangga.

Wuryaningsih, W., Windarwati, D., Dewi, I., & Deviantony, F. (2018). Buku Ajar Keperawatan

Kesehatan Jiwa 1. Universitas Jember.

Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Refia Aditama.

Yusuf, A., Pk, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai