Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN
Dalam BAB ini akan dibahas mengenai persamaan dan perbedaan antara
konsep dasar teori dengan asuhan keperawatan pada klien An.M dengan kejang
demam yang dilakukan diruang perawatan anak RS. X di Palembang dalam.
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan.
Pengkajian yang kami lakukan dalam asuhan keperawatan pada klien An.M
dengan kejang demam, yang dilakukan diruang keperawatan anak RS. X
Palembang meliputi biodata, keluhan utama (saat masuk RS), keluhan saat
pengkajian, riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik sampai data
penunjang. Pada saat pengkajian kami menggunakan instrument pengkajian
sebagai pedoman yaitu menurut 13 domain NANDA.
Data pengkajian yang kami lakukan pada studi kasus pada klien An. M
dengan kejang demam yang dilakukan diruang keperawatan anak RS. X
Palembang, data-data yang kami temukan diantaranya adalah keluhan utama
padasaat pasien masuk RS, keluarga mengatakan anaknya dua hari sebelum
masuk RS mengalami demam naik turun yang disertai batuk pilek. Keluhan saat
pengkajian yaitu An.M mengalami didapatkan data pasien kompos mentis, BB 9
kg, nadi 166x/menit, respirasi : 40 x/menit, dengan temperatur aksila 39 ºC.
Riwayat perjalanan penyakit, An.M datang ke rumah sakit pada tanggal 26
Oktober 2020 sebelum masuk RS pasien mengalami kejang sebanyak 1x selama
kurang dari 10 menit kejang pada seluruh bagian tubuh tonik klonik dan tidak
mengeluarkan lendir atau busa, An.M di diagnosa medis kejang demam.
Sesuai dengan pemeriksaan, pengkajian keperawatan, kami menggunakan
format 13 domain NANDA yaitu pemeriksaan dimulai dari
promosi/peningkatan kesehatan mengenai pengetahuan penyakit sampai dengan
pemeriksaan tingkat perkembangan. Pada pengkajian persepsi diri, klien tampak
menangis dan berteriak. Pada saat pengkajian keamanan/ perlindungan,
kesadaran klien compos mentis. Setelah menganalisa pengkajian, kami tidak
menemukan kesenjangan teori dan pengkajian pada klien.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada klien dengan kejang demam,
sesuai dengan teori menurut diagnosa NANDA (2016) adalah sebagai berikut :
a. Hipertermi b.d Penyakit d.d kejang
b. Risiko ketidakefektidan perfusi jaringan otak faktor resiko agen
farmaseutikal
c. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi d.d kurang pengetahuan
d. Risiko cidera b.d faktor resiko hipoksia jaringan

Setelah kami mengumpulkan data pada pengkajian dan menganalisa data


maka kami dapat menegakkan diagnosa yang terdapat dalam teori dan juga
terdapat dalam kasus. Diagnosa keperawatan yang muncul sesuai dengan
pengkajian yang telah dilakukan antara lain :
1) Hipertermi b.d Penyakit
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian, kami menemukan data
subjektif bahwa Ibu klien mengatakan anaknya demam 2 hari sebelum
dibawa kerumah sakit, Ibu klien mengatakan anaknya juga batu pilek. Data
obektif nya yaitu suhu tubuh 390C, N : 166x/menit.

2) Risiko ketidakefektidan perfusi jaringan otak faktor resiko agen


farmaseutikal
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian, kami menemukan data
subjektif bahwaIbu klien mengatakan anaknya demam sisertai batuk dan
pilek, Ibu klien mengatakan anaknya kejang sebelum dibawa ke RS kejang
berlangsung selama ± 10 menit. Data obektif nya yaituS : 390C, N :
166x/menit.

3) Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi


Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian, kami menemukan data
subjektif bahwa Ibu klien mengatakan dia belum memahami betul tentang
penanganan pertama pada kejang, Ibu klien mengatakan khawatir dengan
anaknya karena masih kecil. Data obektif nya yaitu Ibu selalu
mempertanyakan keadaan anaknya dengan perawat.

4) Risiko Cidera b.d faktor resiko hipoksia jaringan


Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian, kami menemukan data
subjektif Ibu kien mengatakan anaknya kejang sebelum dibawa ke Rs, Ibu
mengatakan anaknya kejang selama ± 10 menit, Ibu klien mengatakan
ketika kejang terjadi anaknya sedang duduk. Data obektif nya yaitutubuh
klien kaku.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu
klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan
dalam hasil yang diharapkan berdasarkan masing-masing diagnosa yang
ditegakkan. Pada dasarnya kami tidak menemukan hambatan yang berarti dalam
melakukan tindakan keperawatan. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang
mendukung antara lain kerjasama yang baik antara kelompok, klien, keluarga
klien, dan tim medis yang ada di RS. X Palembang serta tersedianya sarana dan
prasarana penunjang dalam mengatasi masalah klien dan memenuhi kebutuhan
klien. Dari 4 diagnosa yang telah diangkat sesuai dengan NANDA (2016).
Intervensi yang telah dilakukan sesuai dengan intervensi berdasarkan panduan
dari NOC dan NIC.
1. Hipertermi b.d peningkatan laju metabolisme d.d kejang
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian, kami menemukan data
subjektif bahwa Ibu klien mengatakan anaknya demam 2 hari sebelum
dibawa kerumah sakit, Ibu klien mengatakan anaknya juga batu pilek. Data
objektif nya yaitu suhu tubuh 390C, N : 166x/menit.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan NOC dan NIC dengan
tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah
hipertermi dapat teratasi, dengan kriteria hasil : peningkatan suhu kulit,
hipertermi, sakit kepala, dan dehidrasi.
Intervensi keperawatan yang telah dilakukan dalam memberikan tindakan
keperawatan pada An.M menurut NOC, NIC (2016) yaitu : Pantau suhu dan
tanda-tanda vital lainnya, monitor asupan dan keluaran,sadari perubahan
kehilangan cairan yang tak dirasakan, dorong konsumsi cairan, beri obat atau
cairan IV (antipiretik, agen anti bakteri dan agen anti menggigil), tutup
pasien dengan selimut atau pakaian ringan, tergantung pada fase demam
(memberikan selimut hangat untuk fase dingin, menyediakan pakaian atau
linen tempat tidur ringan untuk demam dan fase bergejolak/flush), fasilitasi
istirahat, terapkan pembatasan aktivitas, pantau komplikasi-komplikasi yang
berhubungan dengan demam serta tanda dan gejala kondisi penyebab demam
(kejang, penurunan tingkat kesadaran,dll).
2. Resiko ketidakefektidan perfusi jaringan otak faktor resiko agen
farmaseutikal d.d
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian, kami menemukan data
subjektif bahwa Ibu klien mengatakan anaknya demam sisertai batuk dan
pilek, Ibu klien mengatakan anaknya kejang sebelum dibawa ke RS kejang
berlangsung selama ± 10 menit. Data obektif nya yaitu S : 390C, N :
166x/menit.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan NOC dan NIC
dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah
risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak dapat teratasi, dengan kriteria
hasil : kesadaran, tekanan intrakranial, pola bernafas, dan aktivitas kejang.
Intervensi keperawatan yang telah dilakukan dalam memberikan tindakan
keperawatan pada An.M menurut NOC, NIC (2016) yaitu : Monitor adanya
kebingungan, perubahan pikiran, keluhan pusing dan pingsa, monitor tanda-
tanda vital, monitor TIK dan CPP, kurangi stimulus dalam lingkungan
pasien, berikan anti kejang, sesuai kebutuhan.

3. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi d.d kurang pengetahuan


Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian, kami menemukan data
subjektif bahwa Ibu klien mengatakan dia belum memahami betul tentang
penanganan pertama pada kejang, Ibu klien mengatakan khawatir dengan
anaknya karena masih kecil. Data obektif nya yaitu Ibu selalu
mempertanyakan keadaan anaknya dengan perawat.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan NOC dan NIC dengan
tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah dapat
teratasi, dengan kriteria hasil : faktor risiko, tanda dan gejala penyakit, proses
perjalanan penyakit, tanda dan gejala komplikasi, manfaat manajemen
penyakit.
Intervensi keperawatan yang telah dilakukan dalam memberikan tindakan
keperawatan pada An.M menurut NOC, NIC (2016) yaitu : Kaji tingkat
pengetahuan dengan proses penyakit yang spesifik, jelaskan patofisiologi
penyakit dan bagaimana hubungannya dengan anatomi fisiologi, sesuai
kebutuhan, jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit, sesuai
kebutuhan, jelaskan mengenai proses penyakit, sesuai kebutuhan, jelaskan
komplikasi kronik yang mungkin ada, sesuai kebutuhan, edukasi mengenai
tanda gejala yang harus dilaporkan kepada petugas kesehatan, jelaskan
alasan dibalik terapi yang direkomendasikan.

4. Risiko Cidera b.d faktor resiko hipoksia jaringan


Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian, kami menemukan data
subjektif Ibu kien mengatakan anaknya kejang sebelum dibawa ke Rs, Ibu
mengatakan anaknya kejang selama ± 10 menit, Ibu klien mengatakan ketika
kejang terjadi anaknya sedang duduk. Data obektif nya yaitu tubuh klien
kaku. Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan NOC dan NIC
dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah
risiko cidera dapat teratasi, dengan kriteria hasil : latihan untuk mengurangi
resiko, kondisi akut yang dapat meningkatkan risiko jatuh, pentingnya
menjaga jalan napas, stategi untuk menjaga permukaan lantai tetap aman.
Intervensi keperawatan yang telah dilakukan dalam memberikan tindakan
keperawatan pada An.M menurut NOC, NIC (2016) yaitu : identifikasi
perilaku dan faktor yang mempengaruhi risiko jatuh, hindari meletakkan
sesuatu secara tidak teratur dipermukaan lantai, ajarkan anggota keluarga
mengenal faktor resiko yang berkontribusi terhadap adanya kejadian jatuh,
dan sediakan pengawasan yang ketat dan atau alat pengikat saat meletakkan
anak.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dalam tahap ini penulis melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
rencana tindakan yang telah dibuat. Pada tahap pelaksanaan tindakan
keperawatan yang merupakan tindakan yang nyata terhadap klien dalam rangka
mencapai tujuan yang diinginkan. Dari keseluruhan rencana tindakan
dapat diaplikasikan kedalam tindakan keperawatan yang nyata. Semua
tindakan dari setiap diagnosa dilakukan sesuai dengan rencana disusun
berdasarkan perencanaan.
Secara teoritis tindakan keperawatan dipilih untuk membantu klien
dalam mencapai hasil klien yang diharapkan dan tujuan pemulangan.
Harapannya adalah bahwa perilaku yang diprekripsikan akan membantu
klien dan keluarga dalam cara dapat diprediksi, yang berhubungan dengan
masalah yang diidentifikasi dan tujuan yang telah dipilih.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan dilakukan setiap selasai melakukan tindakan dan
dilakukan evaluasi. Evaluasi yang kami lakukan sesuai dengan teoritis yakni
berdasakan analisis SOAP (Subjektif, Objektif, Analisis dan Planning). Yang di
buat satu hari karena keterbatasan waktu, ketika kami memberikan
intervesi maka langsung dilakukan evaluasi. Yang kemudian dihentikan dan di
lanjutkan oleh perawat, intervensi yang dilakukan teratasi sebagian dan
dilanjutkan dengan kontrol ulang dan terapi obat.
Berdasarkan intervensi dan implementasi yang sudah di laksanakan
penulis membuatnya dengan analisis SOAP sesuai dengan yang ada pada teori.
SOAP ini di buat berdasarkan data subjektif dan data ojektif yang muncul
pada 4 diagnosa keperawatan yang di angkat dengan melihat beberapa
indikator sesuai dengan NOC. Setelah itu penulis memberikan perencanaan
dalam waktu 1 hari penulis menghentikan intervensi karena masalah sudah
teratasi sebagian dan di berikan discharge planning sesuai dengan masalah
yang ada.

Anda mungkin juga menyukai