Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN

ASKEP
ANAK
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA By Ny. NDENGAN
HIPERBILIRUBIN DIRUANG PERINATOLOGI RSI PKU
MUHAMADIYAH KAB TEGAL

DISUSUN OLEH

LORENSI ASTUMEWA

D0020040

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.Ny. N DENGAN HIPERBILIRUBIN

DIRUANG PERINATALOGI RSI PKU MUHAMADIYAH TEGAL

I. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 15 Februari 2021

Tanggal masuk : 10 februari 2021

a. Biodata
Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : Bayi Ny. N
2. Tempat tgl lahir/usia : 10 Februari 2021
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. Agama : islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : JL. Kh. Mas mansyur ½ Slawi
Kulon
7. Tagl masuk(jam) :
8. Tgl pengkajian : 16 Februari 2021
9. Diagnosa medik : Hiperbilirubin
Identitas Orang tua
1. Ayah
a. Nama : Tn. F
b. Usia : 33 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wirasuwasta
e. Agama : Islam
f. Alamat : JL. Kh. Mas mansyur ½ Slawi
Kulon
2. Ibu
a. Nama : Ny. N
b.Usia : 29 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : ibu rumah tangga
e. Agama : islam
f. Alamat : JL. Kh. Mas mansyur ½ Slawi
Kulon

b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Klien tampak lemah, Kulit tampak ikterus dibagian wajah,
dada dan abdomen.

2. Riwayat kesehatan sekarang


Bayi lahir dengan berat badan rendah, dan terdapat ikterus
dibagian wajah, dada, dan abdomen,hamil 36 minggu,
langsung nangis air ketuban hijau hijau encer. Ny. N
mengatakan tidak tahu kenapa kulit anaknya berwarna kuning
dan Ny.N juga mengatakan tidak tahu fungsi dari sinar biru.

3. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu bayi megatakan dikeluarganya tidak memiliki riwayat
penyakit.

4. Riwayat kesehatan masa lalu


a. Kehamilan
 Gestasi
G4 P 2 A 2 umur kehamilan 36 minggu
 Prenatal
Jumlah kunjungan priksa sebulan sekali, tempat
priksa puskesmas, obat yang didapatkan dari bidan
seperti asam folat, penambah darah dan kalsium
 Internnatal
Tidak ada kelainan letak lintang, komplikasi
persalinan air ketuban hijau jernih, cara melairkan
caesar, tempat melahirkan di RSI PKU
Muhamadiyah Kab. Tegal
 Postnatal
Skor apgar 9-10-10, keluar urine dan BAB`

Status 0 1 2 1 5 10
mnt mnt mnt
Denyut Tidak ada <100 >100 2 2 2
jantung
Pernafasan Tidak ada Tak Baik 1 2 2
teratur
Tonus otot Lemah Sedang Baik 2 2 2
Reka Tak ada Meringis menangis 2 2 2
rangsang
Warna Biru/putih Merah Merah 2 2 2
kulit jambu jambu
ujung-
ujung biru
Total APGAR 9 10 10

b. Persalinan
 Jenis persalinan : SC
 Usia gestasi : 36 minggu
 Keadaan umum Ibu : tidak cukup
c. Kelahiran
 Bayi lahir tanggal pukul : 10 februari 2021
 BBL : 2440 gram
 Kondisi kesehatan : cukup
d. Alergi : tidak ada alergi pada
Klien
e. Pertumbuhan dan perkembangan :
a. Reflek rooting (mnghisap)
Apabila diberi sentuhan dengan jari di pipi klien maka
mulutnya akan membuka dan memiringkanya

b. Graps reflek (menggenggam)


Apabila tangan kita menyentuh telapak tangan klien
maka klien akan menggenggam tangan kita, namun
masih lemah

c. Reflek moro
Klien akan menangis ketika dikejutkan oleh sentuhan

d. Reflek binking
Ketika klien terkena tembusan angin, klien akan
mengecap mata

f. Imunisasi
belum dilakukan imunisasi

c. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)


Keadaan umum : Klien tampak lemah, kkulit tampak
menguning
TB/BB/LD/LK : 47/2440/30/33
Mata : Bentuk simetris, mata tampak
bersih, konjungtiva anemis
Kepala : Rambut hitam, tipis, bersih dan
tidak adalecet.
Hidung : Hidung bersih, tidak ada cuping
hidung, tidak Ada polip, dan tidak
menggunakan alat bantu
Mulut : Bersih, berwarna merah muda,
mukosa bibir kering
Telinga : Normmal terdapat satu lubang
Dikeduatelinganya

