LAPORAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
oleh
BANDUNG
2018
PRAKATA
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
segala rahmat dan karunia-Nya karya tulis ini berhasil diselesaikan. Penulis
tersebut.
Karya tulis ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih
sebesar-besarnya kepada
1. kedua orang tua dan seluruh keluarga penulis yang selalu memberikan
dukungan penuh terdadap penulis baik secara moral maupun material dalam
2. bapak Drs. Amas Suryadi, M. Hum., selaku dosen pengajar mata kuliah Tata
Tulis Karya Ilmiah Institut Teknologi Bandung, yang telah memberikan banyak
ilmu dan memantik semangat kami dalam berkarya dan mencari solusi dari
terutama kelas TTKI 09, yang selalu memotivasi penulis dalam menyusun
i
4. seluruh pihak yang turut serta berkontribusi membantu kelancaran penyusunan
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya apabila ada
kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja dalam penulisan karya tulis
ini. Kritik dan saran dari seluruh pihak selalu penulis harapkan sebagai bahan
Akhir kata, penulis berharap karya tulis ini mampu menjadi sesuatu yang
berguna baik bagi masyarakat sekitar maupun pemerintah sebagai solusi dalam
Penulis
ii
SARI
Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat urbanisasi yang tinggi
dan semakin meningkat. Bila tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas dan
angkutan kota, yang sering berhenti dengan waktu yang lama di sembarang tempat.
Hal ini juga disebabkan oleh keengganan masyarakat pengguna angkutan kota
baiknya keadaan halte. Oleh karena itu, di karya tulis ini dibahas hubungan antara
frekuensi penggunaan halte dengan opini masyarakat terhadap keadaan halte itu
sendiri di Kelurahan Lebak Siliwangi, Kota Bandung. Selain itu, dibahas juga
penggunaan halte juga ikut meningkat, sehingga angkutan kota tidak lagi berhenti
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA .......................................................................................................... i
DAFTAR ISTILAH.......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
iv
BAB III KUALITAS HALTE DI KELURAHAN LEBAK SILIWANGI
Siliwangi ................................................................................................... 26
LAMPIRAN ..................................................................................................... 35
v
DAFTAR DIAGRAM
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
DAFTAR ISTILAH
Angkutan – pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain
menggunakan kendaraan
Angkutan kota – angkutan dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam wilayah
kota dengan menggunakan mobil bus dan/ atau mobil penumpang umum
Trayek angkutan – lintasan kendaraan umum yang mempunyai asal dan tujuan
TPKPU)
Teluk bus – bagian perkerasan jalan tertentu yang diperlebar dan diperuntukkan
sebagai TPKPU
ix
BAB I
PENDAHULUAN
didominasi oleh rumah-rumah. Pada tahun 2012, sebanyak 54 persen, atau setara
dengan 129,6 juta orang, tinggal di perkotaan di seluruh Indonesia. Angka itu
meningkat bila dibandingkan dengan hasil sensus penduduk 2010, dimana 49,8
tidak dapat terelakkan. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kualitas dan
digunakan oleh penduduk kota adalah angkutan kota, yaitu salah satu bentuk
angkutan umum yang menjadi alternatif sarana transportasi kota dengan sistem
pribadi jika digunakan secara rutin oleh sebagian besar penduduk kota. Hal ini
1
M. Zaid Wahyudi, 2012, “Hampir 54 Persen Penduduk Indonesia Tinggal di Kota”, Kompas.com
(URL:
https://nasional.kompas.com/read/2012/08/23/21232065/%20Hampir.54.Persen.Penduduk.Indones
ia.Tinggal.di.Kota), diakses pada 30 April 2018.
1
2
dimungkinkan karena angkutan umum bersifat massal sehingga biaya angkut dapat
dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang. Namun, karena sifat
massalnya tersebut, perlu adanya kesamaan antar penumpang, antara lain kesamaan
asal dan tujuan. Kesamaan ini dapat dicapai dengan pengumpulan penumpang di
terminal dan/atau tempat perhentian atau halte.2 Namun, pada praktiknya, angkutan
Angkutan kota, atau sering disebut ‘angkot’ jika merujuk kepada jenis
angkutan kota yang menggunakan minibus, memiliki rute yang jelas dan frekuensi
yang tinggi, tetapi tidak memiliki jadwal keberangkatan yang jelas. Angkot pun
dapat diberhentikan oleh calon penumpang di mana saja. Hal tersebut menimbulkan
suatu masalah yang disebut “killing time”, yaitu waktu dimana para supir angkutan
dapat bervariasi bergantung pada angkutan kota itu sendiri. Killing time sendiri
satu ruas jalan, biasanya ruas jalan paling kiri, untuk digunakan sebagai tempat
pelayanan jalan.3 Persoalan seperti ini sangat umum dijumpai di kota-kota besar di
secara cukup signifikan. Hal tersebut juga bertentangan dengan keadaan ideal
2
Warpani Suwardjoko, Merencanakan Sistem Perangkutan, (Bandung: Penerbit ITB, 1990), hlm.
170 – 171.
3
Iskandar Yusuf Maharoesman, “Dampak ‘Killing Time’ Angkutan Kota pada Waktu Peak Hour
Kasus Beberapa Ruas Jalan di Kota Bandung” dalam ITB Journal Vol. 20 No.3, 2009.
3
perhentian kendaraan umum, seperti terminal atau halte. Pada kenyataannya, tidak
banyak pengguna angkutan kota yang naik/turun atau menunggu angkutan kota di
halte. Padahal, optimalisasi fungsi halte akan berpengaruh pada pelayanan lalu
lintas transportasi yang baik, kelancaran sirkulasi jalan dan angkutan dalam kota,
fungsi sekunder pengenalan identitas kota dan sebagainya, yang secara luas akan
mencoba untuk mengamati kualitas halte di daerah tersebut. Selain itu, penulis juga
halte itu sendiri. Penulis berasumsi bahwa rendahnya kualitas halte menyebabkan
sehingga angkutan umum, yang pada awalnya dapat berhenti di mana saja, hanya
4
Nurhasanah Dewi Irwandi, et al., “Evaluasi Fungsi Halte sebagai Tempat Perhentian Kendaraan
Penumpang Umum Yang Maksimal (Studi Kasus Rute Depok – Sudirman)” dalam Prosiding
Seminar Nasional FMIPA – UT, 2015.
4
berikut.
Upaya apa yang harus dilakukan agar terjadi peningkatan kualitas halte di
penggunaan halte di wilayah tersebut sehingga tidak ada lagi pengguna angkutan
pengkajian di beberapa topik, yaitu letak dan fasilitas halte di Kelurahan Lebak
memberikan kepastian berlalu lintas dan kemudahan bagi calon penumpang dalam
Letak halte harus memperhatikan berbagai aspek yang berkaitan dengan tuntutan
umum calon penumpang, seperti pusat keramaian (pasar, pertokoan, objek wisata),
(sekolah, perkantoran, museum, dll.). Selain itu, perlu juga diperhatikan jarak antar
halte agar tidak terlalu jauh (masih dalam jangkauan orang yang berjalan sambal
1.5 Hipotesis
penggunaan halte di kawasan Lebak Siliwangi dapat meningkat jika kualitas halte
Metode yang digunakan dalam menafsirkan data dalam makalah ini adalah
metode deskriptif analitis. Data yang digunakan dalam makalah ini diperoleh
dianalisis.
Karya tulis ini terdiri dari empat bab, yaitu pendahuluan, teori dasar halte,
kualitas halte di Kelurahan Babakan Siliwangi, serta simpulan dan saran. Pada bab
pertama, dipaparkan latar belakang dan rumusan masalah, ruang lingkup kajian,
tujuan penelitian, anggapan dasar, hipotesis, metode dan teknik pengumpulan data,
serta sistematika penulisan. Selanjutnya, pada bab kedua dijelaskan teori dasar
mengenai halte yang mencakup definisi halte, tujuan dan manfaat halte, serta
regulasi-regulasi yang menjadi dasar rekayasa halte. Pada bab ketiga, dibahas
peningkatan kualitas halte-halte itu sendiri. Karya tulis ini ditutup dengan bab
keempat yang berisi simpulan dari analisis pada bab ketiga dan saran-saran dalam
Kendaraan Penumpang Umum, halte adalah salah satu jenis tempat perhentian
Definisi halte sendiri adalah TPKPU yang dilengkapi dengan bangunan.5 Adapun
Jalan bahwa halte, atau perhentian, adalah tempat calon penumpang menunggu
perhentian menyandang fungsi terminal namun tidak dapat disebut terminal karena
5
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat Perhentian
Kendaraan Penumpang Umum, Departemen Perhubungan, hlm. 1.
