OLEH:
HARTINA
B 111 14044
ii
HALAMAN JUDUL
OLEH:
HARTINA
B 111 14044
SKRIPSI
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
HARTINA (B111 14 044), Tinjauan Yuridis Tindak Pidana
Persetubuhan Yang Dilakukan Dengan Kekerasan Oleh
AnakTerhadap Anak (Studi Kasus Putusan Nomor :
10/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sgm). Dibawahbimbingan Prof. Dr. Muhadar,
S.H.,M.H. selaku pembimbing I dan Dr.Amir Ilyas, S.H.,M.H. selaku
pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan hukum pidana
materiil terhadap tindak pidana persetubuhan yang dilakukan dengan
kekerasan oleh anak terhadap anak dan untuk mengetahui pertimbangan
hukum oleh hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana
persetubuhan yang dilakukan dengan kekerasan oleh anak terhadap anak
dalam putusan perkara nomor : 10/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sgm.
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Gowa khususnya pada
instansi Pengadilan Negeri Sungguminasa. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah Metode Kepustakaan dan Metode Wawancara,
Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan teknik kualitatif
kemudian disajikan secara deskriptif yaitu menjelaskan, menguraikan, dan
menggambarkan sesuai dengan permasalahan yang erat kaitannya
dengan penelitian ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (I) Penerapan hukum
pidana materil terhadap tindak pidana persetubuhan yang dilakukan
dengan kekerasan oleh anak terhadap anak studi kasus putusan nomor :
10/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sgm telah sesuai karena telah memenuhi
unsur-unsur yang ada pada pasal 81 Ayat (1) dan (2) Jo Pasal 76D
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
Serta selama pemeriksaan dipersidangan tidak ditemukan alasan-alasan
penghapusan pertanggungjawaban pidana baik alasan pembenar maupun
alasan pemaaf, sehingga terdakwa dinyatakan mampu bertanggungjawab
dan harus mendapatkan sanksi yang setimpal atas perbuatannya. (II)
Pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap tindak
pidana persetubuhan yang dilakukan dengan kekerasan oleh anak
terhadap anak dalam studi kasus putusan nomor :
10/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sgm telah sesuai dengan ketentuan dalam
pasal 183 KUHP yakni sekurang-kurangnya dua alat bukti ditambah
keyakinan hakim. Alat bukti dalam kasus ini yaitu keterangan saksi, surat
dan keterangan terdakwa Anak yang saling bersesuaian, sehingga hakim
memperoleh keyakinan bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana
persetubuhan dengan kekerasan terhadap anak. Serta hakim telah
mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang
meringankan terdakwa Anak.
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Hasanuddin Makassar.
keselamatan dan rahmat bagi seluruh umat manusia. Semoga Allah SWT
dari jasa-jasa orang tercinta yaitu kedua orang tua Penulis yakni,
dan selalu setia mendengarkan segala keluhan Penulis serta doanya demi
keberhasilan Penulis. Atas jasa-jasa yang tak ternilai dari Ayahanda dan
vii
MUSTAJIDIN serta keluarga besar lainnya terima kasih atas segala doa,
perhatian, dan kasih sayang yang diberikan kepada Penulis selama ini.
Skripsi Penulis. Untuk itu penghargaan dan ucapan terima kasih Penulis
kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A selaku Rektor
Universitas Hasanuddin.
viii
5. Bapak Prof. Dr. Andi Muhammad Sofyan, S.H.,M.H selaku Ketua
bermanfaat.
10. Teman terkasih Amriansyah Amir terima kasih atas do’a dan
dukungannya.
ix
Tang, Muhammad Alwi dan teman-teman yang lain yang tidak
15. Sahabat-sahabat Andi Dian yusran, dan Asri Hariati Arifin terima
x
Harapan Penulis pada akhirnya, semoga Skripsi ini dapat saya
saran dari semua pihak agar menjadi bahan pembelajaran bagi Penulis.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis,
Hartina
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................... iv
B. Persetubuhan……………………………………………….
16
1. Pengertian Persetubuhan……………………………… 16
xii
a. Tindak Pidanan Persetubuhan Anak Menurut
KUHP…………………………………….……………….
17
Perlindungan Anak……………………………….......
20
C. Kekerasan…………………………………………………...
21
1. Pengertian Kekerasan………………………………….. 21
2. Jenis-Jenis Kekerasan………………………………….
22
D. Anak .. ………………………………………………………... 24
xiii
A. Lokasi Penelitian ........................................................... 33
A. Kesimpulan…………………………………………………… 66
B. Saran………………………………………………………….. 67
DAFTAR PUSTAKA………………………. .......................................... 69
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
komitmen menjunjung tinggi hak asasi manusia serta jaminan semua warga
dalam bidang hukum bagi setiap warga Negara yang menyatakan bahwa
aktivitas pada segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka dari
15
hukum yang berlaku dan setiap tindakan yang melanggar hukum akan
(gesetzliches);
dijalankan;
1
Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence
Theory), Kencana, Jakarta, hal.293.
16
mekanisme penyelesaian sengketa lainnya (alternative desputes or conflict
Di era yang modern ini banyak kita jumpai tindak kejahatan yang begitu
kepada orang lain, kelompok tertentu kepada kelompok lain, orang dewasa
melainkan juga anak dapat menjadi pelaku kejahatan yang bahkan telah
2
Ibid., hlm. 22.
17
masyarakat dan memasuki tahap yang memprihatinkan, karena setiap
pelakunya sering kita dapatkan dan kita saksikan di berbagai media massa.
seimbang.
kepada negara agar negara melindungi para anak, menjamin agar semua
anak dapat mendapatkan hak-hak mereka dan hidup layak dengan harkat
dan martabat yang dijunjung tinggi oleh semua elemen dalam kehidupan
berbangsa danbernegara.
3
Wagiati Soettodjo, 2010, Hukum Pidana Anak, PT Refika Aditama, Bandung. No. 98, Bandung, hlm.5
18
Anak yang menjadi korban persetubuhan menderita banyak kerugian,
besar, tetapi juga banyak terjadi di lingkup kabupaten seperti kasus yang
umur disetubuhi sebanyak satu kali oleh anak yang dibawah umur yang tidak
dan perbuatannya itu menimbulkan aib bagi keluarga anak korban. Atas
dasar pemikiran inilah yang melatarbelakangi penulis memilih judul skripsi ini
No. 10/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sgm).”
19
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
Nomor:10/Pid.Sus.Anak2016/PN.Sgm?
Nomor:10/Pid.Sus.Anak2016/PN.Sgm
Nomor:10/Pid.Sus.Anak2016/PN.Sgm
20
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kegunaan penelitian tersebut
ilmuhukum.
2. Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi salah satu bahan
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tindak Pidana
sebagainya.
Delik dalam bahasa Belanda disebut strafbaarfeit terdiri atas tiga unsur
kata, yaitu straf, baar dan feit. Straaf diartikan sebagai pidana dan hukum,
baar diartikan sebagai dapat atau boleh, sementara feit lebih diartikan
disebut delict yang artinya suatu perbuatan yag pelakunya dapat dikenakan
hukuman (pidana).
22
b. Menurut Simons strafbaarfeit adalah perbuatan melawan hukum yang
bertanggungjawab.4
pidana.5
unsur tindak pidana yang terdiri atas dua aliran yaitu aliran monistis dan
batasan tindak pidana oleh teoretisi yakni: Moeljatno, R.Tresna, Vos, Jonkers,
Schravendijck.6
adalah:7
a) Perbuatan;
4
Marlina, 2009, Peradilan Pidana Anak di Indonesia (Pengembangan Konsep DIversi dan Restorative
Justice ), PT Refika Aditama, Bandung, hlm. 75.
5
Ibid, hlm. 76.
6
Adami Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, P.T Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 79.
7
Ibid.
23
Menurut R.Tresna, tindak pidana terdiri dari unsur-unsur, yakni:8
a) Kelakuan manusia;
a) Perbuatan (yang);
d) Dipertanggungjawabkan.
8
Ibid., hlm. 80.
9
Ibid., hlm.81.
10
Ibid.
24
d) Dilakukan oleh orang (yang dapat); dan
e) Dipersalahkan/kesalahan.
dikemukakan oleh para ahli, maka penulis dapat menarik sebuah kesimpulan
tentang perihal apa saja yang menjadi unsur-unsur tindak pidana, sebagai
berikut:
atas dua macam, yaitu sifat melawan hukum secara formil (Formale
berlaku di masyarakat.
25
3. Tidak ada alasan pembenar, alasan pembenar adalah alasan yang
perbuatan atau tingkah laku harus disebutkan dalam rumusan. Jika ada
dengan alasan tertentu, dan tidak berarti tindak pidana itu tidak terdapat
unsur perbuatan.
materil/materiel wederrechtelijck).
