Anda di halaman 1dari 11

548

KONTRAK BUILD OPERATE TRANSFER SEBAGAI PERJANJIAN


KEBIJAKAN PEMERINTAH DENGAN PIHAK SWASTA

Lalu Hadi Adha


Fakultas Hukum Universitas Mataram NTB
E-mail: mrdatudaha@gmail.com

Abstract

BOT (Build Operate Transfer) as a form of agreement held by the government policy with private
parties is a legal act by the agency or the State administration officials who make public policy as
the object of the agreement. Although inherent in him as a body or public official, the government
in implementing the contractual relationship with another party (private) legal act is not governed
by public law, but based on the laws and regulations of civil law (privaat recht), as the case of
legislation that underlie civil legal actions carried out a body of citizens and civil law. The research
shows that in a contractual relationship, the government as a party to the BOT contracts have no
equal footing with their counterparts. This will be discussed in more depth in the study of law with
the approach of juridical normative or study in a BOT contract as an agreement policy.

Key words : BOT contract, agreement, policy

Abstrak

BOT (Build Operate Transfer) sebagai bentuk perjanjian yang diadakan oleh kebijakan pemerintah
dengan pihak swasta adalah perbuatan hukum oleh badan atau pejabat administrasi Negara yang
membuat kebijakan publik sebagai obyek perjanjian. Meskipun yang melekat dalam dirinya sebagai
pejabat badan atau publik, pemerintah dalam melaksanakan hubungan kontrak dengan pihak lain
(swasta) perbuatan hukum yang tidak diatur oleh hukum publik, namun berdasarkan undang-undang
dan peraturan hukum perdata (privaat recht), sebagai kasus undang-undang yang mendasari tindakan
hukum perdata dilakukan tubuh warga dan hukum perdata. Penelitian menunjukkan bahwa dalam
hubungan kontrak, pemerintah sebagai pihak dalam kontrak BOT tidak memiliki kedudukan yang sama
dengan rekan-rekan mereka. Ini akan dibahas secara lebih mendalam dalam studi hukum dengan
pendekatan yuridis normatif atau studi dalam kontrak BOT sebagai kebijakan kesepakatan.

Kata kunci : kontrak BOT, perjanjian, kebijakan

Pendahuluan rintah, dengan swasta menjadi suatu hal yang


Pembangunan infrastruktur berupa sarana biasa.
dan prasarana sebagai penunjang tercapainya Kemitraan publik (pemerintah) dan swas-
tujuan bernegara memang tidak dapat dihinda- ta pada tingkat yang tertinggi yaitu swastani-
ri. Namun tidak dapat juga dihindarkan kenya- sasi atau lebih dikenal sebagai privatisasi se-
taan bahwa pemerintah mempunyai kemampu- ringkali dipercaya membawa efisiensi dalam
an terbatas sehingga dibutuhkan kerjasama de- alokasi investasi dan meningkatkan kualitas pe-
ngan pihak swasta dalam mewujudkan semua layanan namun juga seringkali membawa ma-
kebutuhan tersebut. Maka perjanjian pemerin- salah karena sulitnya mempertemukan dua ke-
tah sebagai penentu kebijakan negara dengan pentingan yang berbeda antara pemerintah
swasta sebagai pihak yang bekerja sama untuk yang menonjolkan kesejahteraan masyarakat
mewujudkan lancarnya pembangunan sarana dan swasta yang lebih mencari keuntungan. Pri-
dan prasarana juga tidak dapat dihindarkan. vatisasi juga seringkali menghadapi kendala pe-
Selanjutnya kontrak-kontrak kerjasama peme- nolakan masyarakat yang mungkin disebabkan
kurangnya pemahaman masyarakat terhadap
Kontrak Build Operate Transfer sebagai Perjanjian Kebijakan… 549

privatisasi yang sebenarnya dan kurang terbu- rongan, yang umumnya disesuaikan dengan
kanya privatisasi tersebut1. sistem pembiayaannya. Banyaknya corak ragam
Sebagaimana diketahui kemitraan yang tersebut merupakan hasil kreasi para pelaku
dijalin pemerintah dengan pihak swasta dalam dalam bisnis kontruksi sebagai tuntutan dari
bentuk kontrak kerjasama merupakan sebuah perkembangan bisnis konstruksi itu sendiri. Pro-
hubungan hukum yang terjadi antara dua pihak. duk-produk baru di bidang kontrak konstruksi
Hal yang diperjanjikan dalam kontrak tersebut tersebut ada yang merupakan kombinasi dari
bersifat privat, mengikat keduanya secara khu- beberapa pola tradisional, namun banyak pula
sus sesuai dengan hal yang diperjanjikan. Se- yang me-rupakan benar-benar produk yang ba-
panjang kontrak tersebut tidak bertentangan ru. Kiranya tipe kontrak konstruksi seperti Build
dengan syarat sahnya perjanjian maka kontrak Operate Transfer (BOT)3 itu benar-benar me-
itu sah menurut hukum. Di dalam Pasal 1338 rupakan model atau tipe kontrak yang masih
ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata belum banyak dikenal dalam masyarakat .
(selanjutnya disebut KUHPer) disebutkan bahwa Tipe kontrak konstruksi BOT secara garis
”Suatu perjanjian yang dibuat sah berlaku se- besar merupakan model kontrak yang melibat-
bagai undang-undang bagi mereka yang mem- kan dua pihak yakni pengguna jasa, pada
buatnya”2 Ketentuan ini menggarisbawahi bah- umumnya pemerintah, dan penyedia jasa yakni
wa perjanjian antar dua pihak bersifat privat. pihak swasta. Pengguna jasa memberikan ke-
Untuk itulah jika pemerintah melakukan hubu- wenangan kepada penyedia jasa untuk mem-
ngan kontraktual walaupun di dalamnya selalu bangun infrastruktur dan mengoperasikannya
membawa nuansa bagian hukum berdasarkan selama waktu tertentu (disebut juga masa kon-
hukum privat dan hukum publik, namun per- sesi) dan penyedia jasa akan menyerahkan ke-
janjian yang dibuatnya termasuk dalam ranah pada pengguna jasa infrastruktur tersebut bila
privat. masa konsesi telah habis. Pola Kontrak BOT ini
Masuknya pihak swasta asing dalam pem- akhir-akhir banyak digunakan terutama untuk
bangunan infrastruktur di dalam negeri bukan- pembangunan infrastruktur yang me-nyangkut
lah suatu hal yang baru, terutama di era globa- hajat hidup orang banyak.
lisasi ini. Efek munculnya kerja sama dengan Berbagai hal yang dilakukan oleh peme-
negara lain bukan hanya masuknya sumber daya rintah termasuk dalam menentukan bentuk
asing baik manusia maupun pembiayaan, te- kontrak yang akan digunakan adalah bagian dari
tapi juga model-model kontrak baru yang me- kebijakan. Terkadang kebijakan yang dipilih
warnai kontrak kerja sama pemerintah dengan menimbulkan bentuk permasalahan tersendiri.
swasta. Akhir-akhir ini banyak bermunculan ti- Demikian juga kebijakan untuk menggandeng
pe kontrak kerjasama kontruksi dan pembo- pihak swasta dalam melakukan perwujudan
pembanguan infrastruktur. Perbuatan hukum
1 yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta da-
Achmad Sobirin, "Privatisasi: Implikasinya Terhadap Pe-
rubahan Prilaku Karyawan dan Budaya Organisasi, Jurnal lam kerjasama pembangunan infrastruktur akan
Siasat Bisnis", Edisi Khusus Sumber Daya MAnusia, Tahun
menimbulkan akibat hukum seperti adanya
2005 , hlm 28.
2
Abdul Halim Barkatullah, "Menjual Hak Memilih Pada prestasi-prestasi yang harus di-penuhi oleh para
Pemilihan Umum Dalam Perspektif Hukum Perjanjian",
pihak. Apabila pola BOT dipilih sebagai bentuk
Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 1, November 2008, hlm 32,;
Bambang Poerdyatmono, "Asas Kebebasan Berkontrak kerjasama maka dibutuhkan pengetahuan yang
(Contactvrijheid Beginselen) dan penyalahgunaan keada-
cukup bagi aparat (pemerintah) pusat atau dae-
an (Misbruik Van Omstandigheden) Pada Kontrak Jasa
Konstruksi", Jurnal Teknik Sipil,Volume 6 No. 1, Oktober
3
2005, hlm 48,; Rahmani Timorita Yulianti, "Asas-Asas Nyoman Martha Jaya, "Analisa Perbandingan Kerjasama
Perjanjian (Akad) dalam Hukum Kontrak Syari’ah", La Proyek Antara Sistem BOT dan Turn Key (Study Kasus
Riba Jurnal Ekonomi Islam, Vol. II, No. 1, Juli 2008, hlm Proyek Multy Investmen PT.(Persero) Pos Indonesia,
102,; Augustinus Simanjuntak, "Tinjauan Yuridis Para Jurnal Ilmiah Teknik Sipil", Vol.12, No.01, Januari 2008,
Pihak dalam TransaksiPengambilan atau Transfer Dana hlm 14,; Mahmudi, "Kemitraan Pemerintah Daerah dan
Melalui Mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM)", Jurnal Efektifitas Pelayanan Publik", Sinergi Kajian Bisnis dan
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.9, No. 2, September Manajemen, Vol. 9 No. 1, JANUARI 2007, hlm 59.
2007, hlm 130.
550 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 3 September 2011

rah untuk melaksanakanya. Pelaksanaan yang Pembahasan


salah akan membawa kerugian baik bagi peme- Pelaksanaan Kontrak BOT
rintah sendiri maupun bagi masyarakat terma- Substansi kontrak pemerintah dapat be-
suk juga investor. rupa kontrak pengadaan dan kontrak non pe-
Walaupun tidak ada pengaturan lebih lan- ngadaan. Perbedaan itu terletak pada tujuan
jut keberadaan pola kontrak BOT telah diakui pembuatan kontrak. Kontrak pengadaan jelas
dalam perundangan di Indonesia. Seperti dalam dimaksudkan untuk pengadaan barang dan jasa,
Peraturan Pemerintah No 6 tahun 2006 tentang sedangkan kontrak non pengadaan bukan da-
Pengelolaan Barang Milik Negara dan Daerah lam rangka pengadaan, melainkan dalam ba-
disebutkaan pada Pasal 20 bahwa Bentuk-ben- nyak hal untuk pelayanan publik. Dalam pers-
tuk pemanpaatan barang milik Negara dan Dae- pektif Indonesia perbedaan itu meliputi juga
rah dapat berupa sewa, pinjam pakai, kerja- perbedaan dari sisi anggaran. Dari sisi ini, kon-
sama pemanfaatan, dan Bangun Guna Serah trak pengadaan merupakan kontrak yang me-
(BOT) dan Bangun Guna Serah (BTO). Peraturan nimbulkan beban pembayaran sedangkan kon-
Pemerintah ini sebenarnya merupakan pelaksa- trak non pengadaan pada umumnya merupakan
naan dari ketentuan dalam pasal 48 ayat 2 dan kontrak yang meng-hasilkan pemasukan.
pasal 49 ayat 6 Undang-Undang No 1 tahun Kontrak non pengadaan oleh pemerintah
2004 tentang Perbendaharaan Negara. Kontrak meliputi berbagai macam jenis. Melalui prinsip
merupakan bagian yang fundamental dalam se- kebebasan berkontrak pemerintah dapat meng-
buah kerja sama. Apalagi kerjasama itu me- ikatkan diri ke dalam jenis kontrak apapun baik
nyangkut kepentingan umum, melibatkan pe- yang tergolong sebagai perjanjian bernama
merintah sebagai penyelenggara negara serta maupun perjanjian yang tidak bernama atau
menggunakan fasilitas negara. Instrumen hu- perjanjian campuran. Seperti halnya kontrak
kum yang memadai sangat diperlukan dalam BOT walaupun secara normatif tidak ada un-
mengakomodir dan memberikan perlindungan dang-undang yang secara khusus mengatur ten-
kedua belah pihak. Di dalamnya haruslah ter- tang kontrak ini tetapi secara sporadis sebagai
kandung perpaduan antara prinsip-prinsip hu- bentuk atau cara untuk melaksanakan perjan-
kum privat dan prinsip hukum publik. Hal ini jian atau kontrak kerjasama yang diadakan oleh
juga yang harus diperhatikan apabila dipilih pemerintah dapat kita jumpai dalam beberapa
pola kontrak BOT sebagai bagian dari kebijakan aturan. Pertama, Keputusan Menteri Keuangan
pemerintah. Republik Indonesia Nomor 248/kmk.04/1995
Mengkaji uraian diatas terlihat begitu tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Terhadap
pentingnya melakukan pembangunan infra- Pihak-Pihak yang Melakukan Kerjasama dalam
struktur dengan tidak meremehkan pentingnya Bentuk BOT; kedua, Peraturan Pemerintah No-
penyusunan kontrak yang dilakukan oleh para mor 8 tahun 1990 tentang Jalan Tol. Dalam Pa-
pihak baik pemerintah sebagai pengguna jasa sal 38 diatur bahwa pemerintah melalui Badan
dan masyarakat (swasta, investor) sebagai pe- (PT.Jasa Marga) dapat bekerjasama dengan
nyedia jasa khususnya pembangunan infrastruk- pihak lain dalam pembangunan dan pengope-
tur yang dibangun atas dasar kerjasama dengan rasian jalan tol dengan pola kerjasama BOT;
memakai jenis kontrak atau pola BOT yang ketiga, Pasal 45 ayat 3 Penjelasan dalam Un-
tentunya akan menimbulkan permasalahan- dang-Undang Nomor 7 tentang Sumber Daya
permasalahan yang layak di bahas dalam tulisan Air; keempat, Peraturan Pemerintah No 6 Ta-
ini yaitu mengenai pelaksanaa perjanjian de- hun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Ne-
ngan pola kontrak Build Operate Transfer gara/Daerah pasal 20 dikatakan: Bentuk-bentuk
(BOT); dan kedudukan antara pemerintah se- pemanpaatan barang milik negara atau daerah
bagai pengguna jasa dan pihak swasta sebagai berupa sewa, pinjam pakai, kerjasama peman-
penyedia jasa dalam kontrak BOT itu. faatan, bangun guna serah (BOT) dan bangun
serah guna BTO
Kontrak Build Operate Transfer sebagai Perjanjian Kebijakan… 551

