Nim : 023001901114
BAB 6
HUKUM ASURANSI
6.1 PENGERTIAN
Dalam Pasal 246 KUH Dagang, asuransi atau pertanggungan merupakan suatu perjanjian di
mana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada
tertanngung untuk membebaskannya dari kerugian, karena kehilangan, kerusakan, atau
ketiadaan keuntungan yang diharapkan, dan yang akan dideritanya karena kejadian yang
tidak pasti.
Berdasarkan definisi tersebut maka dalam asuransi terkandung empat unsur adalah
sebagai berikut:
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung (insurer) yang berjanji akan membayar sejjumlah uang (santunan)
kepada pihak tertanggung, sekaliguas atau secara berangsur-angsur apabila terjadi
sesuatu yang mengandung unsur tidak tentu.
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).
4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa
yang tak tentu.
Sementara itu, dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 menyebutkan,
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung, karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan
Namun, dari rumusan di atas baik yang terdapat dalam Pasal 246 KUH Dagang
maupun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun1992 terdapat suatu perbedaan
dalam pengertian asuransi,, di mana Pasal 246 KUH Dagang hanya mencakup pengertian
asuransi yang tercantum Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 mencakup pengertian
asuransi jiwa dan asuransi kerugian. Oleh karen aitu, pengertian yang diberikan oleh Pasal 1
undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 lebih luas yang dapat mengikuti perkembangan.
Sementara itu, dalam Pasal 1774 KUH Perdata, asuransi dapat digolongkan sebagai bunga
selama hidup seseorang atau bunga cagak hidup dan perjudian dalam perjanjian untung-
untungan (konsovereenskomst).
Berdasarkan atas perjanjian asuransi dapar digolongkan menjadi dua, yakni asuransi
kerugian (schade verzekering) dan asuransi jumlah (sommen verzekering).
d. Konsultan Aktuvaria
e. Agen Asuransi
Pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam
rangka jasa asuransi untuk dan atas nama
penanggung.
6. Kontribusi (contribution)
Kontribusi dapat disimpulkan dalam Pasal 278 KUH Dagang yang
menyebutkan bilamana pada polis yang sama oleh berbagai penangung,
meskipun pada hari-hari yang berlainan dipertanggungkan untuk lebih daripada
harganya maka mereka bersama-sama menurut keseimbangan jumlah untuk
mana mereka menandatangani hanya memikul harga sesungguhnya yang
dipertanggungkan. Asas kontribusi hanya berlaku dalam hal-hal seperti berikut:
a. Apabila polis-polis diadakan untuk risiko atau bahaya yang sama
menimbulkan kerugian
b. Polis-polis itu menutup kepentingan yang sama, dari tertanggung yang
sama, dan terhadap benda yang sama pula
c. Polis-polis itu masih berlaku pada saat terjadinya kerugian.
6.5 POLIS ASURANSI
Polis asuransi adalah kontrak tertulis antara maskapai asuransi dan pihak yang dijamin
memuat persyaratan dan ketentuan perjanjian.untuk itu, dikeluarkan surat yang disebut
dengan polis sesuai dengan Pasal 255 KUH Dagang. Adapun fungsi polis secara umum,
antara lain:
1. Merupakan bukti perjanjian pertanggungan
2. Sebagai bukti jaminan dari penanggung kepada tertanggung untuk menggantikan
kerugian yang mungkin dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak
terduga sebelumnya dengan prinsip, yakni:
a. Untuk mengembalikan tertanggung kepada kedudukannya semula
sebelum mengalami kerugian.
b. Untuk menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan.