dalam waktu yang lama. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri penyebab lepra tidak dapat menular ke
orang lain dengan mudah. Selain itu, bakteri ini juga membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak
di dalam tubuh penderita.
Perlu dicatat, seseorang dapat tertular kusta jika mengalami kontak dengan penderita dalam waktu yang
lama. Seseorang tidak akan tertular kusta hanya karena bersalaman, duduk bersama, atau bahkan
berhubungan seksual dengan penderita. Kusta juga tidak ditularkan dari ibu ke janin yang dikandungnya.
Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena
kusta, di antaranya:
Bersentuhan dengan hewan penyebar bakteri kusta, seperti armadillo atau simpanse
Gejala kusta pada awalnya tidak tampak jelas. Bahkan, pada beberapa kasus gejala kusta baru bisa
terlihat setelah bakteri kusta berkembang biak dalam tubuh penderita selama 20–30 tahun. Beberapa
gejala kusta yang dapat dirasakan penderitanya adalah:
Mati rasa di kulit, termasuk kehilangan kemampuan merasakan suhu, sentuhan, tekanan, atau rasa sakit
Intermediate leprosy, ditandai dengan beberapa lesi datar berwarna pucat atau lebih cerah dari warna
kulit sekitarnya yang kadang sembuh dengan sendirinya
Tuberculoid leprosy, ditandai dengan beberapa lesi datar yang kadang berukuran besar, mati rasa, dan
disertai dengan pembesaran saraf
Borderline tuberculoid leprosy, ditandai dengan munculnya lesi yang berukuran lebih kecil dan lebih
banyak dari tuberculoid leprosy
Mid-borderline leprosy, ditandai dengan banyak lesi kemerahan, yang tersebar secara acak dan
asimetris, mati rasa, serta pembengkakan kelenjar getah bening setempat
Borderline lepromatous leprosy, ditandai dengan lesi yang berjumlah banyak bisa berbentuk datar,
benjolan, nodul, dan terkadang mati rasa
Lepromatous leprosy, ditandai dengan lesi yang tersebar dengan simetris, umumnya lesi yang timbul
mengandung banyak bakteri, dan disertai dengan rambut rontok, gangguan saraf, serta kelemahan
anggota gerak