Anda di halaman 1dari 32

Mencret dan sakit perut  kantin sekolah (air minum tdkbersih , sanitasi, dan limbah blm baik

penjaga kantin kuku panjang dan itam  penyakit berbasis lingkungan harus isnpeksis puskesmas 
sanitasi TTU

A. mencret dan sakit perut


1. Penyebab dan faktor resiko yang dapat menyebabkan diare
 Penyebab: champilobacter jejuni dan pestisida
 dikelompokan dalam 6 golongan besar, yaitu: infeksi (disebabkan bahteri, virus, parasit),
malabsorbsi, alergi, keracunan, imunofisiensi dan sebab lain. Penyebab yang tersering
adalah infeksi dan keracunan

 Tempat berkembang biak: binatang peliharaan (ayam,kalkun,kucing anjing,burung),


makanan kadaluarsa dan makanan tercemar pestisida

 Faktor resiko terjadi diare

Minum air yang tak dimasak

Makan dengan tangan kotor

Menggunakan air kotor (air sungai)

Makan makanan yang dihinggapi lalat

Makanan dan minuman yang sudah basi atau menggunakan zat pewarna yang
berlebihan

2. Bagaimana cara penularan penyakit diare?


makanan yang tak dimasak benar/ penyimpanan makanan tak benar hingga terkontaminasi
bahteri. Susu yang tak dimasak/ pasteurisasi. Makanan kadaluarsa atau tercemar pestisida.

3. Bagainmana gejala klinis diare


 Demam, yang akan memperberat dehidrasi yang akan terlihat pada kehilanagn cairan 4-
5% BB
 Tanda dehidrasi: rasa haus, turgor kulit turun, mata cekung, air mata tak ada,ubun-ubun
besar cekung pada bayi, oliguria sampai anuria, hipotensi, takikardia hingga menurun
kesadaran
 Bila kehilangan cairan >10% maka terjadi dehidrasi berat lalu syok dan kematian.

4. Bagaimana pencegahan diare


 Masak makanan dengan benar dan sipan dalam suhu yang tepat agar bahteri tak
berkembang biak
 Susu harus di pasteurisasi
 Cuci tangan dengan sabun setelah BAB
 Simpan pestisida atau bahan beracun lain ditempat barlainan dengan tepat makanan
 Tidak makan makanan kadaluarsa
 Simpan makanan pada suhu tertentu sesuai jenis/bahan makanan

5. Bagaiamana penangan yang tepat untuk skenario diatas


 BERIKAN ORALIT
 BERIKAN TABLET ZINC SELAMA 10 HARI BERTURUT-TURUT
 TERUSKAN ASI- MAKAN
 BERIKAN ANTIBIOTIK SECARA SELEKTIF
 BERIKAN NASEHAT PADA IBU/ KELUARGA

B. Kantin Sekolah

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1429/MENKES/SK/XII/2006, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk kantin sekolah,
antara lain
a. Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang mengalir
b. Tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung sekolah
c. Tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makanan
d. Tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji yang tertutup
e. Tersedia tempat untuk menyimpan peralatan makan dan minum
f. Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan TPS (tempat
pengumpulan sampah sementara)
g. Bebas dari asap rokok
h. Konsentrasi debu tersuspensi maksimum 150 mikrogram/m3
i. Memiliki intensitas pencahayaan 100 LUX
j. Luas lubang ventilasi 20% terhadap luas lantai
k. Makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup
(terlindung dari lalat atau binatang lain dan debu)
l. Makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan harus dalam keadaan baik dan tidak
kadaluarsa
m. Tempat penyimpanan makanan yang dijual pada warung sekolah harus selalu
terpelihara dan selalu dalam keadaan bersih, terlindung dari debu, terhindar dari bahan
kimia berbahaya, serangga dan hewan lain.
n. Tempat pengolahan atau dapur atau penyiapan makanan harus bersih dan memenuhi
persyaratan kesehatan sesuai ketentuan berlaku
o. Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih yang mengalir atau dalam 2
wadah yang berbeda dan dengan menggunakan sabun
p. Peralatan yang sudah bersih harus disimpan ditempat yang bebas pencemaran
q. Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan harus sesuai
dengan peruntukan
r. Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai
s. Penyaji makanan di sekolah harus selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci
tangan sebelum memasak dan dari toilet.

C. Air Minum
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002
SYARAT AIR BERSIH DAN SEHAT 1. Syarat fisik, antara lain: a. Air harus bersih dan tidak keruh b.
Tidak berwarna apapun c. Tidak berasa apapun d. Tidak berbau apaun e. Suhu antara 10-25 C
(sejuk) f. Tidak meninggalkan endapan

Syarat kimiawi, antara lain:


a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2
3. Syarat mikrobiologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen
penyebab penyakit.

D. Sanitasi
Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia
(jamban), pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah.
1. Penyediaan Air Bersih
Jenis sarana air bersih ada beberapa macam yaitu PAM, sumur gali, sumur pompa
tangan dangkal dan sumur pompa tangan dalam , tempat penampungan air hujan,
penampungan mata air, dan perpipaan. Sirkulasi air, pemanfaatan air, serta sifat-sifat
air memungkinkan terjadinya pengaruh air terhadap kesehatan. Secara khusus,
pengaruh air terhadap kesehatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.

a. Pemanfaatan air untuk berbagai keperluan adalah sebagai berikut :


i. Untuk keperluan air minum.
ii. Untuk kebutuhan rumah tangga I (cuci pakaian, cuci alat dapur, dan lain-lain).
iii. Untuk kebutuhan rumah tangga II (siram-siram halaman)
iv. Taman Rekreasi (tempat-tempat pemandian, tempat cuci tangan).
v. Pusat perbelanjaan (khususnya untuk kebutuhan yang dikaitkan dengan proses
kegiatan bahan-bahan/ minuman, WC dan lain-lain).
vi. Perindustrian I (untuk bahan baku yang langsung dikaitkan dalam proses
membuat makanan, minuman seperti the botol, coca cola, perusahaan roti dan
lain-lain).
vii. Pertanian/ irigasi
viii. Perikanan.
b. Syarat Air Bersih
i. Syarat Kuantitatif
Syarat kuantitatif adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari tergantung
kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan. Makin banyak aktifitas yang dilakukan
maka kebutuhan air akan semakin besar. Secara kuantitas di Indonesia
diperkirakan dibutuhkan air sebanyak 138,5 liter/orang/hari dengan perincian yaitu
untuk mandi, cuci kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan
rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan 21,8 liter, wudhu 16,2 liter, lain-
lain 33,3 liter.
ii. Syarat Kualitatif
Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan
mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air (Slamet, 2007).
 Parameter Fisik
Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau,
tidak berasa, tidak berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan suhu
sebaiknya di bawah suhu udara sedemikian rupa sehingga menimbulkan
rasa nyaman, dan jumlah zat padat terlarut (TDS) yang rendah.
 Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh
masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air.
 Rasa
Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak
tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat
membahayakan kesehatan.

 Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme
yang berwarna. Warna dapat disebabkan adanya tannin dan asam humat
yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning muda,
menyerupai urin, oleh karenanya orang tidak mau menggunakannya.
Selain itu, zat organik ini bila terkena khlor dapat membentuk senyawa-
senyawa khloroform yang beracun. Warnapun dapat berasal dari
buangan industri.
 Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik
yang bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik biasanya
berasal dari lapukan batuan dan logam, sedangkan yang organik dapat
berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Buangan industri dapat juga
merupakan sumber kekeruhan.
 Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak
terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat
membahayakan kesehatan, menghambat reaksi-reaksi biokimia di
dalam saluran/pipa, mikroorganisme pathogen tidak mudah
berkembang biak, dan bila diminum air dapat menghilangkan dahaga.
 Jumlah Zat Padat Terlarut
Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik,
garam anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka
kesadahan akan naik pula. Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan
terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah
tersebut.
 Parameter Mikrobiologis
Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri.
Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari harus bebas dari bakteri pathogen. Bakteri golongan coli tidak
merupakan bakteri golongan pathogen, namum bakteri ini merupakan
indikator dari pencemaran air oleh bakteri pathogen.
 Parameter Radioaktifitas
Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas
efeknya adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang
terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian dan perubahan komposisi
genetik. Kematian sel dapat diganti kembali apabila sel dapat beregenerasi
dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi. 4. Parameter Kimia Dari segi
parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara
berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain
air raksa (Hg), alumunium (Al), Arsen (As), barium (Ba), besi (Fe),
Flourida (F), Kalsium (Ca), derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya.
Air sebaiknya tidak asam dan tidak basa (Netral) untuk mencegah
terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air. pH
yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5 – 9.
2. Pembuangan Kotoran Manusia (Jamban)
Untuk mencegah kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan
kotoran manusia harus dikelola dengan baik. Pembuangan kotoran harus di suatu
tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban tersebut sehat jika memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban
2. Tidak mengotori air permukaan disekitarnya
3. Tidak mengotori air tanah disekitarnya
4. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang
lainnya.
5. Tidak menimbulkan bau
6. Mudah digunakan dan dipelihara
7. Desainnya sederhana
8. Murah

3. Pembuangan Air Limbah


Air limbah atau air kotoran adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai
zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan dan lazimnya
muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk industrialisasi.
9. Sarana pembuangan limbah
Sarana pembuangan air limbah yang sehat harus memenuhi persyaratan teknis
sebagai berikut :
 Tidak mencemari sumber air bersih
 Tidak menimbulkan genangan air yang menjadi sarang serangga/nyamuk
 Tidak menimbulkan bau
 Tidak menimbulkan becek, kelembaban dan pandangan yang tidak
menyenangkan
10. Dampak dari Pencemaran Limbah
Pengelolaan air buangan yang tidak baik akan berakibat buruk terhadap
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Beberapa akibatnya yaitu:
 Akibat Terhadap Lingkungan
Air buangan limbah dapat menjadi sumber pengotoran, sehingga bila tidak
dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan pencemaran terhadap air
permukaan, tanah atau lingkungan hidup dan terkadang dapat dapat
menimbulkan bau serta pemandangan yang tidak menyenangkan.
 Akibat Terhadap Kesehatan Masyarakat
Lingkungan yang tidak sehat akibat tercemar air buangan dapat
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Air buangan dapat
menjadi media tempat berkembangbiaknya mikroorganisme pathogen, larva
nyamuk ataupun serangga lainnya dan juga dapat menjadi media transmisi
penyakit seperti cholera, thypus dan lainnya.

4. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan
pemusnahan sampah yang dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah tidak
mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.

a. Penyimpanan sampah
Penyimpanan sampah adalah tempat sampah sementara sebelum sampah
tersebut dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnakan) dan
untuk itu perlu disediakan tempat yang berbeda untuk macam dan jenis sampah
tertentu.maksud dari pemisahan dan penyimpanan disini ialah untuk
memudahkan pemusnahannya. Syarat-syarat tempat sampah antara lain :
 Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah berseraknya
sampah
 Mempunyai tutup,mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan,
sangat dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa
mengotori tangan
 Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut oleh satu
orang.
b. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah
tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. oleh sebab itu setiap rumah
tangga atau institusi harus mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan
sampah, kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut
harus diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan selanjutnya ke
Tempat Penampungan Akhir (TPA).

Sanitasi Sekolah
Sedangkan sanitasi di sekolah itu sendiri terdapat beberapa indikator dengan
standar peraturanyang ada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor: 24 tahun 2007
danPeraturan Menteri Kesehatan nomor1429/Menkes/ SK/XII/2006 tentang
PedomanPenyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.Sekolah Bersih dan Sehat
didukung bangunan yang terdiri atas ruangkepala sekolah, ruang guru, ruang
perpustakaan, ruang kelas, kamar mandi/WC, ruang UKS,kantin, gudang, tempat ibadah,
halaman,dan pagar sekolah. Semua unit bangunan di sekolahbebas dari suara gaduh dan
bising yangmengurangi konsentrasi belajar peserta didik dankenyamanan mengajar guru.

1. Ruang Kelas
Rasiominimal luas ruang kelas 2 m2/siswa. Untuk rombongan belajar dengan
peserta
didik kurang dari 15 orang, luas minimal ruang kelas 30 m2 dengan lebar minimal 5 m.
Jarakpapan tulis dengan meja siswa paling depan minimal 2,5 m dan jarak papan tulis
dengan meja paling belakang minimal 9 m. Kapasitas maksimal ruang kelas 28 siswa.
Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun. Minimal satu
tempat cuci tangan untuk dua kelas. Disetiap kelas disediakan tempat sampah bertutup.

2. Kamar mandi/WC
Rasio kamar mandi/WC dan urinoir adalah perbandingan antara jumlah peserta didik
dengan banyaknya kamar mandi/WC dan urinoiryang tersedia. Untuk pesertadidik
rasionya adalah 1:60; sedangkan untuk siswi rasionya adalah 1:50. Kamar mandi/WC
dan urinoir peserta didik/siswi terpisah dengan kamar mandi/WC dan urinoir guru
danpegawai.Ukuran kamar mandi/WC tidak kurang dari 2 m2. Dinding berwarna terang.
Lantai memiliki perkerasan tidak licin, air tidak menggenang, memiliki kemiringan
minimal1%.Closet memiliki ketinggian 30 cm dari lantai baik closet untuk guru maupun
untukpeserta didik.Ruangan memiliki lubang penghawaan dan pencahayaanyang cukup,
bebas dari jentik nyamuk, memiliki alat kebersihan (sikat, sabun, karbol), dan tempat
sampah tertutup.

3. Ruang UKS
Ruang UKS adalah tempat untuk melakukan pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif, preventif, dankuratif.Penyuluhantentang perilaku hidup sehat kepada peserta
didik dan warga sekolah lainnya dilakukan secara terus-menerus, menyeluruh, dan
terpadu.Ruang UKS dilengkapi tempat cuci tangan dengan air bersih yang
mengalir,tersedia sabun, memiliki tempat tidur periksa, timbangan badan, alat pengukur
tinggi badan, alat pengukur suhu tubuh,dental kit, UKS kit, P3K, lemari obat, torso
rangka atau alat tubuh, snellen chart, dan tempat sampah. Standar luas ruang UKSadalah
minimal 27 m2 yang dilengkapi dengan buku kesehatan dan buku adminsitrasi.
4. Kantin
Kantin sekolah adalah tempat usaha makanan dan minumanyang pengelola
dankonsumennya adalah warga sekolah.Lokasi kantin berjarak minimal 20 m dari tempat
pembuangan sampah sementara. Kantin memiliki peralatan pengolahan dan makan
yangbersih, tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air bersih yang mengalir,
tempat cucitangan dilengkapi dengan air bersih mengalir, sabun dan lap tangan untuk
pengunjung kantin,tersedia tempat penyimpanan bahan makanan terpisah dari makanan
jadi/siap saji dantempatpajangan(display) makanan jadi/siap saji yang tertutup. Kantin
dilengkapi dengan tempatduduk dan saluran air limbah yang tertutup.Tersedia tempat
untuk mengolah makanansederhana (memanasi, mengukus, dan memanggang). Makanan
kemasan berlabel BPOM/Dinkes dan tidak kadaluarsa. Makanan dan minuman yang
dijual sudah dilakukan uji bebas formalin, boraks, dan pewarna kimia berbahaya.
Kemasan bersih dan tidak menggunakan styrofom. Petugas kantin berpakaian rapi, bersih,
bercelemek, bertudung, dan
sehat. Pengambilan makanan selalu menggunakan alat bantu pengambil makanan.
5. Halaman dan Pagar Sekolah
Halaman sekolah merupakan ruang terbuka hijau sebagai sarana untuk menunjang
segala kegiatan di luar ruangan (upacara, olahraga, kesenian, pramuka, parkir kendaraan,
apotek hidup,tamansekolah dan kegiatan lain)bagi warga sekolah. Halaman sekolah
terbebas dari genangan air dan mempunyai batas yang jelas dengan lingkungan sekitar,
dan dilengkapi dengan pagar yang kuat dan aman.

Konstruksi bangunan sekolah memenuhi persyaratan sebagai berikut:


a. Atap
Sekolah memiliki atap yang kuat, tidak bocor, tidak menjadi sarang tikus, serta memiliki
kemiringan yang cukup.Sekolah yang mempunyai ketinggian atap lebih dari 10m harus
dilengkapi dengan penangkal petir.Gedung sekolah memiliki talang air yang berfungsi
baik, langit-langit yang kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan.Ketinggian plafon
tidak kurang dari 270 cm.
b. Dinding
Dinding bangunan sekolah bersih, tidak lembab, dan dicat berwarna terang.Pada dinding
yang terkena percikan air, bahan dinding tersebutdibuat dari bahan campuran kedap air,
tidak mudah retak, dan tidak dicat dengan larutan kapur tohor.
c. Lantai
Lantai kelas, kantor, dan perpustakaan terbuat dari bahan kedap air, kuat, permukaan
rata, tidak licin, tidak retak, dan mudah dibersihkan. Lantai menggunakan bahan penutup
yang berwarna terang. Terdapat perbedaan tinggi lantai antara selasar dengan ruang
kelas, perpustakaan, dan kantor. Lantai kamar mandi/WC memiliki kemiringan yang
cukup sehingga memudahkan air mengalir.
d. Tangga
Tangga bangunan sekolah bertingkat dapat berfungsi ganda. Tangga berfungsi sebagai
sarana lalu lintas dan sebagai sarana penyelamat. Tangga dilengkapi dengan pegangan
tangan dan sarana keamanan setinggi bahu peserta didik.