3. Unsur kesalahan
11
Ibid, hlm 82-115
26
Kesalahan (schuld) adalah unsur mengenai keadaan atau gambaran
batin orang sebelum atau pada saat memulai perbuatan. Oleh karena
itu, unsur ini selalu melekat pada diri pelaku dan bersifat subjektif. Unsur
pembuat.
semua keadaan yang ada dan berlaku dalam mana perbuatan dilakukan.
perbuatan;
27
c. Unsur keadaan menyertai mengenai objek tindak pidana;
pidana;
pidana.
Unsur ini hanya terdapat pada tindak pidana aduan. Tindak pidana
aduan adalah tindak pidana yang hanya dapat dituntut pidana jika ada
Unsur ini berupa alasan untuk diperberatnya pidana, dan bukan unsur
unsur ini.
28
itu tidak bersifat melawan hukum dan karenanya si pembuat tidak dapat
dipidana.
rumusan tindak pidana. Dalam setiap rumusan tindak pidana selalu ada
Unsur kualitas subjek hukum tindak pidana adalah unsur kepada siapa
rumusan tindak pidana itu ditujukan. Unsur kualitas subjek hukum tindak
Unsur ini diletakkan pada rumusan suatu tindak pidana tertentu yang
ekonomis. Sifat ringannya tindak pidana dapat pula terletak pada akibat
29
pada sikap batin si pembuatnya, ialah apabila tindak pidana dilakukan
B. Persetubuhan
1. Pengertian Persetubuhan
dimana alat kelamin laki-laki masuk kedalam alat kelamin perempuan yang
12
Muhammad Ali, 2004. Guru dalam Proses Beajar Mengajar, Bandung: Sina Batu Algesindo
13
R.Soesilo, 1980, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta Komentar-Komentarnyalengkap Pasal Demi
Pasal, Bogor, Politeia, hal 181
14
Abdul Wahid dan Muhammad Irfan. 2011. Perlindungan Terhadap KorbanKekerasan Seksual. Refika Aditama:
Bandung. hlm. 41.
30
memaksa seorang perempuan yang bukan isterinya untuk bersetubuh
tindak pidana.
undang telah diatur dalam pasal 285 KUHP yang merumuskan bahwa: 16
15
Ibid, hlm. 42.
16
Laminntang, 2011, Kejahatan Melanggar Norma Kesusilaan Dan Norma Kepatutan, Sinar Grafika,
Jakarta, hlm. 96.
31
melakukan persetubuhan, dengan pidana penjara paling lama dua belas
tahun”.
memaksa wanita yang bukan istrinya untuk bersetubuh dengan dia (laki-laki).
sebagai berikut:17
17
Leden Marpaunng, 2004, Kejahatan Terhadap Keusilaan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.50.
18
Ibid, hlm.51.
32
Adapun tindak pidana yang diatur dalam Pasal 285 KUHP ternyata
1. Barang siapa
4. Memaksa
5. Seorang wanita
7. Dengan dirinya
dipandang tidak mungkin, akan tetapi justru perbuatan itu bagi laki-laki
dipandang tidak mengakibatkan sesuatu yang buruk atau merugikan. Hal ini
Selain diatur dalam Pasal 285 KUHP, tindak pidana tersebut diatur juga
19
Laminntang, Op.Cit. hlm. 97
33
“barang siapa yang bersetubuh dengan seorang wanita di luar pernikahan,
padahal diketahui bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak
diketahuinya atau harus patut disangkanya bahwa umur perempuan itu belum
cukup 15 tahun kalau tidak nyata umurnya, bahwa perempuan itu belum
Bertolak dari Pasal 286 KUHP tersebut dapat diketahui bahwa wanita
pingsan atau tidak berdaya. Mengenai pengertian pingsan atau tidak berdaya
“pingsan artinya tidak sadar akan dirinya. Tidak berdaya artinya tidak
34
b. Tindak Pidana Persetubuhan Menurut Undang-Undang Nomor 35
81 sebagai berikut :
perbuatan persetubuhan.
Unsur subjektif :
Barangsiapa
35
Tindak pidana persetubuhan pada Pasal 81 Undang-Undang Nomor
Pidana, hanya dalam Pasal 81 di atas dikhususkan pada anak yang belum
persetubuhan tersebut.
C. Kekerasan
1. Pengertian Kekerasan
dapat saja berakibat fatal yang menimbulkan korban. Karena itu, perlu
rumusan pengertian tentang apa yang dimaksud dengan kekerasan dan jenis-
tidak berdaya lagi (lemah). Pingsan artinya tidak ingat atau tidak sadar akan
dirinya, orang yang pingsan tidak dapat mengetahui apa yang terjadi atas
sedikitpun, orang yang tidak berdaya dapat mengetahui apa yang terjadi atas
36
dirinya. Melakukan kekerasan mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani
yang tidak kecil secara tidak sah. Misalnyamemukul dengan tangan atau
sebagainya.20
2. Jenis-Jenis Kekerasan
tindak pidana atau perbuatan kesusilaan yang telah diatur dalam peraturan
terdapat dalam Pasal 55 ke 2, 120, 145, 170, ke 1, 175, 285, 289, 300 Ayat
(1) ke 3, 330, dan Pasal 332 Ayat (1) ke 2. Semuanya dapat dijelaskan secara
b. Jika kejahatan tersebut Pasal 113, 115, 117, 118, dan Pasal
20
R.Soesilo, 1998, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar-Komentarnya lengkapPasal
Demi Pasal, Bogor, Politeia, hal 98
37
dilakukan dengan akal curang, seperti penyesatan, penyamaran,
(Pasal 120)
38
f. Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp.
atau dari pengawasan oleh orang yang berwenang untuk itu, diancam
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun. Bilamana dalam hal ini
39
D. Anak
menentukan:
Jadi dapat dipahami bahwa yang menjadi batas usia seseorang masih
21
Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Bab III, pasal 45.
40
Aturan tentang batasan usia seorang anak tercantum dalam Pasal 330
“Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun
dan tidak terlebih dahulu telah kawin. Apabila perkawinan itu dibubarkan
sebelum umur mereka dua puluh satu tahun maka mereka tidak kembali
lagi dalam kedudukan belumdewasa.”22
c. Undang-undangperkawinan
“anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur 8
(delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan
belum pernah kawin”. 24
berusia 18 tahun.
Jadi menurut undang-undang ini, bahwa orang yang telah berumur delapan
22
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Bab XV, Pasal 330.
23
Udang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Bab II, Pasal 7 ayat 1.
24
Udang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pegadilan Anak, Bab I, Pasal 1
angka 1.
41
belas tahun keatas pada waktu melakukan tindak pidana maka tuntutan
Pidana Anak
b. Anak yang menjadi korban tindak pidana (Anak Korban) (Pasal 1 angka 4
UU SPPA); dan
c. Anak yang menjadi saksi tindak pidana (Anak Saksi) (Pasal 1 angka 5 UU
SPPA)
25
Undang-Undang Perlidungan Anak, Pasal 1, Angka 1.
42
umur, beberapa undang-undang menggunakan batasan umur seseorang
dianggap anak adalah 18 tahun, dan karena dalam penulisan ini posisi anak
batas usia anak yang dapat dipertanggungjawabkan adalah anak yang telah
Menurut Sudarto yang dimaksud dengan anak nakal adalah sebagai berikut
:26
orangtua/wali/pengasuh;
26
Shanty Dellyana, 2014, Wanita Dan Anak DImata Hukum, Liberty, Yogyakarta. hlm. 67-68.
43
d. Yang bergaul dengan penjahat-penjahat atau orang-orang yang tidak
g. Yang melakukan perbuatan yang mempunyai akibat yang tidak baik bagi
kawin.27
27
Maidin Gultom, 2008, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia,
Refika Aditama, Bandung. hlm. 32.
44
Adapun dalam Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun
Dalam memutus suatu perkara, majelis hakim dalam hal ini memberikan
1. Pertimbangan Yuridis
wawancara dengan hakim, maupun dari kajian putusan pidana anak yang
2. Uraian fakta yang terdapat dalam berkas perkara dan yang terungkap
a. Identitas Terdakwa
b. Masa penahanan
28
Bunadi Hidayat, 2010, Pemidanaan Anak DIbawah Umur, PT. Alumni, Bandung. hlm. 92
45
g. Hasil pembuktian yang terungkap dalam persidangan,
barang bukti
mengadili
anak
6. Surat Edaran Mahkamah Agung No. 06 Tahun 1987, tentang Tata tertib
Sidang Anak
2. Pertimbangan Sosiologis
kiranya rumusan Pasal 58 (Pasal 52) Naskah Rancangan KUHP (baru) hasil
berikut:
46
2. Motif dan tujuan melakukan tindak pidana;
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung,
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan atau
48
C. Teknik Pengumpulan Data
diteliti.
