Anda di halaman 1dari 11

BAB I

Pendahuluan

Keselamatan adalah prioritas utama dalam dunia penerbangan, pemerintah


berkomitmen bahwa "Safety Is Number One" sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 1 tahun 2009. Keselamatan penerbangan adalah syarat memenuhi
persyaratan keselamatan dalam penggunaan ruang udara, pesawat udara, bandara ,
transportasi udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas pendukung dan fasilitas
umum lainnya.

Perkembangan transportasi penerbangan di Indonesia dewasa ini mengalami


kondisi yang cukup memprihatinkan dengan ditandai lahirnya beberapa deregulasi
kebijakan yang mengarah untuk terciptanya transportasi udara yang aman dan
kondusif. Hal ini pada dasarnya ditujukan untuk menjaga kondisi perekonomian di
Indonesia yang telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari sistem
tertutup kepada sistem terbuka. Di samping lahirnya kebijakan penciptaan
transportasi udara yang aman dan kondusif, pemerintah juga telah mengeluarkan
beberapa kebijakan di bidang ekonomi dalam rangka globalisasi perekonomian,
dengan tujuan untuk menarik para investor lokal maupun asing agar menanamkan
modalnya. Hadirnya investor akan memungkinkan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi Indonesia di daaerah-daerah untuk berkembang. Indonesia yang kaya
akan potensi sumber daya alam sangat memerlukan modal melalui investasi asing
sebagai sarana pendukung, menumbuh kembangkan pembangunan ekonomi di
dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan dari negara-negara lain.
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH ATC

Tahun 1922 setelah terjadi minor collision di Bandara Croydon, London,


pihak DGCA Inggris mengeluarkan Notam 62/1922 yang isinya memberitahukan
kepada Pilot yang akan berangkat untuk mendapat urutan keberangkatan dan sinyal
sebagai izin take off dari ‘controller’. Sinyal ini adalah lambaian bendera merah.
Segera setelah ditemukan bahwa bendera ini tidak dapat terlihat pada beberapa
tempat Croydon karena memiliki slope miring pada satu sisi, posisi bendera ini
dipindahkan ke salah satu balkon pada gedung tertinggi. Pada bulan Juli 1922 di
Croydon dibangun sebuah tempat observasi yang sekelilingnya bermaterial kaca.
Bangunan ini sebenarnya dimaksudkan untuk menguji arah peralatan komunikasi
wireless. Selanjutnya, ‘tower’ ini menjadi pusat komunikasi bagi seluruh
penerbangan di bandara Croydon. Sang operator menusukkan pin pada peta yang
tersedia tidak lama setelah menerima laporan posisi pesawat, dan berdasarkan
perhitungannya sendiri, menjalankan pin tersebut sesuai dengan rute pesawat yang
bersangkutan.

Apabila diperkirakan 2 pesawat akan saling melewati, sang operator akan


menginformasikan hal tersebut kepada pilot. Inilah lahirnya ‘Advisory Service’
yang pertama. Selanjutnya pada Notam 109/1924 mengenai peraturan untuk take
off berbunyi “When the aircraft is visible from the control tower, permission to
depart will be given from the tower…”. Inilah pertama kali terminologi control
tower dipakai. Pada tahun 1926 sistem pengendalian lalu lintas udara mendapat
nama baru yaitu Wireless Traffic Control dan petugasnya disebut Control Officers.
Mulai saat itu terminologi ‘control’ secara resmi digunakan, tetapi hubungan
Pilot/Controller masih berupa gentlements agreements. Hal ini berubah pada tahun
1927 dimana disepakati bahwa controller tidak hanya menginfo pilot mengenai
keberadaan traffic lain, tetapi berhak memberikan arah terbang (direction) untuk
menghindari traffic lawan. Jadi siapakah air traffic controller pertama di dunia?

Faktor keselamatan penerbangan memang sangat dipengaruhi oleh sumber


daya manusia yang proporsional dalam menjalankan tugas operasional untuk
pengaturan / pemanduan lalu lintas penerbangan, peralatan yang handal dan system
yang baku. Salah satu contoh adalah pengelolaan pemandu lalu lintas penerbangan
yang disebut Air Traffic Controller.

B. APA ITU MENARA ATC?

Umum nya Air Traffic Controller melakukan aktivitas pekerjaannya di


wilayah terbatas yang ada di suatu bandar udara. Mereka bekerja dibelakang layar
radar, di ruang kendali lalu lintas udara dan diatas menara atau tower. Menara ATC
merupakan bangunan tertinggi di lingkungan bandara. Menara ATC bandara besar
biasanya beroperasi selama 24 jam. Semakin luas dan besar bandaranya dan
semakin panjang landasan nya menara ATC yang ada ada pada umum nya akan
lebih tinggi.
Pemandu lalu lintas udara melaksanakan pekerjaannya pada ruang-ruang
operasi atau Menara/Tower pemanduan lalu lintas udara sesuai dengan rating yang
dimiliki. Yang melaksanakan pekerjaannya diatas Menara ATC pada umumnya
adalah unit Aerodrome Control Tower, agar dapat melihat dengan jelas
keadaan Movement Area, Manoeuvring Area di bandar udara dan ruang
udara disekitarnya. Aerodrome Control Tower adalah suatu unit Air Traffic
Control yang dibentuk untuk memberikan pelayanan pengendalian lalu lintas
penerbangan kepada lalu lintas penerbangan di lapangan terbang. Unit Aerodrome
Control Tower berfungsi memberikan Aerodrome Control Sevice, yang tanggung
jawabnya adalah ruang udara Aerodrome Traffic Zone. Pengaturan hanya sebatas
jarak pandang Air Traffic Controller di Tower.
Mungkin teman-teman yang suka bepergian menggunakan pesawat terbang
sering melihat bangunan menyerupai menara di sekitar Bandara, Yup, bangunan
atau menara tersebut merupakan otak dari seluruh aktifitas pesawat yang ada di
Bandara, bagaimana pesawat bisa lepas landas maupun yang mau mendarat,
semuanya ada disitu, ingin tau lebih banyak soal apa yang ada di dalam menara
tersebut?  telah berhasil merangkumnya dari berbagai sumber.

Pemandu Lalu Lintas Udara (Air Traffic Controller, ATC) adalah profesi


yang memberikan layanan pengaturan lalu lintas di udara terutama pesawat
udara untuk mencegah antarpesawat terlalu dekat satu sama lain, mencegah
tabrakan antarpesawat udara dan pesawat udara dengan rintangan yang ada di
sekitarnya selama beroperasi.
ATC atau yang disebut dengan Air Traffic Controller juga berperan dalam
pengaturan kelancaran arus lalu lintas, membantu pilot dalam mengendalikan keadaan
darurat, memberikan informasi yang dibutuhkan pilot (seperti informasi cuaca, informasi
navigasi penerbangan, dan informasi lalu lintas udara).

ATC adalah rekan terdekat pilot selama di udara, peran ATC sangat besar dalam
tercapainya tujuan penerbangan. Semua aktivitas pesawat di dalam Manoeuvring
Area diharuskan mendapat mandat terlebih dahulu dari ATC, yang kemudian ATC akan
memberikan informasi, instruksi, clearance/mandat kepada pilot sehingga tercapai tujuan
keselamatan penerbangan, semua komunikasi itu dilakukan dengan peralatan yang sesuai
dan memenuhi aturan. ATC merupakan salah satu media strategis untuk menjaga
kedaulatan suatu wilayah/suatu negara.

C. PELAYANAN LALU LINTAS UDARA

ATC melakukan pengaturan lalu lintas udara


di menara / tower untuk Aerodrome Control Tower, agar dapat melihat dengan
jelas keadaan runway / Landas pacu, sedangkan untuk Approach Control
Unit dan Area Control Centre berada di ruangan yang letaknya berdekatan dengan
menara / tower untuk memudahkan koordinasi. Namun tidak semua bandar udara
menerapkan kondisi demikian, disesuaikan dengan kondisi lalu lintas udara dan
kepadatannya.
Sesuai dengan tujuan pemberian Air Traffic Services, Annex 11, International
Civil Aviation Organization (ICAO),1998, Pelayanan Lalu Lintas Udara terdiri
dari 3 (tiga) layanan, yaitu:

1. Pelayanan Pengendalian Lalu Lintas Udara (Air traffic control service), pada
ruang udara terkontrol/Controlled Airspace terbagi menjadi 3 (tiga) bagian
yaitu:

o Aerodrome Control Service

Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information


Service, dan Alerting Service yang diperuntukkan bagi pesawat terbang yang
beroperasi atau berada di bandar udara dan sekitarnya (vicinity of
aerodrome) seperti take off, landing, taxiing, dan yang berada di
kawasan manoeuvring area, yang dilakukan di menara pengawas (control
tower). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini
disebut Aerodrome Control Tower (ADC).