Kontrak BOT saat ini sering dipraktekkan yek BOT yakni: host goverment, project com-
oleh pemerintah khususnya pada proyek-proyek pany dan sponsors. Masing-masing pihak terse-
infrastruktur berskala besar, proyek BOT per- but mempunyai definisi dan peranan, keduduk-
tama kali dibidang power plant di Indonesia an yang berbeda. Host goverment adalah pe-
adalah PT PAITON ENERGY atau lebih dikenal merintah setempat yang mempunyai kepenti-
dengan Paiton I. Proyek listrik bertenaga batu ngan dalam pengadaan proyek tersebut (legis-
bara dengan kekuatan 2x 615 MW itu melaku- latif, regulatory, administratif) yang mendu-
kan Financial closing pada tangal 21 april 1995. kung project company atau conccessionaire
Kontrak proyek ini menggunakan Build Own proyek dari awal hinga akhir pengadaan proyek
Operate (BOO) dengan satu ketentuan ”take or tersebut. Umumnya host goverment didampingi
pay” pada awalnya masa kontrak disepakati se- oleh penasehat tehnikal, finansial dan hukum.
lama 30 tahun tetapi kemudian setelah nego- Project Company yakni konsorsium dari
siasi ulang menjadi 40 tahun setelah pabrik beberapa perusahaan swasta yang membentuk
dibangun4. ”perusahaan proyek” baru. Peranan project
Ada beberapa keuntungan yang diper- company adalah membangun dan mengoperasi-
oleh dalam proyek pembangunan dengan pola kan proyek tersebut dalam masa konsesi yang
BOT. Pertama, memperoleh sumber modal baru telah ditentukan, dan kemudian pada akhir
dari pihak swasta, agar dapat mengurangi pin- konsesi mentransfer proyek tersebut pada host
jaman pemerintah dan pengeluaran langsung, goverment. Sebelum berdiri project company
yang kemungkinan dapat memperbaiki nilai hu- mengajukan proposal, menyiapkan study kela-
tang pemerintah. Kedua, mempercepat pemba- yakan dan menyerahkan penawaran proyek.
ngunan proyek tanpa harus menunggu peroleh- Project Company ini dimodali oleh sumbangan
an dana yang cukup besar. Ketiga, memakai limited equity dari masing-masing sponsor.
keahlian pihak swasta untuk mengurangi biaya Sponsors ialah konsorsium dari beberapa peru-
kontruksi, memperpendek jadwal dan efisiensi sahaan sponsor yang berperan dalam pembia-
peng-operasian proyek. Keempat, alokasi resiko yaan pengadaan project company.
dan beban proyek pada pihak swasta; Lima, ke- Pelaksanakan kontrak kerjasama dengan
terlibatan private sponsors dan comercial len- pola BOT, para pihak (pemerintah dan swasta)
der yang berpengalaman, yang menjamin kela- tentu harus mempersiapkan modal dan asset
yakan proyek. Keenam, pemerintah tidak perlu baik berupa uang, barang, dan jasa, yang di-
mengontrol proyek secara berlebihan, karena jadikan sebagai nilai tawar (bargain) dengan
sudah diserahkan pada pihak swasta hinga akhir prinsip saling mengutungkan, sehinga masing-
masa konsesi. Ketujuh, transfer teknologi dan masing pihak mau mengadakan perjanjian ter-
pelatihan personil lokal. Kedelapan, sebagai to- sebut. Walaupun pemerintah dalam kontrak
lak ukur efisiensi antara proyek swasta dengan BOT mempersiapkan modal baik berupa barang
proyek pemerintah yang sejenis. Kesembilan, atau jasa pada kontrak ini, namun pihak swasta
keterlibatan PEMDA dalam pola BOT akan ber- dituntut untuk lebih berperan dalam menang-
hasil ganda, selain langsung menggairahkan ik- gulangi berbagai kebutuhan yang diperlukan da-
lim investasi dan peningkatan eskalasi pemba- lam proyek pembanggunan infrastruktur yang
ngunan setempat, juga sekaligus meningkatkan akan dibangun, baik pada tahap persiapan, pe-
pendapatan asli daerah (PAD) di tengah masya- laksanaan serta tahap operasionalnya. Seperti
rakat yang well inform karena dipermudah yang telah diungkapkan walaupun pemerintah
mendapatkan akses global. mempersiapkan modal dalam kontrak ini namun
Menurut United Nations Industrial Deve- di dalam BOT, pihak swasta dituntut lebih ber-
lopment Organizations (UNIDO 1996) ada tiga peran untuk menyediakan modal untuk memba-
pihak utama yang berperan dalam kontrak pro- ngun berbagai pasilitas baru. Pemerintah akan
men-yetujui untuk mengeluarkan tingkat pro-
4
. Sudja N, 2002, "Mengugat Harga Listrik Paiton I",
Jakarta. INFID-WGSPR
duksi yang minimum untuk memastikan bahwa
552 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 3 September 2011

