Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA DALAM Joseph Maheswara, SH, LLM

MASA REFORMASI Fakultas Hukum Universitas Trisakti


Semester Gasal 2019/2020
ISTILAH & DEFINISI REFORMASI

 Kata reformasi merupakan salah satu kata serapan dalam bahasa Indonesia yang
berasal dari kata dalam bahasa Inggris “reformation” dengan kata dasar “reform”
yang memiliki makna perbaikan, pembaharuan, memperbaiki dan menjadi lebih baik.
 Istilah reformasi secara umum dapat didefinisikan sebagai melakukan perubahan ke
arah yang lebih baik dengan cara menata ulang hal-hal yang telah menyimpang dan
tidak sesuai lagi dengan kondisi dan struktur ketatanegaraan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
 Reformasi secara harfiah dapat dimaknai sebagai suatu gerakan untuk memformat
ulang, menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada format
sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat.
SYARAT REFORMASI

 Suatu gerakan reformasi memiliki kondisi syarat-syarat, antara lain sebagai berikut:
a. Telah terjadi penyimpangan dan penyelewengan dalam pelaksanaan kehidupan di bidang
ketatanegaraan, termasuk bidang perundang-undangan dan hukum.
b. Penyelenggara negara telah menggunakan kewenangannya secara semena-mena/otoriter di luar etika
kenegaraan melalui tindakan-tindakan yang merugikan dan menekan kehidupan rakyat keseluruhan.
c. Telah semakin melemahnya kondisi kehidupan ekonomi seluruh warga masyarakat bangsa sebagai
akibat krisis multidimensi yang berkepanjangan dan terus-menerus.
d. Perlunya langkah-langkah penyelamatan dalam segenap bidang kehidupan, khususnya yang
menyangkut hajat hidup rakyat banyak.
e. Reformasi harus menggunakan landasan kerohanian berupa falsafah dasar neg
TUJUAN REFORMASI

 Suatu gerakan reformasi mempunyai tujuan, antara lain sebagai berikut:


1. Melakukan perubahan secara serius dan bertahap untuk menemukan nilai-nilai baru dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
2. Menata kembali seluruh struktur kenegaraan, termasuk perundangan dan konstitusi yang menyimpang
dari arah perjuangan dan cita-cita seluruh masyarakat bangsa.
3. Melakukan perbaikan di segenap bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial-budaya maupun
pertahanan keamanan.
4. Menghapus dan menghilangkan cara-cara hidup dan kebiasaan dalam masyarakat bangsa yang tidak
sesuai lagi dengan tuntutan reformasi, seperti KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), kekuasaan
sewenang-wenang/otoriter, penyimpangan dan penyelewengan yang lain.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
REFORMASI
 Kata paradigma merupakan salah satu kata serapan dalam bahasa Indonesia yang
berasal dari kata dalam bahasa Inggris “paradigm” yang mempunyai makna model,
pola atau contoh. Istilah paradigma pada mulanya berkembang dalam dunia ilmu
pengetahuan terutama dalam kaitanya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Tokoh yang
mengembangkan istilah tersebut adalah Thomas Samuel Kuhn dalam bukunya yang
berjudul The Structure of Scientific Revolutions pada tahun 1962. Paradigma pada
esensinya ialah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum
(merupakan suatu sumber nilai) yang merupakan suatu sumber hukum, metode serta
penerapan dalam ilmu pengetahuan (disciplinary matrix) sehingga sangat menentukan
sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
 Istilah Paradigma secara umum diartikan sebagai cara pandang, nilai-nilai, metode-
metode, prinsip dasar atau cara memecahkan masalah yang dianut oleh suatu
masyarakat pada masa tertentu.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
REFORMASI
• Pancasila sebagai paradigma reformasi bermakna bahwa nilai-nilai Pancasila
digunakan sebagai instrumen untuk menata kehidupan bangsa dan negara. Gerakan
reformasi yang dilakukan bangsa Indonesia tahun 1998 adalah bukan untuk
mengubah cita-cita, dasar nilai serta pandangan hidup bangsa, melainkan melakukan
perubahan dengan menata kembali dalam suatu platform yang bersumber pada nilai-
nilai dari sila-sila Pancasila dalam segala bidang kehidupan, terutama dalam bidang
politik, bidang hukum dan bidang ekonomi. Dengan kata lain, gerakan reformasi yang
dilakukan ialah untuk mengembalikan tatanan kenegaraan ke arah sumber nilai yang
merupakan platform kehidupan bersama bangsa Indonesia, yang selama ini
diselewengkan demi kekuasaan sekelompok orang baik pada masa orde lama maupun
pada masa orde baru.
• Pancasila sebagai norma dasar (grundnorm) atau norma fundamental negara
(staatsfundamentalnorm) haruslah berfungsi sebagai paradigma hukum dalam
kaitanya dengan perubahan hukum atau pembaruan hukum. Materi-materi dalam
produk hukum dapat senantiasa berubah sesuai perkembangan zaman dan aspirasi
masyarakat, namun harus tetap bersumber dari nilai-nilai Pancasila.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
REFORMASI POLITIK
 Dalam konteks kehidupan politik, landasan aksiologis (sumber nilai) sistem politik di
Indonesia adalah sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD NRI 1945
paragraph/alinea ke-4.
 Pada prakteknya, pelaksanan dan penerapan sistem politik di era orde lama dan era
orde baru, ternyata berbeda dengan nilai Pancasila serta semangat dalam UUD NRI
1945. Pancasila senantiasa dijadikan sarana legitimasi politik bagi penguasa untuk
memperkokoh kekuasaanya yang dilakukan dengan menyesuaikan Pasal-Pasal UUD
NRI 1945 berdasarkan kepentingan penguasa pada saat itu serta dengan strategi
pemaksaan interpretasi melalui penataran pedoman penghayatan pengamalan
pancasila (P4).
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
REFORMASI POLITIK
 Pancasila sebagai paradigma reformasi politik mempunyai makna bahwa Pancasila
haruslah menjadi kerangka acuan, kerangka proses dan kerangka arah tujuan dalam
kehidupan kenegaraan dan kebangsaan dalam rangka melakukan pembangunan politik.
 Pada era sebelum reformasi terutama pada jaman orde baru, sistem politik di Indonesia
dapat tercermin dari UU No 3 Tahun 1975 (dan perubahanya) Tentang Partai Politik
Dan Golongan Karya dan UU No 15 Tahun 1969 (dan perubahanya) Tentang Pemilhan
Umum. Oleh karena itu, melakukan reformasi atas sistem politik harus juga melalui
reformasi pada UU yang mengatur sistemn politik tersebut, dengan tetap mendasarkan
pada paradigma nilai-nilai kerakyatan sebagaimana terkandung dalam pancasila.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
REFORMASI HUKUM
 Dalam era reformasi pelaksanaan hukum harus didasarkan pada suatu nilai. Reformasi
pada dasarnya untuk mengembalikan hakikat dan fungsi negara pada tujuan semula
yaitu melindungi seluruh bangsa dan seluruh tumpah darah.
 Negara pada hakikatnya secara formal harus melindungi hak-hak warganya terutama
hak kodrat sebagai suatu hak asasi yang merupakan karunia dari Tuhan yang Maha
Esa. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan negara haruslah ada penegakan
supremasi hukum dan perlindungan terhadap hak asasi manusia.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
REFORMASI HUKUM
 Berbagai macam produk peraturan perundang-undangan yang telah dihasilkan dalam
rangka reformasi hukum pada periode awal reformasi, antara lain:
1. UU No 2 Tahun 1999 Tentang Partai Politik.
2. UU No 3 Tahun 1999 Tentang Pemilihan Umum.
3. UU Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.
4. UU No 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN).
5. UU No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
6. UU Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
REFORMASI EKONOMI
o Pancasila sebagai paradigma reformasi ekonomi memiliki makna bahwa harus ada
kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh bangsa.
o Sistem ekonomi yang harus digunakan adalah sistem ekonomi yang berbasis
kesejahteraan rakyat (yang juga merupakan pilar atau soko guru ekonomi Indonesia).
o Tujuan digunakannya sistem ekonomi berbasis kesejahteraan rakyat adalah agar
pembangunan ekonomi dapat diletakkan pada peningkatan harkat martabat serta
kesejahteraan seluruh bangsa sebagai satu keluarga sesuai dengan amanat Pasal 33
Ayat 1 UUD NRI 1945.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
REFORMASI EKONOMI
o Sistem ekonomi pada masa sebelum reformasi terutama pada masa orde baru adalah
bersifat birokratik otoritarian yang ditandai dengan pemusatan kekuasaan dan
pembuatan keputusan nasional hampir sepenuhnya berada di tangan penguasa
bekerjasama dengan kelompok militer dan kaum teknokrat. Pada masa itu banyak
terjadi masalah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
o Dalam era reformasi sekarang ini, Pemerintah harus mengarah lebih memperhatikan
kepentingan rakyat, karena sifat perekonomian harus disesuaikan dengan ekonomi
kerakyatan yang bersumber kepada sifat kekeluargaan dan kerakyatan. Untuk
melindungi kepentingan rakyat yang sesungguhnya, pihak pemerintah perlu
mengendalikan perusahaan-perusahaan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dan digunakan untuk kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya serta keseluruhan,
seperti yang diamanatkan dalam Pasal 33 Ayat 2 & Pasal 33 Ayat 3 UUD NRI.
SELESAI

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai