Npm :2061020063
Sejarah bukan semata-mata rangkaian fakta belaka, tetapi sejarah adalah sebuah cerita. Cerita
yang dimaksud adalah penghubungan antara kenyataan yang sudah menjadi kenyataan peristiwa
dengan suatu pengertian bulat dalam jiwa manusia atau pemberian tafsiran /interpretasi kepada
kejadian tersebut (R. Moh. Ali, 2005: 37). Dengan kata lain penulisan sejarah merupakan
representasi kesadaran penulis sejarah dalam masanya ( Sartono Kartodirdjo, 1982: XIV ).
Secara umum dalam metode sejarah, penulisan sejarah (historiografi) merupakan fase atau
langkah akhir dari beberapa fase yang biasanya harus dilakukan oleh peneliti sejarah. Penulisan
sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian
sejarah yang telah dilakukan (Dudung Abdurrahman,1999:67).
1. Pemilihan Topik
Menurut Gray dalam buku Metodologi Sejarah karya Helius Sjamsudin, ada empat kriteria yang
harus kamu perhatikan saat memilih topik penelitian, yaitu:
Nilai (Value)
Keaslian (Originality)
Kepraktisan (Practicality)
Kesatuan (Unity)
Dalam tahapan langkah penelitian sejarah, heuristik berperan penting karena merupakan tahap
pengumpulan fakta-fakta baru. Ada dua jenis sumber, yaitu:
Sumber tertulis
Sumber yang dapat diperoleh di perpustakaan, kantor arsip, kantor pemerintah, dan tempat
lainnya. Misalnya, gedung Arsip Nasional di Jakarta yang menyimpan begitu banyak arsip yang
dikumpulkan sejak zaman kolonial! Sumber seperti ini dapat kita sebut sebagai sumber primer.
Sementara itu, data yang bersumber dari perpustakaan biasa disebut sebagai sumber sekunder.
Sumber lisan
Metode penelitian sejarah selanjutnya ialah verifikasi atau kritik sumber. Verifikasi adalah tahap
yang memiliki tujuan untuk menyeleksi sumber-sumber yang telah dikumpulkan pada tahap
sebelumnya. Dalam tahap ini, kamu harus memastikan bahwa setiap sumber yang telah
terkumpul sifatnya valid dan sesuai dengan subjek yang dikaji. Ada dua kritik sumber, yaitu:
Kritik eksternal
Kritik yang menguji keaslian sumber dengan merujuk pada bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan sumber.
Kritik internal
Penafsiran fakta sejarah dalam tahap ini diperoleh dari analisis terhadap data-data, fakta-fakta,
serta sumber-sumber yang telah dihimpun. Proses melakukan interpretasi harus bersifat objektif,
deskriptif, dan selektif. Ada dua jenis interpretasi sejarah, yaitu:
Interpretasi analisis
Berkaitan dengan upaya menjelaskan sumber-sumber yang dihimpun untuk menyusun fakta
sejarah.
Interpretasi sintesis
Tahap terakhir dalam metode penelitian sejarah ialah historiografi atau penulisan sejarah. Paul
Veyne dalam buku Metodologi Sejarah menjelaskan bahwa menulis sejarah merupakan suatu
kegiatan intelektual. Historiografi adalah cara utama untuk memahami sejarah.
Peneliti tidak hanya menuliskan laporan semata, melainkan bekerja keras dengan hasil
pemikirannya. Sehingga, hasil akhir yang diperoleh adalah buah pemikiran kritis peneliti yang
didapatkannya dari analisis sumber.