Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIK PENGAPIAN

PENYUSUN :
A Devi Setyobudi (1841220046)
Abdul Hamid Syariffudin (1941220091)
Abe Panotogomo (1941220021)
Aditya Juniar Bramastyo (1941220050)
Aditya Sandy Putra (1941220076)
Ahmad Bunaya Rifqi (1941220072)
Al Hafizh Sultan Muhammad Dyfa (1941220088)
Arindrian Kurnia Raharjo (1941220005)
Berlyanto Dwi Arrokhman (1941220032)

1A DIV Teknik Otomotif Elektronik


KEMENENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JALAN Soekarno-Hatta No.9 Malang 65141
TELEPON (0343) 404424 - 404425 FAX (0341) 404420
http://www.polinema.ac.id
1. Menyetel Platina

Alat -Alat Untuk Menyetel Platina

 Siapkan Kunci pas ring ukuran 19


 Siapkan Obeng plus (+) dan min (–)
 Selanjutnya siapkan juga Fuller yang fungsinya untuk mengukur celah platina.

Cara Penyetelan Platina

1. Top kan mesin silinder dengan membuka cop delco.


2. Posisikan platina pada posis nok puncak (Nok Delko), saat top posisi ebonit atau
kaki platina belum mencapai puncak nok delko, maka tambah putaran mesinagar
mencapai posisi puncak nok delko.
3. Langkah selanjutnya harus dilakukan dengan membuka tutup distributor terlebih
dahulu.
4. Kemudian putar pully poros engkol atau di sebut dengan crank shaft
memutarnya searah jarum jam sehingga titik pully mengarah ke angka 0 (nol)
derajat atau istilahnya TOP 1.
5. Langkah elanjutnya anda harus mengendorkan baut pengikat platina, hal
tersebut harus di usahaan jangan terlalu longgar saat anda memutar baut yang
mengikat platina, kira-kira satu putaran saja.
6. Perlu diperhatikan untuk ukuran celah platina standar adalah 0,45 mm. karena
pada ukuran fuller tidak terdapat ukuran 0,45 mm maka diperbolehkan
menggunakan ukuran fulle ukuran celah 0,40 mm, tetapi jangan terlalu rapat dan
harus sedikit longgar supaya bisa mengikuti celah ukuran 0,45 mm.
7. Setelah melakukan ata memasukkan fuller ke dalam celah platina, kemudian
langsung stel platina dengan memakai obeng min (-). Caranya geser platina
secara perlahan menggunakan obeng (-) dengan menekan coak serta tonjolan
yang berada dekat platina tersebut. Perlu diketahui Setiap jenis kendaraan mobil
memiliki coakan ataupun tonjolan yang berbeda.
8. Setelah anda selesai melakukan penyetelan, kemudian cek celah platina, serta
jika sudah pas dengan ukuran tersebut langsung saja kencangkan dengan baut
kembali menggunakan obeng plus.
9. Setelah semua langkah selesai, kemudian pasang kembali tutup distributor atau
sering di sebut juga dengan delco.
2. Hasil Pengukuran Coil Primer dan Sekunder

Multitester Analog
(Tanpa Ballast)
Primer 2,3 Ω
Sekunder 6,6 KΩ

(Dengan Ballast)
Primer 2,6 Ω

Multitester Digital
(Tanpa Ballast)
Primer 3,3 Ω
Sekunder 6,7 KΩ

(Dengan Ballast)
Primer 3,9 Ω

3. Cara Mengukur Kabel Coil dan Kabel Busi

Cara Mengukur Kabel Coil :


Lepas kabel koil lalu sambungkan bagian positif dan negatif kabel dengan Multitester
dengan tegangan 1k

Cara Mengukur Kabel Busi :


Pada waktu menarik kabel busi, tariklah dengan memegang bagian ujung kabelnya,
jangan memegang pada bagian tengah busi.
Tahanan kabel kurang dari 25 KΩ per kabel

Hasil Pengukuran Kabel :

2,1 KΩ (Kabel Koil)


1 KΩ (Kabel Busi 1)
0,9 KΩ (Kabel Busi 2)
2 KΩ (Kabel Busi 3)
1,1 KΩ (Kabel Busi 4)
4. Memeriksa tutup radiator

Pemeriksaa tutup radiator dilakukan untuk mengetahui bukaan dari tutup radiator. Pada
tutup radiator terdapat dua buah katup yaitu katup tekan dan katup vakum.

