Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PERAN STAKEHOLDERS DALAM IMPLEMENTASI

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN ANGKA KEMATIAN IBU STUDI

KASUS KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

Beny Setiawan, Herbasuki Nurcahyanto

Departemen Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http: www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRAK
Angka Kematian Ibu menjadi indikator keberhasilan pembangunan di sektor kesehatan. Tahun
2017 Kecamatan Pedurungan memiliki kasus kematian ibu tertinggi di Kota Semarang yakni
enam kasus dan empat kasus pada tahun 2018. Melalui Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor
2 Tahun 2015 tentang keselamatan ibu dan anak, Pemerintah Kota Semarang berupaya untuk
menekan angka kematian ibu yang melibatkan berbagai stakeholders. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi dan menganalisis peran stakeholders dalam implementasi kebijakan
penanggulangan angka kematian ibu di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Metode
Penilitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian
menunjukkan stakeholder Kunci adalah Dinas Kesehatan Kota Semarang mempunyai peran
sebagai policy creator, fasilitator, akselerator, dan koordinator. Stakeholders primer adalah
Tenaga Kesehatan (Bidan) memiliki peran sebagai fasilitator, implementer, dan koordinator, IBI
Kota Semarang, PKK Kecamatan Pedurungan dan FKK berperan sebagai fasilitator,
implementator dan koordinator. Stakeholders Skunder terdiri dari Kecamatan, Kelurahan, RT,
RW, keluarga, Institusi pendidikan dan Dunia Usaha yang masing-masing berperan sebagai
fasilitator. Rekomendasi yang dapat diberikan yakni Dinas Kesehatan dapat menjadi pemimpin
utama dan memastikan optimalnya peran untuk mensinergiskan seluruh stakeholders.
Koordinasi dan komunikasi harus selalu diupayakan dan pelibatan stakeholders terutama
petugas lapangan dalam setiap proses kegiatan termasuk penumbuhan komitmen disetiap
pertemuan rutin. Kerjasama dengan pihak swasta atau organisasi peduli kesehatan juga perlu
dilakukan untuk membantu mempercepat penanggulangan angka kematian ibu di sektor bantuan
pendanaan atau tenaga.

Kata Kunci : Stakeholders, Peran, Penanggulangan AKI


ABSTRACT
Maternal Mortality Rate is an indicator of the success of development in the health sector. In
2017 and 2018 Pedurungan District had the highest maternal mortality cases in Semarang City,
which were six cases and four cases. Semarang City Regional Regulation No. 2 of 2015
concerning maternal and child safety, Semarang City Government seeks to reduce the maternal
mortality rate involving various stakeholders. This study aims to identify and analyze the role of
stakeholders in the implementation of policies on overcoming maternal mortality in the District
of Pedurungan, Semarang City. The research method uses descriptive qualitative research
methods. The results of the study show that the Key stakeholders of the Semarang City Health
Office play the role of policy creators, facilitators, accelerators, and coordinators. Primary
stakeholders are Health Workers (Midwives) acting as facilitators, implementers, and
coordinators, IBI Semarang City, PKK Pedurungan District an d FKK play roles as facilitators,
implementers and coordinators. Secondary stakeholders consisting of sub-districts, villages, RT,
RW, families, educational institutions and the business community act as facilitators. The
recommendation given is that the Health Office can be the main leader and ensure the optimal
role to synergize all stakeholders. Coordination and communication must always be pursued
and the involvement of stakeholders, especially field officers, in every process of activity
including the growth of commitments at every routine meeting. Collaboration with private
parties or health care organizations also needs to be done to help accelerate the reduction of
maternal mortality rates in the financial aid sector or personnel.

Keywords: Stakeholders, Role, prevention of maternal mortality


A. PENDAHULUAN 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian
ibu terendah ada ditahun 2007 sebanyak 228
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah
per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2012 ke
satu indikator penting dari derajat kesehatan
tahun 2015 terjadi penurunan namun masih
masyarakat. AKI menggambarkan jumlah
dalam kategori tinggi dimana indikatornya
wanita yang meninggal dari penyebab
tidak tercapainya target nasional yakni 102.
kematian terkait gangguan kehamilan atau
Angka Kematian ibu di Indonesia juga turut
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan
menjadi perhatian bersama mengingat
atau kasus insidentil) selama kehamilan,
menyangkut keselamatan masyarakat
melahirkan dan dalam masa nifas tanpa
terutama ibu hamil, melahirkan dan nias.
memperhitungkan lama kehamilan per
Menurut Data Profil kesehatan
100.000 kelahiran hidup. Data Millennium
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 Jumlah
Development Goals Tahun 2015 Indonesia
Kasus Kematian Ibu Menurut kabupaten/kota
menempati peringkat dua angka kematian ibu
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 Kota
tertinggi di Asia Tenggara dengan jumlah
Semarang menempati jumlah kasus tertinggi
350 per 100.000 kelahiran hidup dengan
keenam. Kasus Kematian Ibu di Kota
target yang tidak tercapai yakni 102 per
Semarang tertinggi berada di Kecamatan
100.000 kelahiran hidup.
Pedurungan terdapat 4 kasus angka kematian
Grafik 1.1
Jumlah AKI di Indonesia Tahun 1991 - 2015 ibu Tahun 2018 dan 6 kasus pada Tahun
500 2017.
400 390 Gambar 1.1
359
334 Peta Persebaran AKI di Kota
300 307 305
228 Semarang Tahun 2018
200

100

0
1991 1997 2002 2007 2012 2015

Sumber : Profil Kesehatan Nasional Tahun


2018
Berdasarkan Grafik 1.1 angka
kematian ibu di Indonesia setiap tahun masih
dalam kategori tinggi. Angka kematian ibu
tertinggi pada tahun 1991 sebanyak 350 per Sumber : Profil Kesehatan Kota Semarang,
2018
Tingginya Kasus Kematian ibu di menunjukkan bahwa angka kematian ibu
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang merupakan permasalahan serius yang harus
perlu mendapatkan perhatian oleh berbagai diatasi dengan cepat.
stakeholders yang terlibat mengingat Kota B. RUMUSAN MASALAH
Semarang sebagai Ibukota provinsi Jawa 1. Siapa Stakeholders yang terlibat dalam
Tengah yang menjadi sorotan utama. implementasi kebijakan penanggulangan
Tingginya angka kematian ibu jika tidak angka kematian ibu di Kecamatan
diatasi dengan penanganan yang optimal Pedurungan Kota Semarang?
menjadi keresahan tersendiri terutama bagi 2. Bagaimana peran Stakeholders dalam
ibu hamil, melahirkan dan nifas. Implementasi Kebijakan penanggulangan
Kepala Dinas Kesehatan Kota angka kematian ibu di Kecamatan
Semarang menjelaskan bahwa 95 persen Pedurungan Kota Semarang?
kematian ibu di rumah sakit. Mayoritas
C. TUJUAN PENELITIAN
meninggal setelah persalinan atau masa nifas.
Ada beberapa simpul kematian ibu yakni di 1. Mengidentifikasi stakeholders yang

masyarakat yang tidak peduli, bidan praktik terlibat dalam implementasi kebijakan

mandiri, Puskesmas dan rumah sakit yang penanggulangan angka kematian ibu di

belum lengkap prasarananya. 600 bidan di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.

Kota Semarang, 10 di antaranya mendapat 2. Mengidentifikasi stakeholders dan

teguran, teguran juga diberikan pada perannya dalam implementasi kebijakan

puskesmas dan rumah sakit yang lalai. penanggulangan angka kematian ibu di

(Iswidodo. Tribunjateng. 2016) Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.

