BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
8
9
adopsi perilaku melalui proses seperti proses diatas yaitu didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
a. Tahu (know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (aplication)
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (syinthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
f. Evaluasi (evaluation)
a. Umur
matang.
11
b. Jenis kelamin
c. Pendidikan
d. Pengalaman
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
4. Skoring/penilaian pengetahuan
angket yang menanyakan tentang sesuatu materi yang ingin diukur dari
2003) yaitu:
12
B. Perilaku
menimbulkan lebih dari satu respons yang berbeda dan beberapa stimulus yang
berbeda dapat saja menimbulkan satu respons yang sama (Azwar, 1995).
secara langsung seperti pikiran, perasaan, dan kehendak serta perilaku yang
perilaku adalah manifestasi dari suatu proses mental secara internal yang dapat
diobservasi dan diukur dengan berbagai cara baik secara langsung maupun tidak
langsung.
sebagainya. Gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor lain yaitu
pengaruhi oleh:
a. Pengetahuan ibu
b. Tingkat pendidikan.
c. Sikap
d. Nilai
dipengaruhi oleh:
a. Status pekerjaan.
b. Pendapatan keluarga.
d. Ketersediaan waktu
dipengaruhi oleh:
a. Motivasi petugas.
b. Kedisiplinan petugas.
c. Orang tua
14
Adapun Blum menjelaskan seperti dikutip Azwar tahun 1998 ada tiga
1. Faktor Lingkungan
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Sosial Budaya
d. Fisik
e. Pendapatan
2. Faktor Keturunan
a. Jumlah
b. Distribusi
c. Pertumbuhan
d. Faktor genetik
a. Pengobatan
b. Rehabilitasi
c. Pencegahan
15
C. Demam
1. Pengertian
pada manusia hidup subur pada suhu 370 celsius. Meningkatnya suhu tubuh
mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk membuat lebih banyak sel darah
putih, membuat lebih banyak antibodi dan membuat lebih banyak zat-zat lain
Suhu tubuh kita biasanya paling tinggi pada sore hari. Suhu tubuh dapat
berpakaian tebal, obat-obatan, suhu kamar yang panas, dan kelembaban yang
tinggi. Ini terutama pada anak-anak. Suhu tubuh orang dewasa kurang
(virus, bakteri, parasit). Demam juga bisa disebabkan oleh faktor non infeksi
seperti kompleks imun, atau inflamasi (peradangan) lainnya. Ketika virus atau
bakteri masuk ke dalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih atau leukosit
16
Selain itu demam yang terjadi karena infeksi bakteri atau virus, pada
permanen seperti anggapan yang telah dianut selama ini. Demam adalah hal
yang biasa terjadi pada anak dan bukan merupakan suatu indikasi penyakit
laku atau gejala-gejala tambahan seperti kesulitan bernafas, kaku kuduk atau
kehilangan kesadaran. Hanya demam diatas 42,20 Celcius yang telah diketahui
2. Patofisiologi demam
tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan dan
tidak disertai peningkatan set point (Julia, 2000). Demam adalah sebagai
zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing
dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal
17
dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang
Hal ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara
anak. Suhu yang tinggi tersebut akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh
(sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan
3. Jenis-jenis demam
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat
demam septik.
c. Demam intermiten
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali
disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
4. Klasifikasi demam
oleh dokter anak dalam merawat anak berusia kurang dari 36 bulan.
Istilah ini biasanya digunakan bila demam tanpa localizing signs bertahan
sakit.
20
5. Dampak demam
a. Dampak positif
memerangi mikroorganisme).
b. Dampak negatif
di antara 6 bulan dan 3 tahun, berada dalam risiko kejang demam (febrile
kecemasan, stress dan fobia tersendiri bagi orang tua. Oleh karena itu, ketika
menurunkan demam. Salah satu upaya yang sering dilakukan orang tua untuk
diberikan bila suhu tubuh anak mencapai 39 derajat Celsius karena selain
(Anonimus 2010).
Anak perlu ditemani oleh orang tua agar anak merasa aman dan nyaman.
Berikan mainan atau boneka kesukaannya pada saat anak tidur atau ceritakan
dongeng agar anak merasa nyaman. Cobalah untuk memberikan minum lebih
Kegiatan fisik tidak perlu dibatasi, kecuali untuk aktivitas fisik berat.
Kompres yang disepakati saat ini adalah kompres dengan air suam-suam
kuku atau air hangat, setelah pemberian antipiretik pada kasus demam yang
cukup tinggi. Kompres dengan air dingin (es) atau alkohol sangat tidak
Untuk pakaian, ada baiknya bila anak menggunakan pakaian yang tipis
(misalnya kaos oblong atau singlet) agar panas dapat keluar dengan mudah.
dengan air panas maupun dingin dan jangan lupa pula untuk memberikan obat
Pedoman yang harus diketahui oleh orang tua tentang demam pada
a. Definisi demam adalah bila suhu oral > 37,8 derajat celcius.
c. Antipiretik digunakan bila suhu > 39 derajat celcius. Demam yang ringan
d. Kompres pada anak dapat dilakukan bila suhu > 40 derajat celcius setelah
normal.
meyakinkan bahwa anak memang memerlukan obat dan pada saat anak
dapat diberikan pada saat anak mulai demam dengan interval pemberian
setiap 4 jam.
j. Dianjurkan kepada orang tua untuk mengamati gejala klinis lain seperti
sesak nafas, nyeri saat berkemih, penurunan kesadaran, dari pada hanya
Jika demam ringan dan tidak ada masalah-masalah lain yang timbul,
Masuknya cairan yang banyak lalu dikeluarkan lagi dalam bentuk urin,
merupakan salah satu cara untuk menurunkan suhu tubuh (Anonimus, 2010).
24
7. Agen-agen antipiretik
dan aspirin. Ibuprofen dapat diberikan untuk anak berumur > 6 bulan, namun
tidak dianjurkan diberikan pada anak dengan dehidrasi atau sering muntah.
Walaupun masih ada pro dan kontra, sampai saat ini masih diseakati
obat antipiretik dapat diberikan ke anak dengan dosis yang tepat. Ada banyak
golongan obat antipiretik yang beredar dan dijual bebas, seperti parasetamol,
Dalam hal keamanan dan efektivitas, saat ini dokter hanya menggunakan
(tidak boleh diberikan) karena dapat menyebabkan sindrom Reye yang berat
sebagai obat demam yang paling aman untuk anak. Parasetamol bekerja
dengan cara menurunkan set point suhu tubuh yang ada di otak
(hipotalamus). Obat ini dapat dibeli secara bebas, baik dalam bentuk tablet
mg/kg berat badan setiap kali pemberian dan dalam sehari dapat diberikan
sampai 5 kali (total dosis tidak melebihi 50 mg/kg berat badan dalam sehari).
25
Jadi, jika anak memiliki berat badan 20 kg, ia perlu diberi 200 mg parasetamol
setiap kali pemberian dan dalam sehari total pemberian tidak boleh melebihi
1.000 mg. efek samping parasetamol cenderung ringan, seperti muntah, mual,
kepada bayi atau anak-anak kerena sistem tubuh dan fungsi organ pada bayi
dan anak-anak masih belum tumbuh sempurna. Gangguan organ tubuh yang
bias terjadi adalah gangguan saluran cerna, gangguan ginjal, gangguan fungsi
lainnya adalah reaksi alergi karena obat. Gangguan tersebut mulai dari yang
ringan seperti raum, gatal sampai dengan yang berat seeperti pembengkakan
bibir atau kelopak mata, sesak, hingga dapat mengancam jiwa (reaksi
anafilaksis).
kuman yang baik dan berguna yang ada didalam tubuh kita. Sehingga tempat
yang semula ditempati oleh bakteri baik ini akan diisi oleh bakteri jahat atau
D. Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
kuman tertentu. Kebal atau resisten terhadap suatu penyakit belum tentu kebal
imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada
tertentu.
2. Tujuan Imunisasi
imunisasi adalah untuk mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak
sekolah.
27
3. Manfaat Imunisasi
4. Jenis-Jenis Imunisasi
1. Imunisasi aktif
aktif adalah imunisasi polio atau campak. Dalam imunisasi aktif, terdapat
agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau menstabilkan antigen dan
c. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur
2. Imunisasi pasif
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma
manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui placenta) atau
binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah
penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka
29
kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir,
Bayi tersebut menerima berbagai jenis anti body dari ibunya melalui
a. Difteri
melalui kontak fisik dan pernafasan. Gejala awal penyakit adalah radang
tenggorokan, hilang nafsu makan dan demam ringan. Dalam 2-3 hari
dan mitis. Strain gravis menyebabkan suatu lebih berat dan mortalitas
lebih tinggi dari strain mitis. Hal ini dianggap tak tepat. Strain ini
dibawanya. Ada strain gravis, mitis dan intermedius basil difteri yang
tidak toksik yang bisa menyebabkan penyakit seperti difteri. Spesies ini
dan spesies lain yang berhubungan telah terbukti sensitif terhadap faga
30
Difteri dapat ditularkan melalui batuk dan bersin orang yang terkena
b. Pertusis
Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah penyakit pada
batuk atau bersin. Gejala penyakit adalah pilek, mata merah, bersin
demam dan batuk ringan yang lama kelamaan batuk menjadi parah dan
(Depkes, 2005).
terjadi sedikit saja rangsangan akan terjadi batuk yang hebat dan lama.
