HEPATOPROTEKTOR
Diampu oleh Ibu. Apt. Devi Nisa Hidayati, M. Sc.
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. TB merupakan penyakit yang
mudah menular melalui udara dari sumber penularan yaitu pasien TB BTA positif
pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (Aini, Ramadiani, Hatta, 2017). Pengobatan yang
direkomendasikan untuk kasus baru TB yang rentan terhadap obat adalah
rejimen empat obat lini pertama: Rifampicin (R), Isoniazid (H), Pyrazinamide (Z)
dan Ethambutol (E). Durasi yang lama dari pengobatan RHZE berpotensi
menyebabkan reaksi obat yang merugikan salah satunya hepatotoksis (Nur
Subchi, 2019).
Gangguan hati merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup
serius. Kerusakan hati dapat terjadi melalui penyerapan toksin di dalam saluran
intestinal sehingga dapat menyebabkan hepatitis akut hingga karsinoma
hepatoseluler yang disebabkan melalui apoptosis, nekrosis, inflamasi, respon
imun, fibrosis, iskema, mutasi gen regenerasi sel (Junaedi & Zelika, 2018)
Dalam pengobatan terapi gangguan fungsi hati diperlukan biaya yang cukup
besar sehingga ada beberapa pengembangan obat herbal yang dapat digunakan
sebagai antioksidan atau penangkap radikal bebas. Salah satunya adalah
tanaman temulawak, tanaman temulawak juga dikenal bermanfaat dalam
pengobatan tradisional terhadap berbagai penyakit pada hepar. Penelitian
terbaru diketahui bahwa bahan aktif dari berbagai spesies curcuma tersebut
adalah curcumin (Marinda, 2014)
Temulawak atau Curcuma xanthorrhiza Roxb merupakan tumbuhan yang
sangat umum dikenal di Indonesia, bahkan di dunia. Temulawak adalah
tumbuhan asli di pulau Jawa, Madura dan Maluku dan telah banyak di
budidayakan di Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina, dan India. Temulawak
termasuk ke dalam genus curcuma. Curcuma merupakan salah satu genus dari
famili Zingiberaceae yang terdistribusi luas di daerah tropis maupun sub tropis
terutama di India, Thailand, Indochina, Australia bagian Utara, dan telah banyak
dibudidayakan sebagai bahan pangan maupun sebagai obat. Genus curcuma
beranggotakan sekitar 60 spesies 3 hingga 80 spesies. Temulawak memiliki
nama daerah yang beragam antara lain: temulawak (Indonesia, Madura), koneng
gede (Sunda), Javanese tumeric (Inggris), dan temu lawas (Malaysia)
(Syamsudin dkk, 2019).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit TB?
2. Apa yang dimaksud dengan ganguan hepar dan faktor yang
mempengaruhi terjadinya hepatotoksik?
3. Apa tanaman yang berkhasiat sebagai hepatoprotektor?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penyakit TB
2. Untuk mengetahui gangguan hepar dan faktor yang mempengaruhi
terjadinya hepatotoksik
3. Untuk mengetahui tanaman yang berkhasiat sebagai hepatoprotektor
BAB II
PEMBAHASAN
B. Gangguan Hepar
1. Definisi hepar
Hati merupakan organ yang berperanan penting dalam menjaga
keseimbangan homestatis. Organ ini memunyai beberapa fungsi diantaranya
sebagai tempat untuk metabolisme lemak, karbohidrat , protein, tempat
detoksifikasi senyawa yang bersifat toksin, pembentukan dan ekskresi garam
empedu, dan fungsi vaskular (Hanifa & Hendriyani, 2016). Gangguan hati
merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup serius. Kerusakan hati
dapat terjadi melalui penyerapan toksin didalam saluran intestinal sehingga
dapat menyebabkan hepatitis akut hingga karsinoma hepatoseluler yang
disebabkan melalui apoptosis, nekrosis, inflamasi, respon imun, fibrosis, iskema,
mutasi gen regenerasi sel (Junaedi & Zelika, 2018).
