Anda di halaman 1dari 14

REKAYASA IDE

MK. KEPEMIMPINAN

PRODI S1 PENDIDIKAN
MATEMATIKA - FMIPA

SKOR NILAI :

REKAYASA IDE

OLEH :

NAMA : EVA RIA BR GINTING

NIM : 4203111049

KELAS : PSPM 2020 C

DOSEN PENGAMPU : NURHASANAH, S.Pd., M.Pd

MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

DESEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya serta kesehatan yang telah diberikan-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
“TUGAS REKAYASA IDE” ini. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah saya
yaitu “KEPEMIMPINAN”.

Tugas rekayasa ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua dapat bertambah. Saya menyadari bahwa tugas rekayasa ide ini masih
jauh dari kesempurnaan. Jika ada kesalahan dalam penulisannya saya memohon maaf, karena
sesungguhnya pengetahuan saya masih terbatas.

Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas rekayasa ide ini. Saya berharap semoga tugas
rekayasa ide ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya. Atas perhatiannya
saya mengucapkan terimakasih.

Biru-Biru, Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4

A. Rasionalisasi Permasalahan ............................................................................................ 4

B. Tujuan RI ........................................................................................................................ 5

C. Manfaat RI ...................................................................................................................... 5

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH KEPEMIMPINAN ................................................... 6

A. Permasalahan Umum Kepemimpinan............................................................................. 6

B. Identifikasi Permasalahan Kepemimpinan ..................................................................... 7

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 10

A. Solusi dan Pembahasan Mengenai Permasalahan Apa Penyebab Kepercayaan


Masyarakat Terhadap Pemimpin Negeri Ini Mulai Menurun .............................................. 10

B. Solusi dan Pembahasan Mengenai Permasalahan Hal-Hal Apa Yang Akan Terjadi
Ketika Masyarakat Tidak Percaya Lagi Kepada Pemimpinnya Sendiri .............................. 10

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13

B. Rekomendasi ................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Permasalahan

Dewasa ini banyak orang yang membicarakan masalah krisis kepemimpinan di negeri ini.
Banyak yang mengatakan bahwa pada zaman sekarang sangat sulit untuk mencari kader-kader
pemimpinan pada berbagai tingkatan. Kebanyakan orang-orang pada zaman sekarang
cenderung lebih mementingkan diri sendiri dan tidak atau kurang peduli pada kepentingan
orang lain dan kepentingan lingkungannya. Krisis kepemimpinan ini disebabkan oleh karena
makin langkanya keperdulian seorang pemimpin yang terpilih terhadap kepentingan bersama
dan kepentingan lingkungannya. Setidaknya ada tiga masalah mendasar yang terlihat menandai
kekurangan ini.

Pertama, adanya krisis komitmen. Kebanyakan pemimpin tidak merasa mempunyai tugas
dan tanggung jawab untuk memikirkan serta mencari solusi untuk memecahkan permasalahan
keselamatan bersama, permasalahan keharmonisan dalam kehidupan dan permasalahan untuk
kemajuan bersama.

Kedua, adanya krisis kredibilitas. Sangat sulit untuk mencari pemimpin yang mampu
menegakkan kredibilitas tanggung jawab. Kredibitas ini dapat diukur misalnya dengan
kemampuan untuk menegakkan etika dalam memikul amanah, setia pada kesepakatan dan janji
yang telah di ucapkan, bersikap teguh dalam pendirian, jujur dalam memikul tugas dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya, kekuatan iman nya dalam menolak godaan dan
peluang untuk menyimpang.

Ketiga, masalah kebangsan dan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Saat ini tantangan
untuk menjadi pemimpin semakin kompleks dan rumit. Kepemimpinan zaman sekarang tidak
cukup hanya mengandalkan pada bakat atau keturunan siapa dirinya. Pemimpin zaman
sekarang harus belajar, harus membaca, harus mempunyai pengetahuan muktahir dan
pemahamannya dalam berbagai persoalan yang menyangkut kepentingan orang-orang yang di
pimpinnya. Serta pemimpin itu harus memiliki kredibilitas dan integritas, dapat menahan
godaan yang ada, serta melanjutkan visi dan misi kepemimpinannya secara konkrit.

4
B. Tujuan RI

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan.


2. Untuk mengetahui apa penyebab menurunnya kepercayaan rakyat terhadap pemimpin
negeri ini.
3. Untuk mengetahui apa yang akan terjadi ketika masyarakat sudah tidak percaya lagi
terhadap pemimpinnya sendiri.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap
pemimpinnya sendiri.
5. Untuk mengetahui bagaimana sikap pemimpin yang seharusnya diterapkan.

C. Manfaat RI

1. Untuk melatih kemapuan mahasiswa dalam berpikir kreatif untuk menemukan ide-ide
yang dalam mengatasi masalah kepemimpinan.
2. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai masalah-masalah kepemimpinan di
negeri ini.

5
BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH KEPEMIMPINAN

A. Permasalahan Umum Kepemimpinan

Ketika sebuah organisasi terlalu fokus pada bagaimana ia bersaing dengan perusahaan lain,
hal ini akan menyebabkan kondisi di dalam organisasi tersebut menjadi kurang efektif.
Manajemen lebih tertarik pada penampilan yang baik daripada melakukan apa yang perlu
dilakukan, hasilnya yaitu kemunduran besar bagi ekonomi dan pendidikan di dunia. Pemimpin
akan berfokus untuk memeras bakat individu demi kepentingan organisasi manajer, disisi lain
mengevaluasi isu-isu dan masalah. Perbedaannya jelas sebuah tim memiliki visi dan sebuah
manajemen memiliki agenda. “Koordinasi dari bakat-bakat pengikut dan mengarahkan mereka
pada tujuan-tujuan tertentu adalah penting”. Dari semua sumber daya yang tersedia untuk
organisasi seperti uang, bahan, peralatan, dan orang – sumber daya vital orang. Tidak seperti
sumber daya lain, manusia memiliki potensi yang luar biasa untuk pertumbuhan dan
pembangunan sebuah organisasi. Kenyataan ini membuat motivasi karyawan menjadi yang
paling penting dan menantang aspek sistem kepemimpinan. Dalam organisasi dewasa ini,
tuntuntannya adalah untuk menanggapi perubahan teknologi dan pasar dengan menjadi
organisasi belajar.

Pemimpin dan karyawan menjangkau luar batas-batas mereka dalam rangka untuk
mengembangkan hubungan yang lebih efektif, prosedur, proses, dan penglihatan. Sebagian
besar permasalahan sebuah organisasi saat ini dalah kurangnya kepemimpinan bukan bakat.
Masyarakat menyaksikan gelombang baru model kepemimpinan yang berpihak pada
kepemimpinan partisipatif , tim bekerja, belajar samapai akhir hayat, komunikasi yang baik
dan visi. Pada akhirnya karyawan, pelanggan, masyarakat dan generasi masa depan para
pemimpin melihat kearah yang baru yang dapat memberikan kesuksesan dan kebahagian bagi
generasi sekarang dan jaminan hidup yang lebih baik, lingkungan kerja, dan masyarakat untuk
generasi berikutnya. Tugas ini cukup sulit, tetapi manusia memiliki sumber daya, pendidikan,
multi-dimensi karyawan, dan teknologi untuk mewujudkannya.

Sebuah organisasi harus mengingat bahwa generasi ini memiliki kewajiban etis untuk masa
depan dan kesejahteraan genarasi berikutnya. Saat seseorang memotivasi dirinya sendiri atau
orang lain, orang tersebut sedang berusaha mengembangkan kondisi yang akan membantu

6
seseorang untuk berperilaku sesuai kehendak. Apakah itu melalui motivasi instrik atau
ekstrinsik motivasi , sebagian besar individu digerakkan oleh keyakinan mereka, nilai,
kepentingan pribadi atau bahkan ketakutannya. Salah satu tantangan yang lebih sulit bagi
seorang pemimpin adalah untuk belajar bagaimana cara yang efektif untuk memotivasi mereka
yang bekerja untuk kepentingan bersama.