Thorak
a. Inspeksi : Tidak ada retraksi dada dan
berbentuk simetris
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi : Sonor
d. Askultasi : Vesikuler

Jantung
a. Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
b. Papasi : Ictus cordis tidak teraba
c. Perkusi : Dulnes
d. Askulltasi : Reguler

Abdomen
a. Inspeksi : Simetris
b. Askultasi : Paristaltik
c. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi : Timpani

Genitalia : Laki-laki terdapat penis

Ektermitas
a. Atas : Tidak ada odema dann lesi,
terpasang infus pam 8 tpm.
b. Bawah : Tidak ada odema lesi dan lecet.
Kulit : berwarna kuning, dari bagian wajah
sampai abdomen
Tanda-tanda vital
Suhu : 36,8 ºC
HR : 150 x/mnt
RR : 50 x/mnt

d. Pengkajian Reflek : Sudah ada reflek hisap

e. Pengkajian Fungsional
 Kebutuhan oksigenasi
Tidak terpasang selang oksigen
 Kebutuhan nutrisi dan caira D5% 8 tpm
Air asi dan infus pam
f. Pemeriksaan Penunjang (pemeriksaan laboratorium/radiologi, dll)

Pemeriksaan bilirubin tgl 15 februari 2021

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


Bilirubin total 13.99 mg/dL 5
Bilirubin direx 0,53 mg/dL 0,1 – 0,4
Bilirubin indirex 13.36 mg/dL 0,3 – 1,1

Pemeriksaan 17 februari 2021

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


Bilirubin total 7.00 mg/dL 5
Bilirubin direx 3,00 mg/dL 0,1 – 0,4
Bilirubin indirex 4,00 mg/dL 0,3 – 1,1

g. Terapi saat ini


 Fototherapy 1 x 24 jam
 Infus D5% 8 tpm
 Cefotaxim 2 x 100 mg
 Dex 1 x ⅓ ampl
 Sugestam 2 x 8 mg
 Piracetan 3 x 2 mg
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


1. DS : kerusakan jaundice
- Ibu By.Ny.N mengatakan intergitas kulit radiasi atau
kulit bayinya kring fototerapi
- Ibu By.Ny. N mengatakan
kulit bayinya seperti
mengelupas
DO :
- Kulit By.Ny.N tampak
kering
- Kulit By.Ny.N tampak
mengelupas
- Bilirubin total 13.99
mg/dL
- Bilirubin direx 0,53
mg/dL
- Bilirubin indirex 13.36
mg/dL
- TTV
 Suhu 36,8 ºC
 Nadi 150 x/mnt
 RR 30x/mnt
2. DS : Defisiensi Kurang
- Orang tua mengatakan pengetahuan terpapar
tidak mengerti tentang informasi
penyakit kuning. Dan
sering bertanya kenapa
anaknya disinar biru

DO :
- Kurangnya informasi
- Orang tua terlihat
binggung ketika
memicarakan penyakit
anaknya

B. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATA


1. Kerusakan intergitas kulit b/d jaundice radiasi atau
fototerapi
2. Defisiensi pengetahuan b/d Kurang terpapar informas

III. PERENCANAAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN


KEP KRITERIA HASIL
1. Kerusakan setelah dilakukan tindakan 1. monitor kulit akan
intergitas kulit b/d keperawatan selama 3 X 24 adanya kemerahan

jaundice atau jam diharapkan intergitas 2. mobilisasi pasien setiap


radiasi fototerapi kulit kembali membaik/ 2 jam sekali
normal dengan kriteria hasil :
3. mandikan pasien dengan
1. intergitas yang baik bisa air hangat

dipertahankan 4. berikan
lation/minyak/baby oil
2. tidak ada luka/ lesi pada pada daerah tekanan

kulit 5. kolaborasikan dengan


dokter untuk pemberian
terapi obat injeksi dan
3. perfusi jaringan baik fototherapy
4. menunjukan pemahaman
dalam proses perbaikan
kulit dan mencegah
terjadinyacedera
berulang

5. mampu melindungi kulit


dan mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
2. Defisiensi setelah dilakukan tindakan 1. monitor pemberian Asi
pengetahuan b/d keperawatan selama 3 X 24 adekuat

kurang terpapar jam diharapkan pengetahuan 2. berikan pendidikan


informasi orang tua bertambah dengan kesehatan tentang
kriteria hasil : penyakit hiperbilirubin
dan fungsi dari sinar
biru
1. pengetahuan orang tua
3. ajarkan Ny. N dalam
bertambah tentang
penanganan klien
penyakit pada bayi ketika dirumah

4. kolaborasikan dengan
dokter dan tim medis
lainya dalam perawatan
ketika dirumah.