o Approach Control Service

Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information


Service, dan Alerting Service, yang diberikan kepada pesawat yang berada di
ruang udara sekitar bandar udara, baik yang sedang melakukan pendekatan
maupun yang baru berangkat, terutama bagi penerbangan yang beroperasi
terbang instrumen yaitu suatu penerbangan yang mengikuti aturan
penerbangan instrumen atau dikenal dengan Instrument Flight Rule (IFR).
Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Approach
Control Office (APP).

o Area Control Service


Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information
Service, dan Alerting Service, yang diberikan kepada penerbang yang sedang
menjelajah (en-route flight) terutama yang termasuk penerbangan terkontrol
(controlled flights). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini
disebut Area Control Centre (ACC).

2. Pelayanan Informasi Penerbangan (Flight Information Service)

Flight Information Service adalah pelayanan yang dilakukan dengan


memberikan berita dan informasi yang berguna dan bermanfaat untuk
keselamatan, keamanan, dan efisiensi bagi penerbangan.

3. Pelayanan keadaan darurat (alerting service)

Pelayanan keadaan darurat adalah pelayanan yang dilakukan dengan


memberitahukan instansi terkait yang tepat, mengenai pesawat udara yang
membutuhkan pertolongan search and rescue unit dan membantu instansi
tersebut, apabila diperlukan.
Beban kerja dalam ATC pun sangat patut diperhitungkan, Disiplin dan
tanggung jawab yang tinggi, jam kerja di ATC diatur secara bergiliran
berdasarkan “possition log” atau “shift”. Pada Aerodrome Control Tower,
bidang pekerjaannya yang dibagi dalam beberapa unit, di
antaranya Clearance Delivery, unit yang memberi informasi semua Rute
Pelayanan Lalu Lintas Udara/ ATS Route, ketinggian pesawat yang diminta
atau diizinkan untuk terbang ke tujuan. 
Ground Control, mengatur semua pergerakan mulai pesawat itu push back,
sampai pesawat ke taxiway, menanti di ujung landas pacu untuk lepas
landas. Assistant Tower Controller, tugasnya membantu aktivitas tower
controller. Tower Controller sendiri mengatur lepas landas dan mendaratnya
pesawat.
Foto : abcnews.go.com

Sekalipun jam kerja sudah diatur, setiap rutinitas pasti ada kejenuhannya. Namun
karena pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa penumpang pesawat, dengan fokus
dan tanggung jawab profesi, ATC diharuskan untuk tidak merasakan kejenuhan
ketika bekerja.
Pada hal ini Penyedia layanan pemanduan lalu lintas udara wajib menerapkan pola
manajemen stress pada beban kerja ATC dan manajemen keselamatan. Menurut
Dokumen 9426 Air Trafic Planning Manual, pemimpin unit pemandu lalu lintas
udara (unit chief controllers) dan para petugas evaluasi (evaluation officers) perlu
selalu waspada atas tanda–tanda stres pada anggota stafnya dan mestinya tidak
ragu–ragu untuk membantu meringankannya.

Pada langkah ini, suatu diskusi informal supervisor dengan pegawai pelaksana


sering dapat menghindari hilangnya kecakapan secara progresif. Ini dapat juga
meningkatkan keselamatan operasi unit yang terkait
Fo
to : Operation room JAATS sebagai pusat Pemanduan Lalu Lintas Udara di
FIR Jakarta
Di Indonesia sendiri, pemandu lalu lintas udara akan diberikan lisensi atau
sertifikat kecakapan apabila berusia sekurang-kurangnya 21 tahun, lulus
pemeriksaan kesehatan sekurang-kurangnya level 3, lulus pelatihan yang tidak
kurang dari 3 bulan di tempat yang diakui secara hukum dan telah menguasai
beberapa pengetahuan berikut ini selama menempuh pendidikan dan pelatihan.

Foto : Kabin Tower Bandar Udara Soekarno Hatta


 

Sertifikat Kecakapan tersebut akan diberikan oleh Direktorat Jenderal


Perhubungan Udara, setelah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan
sesuai dengan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil bagian 69.

Kira-kira seperti itu teman-teman apa yang ada di dalam Air Traffic Controller,
fungsinya sangat besar, perannya sangat strategis dalam lalu lintas udara di setiap
negara bukan? apa jadinya kalau bandara tanpa ATC? bisa-bisa terjadi kecelakaan
di udara dan di landasan pacu bandara. Salam!

D. Syarat dan Prosedur Pembangunan Menara Telekomunikasi

Pengaturan pembangunan menara telekomunikasi terdapat dalam Peraturan


Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 02 / Per / M.Kominfo / 03 /
2008 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama
Telekomunikasi (“Permenkominfo 02/2008”).
Selain itu juga diatur dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri,
Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009, Nomor : 07 /
Prt / M / 2009, Nomor: 19 / Per / M. Kominfo / 03 / 2009, Nomor: 3 / P /
2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara
Telekomunikasi (“Peraturan Bersama Menteri”).

Selanjutnya kami fokus pada pengaturan dalam Permenkominfo 02/2008.


Menurut Pasal 1 angka 3 Permenkominfo 02/2008, menara adalah bangunan
khusus yang berfungsi sebagai sarana penunjang untuk menempatkan peralatan
telekomunikasi yang desain atau bentuk konstruksinya disesuaikan dengan
keperluan penyelenggaraan telekomunikasi.Sedangkan menara
bersama menurut Pasal 1 angka 4 Permenkominfo 02/2008 adalah menara
telekomunikasi yang digunakan secara bersama-sama oleh Penyelenggara
Telekomunikasi.

Pengaturan khusus mengenai syarat pembangunan menara terdapat dalam Pasal 2


s.d Pasal 7 Permenkominfo 02/2008 sebagaimana yang kami sarikan sebagai
berikut:
1.    Menara harus digunakan secara bersama dengan tetap memperhatikan
kesinambungan pertumbuhan industri telekomunikasi demi efisiensi dan efektifitas
penggunaan ruang
2.    Pembangunan menara dapat dilaksanakan oleh:
a.      Penyelenggara telekomunikasi
b.      Penyedia menara
c.      Kontraktor Menara.
3.    Pembangunan tersebut harus memiliki Izin Mendirikan Menara dari instansi yang
berwenang
Yang dimaksud dengan Izin Mendirikan Menara menurut Pasal 1 angka
10 Permenkominfo 02/2008 adalah izin mendirikan bangunan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4.    Pembangunan menara harus sesuai dengan standar baku tertentu untuk menjamin
keamanan lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang menentukan
kekuatan dan kestabilan konstruksi menara, antara lain:
a.    tempat/space penempatan antena dan perangkat telekomunikasi untuk
penggunaan bersama;
b.    ketinggian Menara;
c.    struktur Menara;
d.    rangka struktur Menara;
e.    pondasi Menara; dan
f.     kekuatan angin
5. Menara harus dilengkapi dengan sarana pendukung dan identitas hukum yang
jelas.
Sarana pendukung harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, antara lain:
a.    pentanahan (grounding)
b.    penangkal petir
c.    catu daya
d.    lampu Halangan Penerbangan (Aviation Obstruction Light)
e.    marka Halangan Penerbangan (Aviation Obstruction Marking)

Identitas hukum terhadap Menara antara lain:


1. nama pemilik Menara
2. lokasi Menara
3. tinggi Menara
4. tahun pembuatan/pemasangan Menara
5. Kontraktor Menara
6. beban maksimum Menara
 
Apabila pembangunan menara tidak sesuai prosedur, yakni tidak memilikiizin
mendirikan menara dan syarat-syarat lainnya, maka berdasarkan Pasal 21
Permenkominfo 02/2008, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dapat
memberikan sanksi administratif berupa teguran, peringatan, pengenaan denda,
atau pencabutan izin sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.
 
Jadi, menjawab pertanyaan Anda, tempat mengadu apabila didapati ada
penyelenggara telekomunikasi, penyedia menara, atau kontraktor menara yang
membangun menara tidak sesuai aturan adalah pemerintah dan/atau pemerintah
daerah.
 
Perlu Anda ketahui, pembangunan menara ini juga melibatkan pemerintah daerah,
yakni misalnya pengaturan penempatan lokasi menara [Pasal 4 ayat (1)
Permenkominfo 02/2008] atau keterlibatan dalam hal memperhatikan ketentuan
hukum tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dalam
pembangunan Menara pada wilayahnya (Pasal 15 Permenkominfo 02/2008).
Ketentuan tersebut diatur lebih khusus dalam suatu peraturan daerah.

Anda mungkin juga menyukai