operator swasta dapat menutupi biayanya se- lah ditetapkan, selama jangka waktu pengope-
lama pengoperasian. rasian harus memenuhi kewajib-kewajibanya.
Pelaksanaan Bangun Guna Serah (BOT)
Barang Milik Negara atau Daerah dalam PP No Kedudukan Pemerintah dalam Kontrak B.O.T
6 persyaratanya hanya disebutkan bahwa, Sebagaimana individu melakukan usaha
pengguna barang memerlukan fasilitas bagi pe- guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan
nyelengaraan pemerintahan negara atau daerah pribadinya, pemerintah juga dituntut untuk
untuk kepentingan pelayanan umum dalam memenuhi kebutuhan publik (publik interest)
rangka peyelengaraan tugas pokok dan fungsi secara permanen dan konstan. Seperti halnya
dan tidak tersedianya dana dalam Anggaran dan individu melakukan hubungan kontraktual da-
Pendapatan Belanja Negara atau Daerah untuk lam memenuhi kebutuhannya maka pemerintah
penyediaan bangun-an dan fasilitas yang dimak- pun melakukan hal yang sama. Pola kontraktua-
sud. Jadi dalam hal ini pemerintah membutuh- lisasi ini digunakan oleh pemerintah sebagai sa-
kan biaya yang besar untuk pembangunan fasili- lah satu cara dalam melaksanakan fungsinya di
tas publik oleh karenanya menjalin kerjasama samping tindakan-tindakan sepihak (unilateral
dengan pihak swasta dalam pengelolaan dan acts) yang didasarkan pada kewenangan dan
optimalisasi aset negara menjadi satu kebutuh- perintah (authority of comand). Namun sebe-
an yang harus dilakukan. Kemudian ditegaskan lum kita masuk tentang bagaimana posisi pe-
dalam Diklat Teknis Manajement Asset Daerah merintah dalam kontrak BOT perlu halnya kita
yang dilaksanakan Lembaga Administrasi Nega- memahami pengertian pemerintah sebagai sa-
ra Departemen Dalam Negeri tentang Peman- lah satu pihak dalam kontrak (kontraktan). Se-
faatan Aset atau Barang Milik Daerah disebut- ring kita mendengar bahwa istilah pemerintah
kan syarat-syarat, ketentuan, prosedur serta dipersamakan dengan negara atau sebaliknya,
tata cara pelaksanaan bangun guna serah (BOT) padahal secara etimologis hal ini tidak benar,
barang milik negara dan daerah. sekalipun memang fungsi negara nampak jelas
BOT atas barang milik daerah ini dilak- dari apa yang dilakukan oleh pemerintah. Oleh
sanakan oleh Pengelola Barang setelah men- karenanya dalam konteks kajian kontrak peme-
dapat persetujuan Gubernur, Bupati atau Wali- rintah pengertian pemerintah harus dipahami
kota. Jadi tanah yang status pengunaanya ada dalam arti organisasi pemerintah atau kumpul-
pada Penguna Barang dan telah direncana-kan an dari kesatuan-kesatuan pemerintahan dan
untuk penyelengaraan tugas pokok dan fungsi bukan dalam pengertian fungsi pemerintahan
pengguna barang yang bersangkutan, dapat atau kegiatan memerintah. Dalam berbagai li-
dilakukan Bangun Guna Serah setelah tanah itu teratur khususnya tentang kontrak pemerintah
terlebih dahulu diserahkan pada Gubernur/Bu- istilah pe-merintah memang tidak lazim didefi-
pati/Walikota. BOT dilaksanakan oleh pengelo- nisikan melainkan hanya penjelasan mengenai
la barang dengan mengikutsertakan Penguna kewenangan, baik kewenangan pemerintahan
Barang dan atau Kuasa Pengguna Barang. Kua- pusat atau daerah. Begitu juga dalam undang-
sa Pengguna Barang adalah Kepala satuan kerja undang tentang kontrak pemerintah di bebera-
atau Pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Ba- pa negara, tidak ada perumusan secara ekspli-
rang mengunakan barang yang berada dalam sit tentang pengertian pemerintah. Di Malaysia
penguasaanya dengan sebaik-baiknya sesuai misalnya, Artikel 2 Goverment Contracts Act
dengan tugas pokok dan fungsinya. Kemudian 1949 merumuskan :
penetapan status pengunaan barang milik dae- All contracts made in Malaysia on behalf
rah sebagai hasil dari pelaksanaan BOT dilak- of the government shall, if reduced to
sanakan oleh Gubernur/Bupati/Walikota dalam writing, be made in the name of go-
vernment of Malaysia of may be signed
rangka pe-nyelengaraan tugas pokok dan fungsi by a minister or by any public officer
Satuan Kerja daerah terkait. Mitra kerjasama duly authorized in writing by a Minister
Pemerintah dalam kontrak BOT tersebut, sete- either specially in any particular case, or
Kontrak Build Operate Transfer sebagai Perjanjian Kebijakan… 553

generally for or contracts below a cer- karenanya mempunyai karakteristik yang ber-
tain value in his department or other- beda dengan kontrak privat pada umumnya. Im-
wise as may be specified in the au- plikasi adanya percampuran elemen privat dan
thorization.
publik itu tidak saja mengenai keabsahan da-
Seperti halnya di Malaysia, dalam un- lam pembentukan kontrak, tetapi juga pada
dang-undang kontrak pemerintah Singapura ti- aspek pelaksanaan serta penegakan hukumnya
dak dijumpai perumusan pemerintah. Artikel 2 (enforcement of the contract). Adanya unsur
(1) Goverment Contract Act (1967). Singapura hukum publik inilah yang menyebabkan aturan
hanya menentukan bahwa seluruh kontrak yang dan prinsip hukum dalam kontrak privat tidak
dibuat di Singapura untuk kepentingan peme- sepenuhnya berlaku bagi kontrak yang dibuat
rintah harus dibuat atas nama pemerintah dan pemerintah. Badan atau pejabat tata usaha ne-
ditandatangani oleh menteri atau pejabat pub- gara juga acap kali mengadakan hubungan hu-
lik yang memperoleh mandat tertulis dari men- kum perjanjian dengan pihak swasta atau ba-
teri keuangan. Tidak ada penjelasan lebih lan- dan hukum perdata berkenaan dengan penger-
jut mengenai siapa pemerintah itu. Sementara jaan pem-bangunan suatu proyek pemerintah.
itu hal yang sama juga terdapat di India. Dalam Hubungan hukum yang melandasi perikatan
konstitusi India hanya dinyatakan ”Goverment mereka adalah tetap atas dasar perjanjian yang
or the Government shall include both the Cen- lazim dikenal didalam Buku III BW.
tral Government and any State Government. Kemudian, kalau kita melihat perkem-
Secara eksplisit di Indonesia pun tidak bangan di Belanda lebih jauh menunjukan bah-
ditemukan batasan tentang pemerintah baik wa suatu perjanjian kebijakan (beleidovereen-
dalam Undang-Undang Dasar 1945. Psal 1 angka komst) yang diadakan oleh badan atau Pejabat
2 Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang ke- Tata Usaha Negara telah menjadikan perjanjian
uangan Negara, memberikan batasan pemerin- yang dimaksud sebagai sarana dari kebijakan
tah sebagai ”Pemerintah pusat dan atau peme- yang ditempuhnya (de overeenkomst als instru-
rintahan daerah” Apa yang dimaksud pemerin- ment van overheidsbeleid) yakni kebijakan tata
tah pusat dan daerah masih memerlukan pen- usaha negara tertentu dinyatakan dalam wujud
jelasan lebih lanjut. Bahkan dalam Kepres No per-janjian yang diadakan oleh badan atau pe-
80 Tahun 2003 yang kemudian diubah dengan jabat tata usaha negara yang bersangkutan
kepres No 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Ke- dengan pihak lain. Dalam buku 2 NBW Belanda
empat Atas Ke-putusan Presiden No 80 tahun F.A.M Stroink menegaskan dasar hukum keikut-
2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan sertaan badan atau pejabat tata Usaha Negara
Barang dan Jasa oleh Pemerintah. Tidak secara di dalam hal perbuatan hukum keperdataan
tegas menyebutkan pengertian tentang peme- diatur pada pasal 1 menyebutkan ”Wanneer
rintah. Pasal 1 angka 2 Kepres No 80 Tahun openbare lichamen-rechtspersonen aan het
2003 menyebutkan Intansi Pemerintah adalah privaatrechtelijk rechhtsvekeer deelnemen
Departemen, Lembaga pemerintah Non Depar- doen zij dan niet als overheid, als gesagsor-
temen, Sekertaris Lembaga Tinggi Negara, ganisatie, Dese openbare lichamen-rechtperso-
Lembaga Tertingi Negara, Pemerintah Profensi, nen zijn, deelnemende aan het privaatrecht-
Pemerintah daerah Kabupaten/Kota, dan Ins- lijke rechtsvekeer, in principe op dezelfde on-
tansi Pemerintah lainya. der wopen aan de rechtmacht van de gewone
Sebagai konsekwensi pengunaan instru- rechter als de burger” Yakni apabila badan hu-
men hukum perdata oleh pemerintah, khusus- kum publik ikut serta dalam hubungan hukum
nya hukum kontrak, dalam pengelolaan urusan keperdataan maka dia tidak bertindak sebagai
pemerintahan yang biasa disebut kontraktuali- penguasa, sebagai organisasi kekuasaan namun
sasi, terjadi percampuran elemen privat dan dia mengunakan hak-hak pada kedudukan yang
publik dalam hubungan kontraktual yang ter- sama dengan rakyat. Badan-badan tersebut pa-
bentuk. Kontrak yang dibuat oleh pemerintah
554 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 3 September 2011

da dasarnya tunduk pada peradilan biasa seper- pelayanan publik, sinergi dan saling mengun-
ti halnya rakyat biasa5. tungkan. (2) Kerjasama sebagaimana yang di-
Demikian halnya Badan Tata Usaha Nega- maksud pada ayat 1 dapat diwujudkan dalam
ra di tingkat Pemerintahan Daerah (PEMDA) bentuk badan kerjasama antar daerah yang
dapat pula melakukan berbagai per-buatan diatur dengan ke-putusan bersama; (3) Dalam
hukum keperdataan. Perbuatan hukum penyediaan pelayanan publik, daerah dapat be-
keperdataan yang dilakukan mereka itu juga di- kerjasama dengan pihak ketiga; (4) Kerjasama
atur oleh peraturan perundang-undangan hu- se-bagaimana yang dimaksud pada ayat 1 dan
kum perdata. Namun terdapat beberapa ke- ayat 3 yang membebani masyarakat dan daerah
tentuan peraturan perundang-undangan yang harus mendapatkan persetujuan DPRD. Jadi
secara prosudural mengatur pelaksanaan per- jelas bahwa dengan landasan hukum yang di-
buatan-perbuatan keperdataan tertentu yang kemukakan tersebut perbuatan hukum pejabat
dilakukan oleh Badan Tata Usaha Negara di- atau lembaga tata usaha negara yang mema-
tingkat pemerintahan daerah itu. Dalam Bab suki ranah privat khususnya dalam hukum kon-
VIII tentang Keuangan Daerah pasal 169 Un- trak merupakan keniscayaan yang harus mere-
dang-Undang No 32 Tentang Pemerintahan Dae- ka perbuat sebagai salah satu bentuk pelayanan
rah disebutkan bahwa: (1) Untuk membiayai dan tanggung jawab ter-hadap publik.
penyelengaraan pemerintahan daerah, peme- Terdapat beberapa keuntungan bagi pe-
rintah daerah dapat melakukan pinjaman yang merintah dalam memanfaatkan lembaga-lem-
bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah baga keperdataan sebagaimana dikemukakan
lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuang- oleh Indroharto. Pertama, warga masyarakat
an bukan bank, dan masyarakat; (2) Pemerin- telah terbiasa berkecimpung dalam suasana ke-
tah daerah dengan persetujuan DPRD dapat hidupan hukum perdata; kedua, lembaga ke-
menerbitkan obligasi daerah untuk membiayai perdataan telah terbukti kemanfaatanya dan
investasi yang menghasilkan pe-nerimaan sudah dikenal sebagai bentuk yang digunakan
daerah. dalam perundang-undangan yang luas dan
Selanjutnya dalam Pasal 173 ditentukan: yurisprudensi; ketiga, lembaga keperdataan da-
(1) Pemerintah daerah dapat melakukan pe- pat diterapkan hampir untuk segala keperluan
nyertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik karena sifatnya yang fleksibel dan jelas sebagai
Pemerintah dan atau milik swasta; (2) Penyer- suatu instrument; keempat, lembaga keperda-
taan modal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 taan dapat diterapkan karena terdapat kebe-
dapat ditambah, dikurangi, dijual pada pihak basan bagi para pihak dalam membuat per-
lain, dan atau dapat dialihkan kepada badan janjian; kelima, seringkali terjadi jalur hukum
usaha milik daerah publik menemui jalan buntu, namun jalur me-
Kemudian lebih lanjut dalam Bab IX me- lalui hukum perdata justru dapat memberikan
ngenai Kerja Sama dan Penyelesaian Perseli- jalan keluarnya; keenam, ketegangan yang di-
sihan pasal 195 Undang-Undang Pemerintahan sebabkan oleh tindakan yang selalu bersifat se-
Daerah disebutkan: (1) Dalam rangka mening- pihak dari pemerintah dapat dikurangi dan ber-
katkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat me- beda dengan tindakan yang bersipat sepihak
ngadakan kerjasama dengan daerah lain yang dari pemerintah, tindakan menurut hukum per-
didasarkan pada pertimbangan dan efektifitas data dapat memberikan jaminan-jaminan ke-
bendaan, misalanya ganti rugi6.
5
. Philipus M. Hadjon, 1996, " Pengantar Hukum Adminis- Kontraktualisasi membawa implikasi kon-
trasi Negara (Intruduction To The Indonesia Adminis-
trak yang dibuat oleh pemerintah selalu ter-
trative Law) " Jogyakarta: Gajah Mada University Prees,
hlm. 167 ,; Winahyu Erwiningsih, "Peranan Hukum Dalam dapat hukum publik, inilah alasan mengapa
Pertanggungjawabaan Perbuatan Pemerintahan (Bes-
tuurshandeling) (Suatu kajian dalam Kebijakan Pemba-
6
ngunan Hukum)", Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 9, No. 2, . Indroharto, 2005, "Usaha Untuk Memahami Undang-un-
September 2006, hlm 191. dang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara", Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, hlm 112-113
Kontrak Build Operate Transfer sebagai Perjanjian Kebijakan… 555