Kurkumin merupakan senyawa flavonoid yang tidak larut dalam air tetapi
larut dalam ethanol, dimethilsulfoxid dan aseton. Curkumin mempunyai titik
didih 183oC dan Rumus molekul C21H20O6, Berat molekul 368, 37 g/mol
(Sethi at al, 2009). Ada 3 jenis kurkumin yaitu kurkumin I (kurkumin),
kurkumin II ( Demethoxykurkumin), kurkumin III (bisdemethoxykurkumin)
secara spektrofotometri kurkumin mempunyai absorbansi maximal pada
panjang gelombang 430 nm yang mengikuti hukum Lambert-Beer pada
range konsentrasi 0,5 sampai 5 µg/mL.larutan kurkumin 1% dalam pelarut
aceton pada λ 415-420 nm memberikan absorbansi 1650 (Mutiah, 2019).
e. Toksisitas
Keamanan dari segi farmakologi telah terbukti dengan level konsumsi
sampai dengan 100 mg/hari pada manusia. Tidak ada toksisitas terkait
pengobatan hingga 8 g/hari, tetapi dosis obat yang besar tidak dapat diterima
oleh pasien di atas 8 g/hari. (Gupta dkk., 2013)
f. Efek samping
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa Curcumin dapat
menyebabkan efek samping gastrointestinal seperti diare dan mual. Efek
samping ini tergantung pada dosis, oleh karena itu pengurangan dosis cukup
untuk mengurangi efek buruk pada lambung (Gupta dkk., 2013).
g. Kontraindikasi
Obstruksi saluran empedu dan Ikterus (Permenkes RI, 2016).
2) Standarisasi ekstrak
i. Perhitungan dosis
Perhitungan konversi dosis dengan metode Laurence-Barachah :
Dosis rimpang temulawak pada penelitian = 400 mg/kgBB (Hadinata, 2016).
Asumsi bobot tikus 200 g
Dosis Absolut = 400 mg/kgBB × 0,2 kg = 80 mg
Konversi dosis ke manusia = 80 mg × faktor konversi
= 80 mg × 56,0
= 4.480 mg
Sehingga pada manusia bisa diberikan dosis terbagi yaitu 3 kali sehari 2 kapsul,
1 kapsul @ 550 mg. Jadi, dosis sekali minum 1100 mg dan dosis sehari 3300
mg.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis.
2. Gangguan hepar merupakan suatu kerusakan hati yang di akibatkan karena
penyerapan toksin di saluran intestinal.
3. Temulawak merupakan tanaman yang berkhasiat sebagai hepatoprotektor
DAFTAR PUSTAKA
2. Hanum Rinanda Putri NIM 20405021109. Ingin Surti Khayatul Fata Nim 20405021101
tanaman lain yang mengandung kurkumin selain temulawak
bertanya, apakah alasan lain yang mendasari
yaitu, jahe, kunyit, dan tumbuhan yang termasuk ke dalam famili
kelompok ini memilih obat herbal dari temulawak zingiberaceae (Akram dkk., 2010). Berdasarkan jurnal-jurnal
penelitian menunjukkan bahwa kadar kurkumin dari kunyit dan
selain sudah termasuk OHT. dan adakah tanaman
temulawak tidak berbeda jauh yaitu misalnya pada penelitian
lain yang mempunyai kandungan kurkumin selain Wahyuningtyas dkk. (2017) yaitu kadar kurkumin dari kunyit
1,89% dan pada penelitian Anggoro dkk. (2015) kadar kurkumin
temulawak yang bisa digunakan sebagai
dari temulawak yaitu 2,6%. Jadi, selain kami memilih karena
hepatoprotektor, terimakasih.. OHT kadar kurkumin pada temulawak juga lebih tinggi
dibanding kunyit, namun tidak semua sama ada penelitian
dimana kadar kurkumin pada kunyit lebih tinggi dibanding
temulawak. Kami juga sudah mencari produk herbal yang sudah
