Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PSIKOLOGI DEPRESI

Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Eka Nurjannah 4102 0219 A001
2. Hanum Nurhaliza 4102 0219 A002
3. Ikrar A. Ramadhan 4102 0219 A003

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Psikologi Depresi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
kami, Dr. Awis Hamid Dani, M.MPd. pada mata kuliah Pengantar Psikologi. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang materi Depresi bagi para
pembaca dan juga penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan untuk pembelajaran kami
kedepannya.

Cirebon, 2 Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1


B. TUJUAN ............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

A. PENGERTIAN DEPRESI .................................................................................. 3


B. FAKTOR PENYEBAB ...................................................................................... 4
C. GEJALA ............................................................................................................ 5
D. RISIKO YANG DITIMBULKAN ..................................................................... 6
E. JENIS-JENIS DEPRESI ..................................................................................... 7
F. CARA PENCEGAHAN DEPRESI .................................................................... 9
G. CARA PENANGGULANGAN DEPRESI ........................................................ 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 10

A. KESIMPULAN ................................................................................................... 10
B. SARAN ............................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia akan mengalami suatu kesulitan dan cobaan dalam hidupnya. Kesulitan
dan cobaan yang tidak merasa sedemikian berputus asa hingga bunuh diri, tetapi mungkin
mempunyai pengalaman depresi sewaktu-waktu. Yang akan membawa mereka kedalam
pemikiran yang menyulitkan dan dicurahkan dalam berbagai macam bentuk.
Di era globalisasi ini, tak sedikit manusia mengalamai stress, kecemasan dan
kegelisahan. Apalagi dunia saat ini sedang mengalami pandemi global yang disebabkan
oleh virus corona atau Covid-19. Hal itu berimbas pada kegiatan ekonomi masyarakat,
karena hampir seluruh negara terdampak menerapkan lockdown atau PSBB jika di
Indonesia. Penerapan tersebut membuat banyak pekerja yang PHK atau dirumahkan,
dimana hal tersebut akan sangat berpengaruh pada psikis mereka. Penelitian menunjukan,
orang-orang yang terkena dampak finansial, kehilangan pekerjaan, pada saat masa depresi
besar lebih rentan memiliki masalah kesehatan mental. Namun, sayangnya masih ada
orang yang berpikir bahwa depresi bukan benar-benar suatu penyakit. Jika dibandingkan
dengan AIDS, depresi jauh lebih bertanggung jawab terhadap kematian. Karena
merupakan sumber dari berbagai penyakit.
Menurut Maramis (1998 : 107), depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi
dengan komponen psikologis seperti rasa sedih, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, putus
asa dan penyesalan yang patologis. Depresi juga disertai dengan komponen somatik seperti
anorexia, konstipasi, tekanan darah dan nadi menurun. Dengan kondisi yang demikian,
depresi dapat menyebabkan individu tidak mampu lagi berfungsi secara wajar dalam
hdupnya.
Untuk itu makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca dan juga
kami sebagai penyusun, agar lebih memahami tentang materi depresi ini.

B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini antar lain :
1. Memahami pengertian depresi.
2. Mengetahui faktor penyebab depresi.
3. Mengetahui gejala depresi.
4. Mengetahui risiko yang dapat ditimbulkan dari depresi.