kontrak pemerintah disebut sebagai kontrak demikian ini bertentangan dengan ke-patutan
publik. Kontrak publik merupakan kontrak yang (reasonableness).
didalamnya terkandung hukum publik karena Memang kedudukan pemerintah dalam
salah satu pihak bertindak sebagai penguasa suatu hubungan kontraktual cukup istimewa.
(pemerintah). Di samping dalam fase pemben- Keadaan ini pada akhirnya membawa komplek-
tukan , terutama menyangkut prosedur dan ke- sitas pada hubungan hukum yang terbentuk
wenangan pejabat publik, elemen hukum pub- Disamping adanya kemungkinan penyalahguna-
lik juga terdapat dalam fase pelaksanaan dan an keadaan (misbruik van omstandigheden)8
penegakan (enforcement) kontrak. Daya kerja yang merugikan pihak privat, tidak tertutup ke-
hukum publik berlaku dalam semua fase ini. mungkinan timbulnya persoalan hukum yang cu-
Adanya unsur hukum publik inilah menjadi alas- kup rumit. Disamping karena faktor tidak me-
an mengapa kontrak pemerintah ada yang me- madai aturan yang tersedia juga karena faktor
nilai bukan sebagai kontrak melainkan sebagai kurangnya pemahaman pejabat publik dalam
peraturan karena isi yang terkandung didalam- memanfaatkan instrument hukum perdata ter-
nya tidak mencerminkan adanya persesuain ke- sebut serta tidak tertutup kemungkinan mala-
hendak. Seperti yang dikatakan bahwa apa fide. Dari pihak pemerintah kemungkinan yang
yang terkandung dalam kontrak pemerintah pa- tidak menguntungkan yang patut diperhitung-
da dasarnya adalah kemauan sepihak dari pe- kan dalam kaitan dengan kontrak pemerintah
merintah. Syarat-syarat kontrak telah disiap- itu diantaranya adalah sebagai berikut. Pe-ta-
kan oleh pemerintah melalui perancang yang ma, pengunaan lembaga-lembaga hukum per-
terampil dan pengalaman. Pihak kontraktor data oleh pemerintah dalam penyelengaraan
atau pemasok hanya mempunyai dua pilihan se- urusan pemerintah itu tidak selalu pasti di-
tuju atau tidak. Sama sekali tertutup kemung- mungkinkan dalam hal untuk mencapai suatu
kinan melakukan penawaran balik. Kontrak ba- tujuan pemerintah itu tersedia bentuk-bentuk
ku yang secara luas digunakan dalam praktek menurut hukum publik; kedua, pengaturan pe-
kontrak pemerintah dengan demikian hanya mbagian wewenang intern jajaran pemerintah
menyisakan sedikit hak bagi kontraktor, sele- kadang-kadang menjadi kacau dengan diguna-
bihnya adalah kewajiban yang harus dipenuhi kanya suatu jalur hukum perdata; ketiga, efek-
atau dipatuhi. Kontrak pemerintah yang pada tifitas pengawasan preventif dan represif mau-
umumnya dikatakan berkekuatan sebagai pera- pun jalur banding administratif ada kalanya ti-
turan itu tercermin dalam kontrak baku7 yang dak dapat ditempuh; keempat, dengan posisi-
tegolong dalam kontrak adhesi (adhesion con- nya yang khusus karena berkewajiban menjaga
tract). dan memelihara kepentingan umum, pemerin-
Para pihak dalam keadaan normal mem- tah menuntut dalam hubungan hukum yang di-
buat kontrak dilandasi kehendak bebas. Atas ciptakan suatu kedudukan yang khusus pula
dasar ini kontrak berkekuatan hukum sah dan yang memberikan hak untuk melakukan pemu-
karenanya berlaku mengikat. Pengadilan tidak tusan perjanjian secara sepihak; kelima, peng-
boleh melakukan campur tangan yang beraki- gunaan lembaga hukum perdata dalam penye-
bat mengubah isi kontrak kecuali terdapat si- lengaraan urusan pemerintahan mudah sekali
tuasi yang berbeda yakni dalam hal terdapat menjurus kearah bentuk de’tournement de pro-
cacat kehendak yang mengakibatkan cacat hu- cedure, artinya dengan menempuh jalur perda-
kum pada kesepakatan yang terbentuk. Menu- ta tersebut lalu menyimpang dari jaminan-ja-
rut Sudjan dengan alasan bahwa kontrak yang minan prosedural atau lain-lain jaminan perlin-
dungan hukum yang dapat diberikan oleh hu-
kum publik; keenam, pemerintah dapat menya-
7
Nanda Amalia, "Kontrak baku dan badan penyelesaian
sengketa dalam kontrak bisnis internasional", Suloh:
lahkan posisi yuridisnya, karena dengan jalur
Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Hukum, Fakultas
8
Hukum Universitas Malikussaleh, Vol.03, No.01, Tahun Bambang Poerdyatmono, op.cit, hlm 50.
2005, hlm 76-77.
556 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 3 September 2011

perdata itu kemungkinan-kemungkinan yang da- pengenaan denda dan atau bunga. Namun ber-
pat dipilih menjadi lebih leluasa; ketujuh, pe- beda halnya dengan kontrak pemerintah yang
merintah juga dapat menyalahgunakan kenya- mengunakan pola BOT, ketentuan dalam un-
taan posisinya sebagai penguasa yang berkuasa dang-undang tersebut menjadi tidak berlaku
maupun sebagai pemegang monopoli atau kom- karena pada prinsipnya kontrak ini tidak mem-
binasi keduanya; dan kedelapan, dengan mem- bebani APBN atau APBD. Seperti disebutkan
buat perjanjian yang juga berlaku untuk waktu dalam Pasal 27 ayat 1 huruf b Peraturan Peme-
yang akan datang berarti pejabat mengikat pa- rintah no 6 tahun 2006 yang menyebutkan Ba-
ra penerusnya yang mungkin tidak sependapat ngun Guna Serah dan Bangun Serah Guna Ba-
dengan perjanjian tersebut yang lalu dapat rang milik negara atau daerah dapat dilaksana-
berakibat dibatalkan secara sepihak perjanjian kan dengan persyaratan: Tidak tersedia dana
yang telah dibuat itu. dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Nega-
Jadi adanya pelaksanaan pelayanan pub- ra atau Daerah untuk menyediakan bangunan
lik atau kuatnya unsur publik dalam kontrak pe- dan fasilitas yang dimaksud.
merintah inilah menjadi sebab dan alasan bah- Walaupun kontrak pemerintah ber-tujuan
wa pemerintah dalam setiap mengadakan kon- melindungi kepentingan umum, kontrak ini te-
trak seperti dalam kontrak BOT dengan mitra- tap saja bersipat komersial. Artinya para pihak
nya mempunyai kedudukan yang tidak sama. baik pemerintah sebagai penguna jasa dan
Kedudukan pemerintah sebagai kontraktan di swasta sebagai penyedia jasa berorientasi pada
atas berlaku pada kontrak pemerintah baik manfaat dari dibuat atau dilaksanakanya kont-
yang bernama atau tidak bernama. Kemudian rak. Bagi penyedia jasa selaku mitra, jelas yang
pelaksanaan pelayanan fungsi publik selalu ter- menjadi tujuan adalah memperoleh keuntung-
kait dengan anggaran keuangan negara. Dalam an. Dalam persfektif Indonesia, kontrak peme-
kaitan inilah pemerintah terikat dengan kons- rintah dengan pola BOT yang didalamnya meli-
titusi dan undang-undang. Prinsip dalam peng- batkan pemerintah sebagai kontraktan masuk
gunaan keuangan negara disatu sisi dan prinsip dalam kategori perbuatan hukum privat. Hubu-
dalam pelayanan publik. Dengan demikian men- ngan hukum yang terbentuk merupakan hubu-
jadi landasan bagi pemerintah dalam menjalin ngan hukum dalam lapangan perdata. Sekalipun
hubungan hukum kontraktual. Norma hukum didalam jenis kontrak ini terdapat pemerintah
publik yang berkaitan dengan prosedur, kewe- sebagai kontraktan dan berlaku syarat-syarat
nangan, pembentukan dan pelaksanaan kontrak khusus hukum publik dalam pembentukanya,
berikut penyelesaian sengketa bertitik tolak tetapi watak hubungan hukumnya adalah murni
dari prinsip perlindungan bagi kepentingan pub- perdata. Keabsahan kontrak yang dibentuk di-
lik dan keuangan negara. ukur juga melalui pasal 1320 BW9 sebagai atur-
Terdapat batasan-batasan yang wajib di an umum yang menentukan keabsahan bagi
taati oleh pejabat dalam kaitanya dengan pe- semua jenis kontrak. Demikian pula menyang-
ngelolaan keuangan negara. Asas umum ten- kut yuridiksinya bukan dalam lingkup peradilan
tang pengelolaan keuangan negara, khususnya tata usaha negara, melainkan peradilan umum.
yang terkait langsung dengan kontrak peme- Ini merupakan konsekwensi dari tindakan pe-
rintah adalah yang tertuang dalam Pasal 3 ayat merintahan yang dilakukan oleh badan atau pe-
3 yang menyatakan bahwa ”Setiap pejabat dila- jabat tata usaha negara selaku pelaku hukum
rang melakukan tindakan yang berakibat penge- keperdataan (civil actor) yang melakukan per-
luaran atas beban APBN atau APBD jika angaran buatan hukum ke-perdataan.
untuk membiayai pengeluaran tersebut tidak Tindakan yang dilakukan oleh pejabat ta-
tersedia atau tidak cukup tersedia”. Kemudian ta usaha negara mewakili pemerintah dalam
Pasal 3 ayat 7 menyatakan ”Kelambatan pem-
bayaran atas tagihan yang berkaitan dengan pe- 9
Abdul Halim Barkatullah, "Menjual Hak Memilih Pada
Pemilihan Umum Dalam Perspektif Hukum Perjanjian",
laksanaan APBN/APBD dapat mengakibatkan Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 1, November 2008, hlm 33.
Kontrak Build Operate Transfer sebagai Perjanjian Kebijakan… 557