Peraturan Daerah Kota Semarang D. KAJIAN TEORI


Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Keselamatan 1. Administrasi Publik
Ibu dan Anak menyebutkan pada Pasal 38 Nicholas Henry dalam Pasolong
bahwa koordinasi dan kerjasama (2012:56) administrasi publik adalah suatu
penyelenggaraan upaya keselamatan ibu kombinasi kompleks antara teori dan praktik,
dilakukan oleh pemerintah daerah bersama dengan tujuan mempromosikan pemahaman
dengan Perangkat Daerah terkait, swasta dan terhadap pemerintah dalam hubunganya
masyaraka. .Banyaknya stakeholders yang dengan masyarakat yang diperintah dan juga
terlibat dalam masalah kematian ibu
mendorong kebijakan publik yang lebih tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan
responsif terhadap kebutuhan sosial. oleh seorang atau kelompok aktor yang
keputusan dalam kebijakan publik. berhubungan dengan permasalahan atau
Felix A. Nigro dan L. Loyd G. Nigro sesuatu hal yang diperhatikan.
dalam Pasolong (2012:56) menjelaskan
Tahap-tahap kebijakan publik yang
Administrasi Publik yakni:
dikemukakan oleh William N. Dunn dalam
a. Suatu kerjasama kelompok dalam
(Winarno, 2012: 35-37) yaitu Tahap
lingkungan pemerintahan
Penyusunan Agenda, Tahap Formulasi
b. Meliputi eksekutif, legislatif dan serta
Kebijakan, Adopsi Kebijakan, Implementasi
hubungan diantara mereka
Kebijakan dan Evaluasi Kebijakan.
c. Mempunyai peranan penting dalam
3. Implementasi Kebijakan
perumusan kebijakan pemerintah, dan
Menurut Van Meter dan Van Horn dalam
karenanya merupakan sebagian dari
Anggara (2014: 232) Implementasi
proses politik
Kebijakan adalah tindakan-tindakan yang
d. Sangat erat berkaitan dengan berbagai
dilakukan oleh individu/pejabat atau
macam kelompok swasta dan perorangan
kelompok pemerintah atau swasta yang
dalam menyajikan pelayanan kepada
diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah
masyarakat
digariskan dalam keputusan kebijakan.
e. Beberapa hal berbeda pada penempatan
Menurut Barret dalam Agustino (2016: 128)
pengertian dengan administrasi
mendefinisikan implementasi kebijakan
perseorangan.
adalah menjalankan konten atau isi kebijakan
2. Kebijakan Publik
kedalam aplikasi yang diamanatkan oleh
Menurut Anderson dalam Agustino (2016:
kebijakan itu sendiri.
17) Kebijakan Publik adalah serangkaian
4. Penanggulangan Angka Kematian Ibu
kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu
kamus besar bahasa indonesia (2012: 529)
yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang
Penanggulangan berasal dari kata
atau kelompok aktor yang berhubungan
“Tanggulang” yang berarti menghadapi,
dengan permasalahan atau sesuatu hal yang
mengatasi, kemudian ditambah awalan “pe”
diperhatikan. Anderson dalam Agustino
dan akhiran “an”, menjadi “Penanggulangan”
(2016: 17) Kebijakan Publik adalah
yang berarti proses, cara, perbuatan
serangkaian kegiatan yang mempunyai
menanggulangi.
Definisi Kematian Ibu menurut WHO (World Maryono et al. dalam Latupapua (2015: 25)
Health Organisation) adalah kematian menjelaskan klasifikasi stakeholders dapat
selama kehamilan atau dalam periode 42 hari dikelompokkan menjadi:
setelah berakhirnya kehamilan, akhibat a. Stakeholders primer merupakan
semua sebab yang terkait dengan atau stakeholder yang secara langsung terkena
diperberat oleh kehamilan atau dampak, baik positif maupun negatif dari
penangananya, tetapi bukan disebabkan oleh suatu rencana serta mempunyai
kecelakaan atau cidera. kepentingan langsung terhadap kegiatan
5. Analisis Peran Stakeholders tersebut.
Menurut David Viney dalam Yuniningsih b. Stakeholders kunci merupakan
(2019: 98) stakeholders adalah setiap orang stakeholder yang secara legalitas
yang terpengaruh oleh keputusan dan tertarik memiliki kewenangan, pengaruh dan
pada hasil dari keputusan tersebut, termasuk kepentingan yang tinggi dalam
individu-individu, atau kelompok-kelompok pengambilan keputusan pada pembuatan
atau keduanya baik didalam maupun diluar kebijakan.
organisasi. Stakeholders mutlak diperlukan c. Stakeholders Sekunder adalah
dalam organiasi publik guna memperlancar stakeholder yang tidak mempunyai
semua kegiatan. kepentingan langsung terhadap kegiatan
Menurut Anderson dalam Kusumanegara tetapi memiliki kepedulian besar
(2010: 53) studi Proses kebijakan, aktor- terhadap proses pengembangan.
aktor kebijakan berasal dari berbagai macam Stakeholders pendukung dapat dijadikan
lembaga yang tercakup dalam supra struktur fasilitator dalam proses pengembangan
politik maupun infra struktur. Para ahli dan cukup berpengaruh terhadap
mengidentifikasikan aktor dalam kebijakan pengambilan keputusan.
yaitu: Legislatif, eksekutif, yudikatif,
Teknik pemetaan stakeholders yang
kelompok penekan, partai politik, media
dikemukakan Aden dan Ackermann dalam
massa, organisasi komunitas, birokrasi,
Bryson (2004 :15) yakni teknik pemetaan
NGO, swasta dan kelompok think thank. Para
power Versus Interest Grid. Teknik analisis
aktor atau stakeholders tersebut memiliki
ini fokus utamanya adalah power dan
karakteristik yang menunjukan kekuatannya
interest.
dalam mempengaruhi proses kebijakan.
Gambar 1.2 maka Nugroho (2014, 16-17)
Kuadaran Analisis Power Versus
mengklasifikasikan peran stakeholders,
Intersest Grid
antara lain:
Tinggi
Subject a. Policy creator, stakeholders yang
Key
Players berperan sebagai pengambil keputusan
dan penentu suatu kebijakan.
b. Koordinator, stakeholders yang berperan
Dalam mengkoordinasikan stakeholder
Context lain yang terlibat dalam kebijakan.
Crowd Setter
c. Fasilitator, stakeholders yang berperan
menfasilitasi dan mencukupi apa yang
Rendah dibutuhkan oleh kelompok sasaran.
d. Implementer, takeholders yang pelaksana
Rendah Tinggi
kebijakan dimana didalamnya termasuk
Sumber : Bryson (2004) kelompok sasaran.

Keterangan : e. Akselerator, stakeholders yang berperan


dalam mempercepat dan memberikan
a. Subjects merupakan stakeholders
kontribusi agar suatu program dapat
dengan tingkat kepentingan yang tinggi
berjalan sesuai sasaran atau bahkan lebih
tetapi memiliki pengaruh yang rendah.
cepat daripada waktu pencapaiannya.
b. Key players merupakan stakeholders
6. Jaringan aktor (Stakeholders) Actor
yang mempunyai kepentingan dan
Network Theory (ANT)
pengaruh yang tinggi.
Jaringan aktor adalah jaringan heterogen
c. Context setter, merupakan stakeholders
penyelarasan kepentingan, termasuk
yang memiliki pengaruh yang tinggi tapi
manusia, organisasi dan standar (Walsham
sedikit kepentingan..
dan Sahaya dalam (Yuniningsih, 2019: 81)).
d. Crowd merupakan stakeholders yang
Hubungan karena kesamaan kepentingan,
memiliki sedikit kepentingan dan
penggabungan kekuatan, penyerahan
pengaruh terhadap hasil yang
sumberdaya aktor yang satu kepada aktor
diinginkan.
yang lain dalam rangka pencapaian
Mengetahui peran dari masing-masing
kepentingan bersama atau menitipkan
stakeholders dalam implementasi kebijakan
kepentingannya agar tercapai melalui aktor hubungan, dan membuat temuan-temuan
utama adalah salah satu bentuk jaringan umum.
heterogen yang terjadi antar manusia.
PEMBAHASAN
E. METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Stakeholders dalam
Tipe penelitian yang penulis gunakan yakni Implementasi Kebijakan
Penelitian deskriptif Kualitatif. Situs Penanggulangan AKI di Kecamatan
Penelitian berada di wilayah Kecamatan Pedurungan Kota Semarang
Pedurungan dan Dinas Kesehatan Kota stakeholders yang terlibat dalam
Semarang. Informan pada penelitian ini Penanggulangan angka kematian ibu di
menggunkan teknik Purposive Sampling dan Kecamatan Pedurungan Kota Semarang
dilanjutkan dengan teknik snowballl terdiri dari:
sampling. Data primer dan data sekunder 1. Stekholders Primer
merupakan sumber data yang digunakan Tenaga Kesehatan, Ikatan Bidan
dengan teknik pengumpulan data melalui Indonesia Kota Semarang, PKK Kota
wawancara, observasi dan metode Semarang dan FKK karena memiliki
dokumentasi.Teknik yang digunakan dalam dampak langsung terhadap kebijakan
menguji kualitas data yakni menggunkan pemerintah Kota Semarang. Peran dari
teknik triangulasi. Tenaga Kesehatan, IBI kota Semarang,
Adapun dalam menganalisa data sesuai PKK Kota Semarang dan FKK dimulai
dengan pendapat Seiddel dalam (Moloeng, dari tahap pencegahan kematian ibu
2009:248) yaitu: sampai dengan penanggulangan kematian
a. Mencatat yang menghasilkan catatan ibu begitu tergantung dari kebijakan
lapangan, dengan hal itu diberi kode agar pemerintah dan berdampak terhadap
sumber datanya tetap dapat ditelusuri kinerja stakeholders. Dampak yang
b. Mengumpulkan, memilah, serta dipengaruhi antara lain Sumber daya
mengklasifikasikan, membuat ikhtisar, manusia yang ada dalam penanggulangan
dan membuat indeksnya berpikir, dengan kematian ibu yang dimiliki oleh lembaga
jalan membuat agar kategori data itu atau stakeholders, anggaran atau
mempunyai makna, mencari dan pendanaan bagi lembaga dalam upaya
menemukan pola dan hubungan- mencegah dan menanggulagi angka
kematian ibu. Kegiatan yang dilakukan
oleh Tenaga Kesehatan, IBI kota kesehatan ibu, memberikan fasilitas dan
Semarang, PKK Kota Semarang dan FKK akses tertentu bagi ibu sesuai dengan
tentu berpedoman pada Peraturan Daerah fungsi masing-masing stakeholders.
Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Stakeholders yang terlibat
keselamatan ibu dan anak. mempunyai kepentingan dan kekuasaan
yang berbeda-beda. Kepentingan dan
2. Stakeholders Kunci
kekuasaan oleh stakeholders akan
stakeholder kunci dalam penanggulangan
mempengaruhi pencapaian output
angka kematian ibu adalah Dinas
kebijakan. Sesuai dengan yang
Kesehatan Kota Semarang karena
dikemukakan Bryson (2004)
memiliki wewenang dalam merumuskan
mengelompokkan stakeholders menjadi 4
kebijakan mengenai penanggulangan
yakni Key Player, Subject, Crowd dan
kematian ibu, wewenang tersebut diatur
Context Setter.
dalam Peraturan Walikota Semarang
a. Key Players
Nomor 62 tahun 2016 tentang kedudukan,
Key Players sebagai stakeholder yang
susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta
memiliki kekuasaan dan pengaruh yang
tata kerja Dinas Kesehatan Kota
besar. Dinas Kesehatan memiliki
Semarang.
Power yang besar dalam keterlibatan
3. Stakeholders Sekunder
penyusunan Peraturan Daerah Nomor 2
Kecamatan, Kelurahan, Keluarga, RT,
Tahun 2015 Tentang keselamatan ibu