1
2

5. Mengetahui jenis-jenis depresi.


6. Mengetahui cara mencegah dan menanggulangi masalah depresi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Depresi
Istilah depresi sudah begitu populer dalam masyarakat dan semua orang
mengetahuinya, termasuk orang yang awam dalam bidang kedokteran dan
psikologi. Akan tetapi, arti sebenarnya dari depresi itu sukar didefinisikan secara
tepat. Depresi adalah kata yang memiliki banyak nuansa arti. Sebagian besar di
antara kita pernah merasa sedih atau jengkel, menjalani kehidupan yang penuh
masalah, merasa kecewa, kehilangan dan frustasi. Namunu, secara umum perasaan
itu cuku normal dan merupakan reaksi sehat yang berlangsung cukup singkat dan
mudah dihalau.
Depresi biasanya terjadi saat stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung
reda. Dan depresi yang dialami berkorelasi dengan kejadian dramatis yang baru
saja menimpa seseorang, misalnya kematian seseorang yang sangat dicintai atau
kehilangan pekerjaan yang sangat dibanggakan, maka hal itu merupakan kejadian
yang wajar jika terjadi pada minggu-minggu pertama. Tetapi keadaan ini di sebut
depresi jika kesedihan yang mendalam tetap ada dalam jangka waktu yang lama,
misalnya enam bulan setelah kehilangan orang yang dicintai.
Depresi ialah gangguan mental yang sering terjadi ditengah masyarakat.
Berawal dari stres yang tidak diatasi, maka bisa jatuh ke fase depresi. Rathus
(1991) menyatakan orang yang mengalami depresi umumnya mengalami
gangguan yang meliputi keadaan emosi, motivasi, fungsional, dan gerakan tingkah
laku serta kognisi. Sedangkan menurut Atkinson (1991) depresi sebagai suatu
gangguan mood yang divirikan tak ada harapan dan patah hati, ketidak berdayaan
yang berlebihan, tak mampu konsentrasi, tak punya semangat hidup, selalu tegang,
dan mencoba bunuh diri.
Secara sederhana depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan, suatu
perasaan tidak ada harapan lagi. Menurut Dr. Jonatan Trisna bahwa depresi adalah
suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya
gerak dan fungsi tubuh. Mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada keadaan
tak berdaya.
Jadi, depresi merupakan gangguan emosional atau suasana hati yang buruk yang
ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan, perasaan bersalah
dan tidak berarti. Sehingga seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan

3
4

berperilaku) tersebut dapat mempengaruhi motivasi untuk beraktivitas dalam


kehidupan sehari-hari maupun pada hubungan interpersonal.

B. Faktor Penyebab Depresi


Menurut Kaplan (2002) dan Nolen-Hoeksema & Girgus (dalam Krenke &
Stremmler, 2002), faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi
atas : faktor biologi, faktor psikologis/kepribadian dan faktor sosial. Dimana ketiga
faktor tersebut dapat saling mempengaruhi satu sa ma lain.
1. Faktor Biologi
Beberapa peneliti menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik
dan sistem limbik serta ganglia basalis dan hypothalamus. Dalam penelitian
biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmiter yang
paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Pada wanita, perubahan
hormon dihubungkan dengan kelahiran anak dan menoupose juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya depresi. Penyakit fisik yang berkepanjangan
sehingga menyebabkan stress dan juga dapat menyebabkan depresi.
2. Faktor Psikologis/Kepribadian
Pemikiran irasional yaitu pemikiran yang salah dalam berpikir seperti
menyalahkan diri sendiri atas ketidak berutungan. Sehingga individu yang
mengalami depresi cenderung menganggap bahwa dirinya tidak dapat
mengendalikan lingkungan dan kondisi dirinya. Hal ini dapat menyebabkan
pesimisme dan apatis.
3. Faktor Sosial
1) Kejadian tragis seperti kehilangan seseorang atau kehilangan dan
kegagalan pekerjaan.
2) Pasca bencana
3) Melahirkan
4) Masalah keuangan
5) Ketergantungan terhadap narkoba atau alkohol
6) Trauma masa kecil
7) Terisolasi secara sosial
8) Faktor usia dan gender
9) Tuntutan dan peran sosial, misalnya untuk tampil baik atau menjadi yang
terbaik di sekolah atau tempat kerja.
5