6
Suwardjoko Warpani, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, (Bandung: Penerbit ITB,
2002), hlm. 75.
7
8
dibuatnya halte adalah untuk menjamin kelancaran dan ketertiban arus lalu lintas,
Halte memiliki cukup banyak manfaat bagi transportasi kota. Salah satu
manfaat halte adalah memberikan kepastian berlalu lintas karena dengan adanya
halte pengemudi kendaraan lain dapat dengan pasti mengetahui dimana angkutan
umum akan berhenti. Selain itu, adanya halte juga memudahkan calon penumpang
umum, halte juga dapat memberi manfaat, salah satunya memberikan kemudahan
dan kepastian karena pengemudi tidak perlu memecah perhatian sepanjang jalan
Pembuatan halte pun memberikan cukup banyak manfaat pada trayek suatu
kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang
mempunyai asal dan tujuan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak
berjadwal. Pada trayek, dibutuhkan tempat untuk menaikkan penumpang (asal) dan
7
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Loc. Cit.
8
Warpani, Op. Cit., hlm. 76.
9
tempat untuk menurunkan penumpang (tujuan). Maka dari itu, halte dibutuhkan
Nomor 22 Tahun 2009, di mana halte dimasukkan sebagai salah satu fasilitas
pendukung lalu lintas dan angkutan jalan, bersama dengan trotoar, lajur sepeda,
cacat atau lanjut usia. Selain itu, pada Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 Pasal
e. tata cara menggiring hewan dan penggunaan kendaraan tidak bermotor di jalan;
bermotor;
h. penetapan muatan sumbu kurang dari muatan sumbu terberat yang diizinkan;
9
Ibid., hlm. 53.
10
umum adalah:
2. terletak pada jalur pejalan kaki dan dekat dengan fasilitas pejalan kaki;
menjadi prioritas di
10
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Loc. Cit.
11
Selain itu, Warpani juga beranggapan bahwa jarak antara satu perhentian dengan
a. tidak terlalu jauh, artinya masih dalam jangkauan orang yang berjalan sambal
b. tidak terlalu dekat, artinya tidak menyulitkan operasi kendaraan karena harus
kategori, yaitu halte dan tempat perhentian bus (TPB). Baik halte maupun TPKPU
memiliki beberapa fasilitas umum yang sama, antara lain rambu petunjuk, papan
informasi trayek, dan identitas berupa nama dan/atau motor. Perbedaan utama
antara halte dan TPB adalah adanya fasilitas utama berupa lampu penerangan dan
tempat duduk di halte yang tidak harus ada di TPB, mengingat definisi halte sebagai
tempat perhentian kendaraan umum yang dilengkapi bangunan. Selain itu, baik
halte maupun TPB dapat dilengkapi beberapa fasilitas tambahan, seperti telepon
11
Warpani, Op. Cit., hlm. 77.
12
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Op. Cit., hlm. 2.
12
Terhadap ruang lalu lintas, tata letak halte diharuskan untuk memenuhi
100 meter.
(nearside).13
13
Ibid., hlm. 4.
13
Halte memiliki standar rancang bangun yang juga diatur di Pedoman Teknis
pada kondisi biasa dimana penumpang dapat menunggu nyaman (ruang gerak per
14
Ibid., hlm. 21.
14
untuk pembuatan teluk bus. Teluk bus (bus bay) adalah bagian perkerasan jalan
tertentu yang diperlukan dan diperuntukkan sebagai TPKPU. Teluk bus digunakan
sebagai tempat kendaraan saat menunggu penumpang agar tidak mengganggu lalu
lintas jalan. Untuk menentukan kebutuhan teluk bus, dipakai patokan umum bahwa
sebuah teluk bus yang menampung bus tunggal dapat melayani 40 buah bus dalam
(Sumber: commons.wikimedia.org)
15
Ibid., hlm. 3.
BAB III
Coblong. Berdasarkan data dari BPS Kota Bandung, Kelurahan Lebak Siliwangi
memiliki luas wilayah 100 hektar dan dihuni oleh 4921 penduduk pada tahun
2014.16 Kelurahan Lebak Siliwangi dibatasi oleh Jalan Siliwangi di sebelah utara,
Jalan Ir.H. Juanda di sebelah timur, Jalan Layang Pasupati di sebelah selatan, dan
Jalan Pelesiran serta Sungai Cikapundung di sebelah barat. Terdapat delapan buah
berikut.
16
Badan Pusat Statistik Kota Bandung, Coblong dalam Angka 2015, 2015, hlm. 19
15
16
Halte pertama di Jalan Ganeca adalah Halte Ganesha 1. Halte ini terletak di
sebelah barat pintu utama Institut Teknologi Bandung (ITB). Halte ini memiliki dua
tiang dan dua kursi yang bentuknya kurang umum. Namun, melihat banyaknya
coretan dan pamflet di kedua tiang halte ini serta sampah yang tergeletak sehingga
menimbulkan kesan kumuh, kami berasumsi bahwa halte ini tidak pernah atau
jarang sekali digunakan. Selain itu, bagian depan halte sering digunakan sebagai
tempat parkir, sehingga sangat tidak praktis bagi penumpang angkutan kota untuk
Di sebelah timur pintu utama ITB, terdapat halte lain, yaitu Halte Ganesha
2. Desain halte ini tidak berbeda dengan halte Ganesha 1. Selain itu, kedua halte ini
juga terlihat sangat jarang atau bahkan tidak pernah digunakan sebagaimana
mestinya melihat keadaannya yang tak terawat. Pada siang hari, halte ini digunakan
oleh pedagang kaki lima sehingga penggunaan halte ini untuk tempat
17
pemberhentian angkutan kota sangat tidak praktis. Tidak berbeda dengan halte
Ganesha 1, bagian depan halte ini juga sering digunakan sebagai tempat parkir.
TMB (Trans Metro Bandung) Jalan Cikapayang. Sebagaimana namanya, halte ini
Bandung. Namun, mengingat belum diaktifkannya koridor bus TMB yang melalui
halte ini (koridor Cicaheum – Sarijadi), halte ini juga tidak digunakan dan terlihat
tidak terawat. Desain halte ini berbeda dengan kedua halte sebelumnya, tetapi mirip
dengan halte-halte bus Transjakarta di kota Jakarta seperti ditutupi kaca dan terletak
lebih tinggi dari permukaan jalan. Terdapat sebuah bangku panjang di dalam halte
ini. Halte Cikapayang ini juga dilengkapi informasi mengenai koridor Cicaheum –
Salah satu halte yang terletak di Jalan Tamansari adalah Halte Taman Sari
1. Halte ini terletak di depan Villa Merah, salah satu ikon di daerah Lebak
Siliwangi. Desain halte ini serupa dengan kedua halte di Jalan Ganeca. Namun,
berbeda dengan kedua halte tersebut, halte ini masih digunakan walaupun terlihat
kurang terawat, melihat adanya penumpang angkutan kota yang naik/turun di halte
Halte lain yang ada di Jalan Tamansari terletak di dekat pintu masuk Kebun
Binatang Bandung, yaitu Halte Taman Sari (Bonbin). Desain halte ini berbeda
dengan desain sebelumnya, dilihat dari adanya bangku panjang yang meggantikan
fungsi kursi. Selain itu, terdapat pula infromasi mengenai trayek angkutan kota yng
melintasi halte ini. Keadaan halte ini juga kurang terawat meskipun masih dipakai
Di sebelah utara Halte Taman Sari (Bonbin), terdapat Halte Taman Sari
(ITB). Desain halte ini berbeda dengan halte-halte sebelumnya, terlihat lebih
modern dengan sebuah bangku panjang sebagai tempat tunggu. Selain itu, terdapat
ayunan di halte ini. Keadaan halte ini lebih terawat dari halte-halte sebelumnya
rute angkutan kota yang melintasi halte ini juga terdapat di dekat halte. Selain
digunakan oleh pengguna angkutan kota, halte ini juga digunakan oleh orang yang
Halte lain di Jalan Tamansari adalah Halte Sabuga ITB. Halte ini terletak di
sebelah utara pintu SBM ITB dan di antara pintu Tamansari Foodfest dan pintu
selatan Sasana Budaya Ganesha (Sabuga). Desain halte ini mirip dengan halte
Taman Sari – ITB. Namun, tidak ada ayunan di halte ini. Keadaan halte ini juga
cukup terawat dibandingkan dengan halte lain. Halte ini masih cukup sering
Taman Sari (Baksil). Halte ini terletak di dekat pintu masuk Hutan Kota Babakan
Siliwangi (Baksil). Desain halte ini mirip dengan Halte Taman Sari – Bonbin
dengan panjang bangku yang lebih pendek. Informasi trayek angkutan kota juga
tersedia di halte ini. Meskipun keadaan halte yang kurang bersih, masih ada
pengguna angkutan kota yang menggunakan halte ini sebagai tempat naik, turun,
kekurangan kualitas halte yang dapat dilihat dari keadaannya yang kotor atau
kurang terawat. Selain itu, halte-halte tersebut juga terlihat jarang digunakan oleh
pengguna angkutan kota. Bahkan, tiga dari delapan halte (Halte Ganesha 1 dan 2
serta Halte TMB Jalan Cikapayang) terlihat sangat tidak praktis untuk digunakan.
