PENGELOLAAN PERDARAHAN
SALURAN CERNA BAGIAN ATAS
Pangestu Adi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) adalah per- untLk stabilisasi hemodinamik; 3). melanjutkan anamnesis,
darahan saluran makanan proksimal dari ligamentum pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan lain yang diperlukan;
Treitz. Untuk keperluan klinik dibedakan perdarahan 4). memastikan perdarahan saluran cerna bagian atas atau
varises esofagus dan non-varises, karena antara keduanya bagian bawah; 5). menegakkan diagnosis pasti penyebab
terdapat ketidaksamaan dalam pengelolaan dan pedarahan; 6). terapi untuk menghentikan perdarahan,
prognosisnya. Manifestasi klinik perdarahan saluran penyembuhan penyebab perdarahan, mencegah per-
cerna bag ian atas (SCBA) bisa beragam tergantung lama, darahan ulang.
kecepatan, banyak sedikitnya darah yang hilang, dan Tegaknya diagnosis penyebab perdarahan sangat
apakah perdarahan berlangsung terus menerus atau menentukan langkah terapi yang diambil.
tidak. Kemungkinan pasien datang dengan: 1). anemia
defisiensi besi akibat perdarahan tersembunyi yang
berlangsung lama, 2). hematemesis dan atau melena PEMERIKSAAN AWAL PADA PERDARAHAN
disertai atau tanpa anemia, dengan atau tanpa gangguan SALURAN CERNA
hemodinamik; derajat hipovolemi menentukan tingkat
kegawatan pasien. Langkah awal pada semua kasus perdarahan saluran
Penyebab perdarahan SCBA yang sering dilaporkan makanan adalah menentukan beratnya perdarahan dengan
adalah pecahnya va rises esofagus, gastritis erosif, tukak memfokuskan pada status hemodinamik. Pemeriksaannya
peptik, gastropati kongestif, sindroma Mallory-Weiss, meliputi: 1). tekanan darah dan nadi posisi baring, 2).
dan keganasan. Perbedaan di antara laporan-Iaporan perubahan ortostatik tekanan darah dan nadi, 3). ada
penyebab perdarahan SCBA terletak pada urutan tidaknya vasokonstriksi perifer (akral dingin), 4). kelayakan
penyebab tersebut. napas, 5). tingkat kesadaran, 6). produksi urin.
Pengelolaan dasar pasien perdarahan saluran cerna Perdarahan akut dalam jumlah besar melebihi
sama seperti perdarahan pada umumnya, yakni meliputi 20% volume intravaskular akan mengakibatkan kondisi
pemeriksaan awal, resusitasi, diagnosis, dan terapi. hemodinamik tidak stabil, dengan tanda-tanda sebagai
Tujuan pokoknya adalah mempertahankan stabilitas berikut: 1). hipotensi (<90/60 mm Hg atau MAP <70
hemodinamik, menghentikan perdarahan, dan mencegah mmHg) dengan frekuensi nadi > 100/menit; 2). tekanan
perdarahan ulang. Konsensus Nasional PGI-PEGI-PPH I diastolik ortostatik turun > 10 mm Hg atau sistolik turun
menetapkan bahwa pemeriksaan awal dan resusitasi >2C mm Hg; 3). frekuensi nadi ortostatik meningkat > 15/
pada kasus perdarahan wajib dan harus bisa dikerjakan menit; 4). akral dingin; 5). kesadaran menurun; 6). anuria
pada setiap lini pelayanan kesehatan masyarakat sebelum atau oliguria (produksi urin <30 ml/jam).
dirujuk ke pusat layanan yang lebih tinggi. Adapun Kecurigaan perdarahan akut dalam jumlah besar
langkah-Iangkah praktis pengelolaan perdarahan SCBA selain ditandai kondisi hemodinamik tidak stabil ialah bila
adalah sebagai berikut: 1). pemeriksaan awal, penekanan ditemukan: 1). hematemesis, 2). hematokesia (berak darah
pada evaluasi status hemodinamik; 2). resusitasi, terutama seg3r), 3). darah segar pada aspirasi pipa nasogastrik dan
-----------------------------1873~----------------------------
1874 GASTROENTEROlOGI
dengan lavase tidak segera jernih, 4). hipotensi persisten, perdarahan di bagian tubuh lain, 5). Penggunaan obat-
5). dalam 24 jam menghabiskan tranfusi darah melebihi obatan terutama anti inflammasi non-steroid dan anti
800-1000 ml. koagulan, 6). Kebiasaan minum alkohol, 7). Mencari
kemungkinan adanya penyakit hati kronik, demam
berdarah, demam tifoid, gaga I ginjal kronik, diabetes
STABILISASIHEMODINAMIKPADAPERDARAHAN melitus, hipertensi, alergi obat-obatan, 8). Riwayat transfusi
SALURAN CERNA sebelumnya.
Pemeriksaan fisis yang perlu diperhatikan: 1). Stigmata
Pada kondisi hemodinamik tidak stabil, berikan infus penyakit hati kronik, 2). Suhu badan dan perdarahan di
cairan kristaloid (misalnya cairan garam fisiologis de1gan tempat lain, 3). Tanda-tanda kulit dan mukosa penyakit
tetesan cepat menggunakan dua jarum berdiameter besar sistematik yang bisa disertai perdarahan saluran makanan,
(minimal 16 G) dan pasang monitor CVP (central venous misalnya pigmentasi mukokutaneus pada sindrom Peutz-
pressure); tujuannya memulihkan tanda-tanda vital dan Jegher.
mempertahankan tetap stabi!. Biasanya tidak sampai Kelengkapan pemeriksaan yang perlu diperhatikan:
memerlukan cairan koloid (misalnya dekstran) kecuali 1). Elektro kardiogram; terutama pasien berusia >40
pada kondisi hipoalbuminemia berat. Secepatnya kirim tahun, 2).BUN, kreatinin serum; pada perdarahan SCBA
pemeriksaan darah untuk menentukan golongan darah, pemecahan darah oleh kuman usus akan mengakibatkan
kadar hemoglobin, hematokrit, trombosit, lekosit Adanya kenaikan BUN, sedangkan kreatinin serum tetap normal
kecurigaan diatesis hemoragik perlu ditindaklanjuti atau sedikit meningkat, 3). Elektrolit (Na, K, CI); perubahan
dengan melakukan tes Rumpel-Leede, pemeriksaan waktu elektrolit bisa terjadi karena perdarahan, transfusi, atau
perdarahan, waktu pembekuan, retraksi bekuan darah, kumbah lambung, 4). Pemeriksaan lainnya tergantung
PPT, dan aPTT. macam kasus yang dihadapi.
Kapan transfusi darah diberikan sifatnya sangat
individual, tergantung jumlah darah yang hilang, per-
darahan masih aktif atau sudah berhenti, lamanya MEMBEDAKAN PERDARAHAN SALURAN CERNA
perdarahan berlangsung, dan akibat klinik perdarahan BAGIAN ATAS ATAU BAWAH
tersebut. Pemberian transfusi darah pada perdarahan
saluran cerna dipertimbangkan pada keadaan berikut Cara praktis membedakan perdarahan saluran cerna
ini: 1). Perdarahan dalam kondisi hemodinamik tidak bagian atas (SCBA) atau saluran cerna bagian bawah
stabil, 2).Perdarahan baru atau masih berlangsung dan (SCBB) terdapat dalam tabel 1.
diperkirakan jumlahnya 1 liter atau lebih, 3).Perdarahan
baru atau masih berlangsung dengan hemoglobin < 10 Tabel1. Perbedaan PerdarahanSCBA dan SCBB
g% atau hematokrit <30%. 4). Terdapat tanda-tanda Perdarahan Perdarahan
oksigenasi jaringan yang menurun. Perlu dipahami b3hwa seBA seBB
nilai hematokrit untuk memperkirakanjumlah perdarahan Manifestasi klinik pada Hematemesis Hematokezia
kurang akurat bila perdarahan sedang atau baru umumnya dan/melena
berlangsung. Proses hemodilusi dari cairan ekstravaskular Aspirasi nasogastrik Berdarah Jernih
selesai 24-72 jam setelah onset perdarahan. Target Meningkat >35 <35
Rasio (BUN/kreatinin)
pencapaian hematokrit setelah tranfusi darah tergantung
Auskultasi usus Hiperaktif Normal
kasus yang dihadapi, untuk usia muda dengan kondisi
sehat cukup 20-25%, usia lanjut 30%, sedangkan pada
hipertensi portal jangan melebihi 27-28%. Seorang pasien yang datang dengan keluhan
hematemesis, muntahan seperti kopi karena berubahnya
darah oleh asam lambung, hampir pasti perdarahannya
PEMERIKSAAN LANJUTAN berasal dari SCBA. Timbul melena, berak hitam lengket
dengan bau busuk, bila perdarahannya berlangsung
Sambil melakukan upaya mempertahankan stabilitas sekaligus sejumlah 50-100 mlatau lebih. Untuk lebih
hemodinamiklengkapi anamnesis, pemeriksaan fisis, dan memastikan keterangan melena yang diperoleh dari
.i
pemeriksaan-pemeriksaan lain yang diperlukan. anamnesis, dapat dilakukan pemeriksaan digital rektum.
Dalam anamnesis yang perlu ditekankan: 1). Sejak Perdarahan SCBA dengan manifestasi hematokezia
kapan terjadinya perdarahan dan berapa perkiraan (berak darah segar) dimungkinkan bila perdarahannya
darah yang keluar, 2). Riwayat perdarahan sebelumnya, cepat dan banyak melebihi 1000 ml dan disertai kondisi
3). Riwayat perdarahan dalam keluarga, 4). Ada tidaknya hemodinamik yang tidak stabil atau syok.
PENGELOLAAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS 1875
Pada semua kasus perdarahan saluran makanan kasus diagnosis penyebab perdarahan bisa ditegakkan.
disarankan untuk pemasangan pipa nasogastrik, kecuali Selain itu dengan endoskopi bisa pula dilakukan upaya
pada perdarahan kronik dengan hemodinamik stabil atau terapeutik. Bila perdarahan masih tetap berlanjut atau
yang sudahjelas perdarahan SCBB. Pada perdarahan SCBA asal perdarahan sulit diidentifikasi perlu dipertimbangkan
akan keluar cairan seperti kopi atau cairan darah segar pemeriksaan dengan radionuklid atau angiografi yang
sebagai tanda bahwa perdarahan masih aktif. Selanjutnya sekaligus bisa digunakan untuk menghentikan perdarahan.
dilakukan kumbah lambung dengan air suhu kamar. Adapun hasil tindakan endoskopi atau angiografi sangat
Sekiranya sejak awal tidak ditemukan darah pada cairan tergantung tingkat keahlian, ketrampilan, dan pengalaman
aspirasi, dianjurkan pipa nasogastrik tetap terpasang pelaksana.
sampai 12 atau 24 jam. Bila selama kurun waktu tersebut Tujuan pemeriksaan endoskopi selain menemukan
hanya ditemukan cairan empedu dapat dianggap bukan penyebab serta asal perdarahan, juga untuk menentukan
perdarahan SCBA. aktivitas perdarahan. Forest membuat klasifikasi perdarahan
Perbandingan BUN dan kreatinin serum juga dapat tukak peptik atas dasartemuan endoskopi yang bermanfaat
dipakai untuk memperkirakan asal perdarahan, nilai untuk menentukan tindakan selanjutnya.
puncak biasanya dicapai dalam 24-48 jam sejak terjadinya
perdarahan, normal perbandingnya 20, di atas 35
kemungkinan perdarahan berasal dari SCBA, di bawah 35 Tabel. ~ •. l9asifl~~il~J)tt~,~~~I)a~iT:I.(k!'lIC::P.eP:tik
MenurutForeSt' . '.' '1 . ' . ' ' .
Cairan isistaloid
cairan Koloid
Transfusi darah
Vasopressin dapat menghentikan perdarahan SCBA 50 unit dalam 100 ml dekstrose 5%, diberikan 0.5-1 mg/
lewat efek vasokonstriksi pembuluh darah splangnik, menit/iv selama 20-60 menit dan dapat diu lang tiap 3-6
menyebabkan aliran darah dan tekanan vena porta jam; atau setelah pemberian pertama dilanjutkan per infus
menu run. Digunakan di klinik untuk perdarahan akut 0,1-0.5 U/menit. Vasopressin dapat menimbulkan efek
varises esofagus sejak tahun 1953. Pernah dicobakan pada samping serius berupa insufiensi koroner mend adak, oleh
perdarahan nonvarises, namun berhentinya perdarahan karena itu pemberiannya disarankan bersamaan preparat
tidak berbeda dengan plasebo. Terdapat dua bentuk nitrat, misalnya nitrogliserin intravena dengan dosis awal
sediaan, yakni pitresin yang mengandung vasopressin 40 meg/menit kemudian seeara titrasi dinaikkan sampai
murni dan preparat pituitary gland yang mengandung maksimal400 meg/menit dengan tetap mempertahankan
vasopressin dan oxeytocin. Pemberian vasopressin tekanan sistolik di atas 90 mm Hg.
dilakukan dengan mengeneerkan sediaan vasopressin Somatostatin dan analognya (octreotide) diketahui
,',
PENGELOLAAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS 1877
PENGKAJIAN/EVALUAS AWAL
DAN RESULITASI
Crystalloid solutions
Colloid solutions
Bloed tranfusions
Terapi empiris :
Vitamin K 3 x 1 amp
Obat-obatan antisekresi
Antasid
Sukralfat
Tekanan darah :> 90/60 mmHg Tekanan darah :> 90/60 mmHg
tekanan darah rata-rata:> 70 mmHg tekanan darah rata-rata < 70 mmHg
nadi < 100/m nadi .100/m
i Hb:> 9g% Hb < 9g%
tes Tilt (-) tes Tilt (+)
OBAT-OBATAN VASOAKTIF
Somatostatin
Octreotide
Vasopressin + nitrat
Operasi segera
Terapi definitif I
Gambar2.
1878 GASTROENTEROLOGI
PENGKAJIAN/EVALUASI AWAL
DAN RESUSITASI
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Tanda vital
akses vena
Selang nasogostrik
Pemeriksaan laboratarium
Hb, Ht, Trombosit
pemeriksaan hemostasis
Crystal/oid solutions
Colloid solutions
Blood tranfusions
Terapi empiris :
Vitamin K 3 x 1 amp
Obat-obatan antisekresi
Antasid
Sukralfat
Tekanan darah > 90/60 mmHg Tekanan darah > 90/60 mmHg
tekanan darah rata-rata> 70 mmHg teka,an darah rata-rata < 70 mmHg
nadi < 100/m nadi .100/m
Hb>9g% Hb<9g%
tes Tilt (-) tes Tilt (+)
OBAT-OBATAN VASOAKTIF
Somatostatin
Oclreotide
Vasopressin + nitrat
, .
PERDARAHAN BERHENTI
Radiologi barlin
Saluran cema bag ian atas REFERRAL INSTABLE I .'
atau rujuk untuk endoskopi
saluran cema bag ian atas
I HEMODYNAMIC
I~-------------~I~
Terapi detinitif ...
Gambar3.
dapat menurunkan aliran darah splanknik, khasiatnya lebih pemberian somastatin, diawali dengan bolus 250 meg/iv,
selektif dibanding vasopressin. Penggunaan di klinik pad a dilanjutkan per infus 250 meg/jam selama 12-24jam atau
perdarahan akut varises esofagus dimulai sekitar tahun sampai perdarahan berhenti; oktreotide dosis bolus 100
1978. Somastostatin dapat menghentikan perdarahan meg/iv dilanjutkan per infus 25 meg/jam selama 8-24 jam
akut varises esofagus pada 70-80% kasus, dan dapat atau sampai perdarahan berhenti.
pula digunakan pada pada perdarahan nonvarises. Dosis Obat-obatan golongan anti sekresi asam yang
PENGELOlAAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS 1879
dilaporkan bermanfaat untuk mencegah perdarahan ulang akibat nekrosisjaringan di lokasi penyuntikan. Keberhasilan
SCBA karena tukak peptik ialah inhibitor pompa proton terapi endoskopi dalam menghentikan perdarahan bisa
dosis tinggi. Diawali bolus omeprazol 80 mg/iv kemudian mencapai di atas 95% dan tanpa terapi tambahan lainnya
dilanjutkan per infus 8 mg/kgBB/jam selama 72 jam, perdarahan ulang frekuensinya sekitar 15-20%.
perdarahan ulang pad a kelompok plasebo 20% sedangkan Hemostasis endoskopi merupakan terapi pili han
yang diberi omeprazol hanya 4,2%. Suntikan omeprazol pada perdarahan karena varises esofagus. Ligasi varises
yang beredar di Indonesia hanya untuk pemberian merupakan pili han pertama untuk mengatasi perdarahan
bolus, yang bisa digunakan per infus ialah persediaan varises esofagus. Dengan ligasi varises dapat dihindari efek
esomeprazol dan pantoprazol dengan dosis sama seperti sam:>ing akibat pemakaian sklerosan, lebih sedikit frekuensi
omeprazol. Pada perdarahan SCBA ini antasida, sukralfat, terjadinya ulserasi dan striktur. Ligasi dilakukan mulai distal
dan antagonis reseptor H2 masih boleh diberikan untuk merdekati cardia bergerak spiral setiap 1-2 cm. Dilakukan
tLljuan penyembuhan lesi mukosa penyebab perdarahan. pada varises yang sedang berdarah atau bila ditemukan
Antagonis reseptor H2 dalam mencegah perdarahan ulang tanda baru mengalami perdarahan seperti bekuan darah
SCBA karena tukak peptik kurang bermanfaat. yang melekat, bilur-bilur merah, noda hematokistik, vena
Penggunaan balon tamponade untuk menghentikan pad3 vena. Skleroterapi endoskopik sebagai alternatif bila
perdarahan varises esofagus dimulai sekitar tahun ligasi endoskopik sulit dilakukan karena perdarahan yang
1950, paling populer adalah Sengstaken-Blakemore masif, terus berlangsung, atau teknik tidak memungkinkan.
tube (SB-tube) yang mempunyai tiga pipa serta dua Sklerosan yang bisa digunakan antara lain campuran sama
balon masing-masing untuk esofagus dan lam bung. banyak polidokanol 3%, NaCi 0,9%, dan alkohol absolut.
Komplikasi pemasangan SB-tube yang bisa berakibat Campuran dibuat sesaat sebelum skleroterapi dikerjakan.
fatal ialah pnemoni aspirasi, laserasi sampai perforasi. Penyuntikan dimulai dari bag ian paling distal mendekati
Pengembangan balon sebaiknya tidak melebihi 24 jam. kardia dilanjutkan ke proksimal bergerak spiral sampai
Pemasangan SB-tube seyogyanya dilakukan oleh tenaga sejauh 5 cm. Pada perdarahan varises lambung dilakukan
medik yang berpengalaman dan ditindaklanjuti dengan penyuntikan cyanoacrylate, skleroterapi untuk varises
observasi yang ketat. lambung hasilnya kurang baik.
Terapi endoskopi ditujukan pada perdarahan tukak yang Terapi angiografi perlu dipertimbangkan bila perdarahan
masih aktif atau tukak dengan pembuluh darah yang tetap berlangsung dan belum bisa ditentukan asal
tampak. Metode terapinya meliputi: 1). Contact thermal perdarahan, atau bila terapi endoskopi dinilai gagal dan
(monopolar atau bipolar elektrokoagulasi, heater probe) pembedahan sangat berisiko. Tindakan hemostasis yang
2). Noncontact thermal (laser) 3). Nonthermal (misalnya bisa dilakukan dengan penyuntikan vasopressin atau
suntikan adrenalin, polidokanol, alkohol, cyanoacrylate, embolisasi arterial. Bila dinilai tidak ada kontraindikasi
atau pemakaian klip). dan fasilitas dimungkinkan, pada perdarahan varises
Berbagai cara terapi endoskopi tersebut akan efektif dapat dipertimbangkan TIPS (Transjugular Intrahepatic
dan aman apabila dilakukan ahli endoskopi yang terampil Portosystemic Shunt).
dan berpengalaman. Endoskopi terapeutik ini dapat
diterapkan pada 90% kasus perdarahan SCBA, sedangkan
10% sisanya tidak dapat dikerjakan karena alasan teknis PEMBEDAHAN
seperti darah terlalu banyak sehingga pengamatan
terhalang atau letak lesi tidak terjangkau. Secara Pembedahan pada dasarnya dilakukan bila terapi medik,
keseluruhan 80% perdarahan tukak peptik dapat berhenti endoskopi dan radiologi dinilai gagal. Ahli bedah
spontan, namun pada kasus perdarahan arterial yang seyogyanya dilibatkan sejak awal dalam bentuk tim
bisa berhenti spontan hanya 30%. Terapi endoskopi yang multidisipliner pada pengelolaan kasus perdarahan SCBA
relatif mudah dan tanpa banyak peralatan pendukung untuk menentukan waktu yang tepat kapan tindakan
ialah penyuntikan submukosa sekitar titik perdarahan bedah sebaiknya dilakukan.
menggunakan adrenalin 1: 10000 sebanyak 0,5-1 mltiap
kali suntik dengan batas dosis 10 ml atau alkohol absolut
(98%) tidak melebihi 1 ml. Penyuntikan bahan sklerosan KESIMPULAN
seperti alkohol absolut atau polidokanol umumnya tidak
dianjurkan karena bahaya timbulnya tukak dan perforasi Penyebab perdarahan SCBA dapat digolongkan menjadi
, ,
1880 GASTROENTEROLOGI
2 kelompok, perdarahan va rises dan perdarahan ')on- Gilbert DA, Saunders DR. Iced saline lavage does not slow
varises. bleeding from experimental Canine gastric ulcers. Dig Dis
Sci. 1982;26:1065.
Pengelolaan perdarahan saluran makanan SEcara Gupta PK, Fleischer DE. Nonvariceal upper gastrointestinal
praktis meliputi: evaluasi status hemodinamik, stabilisasi bleeding. Med Clin North Am. 1993;77:973.
hemodinamik, melanjutkan anamnesis, pemeriksaan Hernomo K, Iswan A Nusi, Pangestu Adi. Endoscopic variceal
ligation with local ligator compared with endoscopic
fisis, dan pemeriksaan lain yang diperlukan, memas:ikan
sclerotherapy in variceal bleeding: a prospective randomized
perdarahan saluran makanan bag ian atas atau bawah, trial. Endoscopy. 1995;27:53.
menegakkan diagnosis pasti penyebab perdarahan, terapi Hernomo K. Hematemesis melena karena perdarahan varises
spesifik. esofagus. Gastroenterologi hepatologi. In: Ali Sulaiman, ed.
Jakarta: CV Infomedika. 1990. p. 328.
Prioritas utama dalam menghadapi kasus perdarahan Jutabha R Jensen DM. Acute upper gastrointestinal bleeding.
SCBA ialah penentuan status hemodinamik dan upaya Current diagnosis & treatment in gastroenterology. In:
resusitasi sebelum menegakkan diagnosis atau pemberian Friedman SL, McQuaid KR, Grendell JH, editors. 2nd ed.
New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill. 2003. p. 53.
terapi lainnya. Konsensus Nasional PGI-PEGI-PPHI. Perdarahan saluran
Pemeriksaan endoskopi SCBA merupakan cara terpilih makanan bagian atas. Bandung 13 April 2002.
untuk menegakkan diagnosis penyebab perdarahan dan Lau JYW, Sung JJY, Lee KKC, Yung MY, Wong SKH, Wu JYC,
Chan FKL, Ng EKW, You JHS, Lee CW, Chan Acw, Chung
sekaligus berguna untuk melakukan hemostasis. Pada
SCS. Effect of intravenous omeprazole on recurrent bleeding
perdarahan tukak lambung dapat dilakukan antara lain after endoscopic treatment of bleeding peptic ulcers. N Engl
dengan penyuntikan adrenalin 1 : 10000, sedangkan J Med. 2000;343:310.
pad a perdarahan varises esofagus dengan ligasi atau Lichtenstein DR. Therapy of digestive disorders: a companion to
Sleisenger and Fordtran's gastrointestinal and liver disease.
skleroterapi. in: Wolfe MM, Cohen S, Davis GL, Giannella RA, Hanauer
Manfaat terapi medik tergantung macam kelainan SB, Silen W, Toskes PP, editors. Philadelphia: WB Saunders
yang menjadi penyebab perdarahan. Somatostatin dapat Co; 2000. p. 127.
Longstreth GF. Epidemiology of hospitalization for acute upper
digunakan untuk menghentikan perdarahan SCBA,
gastrointestinal hemorrhage: a popUlation based study. Am
terutama pada perdarahan varises. Pada perdarahan J Gastroenterol. 1995; 90:206.
karena tukak peptik pemberian PPI intra vena dosis tinggi Moitinho E, Planas R Banares R Albillos A Ruiz-delarbol L, Galvez
bermanfaat untuk mencegah perdarahan ulang. C, Bosch J. Multicenter randomized controlled trial comparing
different schedules of somatostatin in the treatment of acute
Ahli radiologi dan ahli bedah seyogyanya dilibatkan variceal bleeding. J Hepatol. 2001;35:712.
dalam tim multidisipliner pengelolaan perdarahan SCBA. Oesman N. Diagnosis perdarahan saluran makanan bagian atas.
Simposium penanggulangan perdarahan saluran makan
bagian atas. PGI-PPHI-PEGI Cabang Surabaya. 8 Mei 1993.
Rockall TA Logan RF, Devlin HB, Nothfield TC. Incidence and
REFERENSI mortality from acute upper gastrointestinal hemorrhage in
the United Kingdom. Steering Committee and members of the
Bongiovanni GL. Gastrointestinal bleeding. Essentials of clinical National Audit of acute upper gastrointestinal haemorrhage.
gastroenterologycision making. In: Bongiovanni GL, ed. 2nd BMJ·1995;311:222.
ed. New York: McGraw-Hill Book Co; 1998. p. 15. Rockey DC. Gastrointestinal bleeding. Sleisenger and Fordtran's
Burroughs AK. Somatostatin and octreotide for variceal bleeding. gastrOintestinal and liver disease: pathophysiology/
J Hepatology. 1991;13:1. diagnosis/management. In: Feldman M, Friedman LS,
Chen RJ, Fang JF, Chen MF. Octreotide in the management of Sleisenger MH, editors. 7th ed. Philadelphia: WB. Saunders;
postoperative enterocutaneus fistula and stress ulcer blee:ling. 2002. p. 211.
Am J GastroenteroL 1992;87:1212. Schiff L, Stevens RJ, Shapiro N, Goodman S. Observation on the
Christiansen J, Yotis A. The role of somatostatin and longacting oral administration of citrated blood in man. The effect on
analogue, SMS 201-995, in acute bleeding due to peptic the stool. Am J Med Sci. 1939;203:409.
ulceration. Scand J Gastroenterol. 1986;21:109. Skok P. The epidemiology of hemorrhage from the upper
Cotton PB, Williams CB. Practical gastrointestinal endoscopy. The gastrointestinal tract in the mid nineties has anything
fundamentals. 5th ed. Blackwell Oxford; 2003. changed? Hepatogastroenterology. 1998;45:2228.
Daniel W A, Egan WS. The quantity of blood required to produce Van Rensburg CL, Thorpe A, Waren B. Intragastric pH in patients
a tarry stool. JAMA. 1942;113:2232. with bleeding peptic ulceration during pantoprazole infusion
Djajapranata LI. Pandangan mutakhir pengobatan perdarahan 8 mg/hour. Gastroenterology. 1997;112:A321.
saluran cerna nonvariseaL Simposium Ilmiah dalam rangka
HUT ke 82 RS Darmo Surabaya. Surabaya 8 Februari 2003.
Ebert RA, Stead EA, Gibson JG. Response of normal subjects to
acute blood loss. Arch Intern Med. 1940;68:578.
Fleischer D. Therapy for gastrointestinal bleeding. Techniqt:.es in
therapeutic endoscopy. In: Geenen JE, Fleischer DE, Waye
JD, Venu RM, editors. 2nd ed. New York: Gower Med. ?ubl;
1992. p. 12.
Fogel M, Kracer M, Andrew L. Contino us intravenous vasopressin
in active upper gastrointestinal bleeding. Ann Intern 11:ed.
1982;96:65.
'.
243
PERDARAHAN SALURAN CERNA BAG IAN BAWAH
(HEMATOKEZIA) DAN PERDARAHAN SAMAR (OCCULn
Murdani Abdullah
------------------------------1881------------------------------
1882 GASTROENTEROLOGI
Darah samar. Darah samar timbul bilamana ada yang biasanya terdapat pada pasien usia lanjut dan
perdarahan ringan namun tidak sampai merubah warna biasanya berhubungan dengan ditemukannya perdarahan
tinja/feses. Perdarahan jenis ini dapat diketahui dengan berulang atau darah samar. Kelainan neoplasma di usus
tes guaiac. halus relatif jarang namun meningkat pada pasien IBD
seperti Crohn's Disease atau celiac sprue.
Pada perdarahan saluran cerna yang diduga berasal tidak dapat mengidentifikasi sumber perdarahan dan
dari distal ligamentum Treitz dan dengan pemeriksaan suplementasi besi dapat mengatasi dampak kehilangan
kolonoskopi memberikan hasil yang negatif maka dapat darah maka pemeriksaan lebih lanjut tidak dapat
dilakukan pemeriksaan enteroskopi atau endoskopi dilanjutkan.
kapsul yang dapat mendeteksi jejas angiodisplasia di
usus halus. Prinsip-prinsip Penatalaksanaan
Scintigraphy dan angiografi. Kasus dengan perdarahan Resusitasi. Resusitasi pada perdarahan saluran cerna
yang berat tidak memungkinkan pemeriksaan dengan bag ian bawah yang akut mengikuti protokol yang juga
kolonoskopi maka dapatdilakukan pemeriksaan angiografi dianjurkan pada perdarahan saluran cerna bagian atas,
dengan perdarahan lebih dari V2 ml per menit. Sebelum Dengan langkah awal menstabilkan hemodinamik,
pemeriksaan angiograpi dilakukan sebaiknya periksa
Oleh karena perdarahan saluran cerna bagian atas
terlebih dahulu dengan scintigraphy bilamana lokasi
yang hebat juga menimbulkan darah segar di anus maka
perdarahan tidak dapat ditemukan. Sebagian ahli
pemasangan NGT (nasogastric tube) dilakukan pada kasus-
menganjurkan pendekatan angiografi dengan pemberian
kasus yang perdarahannya kemungkinan dari saluran
heparin atau streptokinase untuk merangsang perdarahan
cerna bagian atas. Pemeriksaan laboratorium memberi-
sehingga mempermudah deteksi lokasi perdarahan.
kan nformasi serupa dengan perdarahan saluran cerna
Helical (T -angiography juga dapat mendeteksi
bag ian atas meskipun azotemia jarang ditemukan pada
angiodisplasia. Divertikulum Meckel dapat didiagnosis
perd3rahan saluran cerna bagian atas. Pemeriksaan segera
dengan scanning Meckel menggunakan radio label
diperlukan pada kasus-kasus yang membutuhkan transfusi
technetium yang akan berakumulasi pada mukosa yang
lebir 3 u nit pack red cell.
memproduksi asam di dalam divertikulum.
terhadap obat-obatan anti inflamasi. Pemberian formalin telah menggantikan vasopressin intraartery untuk
intrarektal dapat memperbaiki perdarahan yang timbul mengatasi perdarahan saluran cerna bag ian bawah.
pada proktitis radiasi. Respon serupa juga terjadi pada Embolisasi angiografi merupakan pilihan terakhir karena
pemberian oksigen hiperbarik. dapat menimbulkan infark kolon sebesar 13-18%.
Terapi endoskopi. Colonoscopic bipolar cautery, Terapi bedah. Pada beberapa diagnostik (seperti divertikel
monopolar cautery, heater probe application, argon Meckel atau keganasan) bedah merupakan pendekatan
plasma caogulation, and Nd:YAG laser bermanfaat untuk utama setelah keadaan pasien stabil. Bedah emergensi
mengobati angiodisplasia dan perubahan vaskular pada menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi
kolitis radiasi. Kolonoskopi juga dapat digunakan untuk dan dapat memperburuk keadaan klinis. Pada kasus-
melakukan ablasi dan reseksi polip yang berdarah atau kasus dengan perdarahan berulang tanpa diketahui
mengendalikan perdarahan yang timbul pada kanker sumber perdarahannya maka hemikolektomi kanan atau
kolon. Sigmoidoskopi dapat mengatasi perdarahan hemikolektomi subtotal dapat dipertimbangkan dan
" hemoroid internal dengan ligasi maupun teknik termal. memberikan hasil yang baik.
Angiografi terapeutik. Bilamana kolonoskopi gagel atau Komplikasi. Sebagaimana halnya perdarahan saluran
tidak dapat dikerjakan maka angiografi dapat digu1akan cerna bag ian atas, perdarahan saluran cerna bag ian bawah
untuk melakukan tindakan terapeutik. Embolisasi arteri yang masif dapat menimbulkan sequele yang nyata.
secara selektif dengan polyvinyl alcohol atau mikrokoil Perdarahan saluran cerna bagian bawah yang berulang
Tanda-tanda vital
Resusitasi
Tes darah
¥, Golongan darah dan crossmatch
Pasang 2 buahjalurvena
Kehilangan cairan Anamnesis den pemeriksaan fisis
atau hemodinamik Nasogatric tube (NGT) Tanda kehilangan cairan
berkurang perdarahan
aktif berkurang
lnfus NaCi
packed red blood cells
and factors as needed
Endoskopi elekt
i... _._.~ _ __
Kemungkinan
Perdarahan aktif
perdarahan
di SCBA
Presumed lower source
_L
":kasi perdara
teridentifik
Endoskopi SCBA
Kolon05kopi segera atau
OMD follow thro
scintigrafy eritrosit plus
Enteroskopi
angiografi
Normal ~_~_ _ _ _ _ _~ Capsule endosko
Perdarahan
Kauterisasi elektrik cukup bany
lnjeksi zat skleratik perlu transf
Hemoclips darah
Angiografi
embolisasi
Pertimbangan:
Tak berhasil atau Angiografi
lokasi perdarahan Enteroskopi opera
tak terlihat I Terapi hormonal em
Kolektomi parsia
Bedah
Gambar 1. Penatalaksanaan pasien dengan perdarahan akut saluran cerna bagian bawah
PERDARAHAN SALURAN CERNA BAG IAN BAWAH DAN PERDARAHAN SAMAR 1885
,.' ;
.
1886 GASTROENTEROLOGI
Perdarahan di luar saluran cerna seperti herrofisis, yang lainnya tidak banyak digunakan. Tes imunokemikal
perdarahan efitaksis, tertelannya darah dari sumber lain sangat sensitif terhadap darah segar oleh karena itu tes ini
dapat menyerupai perdarahan samar saluran cerna. kurang manfaatnya untuk perdarahan dari saluran cerna
bag ian atas. Hemoquant memberikan hasH yang sensitif
Pendekatan Pasien dengan Perdarahan Samar terhadap perdarahan saluran cerna bag ian atas dan bawah.
Saluran Cerna Namun pengiriman sampel feses ke laboratorium yang
ditunjuk merupakan halangan yang utama bagi banyak
Anamnesis. Pasien dengan perdarahan samar saluran
klinikus.
cerna kronik umumnya tidak ada gejala atau kadang
hanya rasa lelah akibat anemia. Palpitasi, rasa pusing pada Pemeriksaan defisiensi besi. Anemia Hipokrom mikrositer
saat berubah posisi, atau sesak napas pada saat olahraga dapat diperiksa secara visual dan merupakan bukti adanya
merupakan petunjuk penting ke arah anemia. Sebagian perdarahan samar saluran cerna. Anisocytosis atau bentuk
pasien menunjukkan gejala pica atau kebiasan makan sel yang beragam merupakan petunjuk adanya defisiensi
es atau tanah karena defisiensi besi. Dispepsia, nyeri best. Di samping itu pemeriksaan darah perifer lengkap
abdomen, hurtburn, atau regurgitasi merupakan pe:unjuk dan kadar besi serum serta transferin perlu dilakukan.
kemungkinan penyebab dari lambung, sementara Kadar besi serum akan turun pada anemia insufisiensi
penurunan berat badan dan anoreksia berkaitan dengan besi dan sebagai kompensasi akan terjadi peningkatan
kemungkinan keganasan. Perdarahan samar saluran konsentrasi transferin dan akhirnya persentasi saturasi
cerna yang berulang pada usia lanjut tanpa gejala yang transferin turun. Rendahnya kadar serum besi dan saturasi
lain sesuai dengan angiodisplasia atau vaskular ektasia transferin juga terdapat pada anemia penyakit kronik.
lainnya. Kadar feritin serum berkaitan dengan cadangan besi di
jaringan dan dapat turun walaupun anemia belum terjadi,
Pemeriksaan fisis. Defisiensi besi yang serius biasanya
hal ini kadang dipengaruhi oleh proses inflamasi yang akan
muncul berupa pucat, takikardia, hipotensi postural, dan
meningkatkan kadar feritin sebagai tanda reaksi imflamasi
aktivitas jantung yang hiperdinamik akibat tingginya
akut. Pada kasus yang meragukan pemeriksaan kadar besi
curah jantung. Temuan lain yang jarang di antaranya
di susum tulang diperlukan untuk menegakkan diagnosis
papil edem, tuli, parese nervus kranial, perdarahan -etina,
defisiensi besi.
koilonetia, glositis, dan kilosis. Limfadenopati masa
hepatosplemegali atau ikterus merupakan petunJuk ke Endoskopi dan radiografi. Pada pasien dengan tes darah
arah keganasan sementara nyeri epigastrium ditemukan samara feses guaiac positif walaupun tak ada anemia dan
pad a penyakit asam lambung. Splenomegali, ikterus atau kadar feritin normal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan
spider nevi meningkatkan kemungkinan kehilangan darah kolonoskopi, bukan gastroskopi karenajarang ditemukan
akibat gastropati hipertensi portal. Beberapa kelainan kulit keganasan di saluran cerna bagian atas. Suatu penelitian
seperti telangiektasia merupakan petunjuk kemungkinan dalam skala besar menunjukkan 2-10% pasien dengan
telangi ectasia hemoragik yang herediter. guaiac positif didapatkan menderita kanker kolorektal
dan lebih banyak lagi yang menderita polip kolon yang
jinak. Pemeriksaan sigmoidoskopi dan enema barium
PEMERIKSAAN PENUNJANG memberikan hasil yang tidak sebaik kolonoskopi dengan
sensitivitas dan spesifisitas yang rendah untuk mendeteksi
Tes darah samar. Preparat guaiac seperti hem:JCcult neoplasia kolon.
cards, merupakan tes yang sering digunakan untuk Anemia defesiensi besi dan perdarahan samar saluran
menilai darah samar di feses karena mudah dan j::raktis. cerna dapat didekati dengan cara seperti tercantum pada
Meskipun demikian makanan-makanan yang mengandung gambar 2.
peroksidase juga dapat mengubah warna, demikian Dengan pendekatan ini 66-97% lesi saluran cerna
juga halnya dengan obat-obatan (sukralfat, cimetidine), dapat di deteksi pada laki laki dan perempuan post-
halogens, dan tisue toilet. Besi menyebabkan perubahan menopouse. Kolonoskopi dianjurkan dilakukan terlebih
warna menjadi hijau bukan biru. Sebaliknya asam dulu. Bila tidak ada lesi ditemukan maka segera di lakukan
ascorbat, antasid, panas dan pH yang asam mengh3mbat pemeriksaan endoskopi saluran cerna bag ian atas. Pada
reaktivitas dari guaiac sehingga memberikan hasil negatif kasus anemia defesiensi besi yang tes darah samar tinja
palsu. Secara umum hemoccult cards dapat mendeteksi memberi hasil yang negatif, sebaiknya dilakukan biopsi
perdarahan samar yang melebihi 10 ml/hari (normalnya <2 usus halus untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit
ml/hari). Pemeriksaan tes Guaiac harus dilaksnakan dengan celiac. Bilamana endoskopi saluran cerna atas dan
diet rendah daging merah dan tidak boleh minum OAIN bawah tidak berhasil menemukan lesi perdarahan maka
untuk mencegah hasil positif palsu. Tes darah samar feses pemeriksaan barium untuk menilai usus halus diperlukan.
PERDARAHAN SALURAN CERNA BAG IAN BAWAH DAN PERDARAHAN SAMAR 1887
' Suplemen Fe
preparat besi parenteral dipertimbangkan pada kasus yang
tidak bisa toleran dengan preparat oral. Biasanya 7-10
j
kali pemberian injeksi intra muskular elemen besi 250 mg
per oral ' Anemia
He~~'~:~i~---'~enetap diperlukan untuk mengatasi anemia yang moderato Dalam
beberapa kasus preparat besi intra vena dapat diberikan.
menjadi normal --------,
_"" ___ ,_ _ " Enteroskopi Pemberian parenteral dapat menyebabkan reaksi
Observasi 1 Capsule e~doscopy anafilaksis meskipun jarang, dan 10% pasien mengalami
[ ___ ~ _ _, Anglogl'afl
CT scan abdomen serum sickness-like syndrome.
Enteroskopi mitra operatif
Evaluasi kemungkinan malabsorpsi
Komplikasi
Kehilangan darah dari saluran cerna secara samar dapat
Gambar 2. Pendekatan pasien dengan perdarahan samar ditolerir dengan baik oleh pasien usia muda namun pada
saluran cerna
usia lanjut atau pasien dengan masalah kardiovaskular
keadaan ini dapat memperburuk penyakit dasarnya karena
Pada pasien dengan keluhan saluran cerna yang khas maka turunnya kemampuan distribusi oksigen ke organ vital.
pemeriksaan diarahkan ke lokasi kelainan. Bila dengan
mengikuti protokaol ini masih belum ditemukan lesi asal
perdarahan maka evaluasi lebih lanjut dianjurkan hanya REFERENSI
pada kasus anemia yang tidak dapat dikoreksi dengan
Baum S. Angiography of the Gastrointestinal Bleeder. Radiology.
pemberian preparat besi. Modalitas lain seperti enterokopi 1982;143:569
dan endoskopi kapsul dapat digunakan untuk mencari Jensen DM, Machicado GA. Diagnosis snd treatment of severe
lesi di usus halus yang tak terhangkau olek pemeriksaan hematochezia. Gastroenterology 1988;95:1569
Mayer RJ. Gastrointestinal Tract Cancer. In: Braunwald E, Fauci
endoskopi biasa. Pemeriksaan (T -scan abdomen dapat
AS, Kasper DL, Hauss SL, Longo DL, Jameson JL. Harrison's
membantu menemukan lesi intra abdomen diluar lumen Principles of Internal Medicine. 15th Ed. McGraw-Hill. New
usus. York. 2003.
Rockey DC. Occult Gastrointestinal Bleeding. In: Friedman SL,
).1cQuaid KR, Grendell JH. Current Diagnosis & Treatment
Dasar-dasar Penatalaksanaan in Gastroenterology. 2nd Ed. McGraw-Hill Co. New York.
Penatalaksanaan perdarahan samar saluran cerna 2004.
sangat ditentukan oleh hasil pemeriksaan diagnostik. Savides TJ, Jensen DM. Acute Lower Gastrointestinal Bleeding. In:
Friedman SL, McQuaid KR, Grendell JH. Current DiagnOSiS
Penyakit peptik diterapi sesuai dengan penyebabnya & Treatment in Gastroenterology. 2nd Ed. McGraw-HiIl Co.
meliputi pemberian obat supresi asam jangka pendek New York. 2004
maupun jangkan panjang dan terapi eradikasi infeksi Yamada T, Haster WL, Inadomi JM, Anderson MA, Brown RS.
Helicobacter pylori bilamana ditemukan. Sejumlah lesi Handbook of Gastroenterology. 2nd ed. Lippincot Williams
& Wilkins. Philadelphia. 2005.
premaligna dan polip bertangkai yang maligna dapat di
angkat dengan polipektomi. Angiodisplasia dapat diobati
dengan kauterisasi melalui endoskopi atau diobati dengan
preparat estrogen-progesteron. Gastropati hipertensi
portal kadang mengalami perbaikan dengan pemberian
obat yang dapat menurunkan hipertensi portal. Bila obat-
obatan dianggap sebagai penyebab kehilangan darah
tersamartersebuat maka menghentikan penggunaan obat
tersebut akan mengatasi anemia.
Kadang kadang kehilangan darah samar memerlukan
suplementasi besi untukjangka panjang. Pemberian ferro
sulfat 325 mg tiga kali sehari merupakan pili han yang