suatu hubungan kontraktual merupakan tindak- yakni satu sisi bekerja norma dan prinsip hu-
an keperdataan. Kontrak yang dibuat dan atau kum privat dan disisi lain tidak bisa dilepaskan
ditandatangani dengan demikan tunduk pada kedudukan pemerintah sebagai subjek hukum
aturan yang berlaku bagi kontrak privat. Dalam publik. Dua peranan pemerintah inilah yang
hal kontrak itu di dahului dengan atau dituang- menjadikan pemerintah dalam setiap kontrak
kan dalam suatu keputusan (kebijakan), maka yang dibuatnya memiliki kedudukan yang isti-
keputusan yang dimaksud bukan merupakan ke- mewa dalam hubungan kontraktual dengan mit-
putusan tata usaha negara yang menjadi kom- ranya, baik pada fase pembentukan, fase pe-
petensi Peng-adilan Tata Usaha Negara. Hal-hal laksanaan, maupun fase penegakannya.
yang menyangkut pembentukan, pelaksanaan ,
perubahan, dan atau pemutusan perjanjian, se- Saran
kalipun tertuang dalam bentuk keputusan harus Ada beberapa saran yang dapat diberikan
dinilai sebagai perbuatan hukum keperdataan. berdasarkan pada permasalahan dan pembaha-
Keputusan yang demikian inilah yang menurut san tersebut di atas. Pertama, model kontrak
teori melebur dipahami sebagai keputusan yang BOT memberikan banyak keuntungan baik bagi
melebur kedalam tindakan keperdataan. Teori pemerintah maupun swasta. Maka bukan hal
ini dapat dilihat dan dianut dalam Pasal 2 huruf yang mustahil model kontrak ini akan banyak
a UU No 5/1986 yang menyatakan ” Keputusan dipergunakan di masa yang akan datang. Untuk
tata usaha negara yang merupakan perbuatan itu perlu dibuat dasar hukum yang jelas se-
hukum perdata tidak termasuk dalam penger- hingga kontrak ini mempunyai landasan yang
tian Keputusan Tata Usaha Negara. kuat untuk dipergunakan. Kedua, dalam praktik
Pengecualian ini tetap dipertahankan ini peranan yang istimewa dari pemerintah dalam
tetap dipertahankan dalam Undang-Undang No kontak BOT sering menimbulkan problematika
9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang- hukum yang cukup pelik. Disatu sisi pemanfaat-
Undang No 5 Tahun 1986 tentang Per-adilan Ta- an instrumen hukum perdata ini penting artinya
ta Usaha Negara (UU No 9 Tahun 2004). Jadi bagi pemerintah dalam menjalankan pungsi pe-
aturan dan prinsip hukum dalam hukum peri- layanan publik namun di sisi lain dapat menim-
katan yang tertuang dalam Buku III BW dengan bulkan persoalan hukum yang rumit. Karena
demikian berlaku bagi kontrak pemerintah di garis batas antara kedudukan pemerintah seba-
Indonesia, baik yang bernama ataupun tidak gai subjek hukum publik dan subjek hukum pri-
bernama. vat sulit untuk ditentukan. Untuk itu diperlukan
pemahaman berbagai macam jenis bidang hu-
Penutup kum baik dalam lingkup hukum privat maupun
Simpulan publik dalam melakukan pengkajian terhadap
Berdasarkan pembahasan di atas, maka model kontrak ini.
dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, ada-
lah kontrak BOT dilaksanakan antara pemerin- Daftar Pustaka
tah dan swasta untuk membangun proyek-pro- Amalia, Nanda. "Kontrak Baku dan Badan Pe-
yek infrastruktur berskala besar. Pihak swasta nyelesaian Sengketa dalam Kontrak Bisnis
berperan sebagai penyedia modal dan penge- Internasional". Suloh: Jurnal Penelitian
lola untuk jangka waktu tertentu selanjutnya dan Pengkajian Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Malikussaleh, Vol.03, No.01,
diserahkan kepada pemerintah. Walaupun ba-
Tahun 2005;
nyak memberikan keuntungan untuk kedua be-
Barkatullah, Abdul Halim. "Menjual Hak Memilih
lah pihak, namun kontrak BOT ini dasar hukum-
Pada Pemilihan Umum Dalam Perspektif
nya belum jelas. Kedua, adalah kedudukan pe- Hukum Perjanjian". Jurnal Konstitusi,
merintah dengan mitranya dalan kontrak BOT Vol. I, No. 1, November 2008;
tidak sama. Hal ini disebabkan karena peme- Erwiningsih, Winahyu. "Peranan Hukum dalam
rintah mempunyai dua peranan (double role) Pertanggungjawabaan Perbuatan Peme-
558 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 3 September 2011

rintahan (Bestuurshandeling) (Suatu kaji- I. Jakarta. INFID-WGSPR;


an dalam Kebijakan Pembangunan Hu- Poerdyatmono, Bambang. "Asas Kebebasan
kum)". Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 9, No. 2, Berkontrak (Contactvrijheid Beginselen)
September 2006; dan Penyalahgunaan Keadaan (Misbruik
Hadjon, Philipus M. 1996. Pengantar Hukum van Omstandigheden) Pada Kontrak Jasa
Administrasi Negara (Intruduction To The Konstruksi". Jurnal Teknik Sipil,Vol. 6 No.
Indonesia Administrative Law). Jogyakar- 1, Oktober 2005;
ta: Gajah Mada University Prees; Simanjuntak, Augustinus. "Tinjauan Yuridis Para
Indroharto. 2005. Usaha Untuk Memahami Un- Pihak dalam TransaksiPengambilan atau
dang-undang Tentang Peradilan Tata Transfer Dana Melalui Mesin Anjungan
Usaha Negara. Jakarta: Pustaka Sinar Tunai Mandiri (ATM)". Jurnal Manajemen
Harapan; dan Kewirausahaan, Vol.9, No. 2,
Jaya, Nyoman Martha. "Analisa Perbandingan September 2007;
Kerjasama Proyek Antara Sistem BOT dan Sobirin, Achmad. "Privatisasi: Implikasinya Ter-
Turn Key (Study Kasus Proyek Multy In- hadap Perubahan Prilaku Karyawan dan
vestmen PT.(Persero) Pos Indonesia”. Budaya Organisasi. Jurnal Siasat Bisnis".
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol.12, No.01, Edisi Khusus Sumber Daya MAnusia, Tahun
Januari 2008; 2005;
Mahmudi. "Kemitraan Pemerintah Daerah dan Yulianti, Rahmani Timorita. "Asas-Asas Perjanji-
Efektifitas Pelayanan Publik". Sinergi Ka- an (Akad) dalam Hukum Kontrak Sya-
jian Bisnis dan Manajemen, Vol. 9 No. 1, ri’ah". La Riba Jurnal Ekonomi Islam, Vol.
JANUARI 2007; II, No. 1, Juli 2008.
N, Sudja. 2002. Mengugat Harga Listrik Paiton

Anda mungkin juga menyukai