Anda di halaman 1dari 3

JAKARTA, DDTCNews – Wajib pajak UMKM berbentuk perseroan terbatas (PT)

yang baru menggunakan tarif umum pada 2021 dikecualikan dari kewajiban
pelaporan SPT Masa PPh Pasal 25 pada tahun pertama. Topik tersebut menjadi
salah satu bahasan media nasional pada hari ini, Kamis (25/2/2021).

Pengecualian dikarenakan angsuran PPh Pasal 25 bagi wajib pajak baru berbentuk
PT itu ditetapkan nihil untuk tahun pertama penggunaan tarif umum. Seperti
diketahui, 2020 merupakan tahun terakhir penerapan PPh final bagi wajib pajak
UMKM berbentuk PT yang terdaftar sebagai wajib pajak PP 23/2018 sejak 2018.

Merujuk pada Pasal 10 PMK 215/2018, angsuran PPh Pasal 25 untuk wajib pajak
baru selain yang disebutkan dalam Pasal 8 dan Pasal 9, ditetapkan nihil pada tahun
berjalan. Ada beberapa wajib pajak baru dalam Pasal 8 dan Pasal 9 PMK
215/2018.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Lapor Pajak Sangat Mudah


“Angsuran pajak penghasilan Pasal 25 untuk wajib pajak baru selain wajib pajak
baru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 dan pasal 9 pada tahun pajak berjalan
ditetapkan nihil,” bunyi Pasal 10 PMK 215/2018. Perincian wajib pajak baru dalam
Pasal 8 dan Pasal 9 PMK 215/2018, simak pada artikel ‘UMKM Tak Lagi Pakai
Pajak PP 23/2018, Angsuran PPh Pasal 25-nya Nihil’.

Selain mengenai angsuran PPh Pasal 25 UMKM berbentuk PT yang baru mulai
menggunakan tarif sesuai ketentuan umum, ada pula bahasan tentang
pemanfaatan tax holiday, rencana pemberian insentif untuk sektor properti,
pelaporan SPT Tahunan, hingga penerimaan cukai.

Berikut ulasan berita selengkapnya.

Baca Juga: Ubah Aturan, Pemerintah Sederhanakan Tarif Pajak Judi

 Dikecualikan dari Kewajiban Pelaporan SPT Masa PPh

Sebagai konsekuensi dari angsuran PPh Pasal 25 yang ditetapkan nihil, wajib pajak
ini juga tidak perlu melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 25.
Ketentuan tersebut telah diatur dalam PMK 9/2018.

"Wajib pajak dengan angsuran PPh Pasal 25 nihil dikecualikan dari kewajiban
pelaporan SPT Masa PPh Pasal 25," bunyi Pasal 10 ayat (4) PMK 9/2018.
(DDTCNews) (kaw)

 Penerima Tax Holiday
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan memanggil wajib pajak badan
yang hingga saat ini masih belum merealisasikan investasi meski sudah
mendapatkan insentif tax holiday dari pemerintah pusat.

Baca Juga: Pemerintah Diminta Batalkan Rencana Kenaikan Tarif Pajak Perusahaan


Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan hingga saat ini, baru ada 3 wajib
pajak badan yang mulai merealisasikan investasi setelah mendapatkan tax holiday.
Sementara 80 wajib pajak badan yang lain tak kunjung merealisasikan
investasinya.

"Sekarang ini kami lagi panggil dan cek apa masalah dari perusahaan-perusahaan
ini sehingga mereka belum jalankan investasinya," ujar Bahlil. Simak ‘Tak
Kunjung Investasi, Wajib Pajak Penerima Tax Holiday Dipanggil’.
(DDTCNews/Bisnis Indonesia)

 Rencana Insentif Sektor Properti

Pemerintah dikabarkan akan memberikan insentif pajak untuk sektor properti yang
berlaku mulai 1 Maret 2021 bersamaan dengan rencana insentif LTV dari Bank
Indonesia dan ATMR dari Otoritas Jasa Keuangan.

Baca Juga: Sisa Lebih Lembaga Sosial/Keagamaan Bisa Bebas Pajak, Begini


Aturannya
Pemerintah akan memangkas tarif pajak pertambahan nilai (PPN) pembelian
properti. Selain itu, pemerintah juga akan memangkas tarif PPh final atas sewa
tanah dan bangunan. Kemudian, ada pelonggaran syarat bagi orang asing membeli
apartemen. (Kontan)

 Email Imbauan untuk Wajib Pajak

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas DJP Neilmaldrin Noor mengatakan


hingga Rabu (24/2/2021) pagi, kantor pusat DJP sudah mengirim email
blast imbauan pelaporan SPT Tahunan kepada 7,3 juta wajib pajak. Email itu
berisi imbauan untuk segera menyampaikan SPT Tahunan tahun pajak 2020.

"Email blast yang sudah terkirim per pagi ini sudah 7.385.184," katanya. Simak isi
imbauannya pada artikel ‘DJP Sudah Kirim Imbauan ke Email 7,3 Juta Wajib
Pajak, Anda Dapat?’. (DDTCNews)

Baca Juga: Ditjen Pajak Rilis Aplikasi Baru Pelaporan SPT

 Menu Baru Aplikasi Kunjung Pajak

DJP kembali mengingatkan bagi semua orang yang memiliki keperluan untuk
berkunjung ke kantor pajak wajib mengambil nomor antrean. Pengambilan
dilakukan secara online melalui aplikasi Kunjung Pajak pada
laman http://kunjung.pajak.go.id.

DJP menambah menu layanan baru pada aplikasi Kunjung Pajak, yakni
pengambilan tiket antrean layanan konsultasi khusus terkait dengan SPT Tahunan.
Menu Konsultasi SPT Tahunan sudah dapat diakses wajib pajak mulai 15 Februari
2021. (DDTCNews)

 Penerimaan Cukai

Pemerintah mencatat penerimaan cukai hasil tembakau hingga 31 Januari 2021


mencapai Rp8,83 triliun atau tumbuh 626% dibandingkan dengan periode yang
sama tahun lalu senilai Rp1,22 triliun.

Baca Juga: Otoritas Bakal Kirim Tagihan Pajak, WP Tak Perlu Lapor SPT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi penerimaan cukai
yang melonjak dikarenakan para produsen rokok telah memborong pita cukai
untuk mengantisipasi kenaikan tarif berlaku mulai 1 Februari 2021.

"Jadi pabrik memesan pita cukainya sebelum kenaikan," katanya. Simak ‘Ternyata
Ini Penyebab Pengusaha Borong Pita Cukai Rokok’. (DDTCNews/Kontan)

 Bidang Usaha Tertutup untuk Investasi

BKPM optimistis disahkannya daftar prioritas investasi pada Peraturan Presiden


(Perpres) 10/2021 akan meningkatkan kegiatan penanaman modal. Melalui perpres
terbaru ini, hanya 6 bidang usaha pada UU 25/2007 tentang Penanaman Modal,
yang telah direvisi melalui UU 11/2020 tentang Cipta Kerja saja, yang tertutup
untuk kegiatan penanaman modal.

"Pada Perpres 44/2016 tentang daftar negatif investasi (DNI) itu ada 20 bidang
usaha yang tertutup untuk penanaman modal, sekarang sudah diturunkan menjadi
tinggal 6," ujar Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. (DDTCNews/Bisnis
Indonesia/Kontan) (kaw)

Topik : berita pajak hari ini, berita pajak, UMKM, pajak penghasilan, PPh, PPh final, PP


23/2018

Anda mungkin juga menyukai