Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang

Seiring berkembangnya kebutuhan dasar manusia, semakin banyak kebutuhan mobilisasi dari suatu
tempat ke tempat lain. Dalam rangka memenuhi kebutuhan mobilisasi tersebut, diperlukan suatu moda
transportasi paratransit yaitu berupa angkutan kota. Angkutan kota adalah salah satu bentuk angkutan
umum yang menjadi alternatif sarana transportasi kota dengan sistem sewa atau bayar.

Angkutan kota memiliki rute yang jelas, tetapi tidak memiliki jadwal keberangkatan yang jelas serta
memiliki frekuensi yang tinggi, dapat memberhentikan dimana saja. Hal tersebut menimbulkan suatu
masalah yang disebut “killing time”. Adapun “killing time” adalah waktu dimana para supir angkutan
kota untuk memberhentikan kendaraannya di tempat tertentu. Durasi “killing time” dapat bervariasi
bergantung pada angkutan kota itu sendiri. Dampak dari “killing time” yaitu dapat mengambil salah satu
ruas jalan yang mengakibatkan kemacetan sehingga menurunnya tingkat pelayanan jalan. Oleh karena
itu, dibutuhkan suatu fasilitas infrsatruktur berupa halte. Halte tersebut harus dilengkapi dengan teluk
untuk mengakomodasi angkutan kota yang sedang berhenti. Persoalan tersebut banyak dijumpai di
kota-kota besar di Indonesia, termasuk Kota Bandung.

Dengan demikian, kami mencoba untuk meneliti mengenai kualitas halte yang ada di salah satu
kelurahan di Kota Bandung, yaitu Kelurahan Lebak Siliwangi. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui
kondisi halte berdasarkan pendapat masyarakat secara umum maupun mahasiswa/i ITB secara khusus
serta harapan agar kualitas halte dapat lebih baik. Infrastruktur ini sangat penting mengingat dampak
yang ditimbulkan jika infrastruktur ini tidak digunakan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai