Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rania Salwa Az’zahra

Npm : 2061020063

Matkul : Pengantar Ilmu Sejarah

Filsafat Sejarah

Filsafat sejarah adalah ilmu filsafat yang ingin memberi jawaban atas sebab dan alasan
segala peristiwa sejarah. Jelasnya, filsafat sejarah adalah salah satu bagian filsafat yang
ingin menyelidiki sebab-sebab terakhir dari suatu peristiwa, serta ingin memberikan
jawaban atas sebab dan alasan segala peristiwa sejarah. Filsafat sejarah mencari
penjelasan serta berusaha masuk ke dalam pikiran dan cita-cita manusia dan memberikan
keterangan tentang bagaimana munculnya suatu negara, bagaimana proses perkembangan
kebudayaannya sampai mencapai puncak kejayaannya dan akhirnya mengalami
kemunduran seperti pernah dialami oleh negara-negara atas pada zaman yang lalu disertai
peran pemimpin-pemimpin terkenal sebagai subjek pembuat sejarah pada zamannya.
Pengertian Filsafat Sejarah Menurut Para Ahli:

A.  Prof. Muhammad Yamin


Untuk membentuk filsafat sejarah nasional menurut Muh. Yamin, ialah dengan cara
pemusatan pikiran kepada segala kejadian dan peristiwa sejarah Indonesia dan dalam
hubungan dengan sejarah pada umumnya serta Isi Kajian Filsafat. Filsafat sejarah
nasional mempunyai empat kajian, yaitu : 1) Kebenaran, 2) Sejarh Indonesia, 3)
Tafsiaran Synthese, dan 4) Nasionalisme Indonesia, (Muh. Yamin, Chatur Sila
Chalduniah, Seminar Sejarah Nsional I, UGM- Yogyakarta, 1957: 26-34 dalam W.H.
Frederick dan S.Soeroto 1984: 49-56).
B. Dr. Soedjatmoko
Sudah menjadi ciri manusia yang berfikir bahwa ia hendak menyusun pengetahuannya
sedemikian rupa, sehingga pengetahuan itu dapat dicukupi oleh satu atau dua asas pokok
dan prinsip saja. Demikan jugalah manusia, dalam mengahadapi fakta-fakta sejarah, sejak
dahulu telah mencoba untuk merumuskan suatu filsafat sejarah yang mencukupi segala
sesuatu yang diketahuinya di dalam lapangan sejarah itu, di bawah satu atau beberapa
prinsip atau menurut beberapa wetmatigheid, sehingga makna dari sejarah untuk manusia
itu menjadi terang. Agustinus dalam “De Civitate Dei” telah menggambarkan sejarah
berbagai pembeberan daripada kemauan Tuhan mulai hari penciptaan alam sampai hari
kiamat. Hegel telah menggambarkan sebagai penjelmaan daripada akal yang sedang
menyadari diri dan yang sedang mencapai inti pribadi akan diri sendiri. Begitu pun
Spengler, dan juga Mark telah merumuskan konsepsi sejarahnya.
Maka dalam menghadapi kenyataan sejarah dan dalam usahanya untuk mencari
penjelasan daripada sejarah, mengenai makna kehidupan manusia, kita sekarang sudah
lebih sadar akan relativiteit dan ikatan sejarah (historisch gebonden hide) daripada
pikiran, sistem pikiran dan si- pemikir sejarah itu. Maka demikainlah filsafat sejarah
sebagai pemikiran menjelang suatu sistem besar, atau untuk meminjam istilah Karl
Jaspers dalam “Font Ursprung und Ziel der Geschihet” suatu Totallenwurf der Geschihet
suatu rangka yang melingkupi sejarah manusia seluruhnya, sudah meninggalkan cita-cita
itu. Dan berkisarlah keaktifannnya sekarang kepada pemikiran tentang sejarah semata-
mata.
C. Prof. Sartono Kartodirdjo
Filsafat sejarah adalah salah satu bagian filsafat yang berusaha memberikan jawab
terhadap pertanyaan mengenai makna dari suatu proses peristiwa sejarah. Manusia
budaya tidak puas dengan pengetahuan sejarah, dicarinya makna yang mengusai
kejadian-kejadian sejarah. Dicarinya hubungan antara fakta-fakta dan sampai kepada asal
dan tujuannya. Kekuatan apakah yang mengerakaan sejarah ke arah tujuannya?
Bagaimana berakhirnya suatu proses sejarah? (Sartono Kartodirdjo 1990 : 78-79).
Filsafat sejarah sebagai bagian inheren dari pandangan dunia akan mengikuti pola pikir
yang berkuasa dalam kebudayaan dan merupakan bentuk pikiran dari kebudayaan.
Dengan menguraikan unsur-unsur Pralambang Jayabaya sebagai filsafat sejarah mungkin
akan tampak suatu bentuk pikiran sebagai suatu segi dari ragam kebudayaan ragam
Indonesia .

Anda mungkin juga menyukai