OHT itu jarang sekali, kebanyakan kunyit masih dalam kategori
jamu, jadi kami lebih memilih temulawak yang sudah jelas ada
produk OHTnya, Terimakasih semoga bisa membantu
3. Naela Nazid Khusna (20405021116) mengapa Riani rian ekawati Nim 20405021132 izin menjawab pertanyaan
penggunaan kurkumin dikontraindiasikan dengan dari mba Naela Nazid Kusna,untuk penggunaan kurkumin pada
obstruksi saluran empedu ? dosis besar atau pemakaian yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan efek samping yaitu iritasi membran mukosa
lambung. sehingga tidak dapat di gunakan pada penderita
radang saluran empedu
4. Mesi Meida Sari (20405021093) Surti Khayatul Fata Nim 20405021101
Pada kasus tersebut disebutkan bahwa pasien aturan pakai antara temulawak dan obat TB diberi jeda waktu
mengkonsumsi obat TB yang dapat menyebabkan pemberian yaitu sekitar 2 jam karena berdasarkan penelitian
hepatotoksik dan kelompok kalian Wahyono dkk. (2007) menunjukkan bahwa kurkumin dapat
merekomendasikan OHT temulawak untuk solusinya. meningkatkan eliminasi Rifampicin sehingga meningkatkan
Yang ingin saya tanyakan, apakah obat TB dan klirens total Rifampicin maka akan menurunkan kadar
temulawaknya diminum secara bersamaan atau Rifampicin di dalam darah sehingga menurunkan bioavailabilitas
tidak? Dan untuk mengkonsumsi OHT itu sendiri Rifampicin dan efek terapi TB tidak tercapai. Iya mbk untuk
apakah berlangsung lama selama pemakaian obat pemakaian temulawak berlangsung terus selama mengonsumsi
TB yang digunakan atau tidak? obat TB karena OHT ini bertujuan untuk melindungi hati akibat
efet yang merugikan dari Obat TB
Terima kasih semoga bisa membantu
5. widya wahyu apriliyati nim 20405021124 dislide pada alung harjan nim 20405021125
interaksi obat ada peringatan hati-hati menggunakan penggunaan temulawak bersama anti kougulan yg harus di
temulawak bersama antikoagulan itu maksudnya perhatikan Krn kurkumin memiliki sifat spt antikoagulan yang dpt
kalau menggunakan temulawak bersama mengencerkan darah shg hrs dihindari penggunaan bersamaan
antikoagulan akan terjadi apa ya? (Gupta dkk., 2013).
6. Dindha Pristika Aulia (20405021117) Mutia Nurul Niza (20405021140)
Berdasarkan penjelasan diatas, penggunaan Kurkumin memiliki efek dalam berbagai proses sintesis dan
temulawak bersama dengan antikoagulan dapat metabolisme di tubuh diantaranya inhibisi prostaglandin dan
menimbulkan interaksi obat, interaksi seperti apa agen trombolitik dapat meningkatkan efek anti platelet
yang terjadi? antikoagulan (Abebe, 2012)
7. Ghazia Najihan N. 20405021144 Aulia Rahmaniati Nim 20405021131
selain temulawak yang anda pilih sebagai terapi tanaman lain yang dapat digunakan selain temulawak yaitu
Hepatoprotektor, apakah ada bahan alam lain yang kunyit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kunyit dapat
dapat digunnakan sebagai alternatif temulawak ? jika berfungsi sebagai hepatoprotektor (pelindung hati). Rimpang
ada, mohon dijelaskan kunyit mengandung senyawa aktif antara lain kurkumin,
kurkuminoid, dimetoksikurkumin, bisdemetoksikurkumin, dan
minyak atsiri.