B. Identifikasi Permasalahan Kepemimpinan

1. Apa Penyebab Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemimpin Negeri Ini Mulai Menurun

Saat ini masyarakat Indonesia sedang mengalami krisis kepercayaan terhadap para
pemimpin-pemimpin mereka. Yang menjadi penyebabnya adalah karena banyaknya pemimpin
yang terlibat kasus-kasus yang nampaknya kurang pantas dilakukan oleh seorang pemimpin.
Misalnya kasus KKN dan kasus kriminal lainnya. Selain itu, yang menjadi penyebab kedua
adalah karena banyaknya pemimpin yang tidak setia pada janji mereka ketika masih berstatus
sebagai calon pemimpin atau ketika sedang berkampanye. Mungkin ketika mereka
berkampanye, mereka berjanji A terhadap masyarakat yang kelak akan dipimpinnya, namun
ketika sudah menjadi seorang pemimpin, janji A yang telah diucapkannya sebelumnya
terealisasi menjadi kenyataan Z bahkan sangat jauh dari perjanjian yang mereka ucapkan pada
saat berkampanye.

Hal itu tentunya sangat mengecewakan masyarakat yang sudah memilihnya untuk menjadi
seorang pemimpin. Belum lagi pandangan yang menganggap bahwa pemimpin zaman
sekarang tidak mengusahakan kemakmuran bagi rakyatnya, justru hanya berusaha untuk
kemakmuran dirinya sendiri. Buktinya, banyak pemimpin yang melakukan praktek KKN untuk
mensejahterakan dirinya dan kerabatnya, sedangkan rakyat yang dipimpinnya masih melarat
dan menderita. Ada juga praktek yang konkalikong serta deal politic dalam berbagai kasus
hukum Indonesia, terlebih lagi itu sering melinbatkan seorang pemimpin. Lebih parahnya lagi,
melalui pilkada dan pemilu. Betapa sungguh kecewa dan sakit hati rakyat yang telah
memilihnya untuk menjadi seorang pemimpin.

Pemimpin kita dewasa ini, juga sangat jarang melakukan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat. Kebanyakan mereka terlalu sibuk mengurus pekerjaan yang menonjolkan sifat
egois, seperti wisata dan liburan keluar negeri atau bahkan menuntut kenaikan gaji. Dengan
melihat kenyataan sedemikian rupa tentang para pemimpin kita, peristiwa krisis kepercayaan

7
masyarakat terhadap para pemimpin zaman sekarang ini nampaknya menjadi suatu hal yang
wajar dan tidak dapat disalahkan. Karena penyebabnya dalah pemimpin itu sendiri.

2. Hal-Hal Apa Yang Akan Terjadi Ketika Masyarakat Tidak Percaya Lagi Kepada
Pemimpinnya Sendiri

Banyak tanda yang menunjukkan gejala terjadinya krisis kepemimpinan di negeri ini.
Diantara gejala itu, pertama masyarakat merasa tak memiliki pemimpin yang sesuai dengan
harapannya; kedua, kecenderungan kebanyakan masyarakat secara buta loyal kepada yang
memimpin; ketiga, hal-hal yang menyangkut masalah kehidupan, baik itu ekonomi, tradisi,
budaya dan sistem politik dikendalikan oleh kekuatan tertentu, terutama kepartaian; keempat,
maraknya praktek KKN dan sebagainya yang terjadi. Isu itu bagi Sebagian diantara kita
bukanlah hal yang baru. Tetapi, isu tersebut menjadi aktual dan penting justru di saat ini kita
sedang berada dalam keadaan yang hamper putus asa. Krisis multidimensi yang kita alami
sejak lima tagun terakhir semakin berpotensi membawa negeri ini menuju kebangkrutan.