49
D. Analisis Data
Data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian baik data primer ataupun
yang umum kemudian meneliti hal yang bersifat khusus. Kemudian dari
50
BAB IV
Jaksa Penuntut Umum, tuntutan Jaksa Penuntut Umum, dan amar putusan,
1. Identitas Terdakwa
terdakwa:
51
Tempat lahir : Ujung Pandang
Kewarganegaraan : Indonesia
Kabupaten Gowa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar.
2. Posisi Kasus
Bahwa berawal pada hari Sabtu tanggal 07 Mei 2016 sekitar jam 13.30
wita atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain dalam bulan Mei Tahun
SABANG telah selesai merayakan kelulusan sekolah SMA dan disaat saksi
yaitu Pr. NABILA mengalami kebocoran ban sehnigga pada waktu itu
52
terdakwa NUR HIDAYAT yang berboncengan bersama temannya Pr. NUNU
kebetulan lewat didepan saksi korban dan Pr.NABILA berada dimana ketika
dengan Pr.NUNU pada saat itu terdakwa lebih dulu mengantarkan Pr.NUNU
terdakwa kembali membonceng saksi koban dan sakssi korban hendak turun
korban untuk menemaninya singgah dirumah terdakwa dan pada waktu tiba
saksi korban untuk duduk dimeja makan setelah itu terdakwa hendak masuk
kedalam kamar mandi namun tiba-tiba terdakwa memeluk saksi korban dari
belakang dan menarik tangan saksi korban untuk masuk kedalam kamar yang
mana saat itu saksi korban berusaha menolak dengan menahan pintu
tembok kamar yang pada saat itu saksi korban kembali melakukan
terdakwa menarik kedua tangan saksi korban dan mendorong kedua tangan
53
setelah itu terdakwa berada diatas badan saksi koban dan menindis kedua
setelah itu terdakwa turun dari atas badan saksi korban kemudian
mengangkat rok dan melepas celana dalam yang digunakan saksi korban
pada saat itu sampai sebatas lutut selanjutnya terdakwa membuka celana
alat kelamin saksi korban dan mendorong alat kelamin terdakwa dengan cara
keluar masuk selama kurang lebih 10 (sepuluh) menit dan dari kemaluan
DAKWAAN:
- Bahwa mereka terdakwa NUR HIDAYAT Alias YAYAT pada hari Sabtu
tanggal 07 Mei 2016 sekitar jam 13.30 wita atau setidak-tidaknya pada
54
Negeri Sungguminasa, melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
kebocoran ban sehigga pada waktu itu terdakwa NUR HIDAYAT yang
terdakwa dan pada waktu tiba dirumah terdakwa yang dalam keadan
55
makan setelah itu terdakwa hendak masuk kedalam kamar mandi
menarik tangan saksi korban untuk masuk kedalam kamar yang mana
didinding tembok kamar yang pada saat itu saksi korban kembali
saksi koban dan menindis kedua tangan yang berada dibelakang saksi
atas badan saksi korban kemudian mengangkat rok dan melepas celana
dalam yang digunakan saksi korban pada saat itu sampai sebatas lutut
56
- Bahwa berdasarkan alat bukti berupa Visum Et Repertum dari Rumah
- Selaput Dara : Tampak luka robek lama arah jam 3, jam 5, jam 5, jam 8,
Ayat (1) dan (2) Jo. Pasal 76D Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 atas
Anak.
Hidayat Alias Yayat oleh karena itu dengan pidana penjara di LPKA (
dikurangi selama pelaku anak ditahan dan denda sebesar Rp. 100.000.000,-
57
Untuk membuktikan dakwaannya, maka penuntut umum di persidangan
mengajukan alat bukti berupa surat keterangan hasil visum et repertum dari
putih penuh coretan piloks, 1 (satu) lembar baju sekolah lengan panjang
warna putih penuh coretan piloks, 1 (satu) lembar rok panjang sekolah warna
abu-abu, 1 (satu) lembar sor warna coklat, 1 (satu) lembar baju dalam arna
dalam pasal 81 ayat (1) dan (2) Jo Pasal 76D, Undang-Undang Nomor 35
Perlindungan Anak.
Adapun tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum yang pada
58
melakukan tipu muslihat, kebohongan atau membujuk anak melakukan
dalam Pasal Pasal 81 Ayat (1) dan (2) Jo. Pasal 76D Undang-Undang
2. Menjatuhkan pidana terhadap pelaku Anak Nur Hidayat Alias Yayat oleh
coretan piloks,
59
4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar
5. Amar Putusan
Mengadili
(empat) bulan;
dijatuhkan;
60
- 1 (satu) lembar baju sekolah warna putih penuh coretan piloks,
- 1 (satu) lembar baju sekolah lengan panjang warna putih penuh coretan
piloks,
6. Analisis Penulis
Menurut penulis surat dakwaan yang disusun oleh penuntut umum telah
dalam Pasal 143 ayat 2 KUHAP, yaitu harus memuat tanggal dan ditanda
tangani oleh penuntut umum serta identitas lengkap terdakwa, selain itu juga
harus memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak
61
kekeliruan yang mengakibatkan batalnya surat dakwaan atau unsur-unsur
persidangan, serta berpegang teguh pada apa yang dirumuskan dalam surat
(1) dan (2) Jo Pasal 76D Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 perubahan
yang dijatuhkan oleh Hakim yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum bahwa
sebagaimana diatur dalam pasal 81 Ayat (1) dan (2) Jo Pasal 76D Undang-
62
Adapun unsur-unsur dari pasal 81 Ayat (1) dan (2) Jo Pasal 76D Undang-
1. Setiap orang;
Ayat (1) dan (2) Jo Pasal 76D Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
10/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sgm.
yang didakwa melakukan tindak pidana dalam surat dakwaan perkara ini,
63
penuntut umum. Bahwa anak juga mengaku dalam keadaan sehat jasmani
64
melakukan tipu muslihat , serta kebohongan. Akibat perbuatan terdakwa
setelah kejadian korban mengalami trauma berat rasa malu. Dengan cara-
cara tersebut diatas adalah bersifat alternatif sehingga salah satu cara
pada tanggal 08 Juli 1998. Yang mana pada saat kejadian usia pelaku
adalah 17 (tujuh belas) tahun, sehingga dalam hal ini korban masih
termasuk anak.
atas nama SYAHRAWATI Alias SARA binti SABANG tanggal 12 Mei 2016
pemeriksaan:
65
- Alat kelamin : Serambi Kemaluan: Tidak tampak lecet
- Selaput Dara : Tampak luka robek lama arah jam 3, jam 5, jam 5, jam 8,
dalam pemeriksaan saksi yaitu saksi korban malu dan ketakutan, sehingga
66
proses pemeriksaan biasanyaa menghambat jalannya sidang di pengadilan
secara cepat
“Kami sebagai hakim juga harus jeli melihat perkara yang ada sehingga
Adapun hal yang saya kritiki disini yaitu mengenai putusan hakim yang
dengan umur anak saksi korban berdasarkan fakta-fakta yang ada, meskipun
demikian menurut saya hal tersebut tetap dilampirkan dalam putusan untuk
ketentuan apabila pidana denda tidak dibayar dapat diganti dengan pidana
kurungan selama 4 (empat) bulan agar terdakwa jera dan tidak mengulangi
perbuatannya lagi.
Menurut saya, hal diatas sudah adil sebab Hakim telah menjatuhkan
67
Hakim tidak memutuskan dengan hukuman yang terlalu berat sehingga dapat
dengan posisi kasus, alat bukti yang sah, maka bila satu dengan yang
sehingga terdakwa dapat dinyatakan bersalah. Oleh sebab itu terdakwa Anak
harus dihukum sesuai dengan perbuatannya dan tidak melebihi dari yang
diancamkan. Selain itu, biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan
68
B. Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Pada Tindak
/2016/PN.Sgm
terdakwa, alat bukti, syarat subjektif dan objektif seseorang dapat dipidana,
dan memberatkan.