C. Gejala
Pada umumnya individu yang terkena depresi menunjukkan gejala-gejala
seperti gejala fisik dan gejala sosial yang khas. Contohnya seperti mudah marah,
hilangnya konsentrasi, sensitif, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya rasa
semangat dan lain sebagainya.
Gejala depresi ialah kumpulan perilaku dan perasaan yang spesifik dapat
dikelompokkan sebagai depresi. Gejala depresi ini bisa kita lihat dari tiga segi,
yaitu dilihat dari segi fisik, psikis, dan sosial.
1. Gejala Fisik
Menurut beberapa para ahli, gejala depresi yang kelihatan ini mempunyai
rentang dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang
dialami.
1) Gangguan pola tidur. Seperti sulitnya tidur, tidur berlebihan ataupun
kekurangan tidur.
2) Menurunnya tingkat aktivitas. Karena, kebanyakan orang yang terkena
depresi lebih memilih untuk melakukan aktivitas sendirian tanpa
melibatkan orang lain seperti menyendiri, tidur dan makan.
3) Menurunnya efesiensi kerja. Orang yang terkena depresi ini akan lebih sulit
untuk memfokuskan dirinya untuk melakukan aktivitas seperti biasa.
Namun justru kegiatan-kegiatan yang tidak efisien yang dilakukan nya
seperti mengemil dan melamun. Seseorang yang terkena depresi akan lebih
tampak dari metode kerja yang tidak tersetruktur dan lebih lambat.
4) Menurunnya produktivitas kerja. Kebanyakan orang yang terkena depresi
ini akan kehilangan seluruh motivasi kerjanya. Karena, ia tidak lagi bisa
menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Mereka
akan lebih cepat merasa lelah padahal belum melakukan aktivitas yang
berarti.

5) Mudah merasa letih dan sakit. Jika seseorang yang terkena depresi ini akan
menyimpan perasaan negatif, maka itulah yang akan membuatnya letih
karena membebani pikiran dan perasaan

2. Gejala Psikis
Gejala psikis memiliki tanda-tanda berikut :
6

1) Kehilangan percaya diri. Penyebabnya, orang yang terkena depresi ini


akan selalu berfikir negatif, termasuk menilai dirinya sendiri. Maka dari itu
dia akan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain.
2) Sensitif. Orang yang terkena depresi ini akan lebih sering mengaitkan
segala sesuatu dengan dirinya. Dia akan lebih mudah terbawa oleh
perasaannya dan akan lebih mudah merasa tersinggung, mudah marah dan
lain sebagainya.
3) Merasa diri tidak berguna. Perasaan ini akan muncul pada seseorang yang
terkena depresi karena, mereka merasa telah menjadi seseorang yang gagal
dalam segala hal yang harusnya mereka kuasai pada bidang itu sendiri.
4) Perasaan bersalah. Seseorang yang terkena depresi akan memandang
suatu kejadian yang telah menimpa dirinya itu ialah suatu hukuman karena
kegagalannya.
5) Perasaan terbebani. Orang yang terkena depresi ini akan lebih
menyalahkan orang lain atas kegagalanya. Karena, ia merasa terlalu
dibebani dengan tanggung jawab yang berat.
3. Gejala Sosial
Masalah depresi yang berawal dari diri sendiripun akan berpengaruh kepada
lingkungn dan pekerjaanya. Karena, lingkungan akan bereaksi terhadap
perilaku seseorang yang terkena depresi dengan hal-hal negatif seperti sensitif,
mudah marah, mudah sakit dan mudah sekali tersinggung.

D. Risiko yang Ditimbulkan Akibat Depresi


1. Bunuh Diri
Orang yang menderita depresi memiliki perasaan kesepian, ketidakberdayaan
dan putus asa. Sehingga mereka mempertimbangkan membunuh dirinya
sendiri.
2. Gangguan Tidur
Insomnia ataupun hypersomnia, gangguan tidur dan depresi biasanya
cenderung muncul bersamaan. Setidaknya 80% dari orang yang menderita
depresi mengalami insomnia atau kesulitan untuk tidur. !5 % mengalami
depresi dengan tidur yang berlebihan. Kesulitan tidur dianggap sebagai gejala
gangguan mood.
3. Gangguan Interpersonal
7

Individu yang mengalami depresi cenderung mudah tersinggung, sedih yang


berkepanjangan sehingga cenderung menarik diri dan menjauhkan diri dari
orang lain. Terkadang menyalahkan orang lain. Hal ini menyebabkan
hubungan dengan orang lain maupun lingkungan sekitar menjadi tidak baik.
4. Gangguan dalam Pekerjaan
Depresi meningkatkan kemungkinan dipecat atau penderita sendiri yang
mengundurkan diri dari pekerjaan ataupun sekolah. Orang yang menderita
depresi cenderung memiliki motivasi yang menurun untuk melakukan aktivitas
ataupun minat pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Gangguan Pola Makan
Depresi dapat menyebabkan gangguan pola makan atau sebaliknya gangguan
pola makan juga dapat menyebabkan depresi. Pada penderita depresi terdapat
dua kecenderungan umum menegenai pola makan yang secara nyata
mempengaruhi berat tubuh yaitu :
a. Tidak selera makan
b. Keinginan makan-makanan yang manis bertambah
6. Perilaku-perilaku Merusak
Beberapa orang yang menderita depresi memiliki perilaku yang merusak
seperti, agresivitas dan kekerasan, menggunakan obat-obatan terlarang dan
alkhohol, serta perilaku merokok yang berlebihan.
E. Jenis-jenis Depresi
1. Berdasarkan Tingkat Penyakit
Menurut klarifikasi organisasi Kesehatan Dunia WHO berdasarkan tingkat
penyakitnya, depresi di bagi menjadi:
1) Mild Depression / Minor Depression dan Dystymic Disorder
Pada depresi ringan, mood datang dan pergi dan penyakit datang setelah
kejadian stressful yang spesifik. Minor depression di tandai dengan adanya
dua gejala pada depressive episode. Bentuk depresi yang kurang parah di
sebut distimia (dystymic disorder) Depresi ini menimbulkan gangguan
mood ringan dalam jangka waktu yang lama.
2) Moderate Depression
Pada depresi sedang mood rendah berlangsung terus dan individu
mengalami simtom fisik juga walaupun setiap individu berbeda-beda.
3) Servere Depression / Major Depression
8

Depresi berat adalah penyakit yang tingkat depresinya parah.


2. Berdasarkan Klasifikasi Nosologi
Klasifikasi Nosologi dalam keadaan depresi telah terbukti bernilai dalam
praktik klinik dan telah dilakukan oleh WHO.
Jenis-jenis depresi menurut klasifikasi Nosologi :
1) Depresi Psikogenik
Depresi ini karena pengaruh psikologi individu. Biasanya terjadi akibat
adanya kejadian yang dapat membuat seseorang sedih dan stres berat.
a. Depresi Reaktif
Merupakan istilah yang digunakan untuk gangguan mood depresif yang
di tandai oleh apati dan retardasi atau oleh kecemasan dan agitasi.
b. Erhaustion Depression
Merupakan depresi yang timbul setelah bertahun-tahun masa laten,
akibat tekanan perasaan yang berlarut-larut, goncangan jiwa yang
berturut atau pengalaman berulang yang menyakitkan.
c. Depresi Neurotik
Asal mulanya adalah konflik-konflik psikolodis masa anak-anak
(seperti keadaan perpisahan dengan ibu pada masa bayi, hubungan
orang tua anak yang tidak menyenangka) yang selama ini disimpan dan
membekas dalam jiwa pebderita.
2) Depresi Endogenik
Depresi ini diturunkan, biasanya timbul tanpa didahului oleh masalah
psikologis atau fisik tertebtu, tetapi bisa juga dicetuskan oleh trauma fisik
maupun psikis.
3) Depresi Soatogenik
Pada depresi ini dianggap bahwa faktor jasmanibberperan dalam timbulnya
depresi.
a. Depresi Organik
Disebabkan olehvperubahan morfolodi dari otak seperti arterioklerosis
serebri, demensi sebelis, tumor otak, defisiensi mental.
b. Depresi Simptomatik
Merupakan depresi akibat atau bersamaan dengan penyakit jasmani.
a) Penyakit infeksi
b) Penyakit endoktrin
9

c) Akibat tindakan pembedahan


d) Pengobatan jangka panjang dengan obat-obatan antihipertensi
e) Pada fase penghentian kecanduan narkotika

