SP : EVALUASI PEMBELAJARAN
Prodi S1
Fac : ILMU PENDIDIKAN
SCORE :
“EVALUASI PEMBELAJARAN”
NIM : 1193311011
Kelas : G Ekstensi
MEDAN
2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan rahmatnya
sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical book report
ini.
Critical Book Report ini, saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran, semoga critical book report ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca. Dalam penulisan critical book report ini,saya tentu saja tidak
dapat menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu,saya
mengucapakan terimahkasih kepada :
Penyusun
1193311011
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
a. Untuk menambah pengetahuan para pembaca.
b. Memudahkan para pembaca dalam memahami dari isi buku.
c. Menambah wawasan penulis.
1
D. Identitas Buku yang direport :
Buku
2
BAB II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi
Berhasil atau tidaknya pendidikan dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah
dilakukan evaluasi terhadap out put atau lulusan yang dihasilkannya. Jika output lulusan,
hasilnya sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam tujuan pendidikan, maka usaha
pendidikan itu dapat dinilai berhasil, tetapi jika sebaliknya, maka ia dinilai gagal. Dalam ruang
lingkup terbatas, evaluasi pembelajaran dilakukan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan
peserta didik. Sedangkan dalam ruang lingkup luas, evaluasi pembelajaran dilakukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses pembelajaran dalam mencapai
tujuan pendidikan yang di cita-citakan. Proses evaluasi pembelajaran berguna dalam hal
pengambilan keputusan kedepan demi kemajuan anak didik pada khusunya dan dunia pendidikan
pada umumnya. Kegunaan Hasil Evaluasi Pendidikan Informasi evaluasi dapat digunakan untuk
kegiatan, diantaranya:
a) Membantu memutuskan kesesuaian dan keberlangsungan dari tujuan pembelajaran,
kegunaan materi pembelajaran,
b) Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas dari strategi pengajaran (metode dan
teknik belajar-mengajar) yang digunakan.
3
pendidikan secara total, dan di dalamnya terakomodir tiga konsep, yaitu: memberikan
pertimbangan (judgement), nilai (value), dan arti (worth). Dengan demikian evaluasi pendidikan
dapat berupa:
1. Evaluasi context/Tujuan/Kebijakan
2. Evaluasi Input
3. Evaluasi proses,
4. Evaluasi Hasil/Produk
5. Evaluasi “outcomes” (dampak)
b. Pengukuran Pembalajaran
Pengukuran pembelajaran, merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa
dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat
kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah et
al.1996). Maka dapat disimpulkan pengukuran pembelajaran, adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dalam proses pembelajaran, diperlukan untuk menentukan fakta kuantitatif yang
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan objek yang akan diukur.
4
c. Penilaian Pembelajaran
Penilaian dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment yang berarti menilai
sesuatu. Menurut Endang Purwanti (2008: 3), secara umum, asesment dapat diartikan sebagai
proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program
pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah.
5
BAB III KERANGKA DASAR DAN RUANG LINGKUP EVALUASI
PEMBELAJARAN
6
Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran
Secara keseluruhan, Arifin (2012: 58), membatasi ruang lingkup evaluasi pembelajaran
dalam empat komponen besar, antara lain; (1) domain hasil belajar, (2) system pembelajaran, (3)
proses dan hasil belajar, (4) penilaian berbasis kelas.
1. Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Domain Hasil Belajar
Menurut Benyamin S.Bloom, dkk (1959), hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga
domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Setiap domain disusun menjadi beberapa
jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks,
mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan mulai dari hal yang konkrit
sampai dengan hal yang abstrak
2. Kriteria Ranah Afektif
Pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah
afektif (Andersen, 1981:4), yakni; perilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang, dan
perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah,
Intensitas, arah, dan target.
3. Tipe Karakteristik Ranah Afektif
Ada lima tipe karakteristik afektif yang penting berdasarkan tujuannya, yaitu sikap, minat,
konsep diri, nilai, dan moral.
4. Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Penilaian Berbasis Kelas.
Sesuai dengan petunjuk pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dikeluarkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional (2004), maka ruang lingkup penilaian berbasis kelas
adalah sebagai berikut:
a. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
b. Kompetensi Rumpun Pelajaran
c. Kompetensi Lintas Kurikulum
7
BAB IV PENDEKATAN MODEL EVALUASI PEMBELAJARAN
8
BAB V PROSEDUR, LANGKAH-LANGKAH, DAN TEKNIK EVALUASI
PEMBELAJARAN
Prosedur merupakan serangkaian aksi yang spesifik atau tindakan atau operasi yang harus
dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama
dari keadaan yang sama.
b. Pengembangan
Pengembangan berasal dari kata dasar „kembang‟ yang bisa diartikan tumbuh. Sementara
pengembangan dalam sebuah kamus online disebut sebagai pembangunan secara bertahap
dan teratur yg menjurus ke sasaran yang dikehendaki.
c. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah penilaian terhadap kompetensi yang sudah dicapai oleh peserta
didik setelah melakukan proses belajar mengajar (Ramayulis. 2008: 400). Fungsi evaluasi
pembelajaran sebagai tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar. Taufik. (2010: 91),
menyatakan, bahwa indikator keberhasilan belajar mengajar adalah:
a. Daya serap terhadap materi yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
individu maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan oleh SK dan KD telah dicapai oleh peserta didik baik
individu maupun klasikal.
Banyak teori berkaitan dengan prosedur kegiatan evaluasi ini, salah satunya prosedur
evaluasi yang dikembangkan oleh Zaenal Arifin (2011: 88), bahwa, prosedur yang harus
diikuti evaluator meliputi perencanaan evaluasi, monitoring pelaksanaan evaluasi,
pengolahan data dan analisis, pelaporan hasil evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi.
9
BAB VI JENIS ALAT DAN TEKNIK EVALUASI PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran, tes dan non tes, merupakan alat atau instrument yang digunakan
untuk mengetahui tercapai atau tidaknya suatu standar kompetensi yang telah dipelajari oleh
siswa di setiap pembelajaran.
10
Hasil belajar dan proses tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi juga dapat dinilai oleh alat-alat non
tes atau bukan tes. Penggunaan non tes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat
terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan tes dalam menilai hasil dan proses belajar.
Berikut ini penjelasan dari alat bukan tes atau nontes:
a. Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu wawancara bebas dan wawancara terpimpin.
b. Kuesioner sering disebut juga angket. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus
diisi oleh orang yang akan diukur (responden).
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, dan perhatian yang disusun dalam
bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai
sesuai dengan kriteria yang ditentukan.Skala pengukuran hasil belajar dapat dibentuk sesuai
dengan kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Setiap guru
mempunyai skala penilaian tersendiri untuk menilai siswanya agar guru, siswa, maupun wali
murid mengetahui seberapa jauh perkembangan pendidikan anak didiknya.
Skala dibagi menjadi dua, yaitu, Skala penilaian, dan skala sikap. Skala penilaian adalah
mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalu pernyataan perilaku
individu pada suatu titik kontinuum atau suatu katagori yang bermakna nilai. Sedangkan
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya
berupa katagori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral.
11
BAB VII ADMINISTRASI TES DENGAN PENEKANAN PADA ASPEK
PSIKOLOGI
12
BAB VIII ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL DAN PENGUKURAN
HASIL BELAJAR
Tujuan penelaahan kualitas butir soal, menurut Aiken, (1994: 63), memiliki tiga tujuan antara
lain:
a. Untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu
sebelum soal digunakan.
b. Untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak
efektif,
c. Untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudah/belum
memahami materi yang telah diajarkan.
c. Manfaat Soal yang Telah Ditelaah
Berdasarkan tujuan ini, maka kegiatan analisis butir soal memiliki banyak manfaat, di
antaranya adalah:
a. Dapat membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan,
b. Sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal seperti tes yang disiapkan guru
untuk siswa di kelas,
c. Mendukung penulisan butir soal yang efektif,
d. Secara materi dapat memperbaiki tes di kelas,
e. Meningkatkan validitas soal dan reliabilitas. (anastasi and urbina, 1997:172).
13
BAB IX TEKNIK PEMBUATAN INSTRUMEN DAN PENGOLAHAN DATA
NON-TES
Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang memenuhi
persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur atau pengumpulan data
mengenai suatu variable.
Pada dasarnya instrumen evaluasi pembelajaran dapat dibagi dua yaitu tes dan non-tes.
1. Tes
Yang termasuk kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan tes
kemampuan akademik.
2. Kelompok Non-Tes
Yang termasuk dalam kelompok non tes ialah skala sikap, skala penilaian, observasi,
wawancara, angket dokumentasi dan sebagainya.
14
BAB X PENGGUNAAN TES DALAM TES FORMATIF DAN TES SUMATIF
Adapun pengolahan hasil tes formatif dapat di lakukan dengan dua cara yaitu:
a. Pengolahan untuk mendapatkan angka presentasi murid yang gagal dalam setiap soal.
b. pengolahan untuk mendapatkan hasil yang di capai setiap murid dalam tes secara
keseluruhan ,di tinjau dari persentase jawaban yang yang memuaskan.
15
Jadi hasil yang dicapai setiap siswa dihitung dari prosentase jawaban yang bena. Rumusnya
adalah:
S = R : N x 100
Keterangan:
Sedangkan standar nilai yang dipakai tes formatif, adalah criterion reverenced test (standar
mutlak), dimana yang diperlukan, adalah prestasi siswa berhasil atau gagal menguasai bahan
pelajaran (Siti Farikah, 1995: 84-85).
16
BAB XI PENDEKATAN PENILAIAN: MELALUI PENILAIAN ACUAN
NORMATIF DAN PENILAIAN ACUAN PATOKAN
17
Ada dua cara untuk menentukan skor pada bentuk tes objektif:
Nilai akhir adalah nilai yang melembangkan tingkat keberhasilan atau ketidak berhasilan
siswa, setelah mereka menempuh program pembelajaran pada jenjang tertentu (Siti Farikah,
1995: 107).Penentuan nilai akhir oleh seorang pendidik terhadap peserta didiknya pada dasarnya
merupakan pemberian dan penentuan pendapat pendidik terhadap peserta didiknya, terutama
mengenai perkembangan, kemajuan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh peserta didik yang
berada dibawah asuhannya, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu. Untuk memperoleh nilai akhir, perlu diperhitungkan nilai tes formatif dan tes sumatif
dengan rumus sebagai berikut:
NA = [{((F1+F2+...Fn)/n ) + 2S } / 3 ]
Keterangan:
Nilai Akhir diperoleh dari nilai tugas, nilai ulangan harian dan nilai ulangan umum dengan bobot
2 , 3 , dan 5 .
18
NA = { 2T + 3H + 5U }/10
Keterrangan:
Nilai akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian (diberi bobot satu) dan nilai
EBTA (diberi bobot dua). Kemudian dibagi tiga.
NA = { ΣH + 2E } / { nH + 2 }
Keterangan:
Ada lima jenis ranking yang disusun menggunakan ukuran mean dan deviasi standar, yaitu:
19
BAB XIII MODEL PENILAIAN OTENTIK ARAH KURIKULUM 2013
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan
dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang
mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Nurhadi, 2004: 172). Hakikat penilaian
pendidikan menurut konsep authentic assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang
bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Beberapa karakteristik penilaian
otentik, menurut Santoso (2004), adalah sebagai berikut:
Tujuan penilaian otentik itu sendiri, menurut (Santoso, 2004), adalah untuk:
Menurut, Santoso, (2004), prinsip dari penilaian otentik, adalah sebagai berikut:
a. Keeping track, yaitu harus mampu menelusuri dan melacak kemajuan siswa sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Checking up, yaitu harus mampu mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
20
c. Finding out, yaitu penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta mendeteksi
kesalahan-kesalahan yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam proses pembelajaran.
d. Summing up, yaitu penilaian harus mampu menyimpulkan apakah peserta didik telah
mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum.
21
BAB III
PEMBAHASAN
22
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu,
yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam
mengambil keputusan, yang dimaksudkan untuk membantu para guru dalam pengambil
keputusan dalam usaha menjawab pertanyaan atau permasalahan yang ada. Waktu
melaksanakan penilaian guru pasti telah menciptakan alat ukur, berupa tes maupun nontes seprti
soal-soal ujian, observasi proses pembelajaran dan sebagainya. Hubungan antara keempat
peengertian tersebut dalam kegiatan penilaian pembelajaran, meskipun sering dilakukan oleh
guru secara simultan.
Buku ini memang masih banyak terdapat kesalahan dalam penyusunannya namun dari
segi isi buku ini sudah bagus karena menyampaikan semua materinya secara rinci sehingga
memudahkan para pembaca dalam memahami semua materi yang ada dalam buku hingga
penggunaan konsep, teori, dan rumus yang terdapat dalam buku. Buku ini layak untuk
digunakan oleh calon pendidik dan pendidik karena sangat berguna dan dapat membantu para
pembaca dalam mendalami pengetahuanya tentang pendidikan keterampilan hidup, yang diawali
dari perlunya kemampuan dasar dan pada bagian akhir buku ini, dilengkapi dengan beberapa
model pengembangan pendidikan keterampilan serta dilengkapi pula dengan pentingnya
pengembangan potensi akademik dan non akademik secara seimbang di era global.
B. SARAN
Semoga pada tulisan selanjutnya, saya mampu meningkatkan kualitas karya tulis saya,
memberikan definisi secara lebih jelas dan terperinci serta menggunakan tulisan yang mudah
dimengerti oleh pembaca.
23
DAFTAR PUSTAKA
Ratnawulan, Elis dan Rusdiana. 2017. Evaluasi Pembelajaran . Bandung ; CV Pustaka Setia
24