RW, Dunia Usaha, dan Institusi
dan anak. Wewenang yang dimiliki
Pendidikan merupakan stakeholders
oleh Dinas Kesehatan didukung oleh
skunder dalam implementasi kebijakan
sumber daya yang dimiliki seperti
penaggulangan AKI di Kecamatan
anggaran yang besar dari Dinas
Pedurungan, stakeholders tersebut tidak
Kesehatan untuk penanggulangan
mempunyai kepentingan langsung
angka kematian ibu. Anggaran yang
terhadap penanggulangan kematian ibu
besar tersebut digunakan dalam
namun memiliki kepedulian dan peran
mendanai fasilitas guna meningkatkan
sebagai pendukung program
pelayanan kesehatan ibu sehingga
penanggulangan kematian ibu. upaya
memiliki intersest yang tinggi pula.
kepedulian yang dilakukan adalah dengan
ikutserta memberikan informasi terkait
b. Subject dilapangan tidak sampai membuat atau
Subject Merupakan stakeholders yang memutuskan kebijakan.
memiliki interset (Kepentingan) yang c. Context Setter
tinggi tetapi tidak memiliki power Context Setter merupakan stakeholders
(Kekuasaan) yang besar. Tenaga yang mempunyai power yang besar
Kesehatan (Bidan), IBI Kota tetapi untuk intersest yang dimiliki
Semarang, PKK dan FKK memiliki rendah. Pihak Kecamatan merupakan
kepentingan yang tinggi untuk ikut stakeholders yang tergolong dalam tipe
serta menanggulangai angka kemtian context Setter. Kekuasaan yang
ibu di Kecamatan Pedurungan. dimiliki oleh kecamatan yakni ikutserta
Kepentingan yang tinggi kaitanya dalam program atau rapat
dalam bentuk pendampingan ibu, penanggulangan angka kematian ibu di
pemberian pertolongan, sosialisasi dan Kecamatan Pedurungan karena sebagai
pemberian informasi yang semata-mata pemerintah daerah tertinggi dalam
agar tidak terjadi kasus kematian ibu. lingkup wilayah kecamatan. interest
Tenaga Kesehatan, IBI Kota Semarang, yang dimiliki termasuk rendah karena
PKK dan FKK juga menjadi kecamatan diluar sektor kesehatan.
stakeholders yang memang dibentuk d. Crowd
untuk salah satunya mengatasi Crowd merpakan stakeholders yang
permasalahan kematian ibu karena mempunyai interest dan power yang
diberikan anggaran khusus dalam rendah.. keluarga berupaya
kegiatanya. Peran yang besar mulai memberikan kesehatan untuk dirinya
dari pendataan, pemeriksaan sampai dan anggota keluarganya masing-
upaya pendampingan. tingginya masing tidak meluas ke lingkungan
kepentingan yang dimiliki oleh atau masyarakat kecamatan
stakeholders tersebut ternyata pedurungan. Sehingga kecil kekuasaan
kekuasaan yang dimiliki termasuk dan kepentingan dalam upaya
rendah karena tidak berwenang dalam penanggulangan kematian ibu di
merubah atau mempengaruhi kebijakan Kecamatan Pedurungan. Begitu juga
yang ada hanya sebatas memberikan institusi pendidikan dan dunia usaha,
saran atas permasalahan yang ada tupoksi dan kegiatan dalam lembaga
tersebut tidak berkaitan langsung mendapat penghargaan dari IndoHCF.
dengan program dan kegaiatan dalam Dinas Kesehatan dalam menjalankan
penanggulangan angka kematia ibu. peranya turut sebagai pihak yang
RT, RW, dan kelurahan juga bekerjasama dengan stakeholder lain
merupakan stakeholders yang serta memberikan atau menyediakan
termasuk dalam tipe crowd. pelayanan kesehatan ibu kepada
Stakeholders tersebut tidak memiliki masyarakat. Sebagai Fasilitator Dinas
kepentingan yang tinggi hanya sebagai Kesehatan menyediakan pelayanan
pendukung atau ikut membantu dalam kesehatan diantaranya dalam penyediaan
isu penanggulangan kematian ibu dan alat kesehatan khususnya pemeriksaan
kekuasaan yang dimiliki rendah. ibu, pembangunan puskesmas dan
B. Identifikasi Peran Stakeholders dalam pemeriksaan gratis bagi warga Kota
Implementasi Kebijakan Semarang yang telah dilakukan hingga
Penanggulangan Angka Kematian Ibu saat ini. Dinas Kesehatan berperan dalam
Studi Kasus Kecamatan Peduruangan pihak yang mengkoordinasi dan
Kota Semarang menggerakkan semua stakeholders
1. Dinas Kesehatan Kota Semarang termasuk pengalokasian anggaran. Namun
Peran Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam hal kerjasama khususnya dengan
yaitu merumuskan kebijakan untuk dunia usaha di kecamatan Pedurungan
menekan angka kematian ibu sebagai belum maksimal dilakukan.
Policy Creator, kebijakan Perda Kota 2. Tenaga Kesehatan
Semarang nomor 2 Tahun 2015 tentang Tenaga kesehatan (bidan) merupakan
keselamatan ibu dan anak merupakan stakeholder yang berperan sebagai
bentuk perwujudan dari peran yang telah fasilitator dalam melakukan pemeriksaan
dilakukan, Peran Dinas kesehatan juga mulai dari masa kehamilan, melahirkan
sebagai Akselerator dalam upaya sampai nifas, sosialisasi mengenai
mempercepat penanggulangan AKI, keselamatan ibu, hingga koordinasi
Program khusus yang telah diciptakan dengan pihak lain. Peran yang telah
untuk menekan angka kematian ibu dilakukan oleh tenaga kesehatan di
diantaranya adalah Gasurkes KIA dan Kecamatan Pedurungan sendiri yakni
Aplikasi sayang bunda yang telah membuka hari praktek di Puskesmas, dan
pemeriksaan di posyandu serta melakukan Dunia usaha juga dilakukan oleh IBI Kota
konseling dan sosialisasi ke sekolah Semarang, tetapi untuk Kecamatan
hingga karang taruna. Peran sebagai Pedurungan belum dilakukan. IBI kota
koordintor juga telah dilakukan oleh Semarang sebagai koordinator berperan
tenaga kesehatan bidan puskesmas seperti dalam menjadi wadah bagi tenaga
wadah penyampaian laporan dari kesehatan seluruh Kota Semarang
Gasurkes KIA (Tenaga kesehatan bidan termasuk kecamatan Pedurungan.
lapangan) dan bidan mandiri untuk 4. PKK Kecamatan Pedurungan
bersama-sama ditindak lanjuti. PKK sebagai implementer sebagai upaya
Pemeriksaan yang dilakukan di menciptkan peningkatan kesehatan. PKK
Puskesmas membuka hari praktek dua kali Kecamatan Semarang sebagai fasilitator
dalam seminggu, sehingga banyak memiliki peran dalam mendata dan
masyarakat yang mengantri cukup lama. pendampingan ibu hamil di wilayah
3. IBI Kota Semarang masing-masing. Peran yang telah
dilakukan seperti mendata dan
IBI Kota Semarang sebagai fasilitator
pendampingan ibu hamil yang mengalami
berperan dalam memberikan sosialisasi
resiko tinggi khususnya dalam
dan penyuluhan perihal kesehatan ibu
memberikan dukungan dan
kepada masyarakat, Pemberian pelatihan
menyampaikan kendala ke puskesmas
kepada para bidan, Pemberian sanksi juga
terkait yang dilakukan minimal sekali
menjadi peran IBI terhadap bidan yang
dalam sebulan untuk pendampingan.
lalai serta sekaligus melakukan
Peran PKK Kecamatan Pedurungan dalam
pembinaan. Sosialisasi juga dilakukan
pendampingan ibu hamil lebih
oleh IBI Kota semarang, sosialisasi yang
memberikan dukungan dan menanyakan
dilakukan di sekolah-sekolah salah
hal-hal umum seperti akan melahirkan
satunya pernah dilakukan di SMA 2
dimana nantinya, ke tempat persalinanya
Semarang Kecamatan Pedurungan. Ikatan
naik kendaraan apa. Koordinasi juga
Bidan Indonesia memberikan edukasi
dilakukan misal dengan Gasurkes KIA
mengenai pencegahan penyakit yang
untuk melaporkan warga yang hamil
berkaitan dengan kesehatan reproduksi
terutama resiko tinggi. PKK juga
dan pembagian tablet Fe dan manfaat yang
mengadakan konseling dan edukasi ke
diperolah. Sosialisasi dan penyuluhan di
remaja terkait kesehatan reproduksi dan turut membantu memberikan
seks bebas. PKK Kecamatan Pedurungan pendampingan dalam upaya kesehatan ibu
sebagai koordinator bagi PKK kelurahan mulai dari hamil resiko tinggi sampai
hinggga kader dalam melakukan masa nifas di seluruh wilayah Kecamatan
pendampingan kesehatan ibu. RT dan RW Pedurungan. Kecamatan sebagai
juga menjadi stakeholders pendukung koordinator yang berperan dalam
bagi PKK kaitanya dalam meminta penggerak bagi kelurahan, RT dan RW di
pertolongan dan bantuan apabila menemui seluruh kecamatan Pedurungan untuk
masalah karena sebagai tokoh masyarakat terlibat aktif dalam membantu penurunan
yang dihormati. AKI. Peran yang telah dilakukan yakni
5. FKK Pendampingan dilakukan minimal dua
FKK sebagai Fasilitator berperan dalam kali dalam sebulan, namun pihak
mendata dan pendampingan ibu hamil kecamatan sudah melakukan
khususnya yang memiliki resiko tinggi pendampingan sejumlah empat kali dan
dan melakukan kerjasama dan koordinasi anggaran yang dikeluarkan juga dari dana
dengan pihak lain serta membantu upaya pribadi karena memang peran yang
pertolongan ibu. peran yang telah dilakukan hanya sebagai stakeholders
dilakukan oleh FKK adalah pendukung. Himbauan dan informasi
pendampingan ibu hamil yang dilakukan mengenai kesehatan ibu dan keluarga
juga saat disela-sela melakukan berencana juga sering kali di sisipkan
pemberantasan jentik nyamuk yang diberbagai pertemuan yang
dilakukan setiap RW Perminggu. memungkinkan sebagai bentuk peran
Memanfaatkan media sosial dalam upaya fasilitator yang dilakukan.
koordinasi yang cepat dan murah serta 7. Kelurahan
penyediaan ambulan desa, namun untuk Kelurahan berperan sebagai fasilitator
pembentukan bank darah digunakan dalam memantau ibu hamil, melahirkan
ketika terjadi kasus pendarahan yang dan nifas sekaligus sosialisasi kesehatan
dialami ibu hamil belum dilakukan ibu di kelurahan masing-masing di
dengan maksimal. Kecamatan Pedurungan. Peran yang telah
6. Kecamatan dilakukan diantaranya Pemantauan
Kecamatan sebagai pihak fasilitator yang kesehatan ibu yang dilakukan setiap hari
jumat sekaligus pemeriksaan jentik dalam memberikan dukungan bagi
nyamuk di rumah warga Pemantauan yang penanggulangan kematian ibu dalam
dilakukan juga atas kerjasama dan bentuk bantuan atau pertolongan.
koordinasi dengan pihak lain seperti 9. RW
Gasurkes KIA dari Dinas Kesehatan. RW (Rukun Warga) sebagai fasilitator
Kelurahan bila mendapatkan informasi berperan dalam membantu juga dalam
adanya ibu hamil di wilayahnya segera melakukan pendampingan kepada warga
memberitahu ke Gasurkes KIA untuk yang ada di wilayah RW di Kecamatan
segera di tindak lanjuti. Pemantauan juga Pedurungan. Implementasi yang
sudah maksimal dilakukan dengan adanya dilakukan terhadap peran tersebut yakni
sosialisasi dan datang kerumah warga Selama sebulan sekali RW melakukan
setiap minggunya. Kelurahan kerjasama pendampingan dan menyampaikan perihal
antar swasta belum ada, hanya sebatas kesehatan ibu pada pertemuan dengan
memberikan surat ijin cuti kepada warga masyarakat jika memungkinkan serta
yang bekerja di pabrik bersangkutan. menyampaikan ke RT terkakit informasi-
8. RT informasi penting dalam upaya
RT (Rukun Tetangga) sebagai fasilitator pencegahan kematian ibu. sebagai
mempunyai peran dalam mendampingi Fasilitator RW juga memberikan bantuan
ibu hamil di lingkungan RT nya. Kegiatan dan pertolongan kepada masyarakat ketika
yang telah dilakukan terkait peran membutuhkan pertolongan.
tersebut yakni menyampaikan informasi 10. Keluarga
mengenai kehamilan dan sosialisasi Keluarga merupakan pihak yang paling
terkait kesehatan dan keselamatan ibu. dekat dengan ibu yang memiliki peran
Penyampaian informasi dan sosialissai sebagai fasilitator dalam memberikan
dilakukan tidak hanya datang dirumah dukungan dan kenyamanan bagi ibu
tetapi juga saat acara kumpul bersama hamil, melahirkan atau nifas. Motivasi
warga. pendampingan seringkali bersama juga menjadi hal penting untuk kelancaran
dengan stakeholders lain untuk nantinya terutama pada masa kehamilan dan
selalu dipantau jika mengelami masalah melahirkan untuk menghindari stress agar
seperti rencana transportasi dan tempat bayi dan ibu sama-sama sehat sampai
melahirkan. RT juga sebagai Fasilitator persalinan. Peran yang telah dilakukan
yakni seperti mengantar ibu hamil untuk Institusi Pendidikan sebagai fasilitator
memeriksa kehamilanya meski seringkali memiliki peran untuk mengedukasi
ibu hamil ada yang memeriksa terhadap siswa mengenai kesehatan
kehamilanya sendiri, mencegah untuk reproduksi termasuk kesehatan ibu
melakukan pekerjaan yang berat dan khususnya dalam persiapan pranikah.
beresiko. Tidak semua keluarga mengerti SMA 2 Semarang sebagai salah satu SMA
mengenai informasi kesehatan untuk ibu di Kecamatan Pedurungan telah
seperti ada keluarga yang tidak melakukan peran tersebut khususnya di
mengetahui tentang kelas ibu hamiil dan kelas sebelas yang ada materi khususnya
pentingnya untuk si ibu. terkait kesehatan reproduksi dan
11. Dunia Usaha kesehatan ibu. Kerjasama dengan
puskesmas juga dilakukan untuk
Dunia Usaha berperan sebagai fasilitator
memberikan edukasi langsung kepada ahli
dalam memberikan kenyamanan dan
tenaga kesehatan dengan pemberian obat
perlindungan kerja bagi karyawan yang
anemi untuk siswi disekolah.
sedang hamil, melahirkan dan nifas.
Penyampaian materi tidak bisa secara
Bentuk peran yang telah dilakukan yaitu
mendetail karena terhambat oleh jam
pemberian waktu istirahat, makan, dan
pelajaran dan materi lain yang juga perlu
prilaku yang baik terhadap karyawan.
dibahas.
Pemberian Cuti hamil dan fokus atas
PENUTUP
kehamilanya juga diperbolehkan jika
A. Kesimpulan
memang kondisinya sudah tidak
memungkinkan untuk bekerja. Sektor Stakeholders yang terlibat dalam
UMKM yang tidak memiliki regulasi implementasi kebijakan penanggulangan
khusus membuat upaya perlindungan angka kematian ibu di Kecamatan
seperti memberikan tunjangan menjadi Pedurungan Kota Semarang yakni Dinas
terhambat. Sistem dunia usaha terutama Kesehatan sebagai stakeholders kunci
UMKM yang bersifat kekeluargaan pihak yang memiliki wewenang tinggi
membuat kontrol terhadap kondisi ibu dalam pengambilan keputusan dan
hamil lebih diperhaikan. perumusan kebijakan berperan sebagai
12. Institusi Pendidikan policy creator, fasilitator, akselerator, dan
koordinator. Ikatan Bidan Indonesia Kota
Semarang, PKK Kecamatan Pedurungan, terutama beberapa peran yang hampir
FKK (Forum Kesehatan Kelurahan), sama.
Tenaga Kesehatan sebagai stakeholders 4. Pelatihan keterampilan para kader PKK
primer karena memiliki keterlibatan dan FKK yang memiliki keterbatasan
langsung dalam kebijakan pengetahuan tentang dalam upaya
penanggulangan angka kematian ibu serta memberikan informasi terkait mengenai
sebagai garda terdepan karena sebagai tanda-tanda bahaya pada ibu hamil dan
stakeholders yang dibekali dengan upaya pengetahuan kesehatan kehamilan
pengetahuan kesehata dan berperan agar jika terjadi resiko tinggi kehamilan
sebagai fasilitator, implementator. RT dapat diatasi dengan cepat dan tepat.
(Rukun Tetangga), RW (Rukun Warga), 5. Dinas Kesehatan perlu melibatakan
Keluarga, Kecamatan, kelurahan, Dunia stakeholders dalam proses perencanaan
Usaha dan institusi Pendidikan sebagai baik itu sumberdaya manusia, pendanaan
stakeholders Sekunder karena hanya atau anggaran terutama petugas lapangan
sebagai pendukung dan kepedulian yang mengetahui seluk beluk
terhadap isu mengenai penanggulangan permasalahan langsung di masyarakat.
kematian ibu di Kecamatan Pedurungan. 6. Penumbuhan dan penguatan komitmen
yang masing-masing berperan sebagai oleh berbagai stakeholders dengan
fasilitator. pengadaan pertemuan rutin perlu
B. Saran dilakukan sebagai upaya memperluas
1. Upaya mensinergiskan seluruh kepedulian mengenai kematian ibu.
stakeholders Dinas Kesehatan dapat 7. Bagi stakeholders eksternal seperti RT,
menjadi pemimpin utama untuk RW, Kecamatan, Kelurahan bahkan
memastikan peran yang dilakukan bekerja sampai dunia usaha dan institusi
dengan optimal. pendidikan bersikap terbuka dengan
2. Stakeholders harus saling mengetahui masyarakat untuk mengedukasi, ikut
peran yang dilakukan satu sama lain agar membantu mengupayakan dan
penanganan penanggulangan kematian memberikan kepedulian dengan
ibu cepat dilakukan. masyarakat sekitar yang membutuhkan
3. Koordinasi dan komunikasi perlu selalu pertolongan untuk keselamatan ibu
dilakukan oleh Seluruh Stakeholders
dengan porsi dan kemampuan yang Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. 2012. Jakarta: PT. Gramedia
dimiliki masing-masing.
Pustaka Umum
8. Perlu adanya kerjasama dengan pihak Kemenkes Republik Indonesia. Profil
Kesehatan Nasional Tahun 2018.
swasta atau organisasi peduli kesehatan
www.kemkes.go.id/. Diakses Pada
yang nantinya diharapkan dapat 17 Januari 2019
Kusumanegara, Solahuddin. 2010. Model
membantu baik dalam bentuk pendanaan
Dan Aktor Dalam Proses Kebijakan
(Sponsorship) atau tenaga. Publik. Gava Media: Yogyakarta
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Kualitatif. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung
Agustino, Leo. 2016. Dasar-Dasar Nugroho, Hermawan cahyo et al. 2014.
Kebijakan Publik. Bandung: Koordinasi Pelaksanaan Program
Alfabeta. Pengembangan Kawasan
Anggara, Sahya. 2014. Kebijakan Agropolitan di Kabupaten
Publik. Bandung: Pustaka Setia Nganjuk. Jurnal Pembangunan
ASEAN. ASEAN Statistical Report on dan Lestari Alam. Vol.5 No.2
Millennium Development Goals Pasolong, Harbani. 2012. Metode
2017. www.asean.org/ Diakses Penelitian Administrasi Publik.
pada 16 September 2018 Bandung: Alfabeta
Bryson, Jhon M. 2004. What Do When Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor
Stakeholders Matter: Stakeholders 2 Tahun 2015 Tentang Keseelamatan
Identification and Analysis Ibu dan Anak
Techniques. Minneapolis: Hubbert Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik
H. Humphrey Institute Of Public (Teori, Proses, dan Studi Kasus).
Affairs Yogyakarta: CAPS.
Dinkes Provinsi Jateng. Profil Yuniningsih, Tri dan Sri Suwitri. 2019.
Kesehatan Kabupaten atau Kota di Jejaring Kebijakan. Semarang:
Jawa Tengah Tahun 2018. Program Studi Doktor
www.dinkesjatengprov.go.id/. Administrasi Publik Press FISIP
Diakses pada 17 September 2019 UNDIP
Dinkes Kota Semarang. Profil Yosevita, Latupapua. 2015. Implementasi
Kesehatan Kota Semarang Tahun Peran Stakeholder dalam
2017.http://www.dinkes.semarangk Pengembangan Ekowisata di
ota.go.id/ Diakses pada 17 Taman Nasional Manusela (TNM)
September 2018 di Kabupaten Maluku Tengah.
Dinkes Kota Semarang. Profil Kesehatan Jurnal Agroforestri. Volume 10
Kota Semarang Tahun 2018. Nomor 1
http://www.dinkes.semarangkota.go.
id/ Diakses pada 10 Juni 2019
Iswidodo. 2016. Mengapa Angka
Kematian Ibu di Kota Semarang
Sangat Tinggi. Tribunjateng

Anda mungkin juga menyukai