A J
E L
B
E P
N S
O
N
A A
W Y
K
A A
J
M I
H W
K I N
A T I
R A J
I A
:
F R
I I
A P R
L
M O A U
A H H
N K A
S
1. I T A
2. M
3 .
LATAR BELAKANG
Belajar merupakan kata yang tidak asing bagi kita, belajar dalam pandangan
kita ialah menulis, membaca, menghitung, mengerjakan materi, dan
mendengarkan penjelasan dari guru-guru kita. Namun dalam hal sebenarnya
belajar itu merupakan sebuah proses kita dalam mengenal, memahami, serta
dapat menunjukkan perubahan sikap dan perilaku.
Dimyati dan Mudjiono (2006) : Belajar merupakan suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam proses
internal tersebut adalah yang meliputi unsur afektif, dalam matra afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes,
apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial.
Djamarah dan Zain (2010) : Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan
kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan
meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
Hamalik (2010) : Belajar adalah bukan suatu tujuan tetapi merupakan proses untuk mencapai tujuan. Belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Hamzah (2006) : Belajar merupakan suatu proses yang sistematis yang tiap komponennya sangat menentukan
keberhasilan anak didik.
Menurut Hilgard & Bowner (1987 : 12) Belajar sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah
lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi dengan karakteristik-karakteristik dari perubahan-perubahan aktifitas
tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-kecenderungan reaksi asli,kematangan atau perubahan-
perubahan sementara dari organisme.
Hilgard (dalam Sanjaya, 2007) : learning is the process by which an activity originates or changed through training
procedures (wether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not
attributable to training (belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam
DEFINISI BELAJAR
Dimyati dan Mudjiono (2006) : Belajar merupakan suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam
proses internal tersebut adalah yang meliputi unsur afektif, dalam matra afektif berkaitan dengan sikap,
nilai-nilai, interes, apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial. Artinya jika kita sudah mulai belajar sesuatu
maka pasti akan ada perubahan dalam diri seseorang, baik itu tingkah laku maupun prinsip yang dia tekuni.
Djamarah dan Zain (2010) : Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.
Artinya dalam tujuan belajar ada perubahan tingkah laku, baik itu yang bersangkutan dengan pengetahuan,
keterampilan maupun sikap bahkan bisa merubah persepsi seseorang dalam belajar dan intelektual.
Hamalik (2010) : Belajar adalah bukan suatu tujuan tetapi merupakan proses untuk mencapai tujuan.
Belajar merupakan sebuah modifikasi atau memperkuat pengetahuan melalui serangkaian pengalaman.
Hamzah (2006) : Belajar merupakan suatu proses yang sistematis yang tiap komponennya sangat
menentukan keberhasilan anak didik. Dimana proses-Proses tersebut bisa membantu setiap anak didik
mencapai pengalam belajarnya dengan ketekunan, dengan rasa ingin tahunya dsb.
KONSEP BELAJAR
Belajar adalah komponen ilmu pendidikan yang berkenan dengan tujuan dan bahan
acuan interaksi, yang baik bersifat eksplisit atau tersirat maupun implisit atau tersurat
(tersembunyi) untuk menangkapi isi dan pesan belajar maka dalam belajar tersebut
individu menggunakan kemampuan ramah.
Kognitif yaitu kemampuan yang mau dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran sendiri
dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan analisis dan evaluasi tersebut
Efektif yaitu kemampuan yang mengutamakan, perasaan, emosi, dan reaksi yang berbeda
dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap,
organisai dan pembentukan dimana kemampuan yang mengutamakan keterampilan fisik
seperti persepsi kesiapan dan gerakan pembimbing disebut sebagai pola hidup Sikromatik.
METODE-METODE BELAJAR
Kelebihan :
Kekurangan :
Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai dalam memilih kata-kata.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Faktor Internal
Faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor inernal ada 2 yaitu faktor fisiologis dan psikologis.
Faktor Fisiologis
Keadaan Jasmani
Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah :
menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan
tubuh cepat lelah, lesu , dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar,
rajin berolah raga agar tubuh selalu bugar dan sehat;
stirahat yang cukup dan sehat.
Faktor Psikologis
Kecerdasan / Intelegensi
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar peserta didik, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi inteligensi seorang individu, semakin besar
peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan
belajar dari orang lain, seperti guru/dosen, orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang
kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru/dosen professional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasannya.
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang tua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga dapat
diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, rata-rata, atau mungkin malah lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal
yang sangat berharga untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan
diberikan kepada peserta didik.
KESIMPULAN
Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar oleh anak anak, dimana dalam proses pembelajaran dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari
yang tidak terampil menjadi terampil, dari yang tidak bersikap menjadi bijak. Dalam proses belajar tentunya ada kendala entah itu dari individu atupun
dari lingkungan sekitarnya, dalam hal ini proses belajar dapat dipengaruhi juga oleh masa perkembangan kognitif dimana anak-anak memiliki sikap
bagaimana cara mereka menangkap informasi yang di terimanya melalui entah itu dari seorang guru atupun media sosial dll.
Menurut Skinner :
Belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.
Menurut Hintzman :
Belajar adalah perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman yang mana bahwa pengalaman hidup sehari-
hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar.
Menurut Biggs :
Belajar dipandang sebagai proses validasi terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah mereka
pelajari.
Belajar termasuk kunci yang paling berharga bagi setiap orang dalam pendidikan, sehingga tanpa belajar
sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Dengan belajar kita bisa memahami, mengetahui, berfikir, dan
menemukan apa yang tadinya kita tidak tahu menjadi tahu tentang apa yang kita pelajari. Tentunya dalam
belajar sudah pasti ada banyak indikator yang mempengaruhi seseorang baik faktor eksternal maupun
internal. Dan dalam belajar juga kita pasti punya strategi untuk memperluas wawasan belajar kita. Dan
metode belajar terdiri dari visual, auditori, dan kinestetik.