22
Jika dilihat dari standar yang telah ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Darat
Umum, kedelapan halte di Kelurahan Lebak Siliwangi ini cukup memenuhi standar,
meskipun ada beberapa fasilitas yang belum dipenuhi, seperti rambu petunjuk di
beberapa halte. Oleh karena itu, kualitas halte-halte tersebut perlu diperbaiki agar
berdomisili kerja di Lebak Siliwangi atau pelajar dan mahasiswa yang bersekolah
25
21
20 18 18
15
10 8
5
1
0
Tidak pernah Jarang Kadang-kadang Sering Selalu
angkutan kota. Data dari pertanyaan pertama ini digunakan untuk melihat hubungan
antara penggunaan angkutan kota dan penggunaan halte, dimana idealnya pengguna
angkutan kota menggunakan halte sebagai tempat tunggu dan naik/turun kendaraan
umum.
menggunakan halte, baik sebagai tempat menunggu dan naik/turun angkutan umum
atau pribadi atau sekadar tempat duduk. Di pertanyaan ini, skala yang digunakan
sama dengan pertanyaan sebelumnya, yaitu skala 1 – 5, dengan 1 untuk tidak pernah
35
30
9
25
20
15
24 7
10
10
5
8 1 2
3 1
0 0
Tidak pernah Jarang Kadang-kadang Sering Selalu
Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 35 responden yang terdiri dari 24
pengguna angkutan umum tidak rutin dan 9 angkutan umum rutin atau sekitar 53
persen total responden tidak pernah menggunakan halte. Di lain sisi, hanya 4
responden, atau 6 persen dari total responden yang sering atau selalu menggunakan
halte. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan halte di Kelurahan Lebak
oleh beberapa hal. Pada pertanyaan selanjutnya, penulis bertanya mengenai alasan
25
21
20 18
15 13
10 8
5 3 3
0
Kenyamanan Transportasi Kenyamanan Kebiasaan Tidak tahu ada Lainnya
baik lain buruk halte
responden) menyatakan bahwa kenyamanan, seperti letak yang dekat dari pusat
kegiatan dan keadaan halte yang cukup bersih menjadi alasan dalam penggunaan
halte, baik untuk menunggu angkutan umum maupun pribadi atau sekadar tempat
duduk atau beristirahat. Di lain sisi, 8 responden, atau 12 persen dari total
halte yang gelap dan kurang terawat yang mencegah mereka menggunakan halte.
Berdasarkan pengamatan penulis pada bagian 3.1, memang ada beberapa halte di
kawasan Lebak Siliwangi yang tidak layak pakai, seperti Halte Ganesha 1 dan 2.
Adapun sebagian besar responden (21 responden; 31 persen total responden) yang
transportasi lain, seperti ojek online, kendaraan pribadi, atau berjalan kaki, menjadi
menggunakan halte karena sudah terbiasa tidak menggunakan halte saat naik/turun
kendaraan dan 3 responden lain tidak mengetahui adanya halte. Oleh karena itu,
baik oleh pengguna angkutan kota secara rutin maupun masyarakat sekitar yang
Siliwangi
sekitar terhadap kondisi halte. Responden memberikan nilai bintang (star rating)
terhadap kondisi halte di Kelurahan Lebak Siliwangi pada pertanyaan ini dengan
skala 1 – 5, yaitu bintang 1 untuk kondisi yang sangat buruk sampai bintang 5 untuk
35
30
30
25
20
16
15
11
10
6
5 3
0
★ ★★ ★★★ ★★★★ ★★★★★
memberi nilai 3 bintang pada kualitas halte di Lebak Siliwangi. Salah satu alasan
yang mendasari pemberian nilai tersebut adalah kondisi halte yang cukup terawat.
bintang ke atas, antara lain dengan alasan adanya papan informasi yang jelas, desain
halte yang cukup baik, dan tempat duduk yang cukup memadai. Namun, 14
responden, atau 21 persen dari seluruh responden, memberi nilai kurang dari 3
bintang untuk halte-halte di Lebak Siliwangi. Hal ini disebabkan antara lain karena
keadaan beberapa halte yang buruk dan adanya halte yang digunakan tidak
semestinya, seperti tempat berjualan. Secara umum, rata-rata nilai kondisi halte di
Kelurahan Lebak Siliwangi adalah 3,2 dari 5 bintang. Hal ini menunjukkan bahwa
meskipun kualitas halte di Lebak Siliwangi sudah cukup baik, kondisi halte-halte
tersebut masih perlu ditingkatkan agar kenyamanan para pengguna halte juga
meningkat.
tambahan, charging station (tempat pengisi daya yang dapat digunakan oleh
masyarakat umum), WiFi, vending machine, atau renovasi total. Responden diberi
kebebasan untuk memilih lebih dari satu fasilitas tambahan dan/atau memberi
alternatif lain.
28
50 47
45 41
40 37
34
35
30 28
25
20
15
10
4
5
0
Renovasi total Charging station Tempat duduk Wi-Fi Vending Lainnya
tambahan machine
tempat duduk di halte. Fasilitas tambahan yang juga diinginkan oleh responden
TABEL 1
biaya yang paling besar. Namun, biaya renovasi halte yang dicantumkan di tabel di
atas adalah biaya total renovasi, yang mungkin mencakup fasilitas-fasilitas di atas.
Meskipun 71% dari seluruh responden menginginkan renovasi halte, hal tersebut
kurang dimungkinkan karena mahalnya biaya renovasi halte itu sendiri. Tetapi,
umum yang cukup tinggi, seperti Halte Taman Sari (Bonbin) dan Sabuga ITB,
karena adanya angkutan kota yang berhenti sembarangan di depan halte sering
membuat kemacetan cukup parah di Jalan Tamansari. Selain itu, dibutuhkan juga
mengetahui trayek angkutan kota apa yang melintasi halte tersebut. Oleh karena itu,
17
Pikiran Rakyat, 2011, “Kota Bandung Bangun 32 Shelter TMB Senilai Rp 13,5 Miliar”, Pikiran
Rakyat (URL: http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2011/02/08/134669/kota-bandung-
bangun-32-shelter-tmb-senilai-rp-135-miliar), diakses pada 2 Mei 2018.
Data dalam artikel ini kemudian dikonversi dengan menghitung inflasi yang terjadi pada kurun
waktu 2011 – 2018.
30
renovasi halte dapat dilakukan, tetapi hanya dengan memberi teluk bus di beberapa
halte yang ramai dan papan informasi mengenai trayek angkutan kota yang
melewati halte tersebut di setiap halte. Untuk menjaga kebersihan, diperlukan pula
charging station dan tempat duduk tambahan. Melihat cukup rendahnya biaya
setiap halte di kawasan Lebak Siliwangi. Adapun tempat duduk tambahan hanya
perlu ditambahkan ke beberapa halte yang memiliki jumlah tempat duduk yang
ini harus didampingi dengan kesediaan masyarakat sekitar dalam menjaganya. Jika
fasilitas-fasilitas ini tidak dijaga dengan baik, maka besar kemungkinan dalam
disediakan ini rusak kembali sehingga tidak dapat lagi digunakan. Selain itu, perlu
juga dilakukan pemeliharaan setiap jangka waktu tertentu agar kondisi fasilitas-
fasilitas tambahan ini tetap terjaga, sehingga masyarakat pengguna angkutan umum
angkutan umum.
BAB IV
4.1 Simpulan
bus di Halte Taman Sari (Bonbin) dan Sabuga ITB dan memberi papan
b. memberi charging station di setiap halte dan penambahan bangku di halte yang
sehingga angkutan kota tidak lagi berhenti di sembarang tempat dan menyebabkan
kemacetan.
4.2 Saran
Lebak Siliwangi untuk mulai menggunakan halte sebagai tempat tunggu dan tempat
atau menunggu penumpang. Selain itu, kepada masyarakat yang tinggal atau sering
31
32
keadaan halte yang telah ada, baik dengan menjaga kebersihannya (tidak
agar sesuai standar yang berlaku. Ada baiknya pemerintahan menggunakan solusi
yang penulis tawarkan pada karya tulis ini dengan melakukan kajian lebih lanjut
terlebih dahulu. Selain itu, penulis juga berharap pemerintah untuk melakukan
yang mengikuti pendidikan dasar untuk membentuk kebiasaan baik seperti tidak
pemerintah dapat dengan tegas menindak siapa saja yang melakukan vandalisme di
halte.
DAFTAR PUSTAKA
Penerbit ITB.
Penerbit ITB.
Irwandi, Nurhasanah Dewi dan Susanto, Agus. 2015. “Evaluasi Fungsi Halte
Maharoesman, Iskandar Yusuf. 2009. “Dampak ‘Killing Time’ Angkutan Kota pada
Waktu Peak Hour Kasus Beberapa Ruas Jalan di Kota Bandung” dalam ITB
Lembaga Negara RI. Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
Angkutan Jalan
Perhubungan.
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2015. Coblong dalam Angka 2015. BPS Kota
Bandung.
33
34
https://nasional.kompas.com/read/2012/08/23/21232065/%20Hampir.54.P
“Kota Bandung Bangun 32 Shelter TMB Senilai Rp 13,5 Miliar.” Pikiran Rakyat.
raya/2011/02/08/134669/kota-bandung-bangun-32-shelter-tmb-senilai-rp-
Commons. <
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:The_bus_bay_in_IT_corridor.JP
35
LAMPIRAN A
Penjelasan:
dan
bagian Barat.
Lebak Siliwangi, yaitu Halte Ganesha 1 dan 2, Taman Sari 1, Taman Sari (Bonbin),
Taman Sari (ITB), Taman Sari (Baksil), Sabuga ITB, dan Halte TMB Cikapayang.
Siliwangi?
36
37
(Isian wajib)
4. Menurut Anda, seberapa baik kualitas halte di Kelurahan Lebak Siliwangi, Kota
Bandung?
sangat baik)
5. Apa pendapat Anda terhadap kualitas halte di Kelurahan Lebak Siliwangi, Kota
Bandung?
(Isian bebas)
6. Menurut Anda, apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas halte di
f. Lainnya
7. Apa harapan Anda terhadap kualitas halte di Kawasan Lebak Siliwangi, Kota
Bandung?
(Isian bebas)
38
LAMPIRAN B
NIM : 16617334
Golongan darah :B
Agama : Islam
Hobi : Membaca
Email : rizkyan2000@gmail.com
Riwayat Pendidikan
2007)
2016)
41
NIM : 16617339
Golongan darah :B
Agama : Islam
Hobi : Membaca
Email : rifqisulis@gmail.com
Riwayat Pendidikan
(2012 – 2013)
(2014 – 2016)
42
NIM : 16617414
Golongan darah :A
No. 26 B
Agama : Islam
Email : gandhiaziz20@gmail.com
Riwayat Pendidikan
2017)
(2014-2016)
UCAPAN TERIMA KASIH: EMPAT BULAN BERSAMAMU
Menyerang tiada henti otak kami yang sudah tiada encer lagi
Satu putaran jarum jam berlalu, datang dirimu di pintu kelas kami
Lima menit berlalu, berdiri tegak dirimu di depan papan tulis kami
Didatangi olehnya sembari dihujani beribu tanda tanya yang tercetak tebal,
Kertas absen putih bertutup merah sudah terisi penuh tanda tangan kami
Kami terdiam, menatap sesosok manusia yang melempar senyum kepada kami
Bagai pusaran angin yang berputar, bertukar pula rasa dalam hati kami
kini hanya dapat terdiam, terpekur menafakkuri besarnya ilmu yang kau beri
Yang cinta pada namanya turut abadi bersama ilmu yang engkau bagi.