Anda di halaman 1dari 3

Jumlah 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Mahasiswa
613.665 689.181
Jumlah 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Penganggura
n S-1 3.911.452 3.800.459 3.856.295 4.042.440 3.497.325 1.552.894
Jumlah 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Penganggura
n SMA 999.042 859.227 893.441 1.218.988 1.262.539 606.939
KOMENTAR :

Di era globalisasi ini, persaingan perusahaan sangat ketat. Ketatnya persaingan ini
membuat perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi lebih baik dari lainnya. Hal ini juga
meningkatkan proses perbaikan di lingkup kerja perusahaan seperti sumber daya manusia atau
karyawan. Perusahaan berusaha untuk mencari karyawan yang mempunyai softskill tinggi, agar
meningkatkan efektifitas produksinya. Jadi dengan karyawan yang mempunyai softskill tinggi,
perusahaan tidak perlu memiliki banyak karyawan, karena karyawannya kompeten. Ini
menjadikan perusahaan bisa mengurangi biaya pengeluaran untuk sektor sumber daya
manusia.

Dalam dunia kerja, banyak sekali pelamar yang bersaing dalam melamar pekerjaan.
Pada era globalisasi ini mencari perkerjaan sangatlah sulit. Untuk itu setiap pelamar harus
memiliki keistimewaan agar bisa diterima kerja. Saat ini banyak masyarakat indonesia yang
masih menjadi pengangguran. Baik itu orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan, SD,
SMP, SMA, maupun sarjana.

Seperti data yang sudah tersaji diatas masih ada ribuan, bahkan jutaan lulusan SMA dan
S1 yang menganggur. Tapi yang menarik adalah bagaimana bisa lulusan S1 jumlah lulusannya
yang menganggur lebih banyak dibandingkan lulusan SMA. Ini menjadi pertanyaan besar, jika
sesuai logika seharusnya lulusan S1 lebih kompeten daripada lulusan SMA. Tetapi faktanya
perusahaan-perusahaan di Indonesia masih banyak yang mencari pekerja yang lulusan
SMA/SMK yang dijadikan misalnya buruh jahit, karena gaji seorang lulusan SMA lebih murah
daripada yang lulusan S1. Inilah yang menjadi salah satu faktor kenapa banyak sarjana-sarjana
S1 sulit untuk mendapatkan perkerjaan. Faktor-faktor lain yang menyebabkan banyaknya
sarjana yang menganggur adalah :

Faktor yang pertama adalah banyak sekali universitas-universitas yang kekurangan


mahasiswa, dengan gampangnya membuka pendaftaran maba tanpa diseleksi, hal ini
menyebabkan banyak mahasiswa yang setelah lulus tanpa memiliki skill, hal inilah yang
menjadikan mereka menganggur. Maka seharusnya kampus lebih selektif lagi dan sebisa
mungkin kampus menghasilkan sarjana-sarjana yang bersoftskill tinggi. Untuk memperbaiki
kemampuan SDM indonesia sebagai persiapan menghadaipi MEA.

Faktor yang Kedua adalah paradigma sarjana, ketika lulus mereka ingin menjadi pencari
pekerja, bukan malah menjadi pembuat pekerja. Hal inilah yang menyebabkan masih banyak
pengangguran di indonesia. Kampus juga harus menyiapkan mahasiswa-mahasiswanya agar
berani untuk berwirausaha dan mampu menghadapi resiko. Karena ini juga membantu untuk
menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran diIndonesia.

Faktor yang ketiga kompetensi lulusan yang masih jauh dibawah standar. Sistem
akademik indonesia yang telalu berorientasi pada bidang akademik menjadi masalah. Hal ini
mengakibatkan para sarjana kekurangan softskill.

Faktor yang keempat adalah banyaknya sarjana-sarjana yang lulusan sosial, seperti
ekonomi, manajemen, ilmu komunikasi. Dapat kita lihat hampir semua kampus diindonesia
membuka jurusan itu. Padahal kebutuhan pekerjaan jurusan ini tidak sebanyak pasokan jumlah
yang lulus. Kesenjangan jurusan inilah yang juga harus dipikirkan pemerintah khususnya
Kemenrisdikti.

Berikut faktor-faktor yang menyebabkan banyak sarjana yang menjadi pengangguran.


Semoga masalah yang pelik ini cepat-cepat terselesaikan. Karena mau tidak mau, bisa tidak bisa
Indonesia harus menghadapi persaingan MEA, dimana para tenaga kerja Indonesia juga harus
bersaing dengan pekerja asing dirumahnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai