Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN SLOW DEEP BREATHING DAN MASAGE KAKI MENGGUNAKAN

CITRONELLA OIL TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN


KEPERAWATAN PASIEN HIPERTENSI DI RSUD POSO

PROPOSAL STUDI KASUS

DISUSUN OLEH
RIRIN FEBRIYANTI
NIM: PO0220218042

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN PRODI POSO
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di seluruh
dunia. Salah satu penyakit kardiovaskular dengan prevalensi yang tinggi adalah hipertensi.
berdasarkan data yang diterbitkan WHO pada tahun 2019, terdapat 1,13 milyar penduduk
dunia yang mengalami hipertensi. Hipertensi adalah keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
yang diukur dalam 2 kali pengukuran dalam selang waktu 5 menit dan dalam keadaan tenang
(Kemenkes, 2015). Pria dan wanita beresiko mengalami hipertensi. Menurut data dari Cheryl,
et.al (2017), pria memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami hipertensi, yaitu sebesar
30,2 % dan wanita sebesar 27,7 %.
Data WHO tahun 2019 menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah menyebabkan
7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari total kematian di dunia. Prevalensi peningkatan
tekanan darah tertinggi di Afrika, karena 46% untuk kedua jenis kelamin. Prevalensi terendah
dari peningkatan tekanan darah terjadi di Amerika, yaitu 35%. Di Amerika, laki-laki memiliki
prevalensi lebih tinggi (39%) dibandingkan perempuan (32%) (WHO (World Health
Organization), 2019).
Angka kejadian hipertensi di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi mengalami
kenaikan dibandingkan Riskesdas 2013. Hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik
dari 25,8% menjadi 34,1% (Riskesdas,2018).
Di Indonesia, hipertensi merupakan penyakit berprevalensi cukup tinggi (34,11%). Tiga
provinsi yang memiliki angka tertinggi yaitu Kalimantan Selatan (44,13%), Jawa Barat
(39,6%), dan Kalimantan Timur (39,3%) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019).
Daerah-daerah Indonesia lainnya seperti di Sulawesi Tengah, juga terus bertambah.
Contohnya data Kabupaten Poso yang dirilis oleh Dinas Kesehatan pada tahun 2017 tercatat
ada 5.941 kasus. Di tahun 2018, naik menjadi 7.254 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Poso,
2018).
Tingginya angka prevalensi hipertensi dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya stress.
Tingginya tingkat stress ini dikarenakan adanya tuntutan pekerjaan, tuntutan ekonomi, dan
sebagainya (Riskesdas, 2013). Adanya tingkat stress yang semakin meninggi akibat
globalisasi sehingga menuntut persaingan dalam segala bidang, dimana stress dapat
menyebabkan resistensi vaskular perifer dan curah jantung meningkat sehingga aktifitas
sistem saraf simpatis terstimulasi maka tekanan darah meningkat (Black, Hawks, 2014).
Apabila dalam kurun waktu yang lama tekanan darah yang tinggi tidak dapat dikendalikan
maka akan timbul beberapa komplikasi diantaranya gangguan ginjal, gangguan jantung
(penyakit jantung koroner) dan otak (menimbulkan stroke) (Smeltzer, Bare, 2013).
Adapun beberarapa faktor yang menyebabkan hipertensi yaitu :Faktor genetik, dimana
beberapa mutasi genetik pada gen-gen pengatur tekanan darah akan menyebabkan sebuah
keluarga lebih rentan terhadap hipertensi daripada keluarga yang tidak memiliki riwayat
hipertensi,Kegemukan atau makan berlebih, hal ini dikarenakan makin besar masa tubuh
maka makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan kejaringan
tubuh, Konsumsi garam berlebihan, dimana orang yang sensitif terhadap natrium akan lebih
mudah menahan natrium dalam tubuhnya sehingga terjadi resistensi air dan meningkatkan
tekanan darah, Kurang olahraga, dimana orang yang kurang aktifitas fisik dapat
meningkatkan resiko hipertensi karena meningkatnya resiko kelebihan berat badan, Stress
yang mana hubungan stres dengan hipertensi diduga melalui syaraf simpatis yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara intermiten, apabila stres berlangsung lama dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan darah yang menetap, Merokok hal ini terjadi karena zat
kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam dinding arteri sehingga arteri lebih
rentan terhadap penumpukan plak, Alkohol diperkirakan konsumsi alkohol berlebihan
menjadi penyebab sekitar 20% dari semua kasus hipertensi. Hipertensi yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan organ tubuh menjadi rusak. Kerusakan tersebut dapat menyerang fungsi-
fungsi otak, ginjal, mata dan bahkan dapat mengakibatkan kelumpuhan organ-organ
gerakatau stroke (Muhammadun, 2010). Dampak yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi
yaitu kerusakan pembuluh darah arteri. Arteri yang rusak menyebabkan terganggunya aliran
darah, yang artinya kebutuhan oksigen dan nutrisi pada organ dan jaringan tubuh lain juga
akan terganggu. Dengan rusaknya arteri menyebabkan beberapa organ yang beresiko
mengalami gangguan diantaranya : Jantung, rusaknya arteri membuat jantung bekerja ekstra
dalam memompa, dan jika terjadi penyumbatan pada pembuluh darah, otot-otot jantung akan
membesar dan tidak lagi efisien dalam memompa. Selain dapat memicu serangan jantung,
dalam jangka panjang hal ini dapat menyebabkan kondisi gagal jantung, Ginjal, jika arteri
rusak peredaran darah ke ginjal ikut terganggu sehingga limbah menumpuk dan
mengakibatkan kegagalan ginjal, Otak, kerusakan pembuluh darah diotak dapat memicu
pecahnya pembuluh darah otak hingga terjadinya stroke, Tulang, tekanan darah tinggi
memicu banyaknya kalsium keropos dan kepadatan tulang berkurang, Mata, hipertensi
dapatme rusak pembuluh darah kecil yang terdapat didalam mata sehingga suplai darah
kemata berkurang atau terhenti. Kondisi tersebut dapat menyebabkan penglihatan kabur atau
kebutaan total. (Juslim, 2012)
Menurut American Heart Association (AHA) 2017, Hipertensi merupakan silent killer
dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala
penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah sakitkepala/rasa berat di tengkuk, mumet
(vertigo), jantung berdebar-debar, mudah Ieiah, penglihatankabur, telinga berdenging
(tinnitus), dan mimisan.
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis.
Pengobatan farmakologis adalah pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan obat-
obatan. Pengobatan farmakologis memiliki efek samping yang dapat memperburuk penyakit
atau efek fatal lainnya. Salah satu alternatif yang tepat dalam menurunkan tekanan darah
tanpa ketergantungan obat, efek sampingnya yaitu dengan menggunakan terapi non
farmakologis (Wirakusumah, 2012).
Upaya untuk penanganan pada penderita hipertensi yang dapat dilakukan yaitu dengan
cara Pengobatan non farmakologis dapat menurukan tekanan darah pada penderita hipertensi
dengan dilakukan penerapan slow deep breathing dan penerapan massage kaki menggunakan
citronella oil.
Slow Deep Breathing adalah relaksasi yang disadari untuk mengatur pernapasan secara
dalam dan lambat. Slow deep breathing yang dilakukan sebanyak enam kali permenit selama
15 menit memberi pengaruh terhadap tekanan darah melalui peningkatkan sensitivitas
baroreseptor dan menurunkan aktivitas sistem saraf simpatis serta meningkatkan aktivitas
sistem saraf parasimpatis pada penderita hipertensi primer (Yanti, Mahardika, & Prapti, 2016)
Pengaruh Masase Kaki dengan citronella oil. Hasil penelitian menunjukkan terjadi
penurunan rerata tekanan darah sebelum dan setelah masase kaki menggunakan citronella oil,
yaitu tekanan darah sistolik sebesar 9,09 mmHg dan diastolic sebesar 5,71 mmHg. Hal ini
disebabkan oleh masase pada daerah kaki yang mengakibatkan efek vasodilatasi pada
pembuluh darah setelah masase pada kaki, sehingga sirkulasi darah khususnya aliran balik ke
seluruh tubuh menjadi lancar.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan penelitian mengenai
penerapan slow deep breathing dan massage kaki menggunakan citronella oil terhadap
penurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan pasien hipertensi di RSUD POSO
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana penerapan slow deep breathing dan masase kaki meggunakan citronella oil
terhadap penurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan pasien hipertensi di RSUD
POSO

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Dapat menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan
menerapkan slow deep breathing dan masase kaki meggunakan citronella oil terhadap
penurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan pasien hipertensi di RSUD POSO
2. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian secara komprehensif pada pasien hipertensi di
RSUD POSO
b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan hasil pengkajian
pada pasien hipertensi di RSUD POSO
c. Dapat menetapkan intervensi yang sesuai dengan masalah keperawatan
pasien hipertensi di RSUD POSO
d. Dapat memberikan implementasi sesuai dengan penetapan intervensi dan
menerapkan slow deep breathing dan masase kaki meggunakan citronella oil
terhadap penurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan pasien
hipertensi di RSUD POSO
e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang di lakukan dan
membuat pendokumentasian pada pasien hipertensi di RSUD POSO
D. Manfaat studi Kasus
Studi kasus ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi:
3. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan ilmu pengetahuan dan pengelaman praktek bagi mahasiswa
khususnya memberikan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan
menerapkan slow deep breathing dan masase kaki meggunakan citronella oil terhadap
penurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan pasien hipertensi di RSUD POSO
4. Bagi institusi Pendidikan
Di harapkan dalam studi kasus ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa jurusan
keperawatan
5. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi para perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan pada
pasien yang mengalami hipertensi dengan menerapkan slow deep breathing dan
masase kaki meggunakan citronella oil terhadap penurunan tekanan darah pada
asuhan keperawatan pasien hipertensi di RSUD POSO

Anda mungkin juga menyukai