Anda di halaman 1dari 9

BATUAN SEDIMEN

Disusun Oleh :

Faikar Shafwan Hanafi

270110200069
DAFTAR PUSTAKAS

DEFINISI......................................................................................................................................... 3
Material sedimen ......................................................................................................................... 3
Litifikasi ....................................................................................................................................... 3
Kompaksi ..................................................................................................................................... 3
Sementasi ..................................................................................................................................... 3
Rekristalisasi ................................................................................................................................ 3
KLASIFIKASI ................................................................................................................................ 4
Batuan Sedimen Klastik .............................................................................................................. 4
Batuan Sedimen Nonklastik ........................................................................................................ 6
1. Sedimen Silikaan (siliceous) ................................................................................................. 7
Tekstur ............................................................................................................................................. 7
Batuan Sedimen Klastik .............................................................................................................. 7
Batuan Sedimen Nonklastik ........................................................................................................ 8
Hukum Pengendapan ...................................................................................................................... 8
Struktur Batuan Sedimen ............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 9
DEFINISI
Kata sedimen berasal dari Bahasa latin yaitu sedimentum yang berarti pengendapan.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada kondisi temperatur dan
tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari batuan yang lebih dahulu terbentuk, yang
mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara, atau es, yang
selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan pengendapan, membentuk
sedimen. Material-material sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras, mengalami
litifikasi, dan terbentuklah batuan sedimen.

Material sedimen dapat berupa :

• Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil di
sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut atau danau.
• Material organic, seperti terumbu coral di laut, sisa-sisa cangkang organisme
airdan vegetasi rawa-rawa.
• Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dan kalsium
karbonat di laut dangkal.

Litifikasi berasal dari kata kerja to lithify yang artinya menjadi batu adalah proses dimana
sedimenbaru yang urai (unconsolidated) perlahan-lahan berubah menjadi batua sedimen.
Selama litifikasi terjadi perubahan-perubahan secara fisika, kimia dan biologi yang
mempengaruhi sedimen semenjak diendapkan, selama dan setelah litifikasi disebut diagenesa.
Perubahan diagenesa yang utama adalah kompaksi dan sementasi.

Kompaksi yaitu beban akumulasi sedimen atau material lain yang menyebabkan hubungan
antar butir menjadi lebih rapat dan air yang terkandung di dalam pori-pori keluar. Dengan
demikian, volume batuan sedimen akan lebih kecil namun sangat padat.

Sementasi yaitu keluarnya air dari pori-pori dan material yang terkandung di dalamnya
meerkat (menyemen) butiran-butiran sedimen. Material semennya dapat berupa berupa
karbonat (CaCO3), silika (SiO2), oksida (besi) atau mineral-mineral lempung. Proses ini
mengakibatkan porositas sedimen menjadi lebih kecil dari material semula.

Rekristalisasi yaitu proses dimana sedimen, mineral yang kurang stabil terakumulasi dan
menjadi kristal dan menjadi lebih stabil. Proses ini biasanya terjadi pada batuan gamping
terumbu yang porous. Perubahan kimiawi sangat berpengaruh pada bentukan sedimen. Adanya
oksigen membuat sisa organic menjadi karbondioksida dan air sehingga tidak ada lagi sisa
organic. Setelah menjadi batuan, sifat fisik sedimen berubah dari yang awalnya urai dan lunak
menjadi kompak an keras.

KLASIFIKASI

Klasifikasi batuan sedimen yang ideal adalah berdasarkan ukuran dan bentuk butir serta
komposisi material pembentuknya. Klasifikasi batuan sedimen dibagi menjadi dua kelompok
besar:

1. Klastik, terbentuk dari fragmen-fragmen batuan atau sisa-sisa cangkang


binatang laut atau air tawar.
2. Nonklastik. Bisa disebut kimiawi dan organic, terbentuk oleh proses kimia atau
biologi.

Batuan Sedimen Klastik


Fragmen-fragmen lepas hasil penghancuran secara mekanik dari batuan yang sudah ada disebut
detritus (dari Bahasa latin yang berarti usang). Sedimen detritus disebut juga sedimen
klastik(berasal dari Bahasa Yunani yang berarti pecah).

Sedimen klastik ditransport dalam berbagai cara. Dapat bergulir ke bawah lereng akibat
gravitasi atau terbawa gletsyer oleh angin maupun aliran air. Saat transport berhenti, sedimen
akan terendapkan secara mekanik sesuai cara transportasinya. Sedimen yang terbawa turun
akibat gravitasi umumnya merupakan campuran NAMA UKURAN
acak dari berbagai ukuran partikel. Sedangkan Boulder ≥256 mm
partikel yang terbawa oleh air atau angin akan Cobble 64 – 256 mm
terendapkan saat kecepatan angina tau air
Pebble 4 – 64 mm
berkurang. Maka, semakin besar kecepatannya akan
Granule 2 - 4 mm
semakin besar partikel yang terbawa, dan perbedaan
Sand 1/16 – 2 mm
butir antarpartikel halus dan kasar sangat ekstrem.
Slit 1/256 – 1/16 mm
Maka dibuatlah table klasifikasi skala yang dibuat
Clay ≤ 1/256 mm
oleh wentworth.
Batuan sedimen klastik terdiri dari fragmen berbagai ukuran dan diikat oleh masa butiran-
butiran yang lebih halus yang dinamakan matriks dan dikelompokkan berdasarkan butir
komponen materialnya menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Rudaceous
Batuan yang terdiri fragmen berbutir kasar. Batuan yang termasuk kelompok ini adalah:
• Konglomerat
Merupakan hasil litifikasi dari campuran kerakal, pasir, lanau dan lumpur.
Fragmennya berukuran dari kerikil sampai bongkah yang merupakan batuan
yang sudah tua dan bentuk fragmennya membulat. Sedangkan matriksnya
terdiri dari fragmen mineral.

• Breksi
Serupa dengan konglomerat hanya saja bentuk fragmennya menyudut. Breksi
dihasilkan oleh aktivitas letusan vulkanik yang disebut breksi vulkanik.

Konglomerat atau breksi yang fragmennya terdiri dari berbagai macam materia disebut
konglomerat atau breksi polemic. Sedangkan jika terdiri oleh fragmen sejenis disebut
monomik, biasanya hanya terdiri dari andesit.

2. Arenaseous
Batuan yang didominasi oleh material berukuran pasir. Terdiri dari batupasir, arkose
dan graywacke.

• Batu-pasir (sandstone)
Terdiri dari material yang kebanyakan berukuran butir pasir. Pembedaan dari
jenis batupasir dilihat dari komposisinya. Kuarsa merupakan mineral terkuat
dan paling umum yang dijumpai dalam batupasir.Namun, bila butiran
utamanya adalah kuarsa dinamakan batupasir kuarsa.
• Arkose
Pada umumnya, arenaceous terdiri dari campuran batupasir kuarsa dan fragmen
feldspar. Kenampakan arkose mirip dengan granit sehingga ada yang
menafsirkan sebagai hasil dekomposisi granit. Sering kaliarkose berwarna
merah atau pink yang disebabkan oleh mineral yang mengandung oksida besi.
• Greywacke
Istilah ini dipakai jika batupasir terdiri dari kuarsa, feldspar dan fragmen batuan
(beku, sedimen dan metamorf) yang halus. Asosiasi yang umum adalah abu dan
debu vulkanik dengan kuarsa dan fragmen feldspar. Umumnya berwarna abu
sampai kehitaman yang disebabkan matriks yang menyerupai batu sabak(slate).
Komposisi matriksnya terdiri dari campuran mika, klorit dan kuarsa.
Greywacke menarik karena keberadaannya yang ada di jalur aktif(tektonik) di
seluruh dunia.

3. Argillaceous
Komposisinya didominasi oleh lempung bahkan hingga seluruhnya seperti batu serpih.

• Serpih (shale), lanau (slit), batu lumpur (mudstone) dan napal (marf)
Termasuk dalam batuan argillaceous atau diebut juga batuan pelitik yang besar
butirnya lebih kecil dari pasir. Terdiri dari fragmen mineral terutama kuarsa dan
feldspar. Diendapkan di dalam air tawar, payau atau laut.Serpih ketika lapuk
akan pecah menjadi kotak-kotak kecil. Sedangkan lanau pecahannya
membentuk fragmen berlembar-lembar tipis.
• Batu Lempung (claystone)
Berbutir sangat halus lebih kecil dari 1/16 mm. Untuk menelitinya tidak dapat
menggunakan mikroskop biasa, tetapi harus dengan mikroskop electron.
Meskipun butirannya tidak tampak, claystone termasuk dalam sedimen klastik.

Batuan Sedimen Nonklastik

Beberapa sedimen tidak terdiri dari partikel klastik, meskipun komponennya telah mengalami
transportasi. Komponen sedimen ini larut dalam air kemudian ditransport secara mineral dan
diendapkan secara kimia. Proses tersebut dinamakan sedimen kimiawi, dan pada umumnya
terbentuk dalam dua cara.
Pertama melalui reaksi biokimia, sebagai hasil aktivitas hewan dan tumbuhan di dalam air.
Contohnya tanaman yang sangat kecil dapat menurunkan derajat keasaman air disekitarnya dan
akan mengendapkan kalsium karbonat.
Kedua melalui reaksi anorganik di dalam air.Bila air pada mata air panas menjadi dingin akan
mengendapkan opal dan kalsit. Contoh lainnya adalah penguapan air laut yang menyebabkan
konsentrasi bahan ikut naik dan mengendap menjadi garam.
Berdasarkan komposisinya, batuan sedimen nonklastik dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Sedimen Silikaan (siliceous)
Banyak endapan silikaan berbentuk koloid, yang lainnya terbentuk dari proses
kimia. Beberapa dari endapan ini mengendap langsung dari air dan yang lainnya
melalui reksristalisasi dalam sedimen selama konsolidasi.

• Rijang (chert atau flint)


Batuan silikaan yang biasanya berbentuk padat dan keras. Merupakan salah satu
bentuk mineral kuarsa (SiO2). Warnanya berkisar dari putih abu-abu sampai
hitam. Kekerasannya sama dengan7, memperlihatkan kilap (luster) seperti kaca.
Sifat pecahnya yang khas yaitu berbentuk belahan pipih dan membundar.
Sangat membantu bagi manusia purba dalam menunjang hidup.

• Siliceous Sinter
Sedimen kimiawi yang terbentuk disekitar mata air mineral, geyser dan
berwarna putih atau terang dan porous.

2. Sedimen Karbonatan (corbonceous)


Terdiri dari mineral kalsium karbonat dan kalsit (CaCO3). Batuan ini yang banyak
dijumpai adalah batu gamping atau limestone.Tebalnya bisa sampai ratusan meter
dan beberapa kilometre persegi luasnya. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan
pengendapan batu gamping. Seperti: a. air yang hangat dimana ion dapat larut
dalam jumlah besar. b, Penguapan yang tinggi seperti di khatulistiwa dimana ion
terkonsentrasi dekat permukaan. c, Air yang terkacau memicu terjadinya
pengendapan.

Tekstur
Batuan Sedimen Klastik

Teksturnya sangat dipengaruhi oleh fragmen pembentuknya, besar dan bentuk butir,
serta hubungan antarbutir.

Pemilahan (sorting) dan Kemas (fabric)

Keragaman besar butir dinyatakan dalam pemilahan. Untuk yang besar butirnya
bervariasi dapat dikatakan pemilahan buruk (poorly sorted) dan sebaliknya. Demikian
pula dengan pengemasan. Bila butiran dala sedimen Saling bersentuhan dapat disebut
kemas tertutup, sementara jika terpisah oleh partikel lebih halus dikatakan kemas
terbuka.
Batuan Sedimen Nonklastik

Tekstur yang terjadi hasil dari pengendapan kimiawi.

Porositas dan Permeabilitas

Porositas adalah jumlah ruang kosong yang terdapat antarbutir dalam batuan
dinyatakan dalam persen volume. Porositas sangat penting bagi akuiver air tanah serta
reservoir hidrokarbon. Besar porositas batuan bergantung pada beberapa factor seperti
tatanan partikel, besar dan bentuk partikel serta jumlah ukuran yang berbeda

Permeabilitas merupakan besar kemampuan batuan untuk meluluskan cairan


mengikuti hukum darcy. Batuan yang porositasnya tinggi belum tentu memiliki
permeabilitas besar. Agar permeabilitas tinggi, pori-pori antarbutir harus
berhubungan.

Hukum Pengendapan

Pada saat sedimen diendapkan maka material yang berat akan terendapkan terlebih dahulu,
sesuai dengan kecepatan atau energi medium pembawanya. Mekanisme dan kondisi
lingkungan pengendapan akan terekam dalam sedimen meskipun telah mengalami diagenesa
menjadi batuan sedimen. Dengan membandingkan dengan proses yang terjadi saat ini dan
kaidah “The Present is Key to the Past” dapat diketahui kondisi dan mekanisme yang terjadi
saat proses pengendapan suatu lapisan batuan sedimen jutaan tahun silam.
Kecepatan pengendapan material sedimen bergantung pada besar butirnya. Menurut hukum
Stoke,
v = C.r2 cm/s
dimana v adalah kecepatan pengendapan, c suatu konstanta dan r adalah garis tengah butiran.
Pada pertengahan abad 17 Nicolaus Steno memperhatikan bahwa sedimen akan terkumpul
oleh proses pengendapan oleh suatu medium, air atau angin. Endapan ini akan membentuk
lapisan mendatar yang terendapkan terlebih dahulu berada dibawah dan seterusnya.
Berdasarkan pengamatannya ini, pada tahun 1669 ia mencetuskan 3 prinsip dasar
pengendapan.
• Hukum Superposisi, menunjukkan posisi batuan bergantung umurnya secara
vertical.
• Hukum Horizontalitas, menunjukkan sedien diendapkan sebagai lapisan datar.
• Hukum kemenerusan Lateral, menunjukkan pengendapan batuan sedimen
akan menyebar secara mendatar hingga menipis dan menghilang.
Struktur Batuan Sedimen

Struktur sedimen terjadi disebabkan oleh adanya mekanisme pengendapan dan kondisi serta
lingkungan pengendapan tertentu.
1. Lapisan Bersusun (graded bedding)
Terjadi jika dalam suspensi mengandung berbagai ukuran partikel, yang
terendapkan terlebih dahulu adalah partikel terbesar dan mengecil ke atas.

2. Lapisan Silang-siur (cross bedding)


Endapan

DAFTAR PUSTAKA

Buku geologi dasar press itb penerbit itb bab batuan sedimen tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai