FASILITATOR:
Ainur Rusdi, S.Kep, Ns., M.Kep
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
1. Definisi
Ada beberapa hal yang menjadikan tujuan dan manfaat penggunaan ventilasi mekanik
ini dan juga beberapa kriteria pasien yang perlu untuk segera dipasang ventilator.
Tujuan Ventilator antara lain adalah sebagai berikut :
a. Pasien Dengan Gagal Nafas. Pasien dengan distres pernafasan gagal nafas, henti nafas
(apnu) maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan
indikasi ventilasi mekanik. Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan pemasangan
ventilasi mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya. Distres pernafasan
disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi. Prosesnya dapat berupa
kerusakan paru (seperti pada pneumonia) maupun karena kelemahan otot pernafasan
dada (kegagalan memompa udara karena distrofi otot).
b. Insufisiensi jantung. Tidak semua pasien dengan ventilasi mekanik memiliki kelainan
pernafasan primer. Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF, peningkatan
kebutuhan aliran darah pada sistem pernafasan (sebagai akibat peningkatan kerja
nafas dan konsumsi oksigen) dapat mengakibatkan jantung kolaps. Pemberian
ventilasi mekanik untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan sehingga beban
kerja jantung juga berkurang.
c. Disfungsi neurologis. Pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko mengalami
apnoe berulang juga mendapatkan ventilasi mekanik. Selain itu ventilasi mekanik
juga berfungsi untuk menjaga jalan nafas pasien serta memungkinkan pemberian
hiperventilasi pada klien dengan peningkatan tekanan intra cranial.
d. Tindakan operasi. Tindakan operasi yang membutuhkan penggunaan anestesi dan
sedative sangat terbantu dengan keberadaan alat ini. Resiko terjadinya gagal napas
selama operasi akibat pengaruh obat sedative sudah bisa tertangani dengan
keberadaan ventilasi mekanik.
3. Cara Pemakaian Alat Ventilator
Sebelum memasang ventilator pada pasien, dokter akan melakukan intubasi untuk
memasukkan selang khusus melalui mulut, hidung, atau lubang yang dibuat di bagian depan
leher pasien (trakeostomi). Setelah intubasi selesai, ventilator kemudian akan dihubungkan
pada selang tersebut. Penggunaan mesin ventilator ini cukup rumit, sehingga pemasangan
dan pengaturannya hanya boleh dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi untuk
merawat pasien kritis. Alat ini sering digunakan di ruang perawatan intensif (ICU), karena
kondisi yang membutuhkan ventilator biasanya merupakan kasus yang berat. Selama
terhubung dengan ventilator, pasien yang masih sadar tidak dapat bicara atau makan melalui
mulut, karena ada selang yang masuk ke dalam tenggorokan. Walaupun demikian, pasien
masih dapat berkomunikasi dengan tulisan atau isyarat. Umumnya, pasien akan merasa tidak
nyaman ketika ada selang yang masuk melalui mulut atau hidungnya. Pasien juga terkadang
akan melawan udara yang dihembuskan ventilator, dan membuat fungsi ventilator kurang
efektif. Bila seperti ini, dokter akan memberikan obat penenang atau obat antinyeri agar
pasien merasa lebih nyaman ketika terhubung dengan ventilator.
4. Kondisi-Kondisi yang Membuat Pasien Membutuhkan Ventilator
Ventilator umumnya digunakan untuk membantu proses pernapasan pada pasien yang
tidak dapat bernapas sendiri. Beberapa kondisi atau penyakit yang membuat pasien
membutuhkan mesin ventilator adalah :
Selain itu, pasien yang terhubung dengan ventilator dan harus berbaring dalam waktu
yang lama berisiko mengalami luka dekubitus dan gangguan aliran darah
akibat tromboembolisme.
Meski penggunaan ventilator memiliki peranan penting dalam perawatan pasien, risikonya
pun tidak sedikit. Penggunaan alat ventilator juga umumnya membutuhkan biaya yang
besar. Semakin lama pasien dirawat menggunakan ventilator, semakin banyak biaya yang
harus dikeluarkan. Oleh karena itu, pasien dan keluarganya perlu memahami keuntungan
dan risiko dari penggunaan mesin ini. Jika masih merasa ragu untuk memasang ventilator,
disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter yang merawat agar mendapatkan penjelasan
lebih rinci.