Serangan batuk lebih sering pada malam hari, batuk terjadi beruntun dan
pada akhir batuk menarik nafas panjang terdengar suara “hup” (whoop)
yang khas, biasanya disertai muntah. Batuk bisa mencapai 1-3 bulan, oleh
karena itu pertusis disebut juga dengan batuk 100 hari. Pada stadium
yang makin lama makin keras. Pada stadium selanjutnya disebut stadium
paroksismal, baru timbul gejala khas berupa batuk lama atau hebat,
Stadium paroksismal ini berlangsung 4-8 minggu. Pada bayi batuk tidak
khas, “whoop” tidak ada tetapi sering disertai penghentian nafas sehingga
bayi menjadi biru. Akibat batuk yang berat dapat terjadi pendarahan
c. Tetanus
pada lingkungan yang tidak terdapat zat asam (oksigen). Tetanus dapat
disebabkan karena pemotongan tali pusar tanpa alat yang steril atau
32
bisa terinfeksi karena luka yang kotor atau luka terkontaminasi spora
kuman tetanus. Kuman ini paling banyak terdapat pada usus kuda
Gejala awal penyakit ini adalah kaku otot pada rahang, disertai
kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan
demam. Pada bayi terdapat juga gejala berhenti menetek antara 3-28 hari
setelah lahir. Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh
2005).
Masa inkubasi antara 4-5 hari sampai lebih dari satu bulan
sesudah infeksi melalui suatu luka yang sepele, seperti karena duri, kuku
d. Tuberculosis
pernapasan lewat bersin atau batuk. Gejala awal penyakit adalah lemah
badan, penurunan berat badan, demam dan keluar keringat pada malam
hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus menerus, nyeri dada dan
(mungkin) batuk darah. Gejala lain tergantung pada organ yang diserang.
33
2005).
e. Campak
Disebabkan melalui droplet bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal
(mata merah). Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian
f. Poliomyelitis
disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio
dibawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut (acute flaccid
nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian
ditangani.
g. Hepatitis B
melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses
perut dan gejala lain seperti flu. Urine menjadi kuning, kotoran menjadi
pucat. Warna kuning bisa terlihat pula pada mata atau pun kulit. Penyakit
ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan Cirrhosis hepatis, kanker hati
- BCG.
karena luka ini akan sembuh dengan sendirinya secara spontan. Kadang
- DPT.
- Campak
kemerahan selama tiga hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.
- Polio
- Hepatitis B
pasca imunisasi (KIPI) yang merupakan insiden medik yang terjadi setelah
kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah
dapat mencapai masa 42 hari (artritis kronik pasca vaksinasi rubella) atau
demam pasca imunisasi DPT yang dapat diantisipasi dengan obat penurun
panas. Meski demikian, bisa juga reaksi induksi vaksin berakibat parah
Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat dan
dapat dibagi menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta
reaksi lainnya. Pada umumnya makin cepat KIPI terjadi makin berat
gejalanya.
a) Reaksi (kecuali anafilaksis) tidak terjadi bila anak kebal (kurang lebih
90% anak yang menerima dosis kedua), anak diatas umur 6 tahun jarang
pada penerima dosis pertama (2 per 1,4-3,4 juta dosis), sedangkan resiko
E. Kerangka Teori
Pengetahuan
- Predisposing
- Enabling
Imunisasi - Reinforsing
Demam Tidak
Demam
Perilaku terhadap
demam pasca imunisasi
Gambar 1
Kerangka Teori
F. Kerangka Konsep
Gambar 2
Kerangka Konsep
Hubungan Antara Pengetahuan Ibu tentang imunisasi dan demam pasca imunisasi
dengan Perilaku Pemberian Obat Penurun Panas pada Anak Demam Pasca Imunisasi
G. Hipotesis
hipotesa yaitu ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dan
demam dengan perilaku pemberian obat penurun panas pada anak demam pasca
imunisasi.