e. Pintu
Pintu memiliki lebar sekurang-kurangnya 1 m. Pintu tersebut dapat terdiri atassatu daun
pintu atau dua daun pintu dengan arah buka keluar.Pintu dilengkapi dengan pengunci dan
pegangan (handle)yang terbuat dari bahan yang kuat.
f. Jendela
Jendela dapat dibuka dan ditutup dengan arah buka keluar dan diberi pengaman. Kaca
jendela memungkinkan cahaya masuk secara alami sehingga peserta didik, guru, dan
pegawai sekolah dapat membaca dengan nyaman, tidak terlalu terang, dan juga tidak
gelap (20 % luas lantai).
g. Ventilasi
Gedung sekolah dilengkapi dengan ventilasi. Ruang-ruang di sekolah diupayakan
mempunyai ventilasi silang yang dapat menjamin aliran udara segar. Ventilasi udara
dapat berupa ventilasi alami dan ventilasi mekanis. Ventilasi mekanis memperhitungkan
kekuatan pendinginan mesin dengan jumlah penghuni. Pada ruang yang menggunakan
ventilasi mekanishendaknya tersedia jendela yang dapat dibuka dan ditutup untuk menjamin udara
segar disekolah.
h. Sanitasi
Sekolah memiliki sarana sanitasi dasar berupa sarana air bersih, saluran pembuangan air
limbah, dan jamban(WC).Sarana air bersih dapat berupa sumur gali, sumur pompa
tangan,atau sumur bor. Jamban di sekolah minimal berbentuk leher angsa dan dilengkapi
septictank kedap air serta saluran peresapan.Sekolah memiliki sarana air bersih yang
mencukupiuntuk warga sekolah, memenuhi kualitas air bersih secara fisik, kimia, dan
bakteriologis.Jarakantara sarana air bersih dan septic-tankminimal 10 m.
i. Sumber Air
Sumber air dapat berasal dari air tanah, air permukaan, dan airhujan.Air tanah dapat
berupa air sumur atauair mata air.Air permukaan berupa air sungai, air danau,atau air
payau. Jika air permukaan akan digunakan sebagai sumber air minum, maka harus
dilakukan proses pengolahan lebih lanjut.
j. Tempat Sampah
Tempat sampahadalah tempat menampung material sisa hasil kegiatan sehari-hari
manusia dan atau proses alam yang tidak diinginkan yang berbentuk padat. Sekolah
memiliki tempat sampah sementara yang bertutup dan terpilah di setiap ruangan.Sampah
diangkut setiap hari ke tempat pengolahan sampah.
Perilaku Warga sekolah
Tujuan pelaksanaan SD Bersih Sehatadalah untukmembudayakan perilaku hidup bersih
dan sehat meliputi perilaku sebagai berikut.
a. Menjaga rambut agar bersih dan rapih.
b . Memakai pakaian bersih dan rapih.
c. Menjaga kuku agar pendek dan bersih.
d . Berolahraga teratur dan terukur.
e . Tidak merokok.
f . Tidak menggunakan narkoba, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA).
g . Memberantas jentik nyamuk.
h . Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
i . Menggunakan air bersih.
j . Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
k . Membuang sampah ke tempat sampah yang terpilah (sampah organik dan nonorganik. 2

E. Limbah

Cara pengolahan limbah yang baik

Prinsip-prinsip dalam Pengamanan sampah11:

a. Reduce

Yaitu mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda yang
tidak terlalu dibutuhkan.

Contoh:

Mengurangi pemakaian kantong plastik.


Mengatur dan merencanakan pembelian kebutuhan rumah tangga secara rutin
misalnya sekali sebulan atau sekali seminggu.
Mengutamakan membeli produk berwadah sehingga bisa diisi ulang.
Memperbaiki barang-barang yang rusak (jika masih bisa diperbaiki).
Membeli produk atau barang yang tahan lama.

b. Reuse

Yaitu memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai tanpa mengubah bentuk.

Contoh:

Sampah rumah tangga yang bisa dimanfaatkan seperti koran bekas, kardus bekas,
kaleng susu, wadah sabun lulur, dan sebagainya. Barang-barang tersebut dapat
dimanfaatkan sebaik mungkin misalnya diolah menjadi tempat untuk menyimpan
tusuk gigi, perhiasan, dan sebagainya.
Memanfaatkan lembaran yang kosong pada kertas yang sudah digunakan,
memanfaatkan buku cetakan bekas untuk perpustakaan mini di rumah dan untuk
umum.
Menggunakan kembali kantong belanja untuk belanja berikutnya.

c. Recycle

Yaitu mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru.

Contoh:

Sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dengan cara pembuatan kompos
atau dengan pembuatan lubang biopori.
Sampah anorganik bisa di daur ulang menjadi sesuatu yang bisa digunakan
kembali, contohnya mendaur ulang kertas yang tidak digunakan menjadi kertas
kembali, botol plastik bisa menjadi tempat alat tulis, bungkus plastik detergen atau
susu bisa dijadikan tas, dompet, dan sebagainya.
Sampah yang sudah dipilah dapat disetorkan ke bank sampah terdekat.
F. Penyakit Berbasis Lingkungan

Ada 10 penyakit utama penyakit berbasis lingkungan10 :

1. TBC

- Penyebab

Penyakit TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh


Mycrobacterium tuberculocis. Mycrobacterium tuberculocis berbentuk batang
berukuran panjang 1-4 mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron, tahan terhadap
pewarnaan yang asam sehingga disebut dengan Bakteri Tahan Asam
(BTA).

- Cara  penularan

Penularan TB melalui udara, terutama pada udara tertutup seperti udara


dalam rumah yang pengap dan lembab, udara dalam pesawat terbang, gedung
pertemuan, dan kereta api berpendingin. Prosesnya tentu tidak secara langsung,
menghirup udara bercampur bakteri TB lalu terinfeksi, lalu menderita TB, tidak
demikian. Sumber penularan adalah penderita TB dengan BTA (+). Apabila
penderita TB batuk, berbicara atau bersin, maka ribuan bakteri TB akan
berhamburan bersama ”droplet” nafas penderita yang bersangkutan, khususnya
pada penderita TB aktif dan luka terbuka pada parunya. Cahaya matahari sangat
berperan dalam membunuh kuman di lingkungan. Oleh sebab itu ventilasi
rumah sangat penting dalam manajemen TB berbasis keluarga atau lingkungan.

Beberapa faktor kondisi lingkungan yang dapat meningkatkan terjadinya


penularan TB adalah :

1. Kepadatan hunian kamar tidur

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya,
artinya luas lantai bangunan rumah tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
penghuninya agar tidak menyebabkan overload.
2. Pencahayaan

Untuk memperoleh cahaya cukup pada siang hari, diperlukan luas


jendela kaca minimum 20% luas lantai. Jika peletakan jendela
kurang baik atau kurang leluasa maka dapat dipasang genteng kaca.
Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri
patogen di dalam rumah, misalnya basil TB, karena itu rumah yang sehat
harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.

3. Ventilasi

Fungsi pertama ventilasi adalah untuk menjaga agar aliran udara didalam


rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang
diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.

4. Kondisi rumah

Atap, dinding dan lantai dapat menjadi tempatperkembang biakan kuman


lantai dan dinding yag sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu, sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Mycrobacterium tuberculosis.

