Anda di halaman 1dari 9

RESUME PRAKTIKUM VENTILATOR

PRATIKUM KEPERAWATAN KRITIS

Disusun Oleh 7D:


Rizky Ayu Permata Putri 1130017123

FASILITATOR:
Ainur Rusdi, S.Kep, Ns., M.Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
1. Definisi

Ventilator adalah mesin yang berfungsi untuk menunjang atau


membantu pernapasan. ventilator sering kali dibutuhkan oleh pasien yang tidak dapat
bernapas sendiri, baik karena suatu penyakit atau karena cedera yang parah. Tujuan
penggunaan alat ini adalah agar pasien mendapat asupan oksigen yang cukup. Melalui
ventilator, pasien yang sulit bernapas secara mandiri dapat dibantu untuk bernapas dan
mendapatkan udara layaknya bernapas secara normal. Mesin ventilator akan mengatur
proses menghirup dan menghembuskan napas pada pasien. Ventilator akan memompa udara
selama beberapa detik untuk menyalurkan oksigen ke paru-paru pasien, lalu berhenti
memompa agar udara keluar dengan sendirinya dari paru-paru.

2. Tujuan indikasi pemasangan ventilator

Ada beberapa hal yang menjadikan tujuan dan manfaat penggunaan ventilasi mekanik
ini dan juga beberapa kriteria pasien yang perlu untuk segera dipasang ventilator.
Tujuan Ventilator antara lain adalah sebagai berikut :

- Mengurangi kerja pernapasan.

- Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien.

- Pemberian MV yang akurat.

- Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi.

- Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat.

Dan berikut adalah kriteria indikasi pemasangan ventilasi mekanik

a. Pasien Dengan Gagal Nafas. Pasien dengan distres pernafasan gagal nafas, henti nafas
(apnu) maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan
indikasi ventilasi mekanik. Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan pemasangan
ventilasi mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya. Distres pernafasan
disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi. Prosesnya dapat berupa
kerusakan paru (seperti pada pneumonia) maupun karena kelemahan otot pernafasan
dada (kegagalan memompa udara karena distrofi otot).
b. Insufisiensi jantung. Tidak semua pasien dengan ventilasi mekanik memiliki kelainan
pernafasan primer. Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF, peningkatan
kebutuhan aliran darah pada sistem pernafasan (sebagai akibat peningkatan kerja
nafas dan konsumsi oksigen) dapat mengakibatkan jantung kolaps. Pemberian
ventilasi mekanik untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan sehingga beban
kerja jantung juga berkurang.
c. Disfungsi neurologis. Pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko mengalami
apnoe berulang juga mendapatkan ventilasi mekanik. Selain itu ventilasi mekanik
juga berfungsi untuk menjaga jalan nafas pasien serta memungkinkan pemberian
hiperventilasi pada klien dengan peningkatan tekanan intra cranial.
d. Tindakan operasi. Tindakan operasi yang membutuhkan penggunaan anestesi dan
sedative sangat terbantu dengan keberadaan alat ini. Resiko terjadinya gagal napas
selama operasi akibat pengaruh obat sedative sudah bisa tertangani dengan
keberadaan ventilasi mekanik.

Kriteria Pemasangan Ventilasi Mekanik menurut Pontopidan (2003), seseorang perlu


mendapat bantuan ventilasi mekanik (ventilator) bila :

- Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.


- Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg.
- PaCO2 lebih dari 60 mmHg
- AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg
- Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.

3. Cara Pemakaian Alat Ventilator
Sebelum memasang ventilator pada pasien, dokter akan melakukan intubasi untuk
memasukkan selang khusus melalui mulut, hidung, atau lubang yang dibuat di bagian depan
leher pasien (trakeostomi). Setelah intubasi selesai, ventilator kemudian akan dihubungkan
pada selang tersebut. Penggunaan mesin ventilator ini cukup rumit, sehingga pemasangan
dan pengaturannya hanya boleh dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi untuk
merawat pasien kritis. Alat ini sering digunakan di ruang perawatan intensif (ICU), karena
kondisi yang membutuhkan ventilator biasanya merupakan kasus yang berat. Selama
terhubung dengan ventilator, pasien yang masih sadar tidak dapat bicara atau makan melalui
mulut, karena ada selang yang masuk ke dalam tenggorokan. Walaupun demikian, pasien
masih dapat berkomunikasi dengan tulisan atau isyarat. Umumnya, pasien akan merasa tidak
nyaman ketika ada selang yang masuk melalui mulut atau hidungnya. Pasien juga terkadang
akan melawan udara yang dihembuskan ventilator, dan membuat fungsi ventilator kurang
efektif. Bila seperti ini, dokter akan memberikan obat penenang atau obat antinyeri agar
pasien merasa lebih nyaman ketika terhubung dengan ventilator.
4. Kondisi-Kondisi yang Membuat Pasien Membutuhkan Ventilator

Ventilator umumnya digunakan untuk membantu proses pernapasan pada pasien yang
tidak dapat bernapas sendiri. Beberapa kondisi atau penyakit yang membuat pasien
membutuhkan mesin ventilator adalah :

 Gangguan paru-paru berat, seperti gagal napas, ARDS (acute respiratory distress


syndrome), asma berat, pneumonia, PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), dan
pembengkakan paru (edema paru).
 Gangguan sistem saraf yang menyebabkan kelemahan otot pernapasan, koma, atau
stroke.
 Gangguan pada jantung, seperti gagal jantung, serangan jantung, atau henti jantung.
 Keracunan karbon dioksida.
 Gangguan keseimbangan asam basa, yaitu asidosis dan alkalosis.
 Cedera berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat.
 Syok.
 Dalam pengaruh pembiusan total, sehingga kehilangan kemampuan bernapas, misalnya
pada pasien yang menjalani operasi.

Sebagai catatan, mesin ventilator tidak digunakan untuk mengobati kondisi-kondisi


tersebut, namun hanya sebagai alat untuk membantu pasien bernapas. Pada kasus-kasus
berat tersebut, dibutuhkan pengobatan dan perawatan lain di samping ventilator untuk
menyembuhkan atau memperbaiki kondisi pasien.

5. Risiko Penggunaan Alat Ventilator


Selama penggunaan alat ventilator, dapat terjadi beberapa efek samping, yaitu:

 Luka pada mulut dan tenggorokan akibat tindakan intubasi.


 Infeksi paru-paru, biasanya akibat masuknya kuman melalui selang pernapasan yang
terpasang pada tenggorokan.
 Cedera paru-paru dan kebocoran udara ke rongga di luar paru-paru (pneumothorax).
 Kehilangan kemampuan untuk batuk dan menelan, sehingga dahak atau lendir pada
saluran napas bisa menumpuk dan mengganggu masuknya udara. Dokter atau perawat
akan melakukan penyedotan secara berkala untuk mengeluarkan dahak atau lendir ini.
 Keracunan oksigen.

Selain itu, pasien yang terhubung dengan ventilator dan harus berbaring dalam waktu
yang lama berisiko mengalami luka dekubitus dan gangguan aliran darah
akibat tromboembolisme.

Meski penggunaan ventilator memiliki peranan penting dalam perawatan pasien, risikonya
pun tidak sedikit. Penggunaan alat ventilator juga umumnya membutuhkan biaya yang
besar. Semakin lama pasien dirawat menggunakan ventilator, semakin banyak biaya yang
harus dikeluarkan. Oleh karena itu, pasien dan keluarganya perlu memahami keuntungan
dan risiko dari penggunaan mesin ini. Jika masih merasa ragu untuk memasang ventilator,
disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter yang merawat agar mendapatkan penjelasan
lebih rinci.

6. Macam- macam ventilator

Pemasangan ventilator bertujuan untuk memberikan kekuatan secara mekanis pada


sistem paru dalam mempertahankan ventilasi yang fisiologis, mengurangi kerja otot jantung
yang dilakukan dengan cara mengurangi kerja pada paru-paru, dan juga memanipulasi
jalannya tekanan udara dan juga corak ventilasi untuk mengatasi efisiensi ventilasi serta
oksigenasi. Dalam pengoperasianya ventilator terdapat beberapa jenis mode ventilator (dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini) :

Mode Nama Deksripsi Keuntungan

ACV Assisted Controlled Dirangsang oleh Meningkatkan


Ventilation inspirasi pasien, pernapasan spontan,
namun pada keadaan tidak ada penurunan
tidak ada inspirasi, tonus otot, baik
akan berputar sesuai untuk meningkatkan
kecepaan yang telah kadar CO2, Tv
di set (Tidal Volume)
mekanik penuh.

AV Assusted Ventilation Pasien mencetuskan Tv deprogram


ventilator, yang namun pasien
menyediakan napas menentukan
bertekanan positif frekuensi

CV Controlled Ventilation Ventilator Tv dan RR sudah


menyalurkan diset sebelumnya .
pernapasan yang untuk apnea dan
telah deprogram henti napas akibat
tanpa obat dan status
mempertimbangkan asmatikus,
usaha napas pasien penurunana usaha
bernapas pasien

IMV Intermittent Menggabungkan Volume dan


Mandatory  spontan dan CV, kecepatan tidak
Ventilation pasien dapat tergantung pada
bernapas spontan di usaha pasien,
antara napas ventilasi memungkinkan
yang diberikan. penyaluran gas yang
dilembabkan,
membantu
hiperventilasi
persisten, penurunan
ansietas, penurunana
barotrauma,
membantu dengn
PEEP.

PSV Pressure Support Menyediakan napas Digunakan sebagai


Ventilation bertekanan positif cadangan SIMV,
yang levelnya sudah lebih nyaman karena
diset sebelumnya, kecepatan pemberian
hanya selama siklus ditentukan oleh
inspirasi pasien, paling baik
untuk melatih
pernapasan mandiri
(weaning).

SIMV Synchronous Menggambungkan Sama seperti IMV


Intermittent Mandatory spontan dan ACV, dengan pernapasan
Ventilation memberikan napas yang lebih
bantuan tekanan terkontrol, nyaman,
positif pada interval dan efisien,
tertentu denganusaha mencegah atrofi otot,
pasien. kembali ke IMV jika
tidak ada usaha
pasien, mencegah
penyaluran Tv yang
ganda, lebih umum
digunakan untuk
PEEP.

PEEP Positive End Pemeliharaan Meningkatkan VA 


Expiratory Pressure tekanan “super- (Alveolar
atmosfir” buatan Ventilation),
pada akhir ekspirasi peningkatan FRC
(fungsi residual
capacity);
pencegahan
atelectasis;
digunakan pada
edema paru dan
ARDS, digunakan
dengan SIMV

CPAP Continous Positive Tekanan positif Menggunakan napas


Airway Pressure selama inspirasi dan pasien seluruhnya,
ekspirasi tanpa berguna
bantuan ventilator untuk weaning atau
sebelum ekstubasi.

7. Bagian – bagian Ventilator


- Udara Tekan(Air Compress) dan Oksigen Sebagai sumber gas dari ventilator, bisa
menggunakkan Tabung dan Kompressor   Medis ataupun Gas Medis pada Wall Outlet.
Dengan standart tekanan 2-10 bar
- Humidifier (sebagai pelembab udara yang masuk ke pasien)
- Circuit Patient (Neonatus/Pediatric dan Adult).
- Test Slang (Bag untuk coba sebelum ke pasien).
- Nebulizer (Optional untuk pasien tertentu).

Sedangkan bagian yang terdapat dari unit yaitu:

- Water trap dan bakteri filter gas Supply.


- Bakteri Filter inhalation (Inspirasi dan Expirasi).
- Battery unit backup Power Supply.
- Audible Sound/Alarm indikator.
- Grafik display dengan monitor atau Pressure Graph.
- O2 cell dan Exhalasi Flow sensor.
- Exhalasi Valve Adapter (Inspirasi/Expirasi).
- Heater pada Exhalasi
- Standart Mode (Circuit cek,O2 dan Flow sensor calibrate,self test)

Anda mungkin juga menyukai