Upaya pemulihan ekonomi dan penegakan hukum nyaris tidak terjadi. Dari sekian akibat
multikrisis itu, krisis kepemimpinan merupakan krisis yang paling parah. Tidak hanya terjadi
ditingkat nasional, tetapi juga sampai ke tingkat daerah. Tidak hanya kepemimpinan tingkat
tinggi tetapi juga sampai pada tingkat kepemimpinan paling rendah. Penerimaan atas
kepemimpinan didasrkan sebuah kepercayaan. Kepercayaan dibangun oleh keseriusan dan
kemampuan seorang pemimpin dalam mengatasi persoalan yang terjadi. Karena itu,bobot
kepemimpinan tidak diukur dari tingkat kekuasaan yang dimiliki, teatpi terutama oleh apa dan
bagaimana cara memperoleh hasil dan keberpihakannya pada kepentingan rakyatnya. Ketika
pemimpin tidak mengemban tugas rakyat dengan baik, maka terjadilah krisis kepemimipinan.
Ketiika Lembaga peradilan tidak berfungsi menegakkan keadilan, rakyat pasti akan main
hakim sendiri. Rakyat akan bertindak anarkis karena tidak ada kepastian hukum, karena tidak
ada komitmen pemimpin pada nasib orang kecil.

Seorang pemimpin harus tampil seperti dalam kisah pewayangan, pemimpin ditampilkan
sebagai pelayan masyarakat. Itu disampaikan Resi Bhisma sebelum ajalnya yang memberi
nasehat kepada Pandawa. Kata Resi Bhisma, tugas utama seorang pemimpin adalah
mencurahkan perhatian kepada bawahan sekaligus mengesampingkan keperntingan pribadi
dan keluarganya. Dialah seorang good leader, seorang pemimpin yang baik. Good leader
berbeda dengan great leader. Seperti Mahatma Gandhi adalah seorang good leader, sebaliknya

8
Hitler adalah great leader. Mahatma Gandhi memimpin dengan penuh pengorbanan, dengan
melayani rakyat dan mengesampingkan kepentingan keluarga. Sedangkan Hitler memimpin
rakyat dengan dimotivasi ambisi pribadi yang sangat besar. Baik good leader maupun great
leader adalah sama-sama professional. Tetapi, good leader memiliki dan mengembangkan
karakter yang baik . Oleh karena itu, didalam kepemimpinan ada yang menyebut faktor
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan terutama oleh karakternya baru kepandaiannya.
Orang berwatak baik sulit dicari, sedangkan kepandaian bisa ditingkatkan lewat latihan.

9
BAB III

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

C. Solusi dan Pembahasan Mengenai Permasalahan Apa Penyebab Kepercayaan


Masyarakat Terhadap Pemimpin Negeri Ini Mulai Menurun

Mengembalikan makna dan perilaku pemimpin sebagai good leader buak great leader,
bukan sebagai petinggi tetapi sebagai pamong. Dibutuhkan teladan dan langkah nyata yang
berotientasi pada yang dipimpin. Pemimpin hadir untuk suatu zaman. Zaman menentukan
gaya. Meskipun demikian, ada satu syarat yang nyaris jadi klasik, yakni asketisme atau
mesubudhi. Taka da pemimpin yang jatuh dari langit, semua pasti membutuhkan proses jatuh-
bangun. Keterbukaan menerima kritik merupakan bagian dari jiwa pemimpin.

Kritik menurut Kwant, analisis masalahan kritik, adalah bagian dari keterlibatan dan
kepemilikan. Menerima kritik sebagai bagian rasa memilik, menunjukkan bobot seorang
pemimpin. Mengatai krisis kepemimpinan adalah proses pendidikan dalam arti seluas-luasnya.
Dibutuhkan waktu yang panjang. Satu langkah luhur kita ayunkan, hasilnya baru akan
kelihatan satu generasi kemudian. Sebaliknya satu langkah salah kita lakukan, akibat buruknya
langsung tampak. Salah satu penyebab muculnya krisis kepemimpian adalah terkait krisis
moral.

Sehubungan dengan krisis kepemimpinan itu berakar dari krisis moral, mak perlu
diselaikan secara moral, sebelum adanya penyelesaian secara teknis manajerial. Penyelesaian
krisis kepemimpinan secara moral itu merujuk prinsip al akhlaqul karimah. Prinsip ahklaqul
karimah itu meliputi ash shidqu (benar), al wafa bil ‘ahd (tepat janji), ta’awun (tolong
menolong), al’adalah (keadilan), dan istiqamah (konsisten).

D. Solusi dan Pembahasan Mengenai Permasalahan Hal-Hal Apa Yang Akan Terjadi
Ketika Masyarakat Tidak Percaya Lagi Kepada Pemimpinnya Sendiri

Sikap seorang pemimpin yang seharusnya diterapkan adalah dengan menamnamkan


konsep kepemimpinan Asta Brata dan Catur Kantamaning Nrpati. Konsep kepemimpinan Asta
Brata dan Catur Kantamaning Nrpati sangat cocok dijadikan sebagai salah satu nilai-nilai
kepemimpinan yang perlu dan harus ditanamkan kepada generasi muda sebagai calon

10
pemimpin bangsa di masa depan. Pada dasarnya konsep Asta Brata dan Catur Kantamaning
Nrpati adalah mengajarkan sebagi sifat yang mestinya dimiliki oleh seorang pemimpin yang
baik, Tangguh, berwibawa dan diterima dengan baik oleh masyarakat.

Konsep Asta Brata adalah ajaran kepemimpinan yang terdapat dalam cerita Ramayana.
Ajaran ini disampaikan oleh Sri Rama kepada adiknya Bharata ketika dinobatkan menjadi raja
dikerajaan Ayodha. Asta Brata adalah delapan sufat yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin yaitu Indra Brata, Yama Brata, Surya Brata, Candra Brata, Bhayu Brata, Bumi
Brata, Baruna Brata dan Agni Brata . Indra Brata adalah seorang pemimpin harus mampu
mengusahakan atau menciptakan kemakmuran bagi rakyat atau masyarakat yang
dipimpinnya.Yama adalah Dewa yang mampu menegakkan keadilan atau Dewa Hukum. Jadi
Yama Brata adalah seorang pemimpin haruslah bersikap adil kepada semua orang yang
dipimpinnya, tidak boleh membedakan suku, agama, maupun ras (SARA). Intinya seorang
pemimpin harus mampu menegakkan keadilan.

Candra berarti bulan. Sifat bulan adalah mampu memberikan penerangan yang
menyejukkan. Candra Brata artinya seorang pemimpin haruslah mampu memberikan
kesejukan atau kenyamanan bagi masyarakatnya sehingga masyarakat akan merasa tentram
dibawah pimpinannya. Demikian halnya dengan Surya Brata. Surya berarti matahari. Matahari
adalah sumber energi yang dasyat bagi kehidupan dialam semesta ini. Jadi yang dimaksud
dengan Surya Brata adalah seorang pemimpin harus mampu memberikan kekuatan dan
semangat bagi bawahannya. Pemimoin juga mesti ibarat Bayu (angin). Artinya, pemimpin
haruslah selalu berada di tengah-tengah masyarakatnya agar senantiasa tau apa yang terjadi dan
bagaimana kondisi masyarakatnya serta jangan bertibdak eksklusif. Itulah inti dari Bayu Brata.
Bumi Brata mengajarkan kepada seorang pemimpin agar selalu memberikan apa yang
dimilikinya untuk kesejahteraan rakyatnya. Demikian juga dengan Baruna Brata. Baruna dalah
Dewa Lautan dalam mithologi Hindu. Jadi seorang pemimpin haruslah memiliki wawasan
yang luas layaknya sebuah lautan dalam rangka memimpin masyarakatnya. Wawasan luas akan
memberikan pengaruh besar bagi kearifan seorang pemimpin untuk menangani masalah yang
ada. Yang terakhir adalah Agni Brata. Agni artinya api. Salah satu sifat api adalah senantiasa
berdiri tegak dan bergelora. Jado yang dimaksud dengan Agni Brata adalah seorang pemimpin
harus mampu menggelorakan semangat masyarakat yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan
bersama.

11
Prof. M. Yamin. Catur Kotaminang Nrpati adalah empat sifat utama yang harus dimiliki
oleh seorang raja (pemimpin). Emapt sifat utama yang dimaksud adalah Jnana Wisesa Sudha,
Kaprihitaning praja, Kawiryan, dan Wibawa. Jnana Wisesa Sudha artinya seorang pemimpin
harus memiliki pengetahuan yang luhur dan suci. Tidak hanya sekedar memliki pengetahuan
intelektual dan akademis saja, namun juga harus mampu mengamalkan pengetahuan yang
dimiliki dan mengamalkan ajaran-ajaran agama dimasyarakatnya. Lalu Kaprihitaning praja
maksudnya seorang pemimpin harus mampu menunjukkan rasa belas kasihan atau iba kepada
rakyatnya yang menderita. Rasa belas kasihan itu dapat ditunjukkan dengan memberikan
pertolongan yang bersifat jasmaniah, material dan moral kepada masyarakatnya yng
membutuhkan dan jangan hanya bersifat material saja. Sedangkan Kawiryan artinya seorang
pemimpin harus memiliki keberanian. Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah tetapi juga
penuh resiko dan tantangan. Semua itu mesti dihadapi oleh seorang pemimpin dengan
keberanian. Kemudian Wibawa artinya seorang pemimpin mesti memiliki wibawa terhadap
masyarakat yang dipimpinnya.

Jika semua nilai-nilai kepemimpinan dari Asta Brata dan Catur Kotamaning Nrpati dimiliki
oleh semua pemimpin masa kini, maka dapat dipastikan krisis kepercayaan terhadap pemimpin
dapat diminimalisir atau bahkan tidak akan terjadi lagi.

12
BAB IV

PENUTUP

E. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat saya simpulakan setelah melakukan tugas rekayasa ide ini bahwa
dampak dari kepemimpinan yang tidak baik dan perilaku yang tidak pantas untuk diteladani
bagi masyarakat, menyebabkan masyarakat tidak percaya lagi kepadanya untuk menjadi
pemimpin dan memimpin mereka lagi. Para pemimpin selalu saja mengecewakan masyarkat
dengan berbagai ulahnya. Mereka tidak tepat disebut sebagi seorang pemimpin karena sebagian
besar dari mereka cenderung tidak melakukan fungsi kepemimpinan mereka sebagaimana
mestinya. Pemimoin sering kali terlibat kasus-kasus hukum seperti KKN, criminal, dan selalu
ingin melakukan apa yang mereka anggap baik tanpa berpikir apa dampaknya pada masyarakat
yang dipimpinnya. Keputusan yang sering kali dibuat terkadang justru malah menambah
masalah.

Dengan demikian diharapkan pemimpin untuk bisa bertindak lebih bijak serta lebih
memikirkan kepentingan masyarakat daripada negara apalahi kepentingannya pribadi. Dengan
menanamkan niali-nilai kepemimpinan yang diajarkan dari keluarga, lingkungan sekitar,
maupun pelajaran pemimpin pada masa-masa lalu yang pernah berjaya pada masanya, agar
dapat menciptakan pemimpin yang tangguh, hebat, adil, bijaksana dan disayangi oleh
masyarakat yang dipimpinnya dan memiliki rasa kepercayaan yang diberikan oleh
masyarakatnya.

F. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat saya sampaikan adalah agar kepercayaan masyarakat
tidak luntur lagi terhadap pemimpin dinegeri ini dimasa depan, sebaiknya sikap dan perilaku
kepemimpinan yang baik dan tepat di bentuk dan di terapkan kepada calon-calon pemimpin
dimasa depan dimulai sejak dini. Agar kelak dimasa depan tidak terjadi lagi masalah yang sama
seperti yang sekarang dialami oleh rakyat di negeri ini. Hal itu dapat dilakukan mulai dari
lingkungn keluarga yang menanamkan nilai moral yang kuat terhadap anaknya, agar suatu hari
nanti ia menjadi pemimpin yang bermoral.

13
DAFTAR PUSTAKA

Andre Wijaya. 2015. Kepemimpinan Dengan Metode Diri Sendiri. http://intisari-online.com

C. Maxwell. John, 2001. Mengembangkan Kepemimpinan di Sekeliling Anda. Jakarta : Mitra


Media

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan

http://id.scribd.com/doc/54057570/Arti-Kader-dan-Pengkaderan

Bayu Pradana. 2012. Kepemimpinan Dengan Metode Memimpin Diri


Sendiri.http://ekonomi.kompasnia.com

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/download/12276/11926.

14

Anda mungkin juga menyukai