Ketika mesin panas maka suhu dan tekanan air radiator akan naik sehingga bila
tekanan telah melebihi tekanan spesifikasi yaitu antara 0,8 – 1,2 bar maka katup tekan
akan membuka dan sebagian air pada radiator akan disalurkan ke reservoir tank. Jika
tekanan air radiator tidak dijaga pada tekanan kerjanya atau tekanan melebihi
spesifikasinya maka air radiator akan cepat mendidih.

Ketika suhu mesin turun setelah mesin dimatikan maka lama kelamaan tekanan air
pendingin di dalam radiator juga akan mengecil sehingga akan terjadi perbedaan
tekanan antara tekanan di dalam radiator dengan tekanan di luar radiator (tekanan
atmosfer). Di dalam radiator akan terjadi kevakuman karena tekanan kurang dari satu
atmosfer sehingga akan membuka katup vakum. Karena katup vakum terbuka, air pada
reservoir tank akan kembali mengisi radiator. Lama-kelamaan tekanan di dalam radiator
akan sama dengan tekanan atmosfer, ketika tekanan sama maka katup vakum akan
menutup kembali.

Pemeriksaan tutup radiator dengan menggunakan radiator tester dapat dilakukan


dengan cara :

1. Lepaskan tutup radiator dari radiator kendaraan.


2. Pilih adapter yang sesuai kemudian pasang radiator cup tester pada tutup
radiator.
3. Tekan pompa radiator cup tester sehingga tekanan melebihi tekanan spesifikasi
pada tutup radiator. Pada saat ini katup tekan akan membuka.
4. Amati tekanan pada manometer alat ukur, apakah terjadi penurunan tekanan
atau tidak saat katup tekan terbuka.
5. Jika terjadi penurunan tekanan kemudian tekanan berhenti pada tekanan
spesifikasinya maka keadaan katup tekan baik, kemudian amati kembali pada
manometer, setelah tekanan pada batas spesifikasinya, maka tekanan harus
tetap tidak boleh turun, namun jika masih turun maka hal tersebut menandakan
adanya kebocoran pada tutup radiator.
2. Memeriksa kebocoran air pendingin
Pemeriksaan kebocoran air pendingin dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi
kebocoran pada sistem pendingin di mesin atau tidak. Kebocoran air pendingin dapat
terjadi pada sambungan selang, sambungan pompa, water jacket dan lain sebagianya.

Jika terjadi kebocoran air pendingin maka akan menyebabkan volume air pendingin
menjadi berkurang sehingga dapat menyebabkan terjadinya over heating pada mesin
karena sistem pendinginan yang tidak optimal.

Pemeriksaan kebocoran air pendingnin dapat dilakukan dengan cara :

1. Lepas tutup radiator.


2. Pasang radiator tester ke lubang tutup radiator.
3. Tekan pompa radiator sampai tekanan spesifikasi. Jangan
menekan pompa melebihi tekanan spesifikasi karena dapat
merusak sambungan-sambungan pada sistem pendingin,
contohnya sambungan selang.
4. Amati apakah terjadi kebocoran atau rembesan air pendingin pada
sambungan-sambungan di sistem pendingin.
5. Jika terjadi kebocoran segera lakukan langkah perbaikan
Hasil Pengukuran Radiator

Radiator dalam kondisi baik, karena disaat diberi tekanan 10 Psi tidak ada cairan yang
keluar dari saluran pendingin.

Lalu tutup dalam kondisi baik, karena saat tutup diberi tekanan di atas 9 Psi tutup bocor
dan dibawah 9 Psi tutup tidak bocor

Anda mungkin juga menyukai