F. Cara Pencegahan Depresi


Bebrapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah depresi, antara lain:
1) Hindari kebiasaan menyendiri dengan mencari komunitas yang baik
2) Buat hidup lebih sederhana dengan membuat perencanaan jangka pendek dan
jangka panjang
3) Berolahraga secara teratur
4) Konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan pola makan yang teratur
5) Buat hidup lebih santai dan hindari stres
6) Hindari konsumsi minuman beralkohol serta obat-obatan terlarang

G. Cara Penanggulangan Depresi


Adapun cara untuk menanggulangi masalah depresi adalah sebagai berikut:
1) Psikoterapi
2) Cognitive Behavior Therapy (CBT). Terapi ini bertujuan untuk membantu
penderita melepaskan pikiran dan perasaan negatif, serta menggantinya dengan
respon positif
3) Problem-solving Therapy (PST), untuk meningkatkan kemampuan penderita
menghadapi pengalaman yang memicu rasa tertekan
4) Interpersonal Therapy (IPT), untuk membantu mengatasi masalah yang
muncul saat berhubungan dengan orang lain
5) Terapi psikodinamis, untuk membantu penderita memahami apa yang
dirasakannya dan bagaimana merespon perasaan tersebut
6) Obat antidepresan, seperti escitalopram, paroxetine, sertraline, fluoxetine,
citalopram, venlafaxine, duloxetine dan bupropion. Penggunaan obat-obatan
ini harus selalu dalam pengawasan dokter karena efek samping yang cukup
banyak.
7) Electroconvulsive Therapy (ECT) atau terapi kejut listrik untuk penderita
depresi yang tidak membaik setelah diberi obat-obatan, mengalami gejala
psikosis serta pengidap yang mencoba bunuh diri
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Depresi merupakan gangguan emosional atau suasana hati yang buruk yang
ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan, perasaan bersalah dan
tidak berarti. Sehingga seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku)
tersebut dapat mempengaruhi motivasi untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari
maupun pada hubungan interpersonal.
Depresi dapat disebabkan oleh faktor biologi, faktor psikologis/kepribadian dan
faktor sosial. Gejala yang ditimbukan juga bermacam-macam, mulai dari gejala fisik,
psikis hingga sosial.
Risiko yang ditimbulkan dari depresi sangat beragam mulai dari gangguan pola
makan, gangguan pola tidur bahkan hingga bunuh diri yang merupakan risiko paling
fatal.

B. Saran
Kami menyarankan agar setiap orang dapat melakukan kegiatan hidup sehat,
baik secara jasmani maupun rohani. Kalaupun mengalami stres diharapkan agar dapat
mengelola stresnya dengan baik agar tidak menjerumus kepada depresi yang nantinya
dapat berakibat fatal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aries Dirgayunita. 2016. Depresi: Ciri, Penyebab dan Penanganannya. Jurnal An-Nafs. 1(1):
6-8.

Lumongga, Namora. 2016. Depresi: Tinjauan Psikologi (Edisi Pertama): Prenada Media.

M. Nurcholis, 2013. Psikologi Depresi. Makalah.


https://www.academia.edu/8697664/Makalah_Psikologi_Depresi. 1 Mei.

Redaksi Halodoc. 2020. Penyakit Depresi. https://www.halodoc.com/kesehatan/depresi diakses


pada tanggal (1 Mei)

Rifai. 2018. Definisi Psikologi Menurut Para Ahli.


http://sekolahpsikologi.blogspot.com/2018/01/pengertian-depresi-menurut-para-ahli.html
diakses pada tanggal (30 April)

iii

Anda mungkin juga menyukai