69
jaksa Penuntut Umum, atas pertanyaan Hakim terdakwa menyatakan
pebuatannya;
dalam persidangan dan juga rasa keadian hakim mengacu pada pasal-pasal
yang berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan. Adapun yang menjadi
lain:
Penuntut Umum tersebut, maka sidang perkara ini dilanjutkan dengan acara
pembuktian;
70
ringannya karena terdakwa Anak sudah menyesal dan tidak akan mengulangi
lagi perbuatannya;
SRI WAAHYUNI Dg. BOLLO telah memberikan keterangan sesuai apa yang
diberikan kepada penyidik dan keterangan telah termuat dalam berita acara
korban anak;
kepadanya;
dakwaan tunggal yaitu Pasal 81 Ayat (1) dan (2) Jo Pasal 76D Undang-
71
Undang Nomor 35 Tahun 2014 perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
yang didakwa melakukan tindak pidana dalam surat dakwaan perkara ini,
penuntut umum. Bahwa anak juga mengaku dalam keadaan sehat jasmani
72
dalam doktrin hukum pidana dikenal 3 (tiga) bentuknya yakni 1.
setelah kejadian korban mengalami trauma berat rasa malu. Dengan cara-
cara tersebut diatas adalah bersifat alternatif sehingga salah satu cara
pada tanggal 08 Juli 1998. Yang mana pada saat kejadian usia pelaku
73
adalah 17 (tujuh belas) tahun, sehingga dalam hal ini korban masih
termasuk anak.
bukti dan barang bukti tersebut telah dibenarkan oleh saksi-saksi dan diakui
74
oleh terdakwa sebagai barang yang telah dibuat pada saat terdakwa
melakukan kejahatan;
terkandung dalam pasal dakwaan jaksa penuntut umum telah terpenuhi oleh
perbuatan terdakwa;
75
terbukti secara sah dan meyakikan bersalah melakukan suatu perbuatan
diri Anak dilandasi alasan yang cukup, maka prlu ditetapkan agar Anak tetap
hukum dalam perkara ini statusnya akan ditentukan dalam amar putusan ini;
76
yang meringankan guna penerapan hukum yang adil dan setimpal dengan
kesuilaan;
korban
suatu pembalasan atas perbuatan pelaku tindak pidana, tetapi juga sebagai
putusan yang dijatuhkan telah sesuai dengan rasa keadilan yang berlaku
dalam masyarakat.
77
2. Amar Putusan
MENGADILI
(empat) bulan;
dijatuhkan;
78
- 1 (satu) lembar baju sekolah warna putih penuh coretan piloks,
coretan piloks,
3. Analisis Penulis
rasa keadilan baik bagi korban maupun bagi terdakwa. Untuk menentukan
bahwa terdakwa terbukti bersalah atau tidak, hakim harus berpedoman pada
berikut:
79
keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bawa
dan hasil wawancara dengan hakim yang menangani perkara ini, yaitu bapak
merupakan nilai yang objektif yang tidak dapat diukur dengan standar apapun
masyarakat yang tentunya diresahkan oleh kejadian tersebut. Dalam hal ini
80
mempertimbangkan dari sisi pelaku bahwa selama proses berjalannya
kepada terdakwa Anak, yaitu penjara 6 (enam) tahun dan denda sebesar
(empat) bulan.
81
sah, dimana dalam kasus yang diteliti Penulis, alat bukti yang digunakan
pada kondisi yang sehat dan sadar akan akibat yang ditimbulkan akan
penghapusan pidana.
semua unsur dalam pasal yang didakwakan telah terbukti dan terdakwa Anak
Nur Hidayat Alias Yayat terbukti secara sah dan meyakinkan telah
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
unsur-unsur yang ada pada Pasal 81 Ayat (1) dan (2) Jo Pasl 76D
perbuatannya.
83
lebih mengutamakan perbaikan diri terhadap terdakwa dan sudah sesuai
alat bukti yang sah, dimana dalam kasus yang diteliti Penulis, alat bukti
B. Saran
1. Jaksa Penuntut umum harus teliti dan cermat dalam menyusun surat
84
menjatuhkan atau tidak menjatuhkan pidana terhadap pelaku yang
memberikan efek jera, baik bagi terdakwa Anak untuk tidak lagi
terjadi tindak pidana yang tidak terduga karena adanya waktu dan
kesempatan.
sekitarnya agar anak tersebut tetap percaya diri serta dapat berprestasi.
85
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori
Peradilan(Judicialprudence Theory), Kencana, Jakarta.
Adami Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, P.T Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
86
Maidin Gultom, 2008, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem
Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Refika Aditama, Bandung.
Muhammad Ali, 2004. Guru dalam Proses Beajar Mengajar, Bandung: Sina
Batu Algesindo
Peraturan Perundang-Undangan:
87