5.  Kelembaban udara

Kuman TB Paru akan cepat mati bila terkena sinar matahari langsung, tetapi
dapat bertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.

2.  Demam Berdarah Dengue (DBD)

- Penyebab

DBD  merupakan Penyakit menular disebabkan virus Dengue ditularkan


melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (sekitar rumah/ sekolah) dan Aedes
albopictus (kebun).

- Cara penularan
Ditularkan melalui gigitan nyamuk yang infektif, terutama Aedes aegypti. Ini
adalah spesies nyamuk yang menggigit pada siang hari, dengan
peningkatan aktivitas menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan
beberapa jam sebelum matahari tenggelam. Aedes aegypti maupun Aedes
albopictus ditemukan didaerah perkotaan. Nyamuk berkembangbiak ditempat
penampungan air yang tak beralaskan tanah (bak mandi / WC, drum, tempayan
barang penampung air, kaleng, ban bekas, pot,tempat minum burung).

- Cara pencegahan
a. Beri penyuluhan, informasikan kepada masyarakat untuk membersihkan
tempat perindukan nyamuk dan melindungi diri dari gigitan nyamuk
dengan memasang kawat kasa, perlindungan dengan pakaian dan
menggunakan obat gosok anti nyamuk .
b. Lakukan survei di masyarakat untuk mengetahui tingkat kepadatan vector
nyamuk, untuk mengetahui tempat perindukan dan habitat larva, biasanya
untuk Ae. Aegypti adalah tempat penampungan air buatan atau alam yang
dekat dengan pemukiman manusia (misalnya ban bekas, vas bunga, tandon
penyimpanan air.

3.  Penyakit Cacingan

- Ascaris lumbricoides

Manusia merupakan hospes definitif cacing ini. Cacing jantan berukuran 10-
30 cm, sedangkan betina 22-35 cm, pada stadium dewasa hidup di rongga usus
halus, cacing betina dapat bertelur sampai 100.000-200.000 butir sehari, terdiri
dari telur yang dibuahi dan telur yang tidak dibuahi.

Di tanah, dalam lingkungan yang sesuai telur yang dibuahi tumbuh


menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Bentuk infektif ini
bila tertelan manusia akan menetas menjadi larva di usus halus, larva
tersebut menembus dinding usus menuju pembuluh darah atau saluran limfa
kemudian di alirkan ke jantung lalu mengikuti aliran darah ke paru-paru.
Setelah itu melalui dinding alveolus masuk ke rongga alveolus, lalu naik ke
trachea melalui bronchiolus dan broncus. Dari trachea larva menuju ke faring,
sehingga menimbulkan rangsangan batuk, kemudian tertelan masuk ke dalam
esofagus lalu menuju ke usus halus, tumbuh menjadi cacing dewasa. Proses
tersebut memerlukan waktu kurang lebih 2 bulan sejak tertelan sampai
menjadi cacing dewasa.

- Ancylostoma (cacing tambang)

Necator americanus dan Ancylostomaduodenale adalah dua spesies cacing


tambang yang dewasa di manusia. Habitatnya ada di rongga usus halus.
Cacing betina menghasilkan 9.000-10.000 butir telur sehari. Cacing betina
mempunyai panjang sekitar 1 cm, cacing jantan kira-kira 0,8 cm, cacing
dewasa berbentuk seperti huruf S atau C dan di dalam mulutnya ada sepasang
gigi.

Daur hidup cacing tambang adalah sebagai berikut, telur cacing akan
keluar bersama tinja, setelah 1-1,5 hari dalam tanah, telur tersebut menetas
menjadi larva rabditiform. Dalam waktu sekitar 3 hari larva tumbuh menjadi
larva filariform yang dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8
minggu di tanah. Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit atau ikut
tertelan bersama makanan.

- Trichuristrichiura

Trichuristrichiura betina memiliki panjang sekitar 5 cm dan yang jantan


sekitar 4 cm. Hidup di kolon asendens dengan bagian anteriornya masuk ke
dalam mukosa usus.

Satu ekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur sehari sekitar


3.000-5.000 butir. Telur berukuran 50-54 mikronx 32 mikron, berbentuk seperti
tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada ke dua kutub.
Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja, telur menjadi
matang dalam waktu 3–6 minggu di dalam tanah yang lembab dan teduh.
Telur matang ialah telur yang berisi larva dan merupakan bentuk infektif. Cara
infeksi langsung terjadi bila telur yang matang tertelan oleh manusia (hospes).

- Cara Penularan 

1. Apabila penderita cacingan buang air besar sembarangan. Tinja yang


mengandung telur cacing mengotori tanah.

2. Di tanah yang lembab dengan suhu yang sesuai dan waktu tertentu telur
menjadi matang dan siap menulari orang lain.

3. Penularan dapat melalui makanan dan minuman yang dikotori oleh telur
cacing yang telah matang tadi atau melalui tangan yang kotor.

4. Dapat juga penularan melalui gigitan tempayak (larva) pada kulit yang tidak
memakai alas kaki.

- Cara Pencegahan

1. Mencuci tangan bersih-bersih dengan sabun sebelum makan dan sesudah


buang air besar serta saat mau menyuapi anak.

2. Mandi dan membersihkan badan paling sedikit 2 kali setiap hari.

3. Memotong dan membersihkan kuku.

4. Memakai alas kaki (sandal atau sepatu) sewaktu diluar rumah.

5. Mencuci dan memasak makanan dan minuman sebelum makan dan minum.

6. Membuang tinja di jamban.

7. Menjaga kebersihan, menutup makanan dengan tudung saji.

8. Mencegah pengotoran sungai dan saluran air.

9. Menjaga kebersihan rumah.

10. Menjaga kebersihan lingkungan.


11. Menggunakan air bersih untuk keperluan makan, minum dan mandi.

12. Mengusahakan pengaliran pembuangan air kotor/air limbah.

13. Membuang sampah di tempat yang semestinya.

14. Memberantas binatang yang menyebarkan telur cacing seperti lalat,


lipas dan tikus.

4. Diare

- Penyebab

Penyebab diare terbanyak adalah Champilobacter jejuni dan pestisida.


Tempat berkembang biaknya pada binatang peliharaan (ayam, kalkun, kucing
anjing, burung), makanan kadaluarsa dan makanan tercemar pestisida.

- Cara Penularan

Makanan yang tak dimasak benar/ penyimpanan makanan tak benar


hingga terkontaminasi bahteri. Susu yang tak dimasak/ pasteurisasi. Makanan
kadaluarsa atau tercemar pestisida.

Tejadinya diare karena,

a. Minum air yang tak dimasak


b. Makan dengan tangan kotor
c. Menggunakan air kotor (air sungai)
d. Makan makanan yang dihinggapi lalat
e. Makanan dan minuman yang sudah basi atau menggunakan zat pewarna
yang berlebihan
- Cara Pencegahan
a. Masak makanan dengan benar dan simpan dalam suhu yang tepat agar
bakteri tak berkembangbiak
b. Susu harus di pasteurisasi
c. Cuci tangan dengan sabun setelah BAB
d. Simpan pestisida atau bahan beracun lain ditempat berlainan dengan tepat
makanan
e. Tidak makan makanan kadaluarsa
f. Simpan makanan pada suhu tertentu sesuai jenis/bahan makanan

5. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

- Penyebab
a. Bakteri Sreptococcus Pneumonia
b. Hemophilus Influenza
c. Asap dapur
d. Sirkulasi  udara yang tidak sehat
- Cara Penularan
a. Tempat berkembang biak saluran pernafasan
b. Melalui udara/ aerogen yaitu kontak lansung dengan mulut penderita dan
tidak langsung melalui udara yang terkontaminasi dengan bahteri karena
penderita batuk
c. Kontak tidak langsung melalui peralatan yang terkontaminasi discharge
saluran pernafasan.
d. Biasanya penularan organisme terjadi dari orang ke orang, namun
penularan melalui kontak sesaat jarang terjadi.
- Cara Pencegahan
a. Menjaga sirkulasi udara yang bersih dalam rumah dengan membuka
jendela/ ventilasi cukup
b. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar

c. Hindari polusi udara dalam rumah seperti: asap dapur dan asap rokok

d. Hindari jumlah hunian dalam satu kamar tidur tidak lebih dari 3 orang

e. Menyemen lantai rumah/plester

6.  Malaria

- Penyebab
Dikenal 4 jenis plasmodium,yaitu:

a. Plasmodium FALCIFARUM : penyebab malaria TROPIKANA.


b. Plasmodium VIVAX   : penyebab malaria TERTIANA.

c. Plasmodium MALARIAE  : penyebab malaria QUARTANA.

d. Plasmodium OVALE  : penyebab malaria OVALE.

Bisa terjangkit 2 plasmodium (infeksi campuran)

- Cara Penularan
 Ditularkan melalui gigitan nyamuk anopeles, yang telah menggigit orang
yang sedang sakit malaria, maka parasit akan masuk tubuh nyamuk dan
berkembang dan tambah banyak.
 Dalam beberapa hari nyamuk tersebut mengigit orang sehat maka parasit itu
ditularkan ketubuhnya
 Parasit dalam tubuh orang tersebut berkembang bertambah banyak dan
menyerang sel darah merah, lalu orang tersebut terserang malaria
- Cara Pencegahan
a. Menghindari gigitan nyamuk, tidur pakai kelambu, bakar obat nyamuk,
pasang kawat kasa,jauhkan kandang ternak dari tempat tinggal
b. Hilangkan sarang nyamuk: mengalirkan genangan air, bersihkan semak/
rumput, usahakan rumah tidak gelap,jorok,buka jendela siang hari,lipat kain
bergantungan,kubur kaleng bekas, alirkan got, menimbun air tergenang.
c. Bunuh nyamuk dewasa (semprot nyamuk)
d. Bunuh jentik nyamuk (tebar ikan pemakan jentik)
e. Lapor penderita yang datang dari daerah malaria

7.  Filariasis

- Penyebab
a. Filariasis  disebabkan oleh cacing filaria yang menyerupai benang hidup di
dalam tubuh manusia.
b. Cacing ini dapat bertahan hidup selama 4 sampai 6 tahun dalm kelenjar
getah bening (bahagian tubuh yang melindungi kita dari penyakit).
c. Cacing ini berkembang biak di dalam tubuh dan menghasilkan jutaan anak
cacing yang beredar dalam darah

- Cara Penularan
a. Filariasis ditularkan dari seseorang  yang dalam darah terdapat  anak
cacing/ mikrofilaria kepada  orang lain melalui gigitan nyamuk.
Orang tersebut  mungkin sakit  filariasis  atau mungkin tidak.
b. Pada waktu nyamuk mengisap  darah, mikrofilaria akan terhisap  dan
masuk ke dalam badan nyamuk.
c. Dalam waktu 1-2 minggu kemudian berubah menjadi larva dan ditularkan
kepada  orang lain sewaktu nyamuk menggigitnya.
- Cara Pencegahan
a. Menghindari dari gigitan nyamuk dengan cara: tidur menggunakan
kelambu, memasang obat nyamuk, memakai obat gosok anti nyamuk/
repellent dan lubang-lubang angin/ ventilasi rumah ditutup dengan kawat
kasa halus.
b. Memberantas nyamuk dengan cara: membersihkan tempat-tempat
perindukan nyamuk dan menyemprot untuk membunuh nyamuk dewasa.
c. Mengikuti program pengobatan massal filariasis.
d. Memeriksakan diri ke puskesmas bila keluarga atau tetangga menderita
filariasis.

8.  Chikungunya

- Penyebab

Virus Chikungunya ditularkan lewat gigitan nyamuk termasuk dalam


kelompok  Alphavirus (group A    kalau  DBD group B) famili Togaviridae

- Cara Penularan
a. Dirtularkan oleh nyamuk AEDES AEGYPTI yang merupakan nyamuk
penular penyakit demam berdarah (DBD).
b. 3 faktor memegang peranan: manusia, virus dan vektor chikungunya.
c. Reservoirnya adalah: primata (monyet, kera)
d. Semua orang dapat tertular (anak-anak, dewasa, laki-laki, perempuan, kaya
ataupun miskin)
e. Bila penderita yang sakit (dalam keadaan viremia 2 hari sebelum demam dan
5 sesudah demam) digigit oleh nyamuk penular (berkembang dalam tubuh
nyamuk 8-10 hari), lalu nyamuk tersebut menggigit orang lain (4-7 hari
kemudian dia menjadi sakit)
f. Biasa tida terjadi penularan dari orang ke orang lain
g. Penyakit berlangsung beberapa hari kemudian sembuh sendiri
h. Masa inkubasi 1-12 hari (umumnya 2-4 hari)
- Cara Pencegahan

1. PERORANGAN

a. Jangan biarkan nyamuk berkembang biak


b. Lakukan PSN dengan 3M pada TPA, non TPA dan habitat alamiah secara
teratur tiap minggu
c. Menabur larvasida
d. Memelihara ikan pemakan jentik
e. Lindungi diri dari gigitan nyamuk terutama siang hari, dengan
menggunakan repellant, kelambu, pasang kawat kasa di rumah.

2.   KELOMPOK MASYARAKAT

      Gotong royong membersihkan lingkungan dari tempat


perkembangbiakan nyamuk penular.

9.  Penyakit Kulit

- Kudis /Scabies
a. Penyebab : tungau / sarcoptes scabiei menembus lapisan kulit tanduk dan
membuat terowongan di bawah kulit sambil bertelur
b. Cara penularan : melalui kontak langsung, melalui alat-alat (baju, handuk,
sprei,tikar dan bantal)
c. Mengenai sosio ekonomi rendah, kepadatan penghuni rumah, higiene buruk
pendidikan rendah, bisa terjadi di asrama

Cara pencegahan :

- Memutus rantai penularan dengan memberi obat

- Lingkungan agar tigak terlalu padat

- Hindari kebiasaan tukar menukar baju dan handuk

- Menjaga kebersihan diri, mandi dengan air bersih, minimal 2x/ hari dengan
sabun

- Jaga kebersihan lingkungan

- Buka jendela agar matahari masuk

G. TTU

c. Sanitasi Mesjid22
Mesjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya yang dipakai untuk berkumpul
oleh umum pada waktu-waktu tertentu guna untuk melakukan ibadah keagamaan
Islam.
Persyaratan sanitasi yang berkaitan dengan mesjid antara lain :
1. Letak sesuai dengan rencana tata kota
2. Konstruksi kuat dan sesuai petunjuk dinas pekerjaan umum
3. Bagian luar
 Halaman bersih, tidak terdapat sampah-sampah berserakan dan genangan
air
 Tersediannya tempat sampah yang tertutup rapat, kedap ai, dan mudah
dibersihkan, mudah diangkat. Jumlah dan kapasitasnya disesuaikan
dengan kebutuhan .
 Pembuangan air kotor lancar (tidak tersumbat), saluran tersambung
dengan saluran pembuangan air kotor umum yang kedap air.
 Persediaan air selalu ada dan memenuhi persyaratan air minum
 Tersedia jamban atau peraturasan minimal satu yang dilengkapi dengan
kran pembersih
 Ruang tempat mengambil air wudhu terpisah dari jamban dan ruangan
mesjid.
4. Bagian dalam
 Ruang sembahyang harus bersih
 Alat sembahyang harus bersih dan bebas dari kutu busuk dan serangga.
Sepanjang bagian depan tiap shaf dipasang kain putih yang bersih dengan
lebar 30 cm sebagai tempat sujud.
 Lantai mudah dibersihkan dan tidak lembab
 Untuk ventilasi, harus terdapat lubang penghawaan dengan luas minimal
10% dari luas lantai.
 Pencahayaan minimal 10fc dan tidak menyilaukan.
 Tersedia tempat sandal dan sepatu khusus.

d. Sanitasi Panti Pijat22


Panti pijat adalah tempat beserta fasilitasnya yang memberikan pelayananan
pemijatan bagi masyarakat umum.
Persyaratan panti pijat :
1. Ruang tunggu
 Tersedia tempat duduk yang bebas kutu dan serangga serta selalu dijaga
kebersihannya.
 Luas lubang ventilasi minimal 10% dari luas lantai ruang tunggu
 Pencahayaan 10-15 fc
 Lantai tidak lembab dan mudah dibersihkan.
 Dinding dan langit-Lngit bersih dan mudah dibersihkan
 Tersedia tempat puntung rokok dan tempat sampah
2. Ruang kerja
 Pencahyaan minimal 10 fc
 Susunan bangunan sedemikian rupa diatur terpisah untuk pria dan wanita
 Tersedia tempat duduk dan tempat perawatan yang khusus dan bersih
 Tersedia tempat cuci tangan dan fasilitasnya
3. Fasilitas sanitasi
 Tersedia air bersih yang cukup
 Tersedia jamban dan urinoir yang bersih dan mudah dibersihkan
 Tersedia tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan
 Tersedia kamar mandi khusus pria dan wanita
 Air buangan tidak menimbulkan genangan
4. Peralatan dan bahan
 Alat kerja yang berhubungan dengan kulit, seperti alat pijat harus selalu
dijaga kebersihannya setiap kali akan dipakai dan setelah dipakai
 Tersedia handuk putih sebanyak rata-rata tamu yang datang sehari dan hanya
dipergunakan sekali
 Tempat kosmetik yang dipakai untuk memijat harus bersih
 Kosmetik yang digunakan seperti krim tubuh dan lain lain harus terdaftar di
Depkes.
 Tersedia larutan atau alat-alat sterilisasi untuk mendesinfeksi alat pijat.
5. Karyawan
 Ahli pijat haru sehat, tidak mengidap penyakit kulit dan pernafasan
 Ahli pijat harus memiliki sertifikat atau pernah mengikuti kursus pijat
 Setiap karyawan harus mengenakan pakaian kerja yang bersih
 Tersedia alat pemadam kebakaran yang mudah dilihat dan dijangkau serta
dilengkapi dengan petunjuk pemakaiannya.

e. Sanitasi Taman Hiburan22


Taman hiburan adalah tempat umum yang mempunyai letak dan bangunan
menetap yang menyediakan fasilitas hiburan bagi masyarakat umum.
Persyaratan sanitasi yang harus dipenuhi berkaitan dengan taman hiburan antara
lain :
1. Perizinan
Harus memiliki izin dari pemerintah daerah atau terdaftar pada dinas
kesehatan setempat
2. Letak
 Fasilitasnya disesuaikan ddengan perencannan pemerintah daerah setempat
 Harus jauh dari sumber pencemaran dan tidak mudah tergenang air
 Mudah dicapai dengan kendaraan
 Keamanan terjamin
3. Bagian luar
 Tersedia tempat parkir yang baik, aman, dan dilengkapi dengan penerangan
yang cukup pada waktu malam. Pemandangan bersih tidak terdapat sampah
yang berserakan, genangan air dan lain-lain yang membahayakan kesehatan.
 Tersedia bak-bak penampungan sampah yang dilengkapi dengan tutup dan
mudah diangkut.
 Tempat penjualan karcis harus memiliki sumber penerangan yang cukup
dan jendela karcis tersekat dengan kaca
4. Bagian dalam
 Pintu masuk tidak jauh dengan tempat parkir dan tersedia bak sampah.
 Tersedia bak-bak sampah yang tertutup, kedap air, dan mudah diangkat,
terutama di tempat rekreasi.
 Tersedia minimal satu jamban untuk setiap 40 pengunjung wanita dan satu
jamban serta urinary closet untuk setiap 40 pengunjung pria terpisah dan
memenihi syarat kesehatan.
 Tersedia urinoir satu buah untuk setiap 40 pengunjung.
 Terdapat sistem pembuangan air hujan dan air kotor yang baik yang
bersambungan dengan saluran umum. Saluran terbuat dari bahan kedap air
sehingga tidak terjadi gangguan pada aliran air dan pencemaran lingkungan
lain.
f. Terminal Angkutan Darat dan Stasiun Kereta Api22
Terminal angkutan darat sangat penting keberadaannya bagi masyarakat. Karena
termasuk tempat umum yang banyak didatangi masyarakat, walaupun hanya
untuk transit, sanitasi dan kebersihan harus dijaga. Terminal bus atau stasiun
kereta api adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya yang didatangi oleh
masyarakat untuk menunggu, naik dan turun bus atau kereta api.
Persyaratan yang harus di penuhi :
1. Bagian luar
a. Tempat parkir
 Terdapat tempat parkir kendaraan umum yang bersih
 Tidak terdapat sampah berserakan, genangan air dll
b. Pembuangan sampah
 Tersedianya tempat pengumpulan sampah sementara sebelum dibuang.
 Tempat pengumpulan sampah harus tertutup dan kedap air.
c. Penerangan
 Di tempat parkir, pintu masuk dan pintu keluar terminal perlu diberi
penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan.
2. Bagian dalam
a. Ruang tunggu
 ruangan bersih
 tempat duduk bersih dan bebas dari kutu
 penerangan minimal 10 fc
 tersedia bak sampah dan terbuat dari benda yang kedap air
 lantai terbuat dari bahan kdap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
b. Jamban dan urinoir
 Digunakan jamban tipe leher angsa
 Jamban untuk pria harus dipisahkan dari wanita
 Jumlah jamban 1 buah untuk setiap 1-250 pengunjung pada suatu saat dengan
jumlah minimal 2 buah.
 Urinoir bersih, tidak berbau dan memiliki air pembersih yang memadai
 Terminal dengan kapasitas minimal 250 pengunjung harus memiliki 1 urinoir
 Jika pengunjung meningkat menjadi 500 orang, urinoir ditambah 1 lagi.
c. Tempat cuci tangan
Tersedia minimal 1 buah tempat cucia tangan untuk umum yang dilengkapi
dengan sabun dan serbet.
d. Pembuangan air hujan dan air kotor
Memiliki sistem pembuangan yang baik, terhubung dengan saluran umum atau
dengan septic tank sendiri
e. Pemadam kebakaran
Tersedia alat pemadam kebakaran yang dapat dilihat dan dicapai dengan
mudah oleh umum. Pada alat ini harus terdapat cara penggunaannya.
f. Kotak P3K
Tersedia kotak P3K minimal 1 buah yang berisi obat-obatan lengkap untuk
P3K
g. Sirkulasi udara
Sirkulasi dalam stasiun kereta api harus baik dan tidak terdapat sudut-sudut
ruangan yang mengakibatkan udara terhenti
h. Pengeras suara
Terdapat alat pengeras suara yang dapat dipergunakan untuk memberikan
informasi kepada penumpang.

g. Terminal Angkutan Air dan Udara22


Selain sarana transportasi darat, masyarakat juga menggunakan sarana
transportasi air maupun udara untuk bepergian. Sarana tersebut tentunya
memerlukan tempat untuk transit atau singgah, dalam hal ini terminal.
Persyaratan sanitasi dan kebersihan pelabuhan dan bandar udara :
1. Bagian luar
a. Tempat parkir
Harus bersih, tidak ada sampah berserakan dan tidak ada genangan air
b. Tempat sampah
Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup dan kedap
air serta dalam jumlah yang cukup
c. Pencahayaan
Penerangan harus cukup dan tidak menyilaukan mata , terutama pada pintu
masuk dan keluar tempat parkir
2. Bagian dalam
2. Ruang tunggu
 Ruangan harus bersih
 Tempat duduk harus bersih dan bebas dari kutu busuk
 Pencahayaan harus cukup dan tidak menyilaukan sehingga dapat
digunakan untuk membaca
 Ventilasi harus cukup, minimal 10% dari luas lantai
 Lantai tidak licin, kedap udara dan mudah dibersihkan
 Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup, kedap
air dan dalam jumlah yang cukup.
3. Pembuangan kotoran manusia
 Tersedia jamban yang memenuhi syarat minimal 1 jamban untuk 100
pengunjung atau minimal 2 buah jamban
 Tersedia peturasan yang baik, minimal 1 peturasan untuk 200 orang dan
tersedia air yang mencukupi.
 Harus ada tanda yang jelas untuk membedakan antara jamban pria dan
wanita
 Jamban dan peturasan harus dalam keadaan bersih dan tidak berbau.
4. Pembuangan sampah
 Tersedia TPS sementara yang tertutup, kedap air dan dalam jumlah
yang cukup
 Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari sehungga tidak berbau dan
tetap bersih
5. Pembuangan air limbah
 Pembuangan air limbah harus dialirkan melalui saluran tertutup dan
dibuang ke septic tank atau kesaluran air kotor perkotaan
6. Tempat cuci tangan
 Harus tersedia tempat cuci tangan yang baik, minimal satu dilengkapi
dengan sabun atau kain serbet

Anda mungkin juga menyukai