IV. IMPLEMENTASI
HARI KE-1

HARI/TGL NO.DX TINDAKAN RESPON TTD


/JAM KEP
Senin/15 1. 1. Memandikan bayi Ds : - Rensi
feb/ 2021/ menggunakan air
07.00 hangat Do :
Klien tampak koperatif
saat dimandikan
09.00
2. Mengganti posisi bayi Ds : -
setiap 2 jam sekali
Do :
Klien tampak mennagis
saat posisinya diganti
08.00
Ds : -
3. Memberikan
lation/minyak/ baby Do :
oil pada bayi agar Pasien koperatif saat
tidak kering pada diberikan lation.
kulit bayi
10.00
4. Mengkolaborasikan Ds : -
dengan dokter untuk
Do :
pemberian terapi obat Ny. N dan bayinya
injeksi dan tampak koperatif saat
fototherapy diberikan tindakan
fototherapy dan obat
injeksi
Senin/ 15 2. 1. Memberikan Asi Ds : Rensi
feb melalu pipet pada Ny. N mengatakan Asinya
2021/08.00 pasien susah keluar

Do :
Asi Ny.N tampak susah
keluar.
10.15
Ds :
2. Memberikan
Ny. N mengatakan
pendidikan kesehatan sebelumnya tidak tahu
tentang penyakit apa itu hiperbilirubin dan
hiperbilirubin dan fungsi dari sinar biru
fungsi dari sinar biru
Do :
Ny. N tampak
kebingungan dengan
fungsi dari sinar biru dan
penyakit hiperbilirubin
10.30
3. Mengajarkan Ny. N Ds :
dalam penanganan Ny. N mengatakan tidak
tahu bagaimana cara
klien ketika dirumah
perawatan bayinya saat
dirumah nanti

Do :
Ny. N tampak
kebingungan saat
melakukan perawatan
pada anaknya dirumah
12.00
4. mengkolaborasikan Ds : -
dengan dokter dan tim
medis lainya dalam Do :
Lanjutkan terapi dan
perawatan ketika
ajarkan perawatan pada
dirumah. Ny. N saat dirumah

HARI KE-2

HARI/TGL/ NO.DX TINDAKAN RESPON TTD


JAM KEP
Selasa/16 1. 1. Memandikan bayi Ds : - Rensi
Feb 2021/ menggunakan air
07.00 hangat Do :
Klien tampak koperatif
saat dimandikan

Ds : -
12.00 2. Mengganti posisi
bayi setiap 2 jam Do :
sekali Klien tampak mennagis
saat posisinya diganti

09.00
Ds : -
3. Memberikan
lation/minyak/ Do :
nbaby oil pada Pasien koperatif saat
bayi agar tidak diberikan lation.
kering pada kulit
10.00 bayi

4. Mengkolaborasikan Ds : -
dengan dokter untuk
Do :
pemberian terapi Ny. N dan bayinya
obat injeksi dan tampak koperatif saat
fototherapy diberikan tindakan
fototherapy dan obat
injeksi
Selasa/16 2. 1. Memberikan Asi Ds : Rensi
Feb 2021/ melalu pipet pada Ny. N mengatakan Asinya
08.00 pasien sedikit demi sedikit sudah
keluar

Do :
Asi Ny.N sedikit demi
sedikit tampak keluar.

Ds :
10.15 2. Memberikan Ny. N mengatakan sedikit
pendidikan demi sedikit sudah tahu
kesehatan tentang apa itu hiperbilirubin dan
penyakit fungsi dari sinar biru
hiperbilirubin dan
fungsi dari sinar Do :
Ny. N tampak
biru
kebingungan dengan
fungsi dari sinar biru dan
penyakit hiperbilirubin

Ds :
3. Mengajarkan Ny. N Ny. N mengatakan sedikit
dalam penanganan demi sedikit sudah tahu
10.30 klien ketika bagaimana cara perawatan
dirumah bayinya saat dirumah
nanti

Do :
Ny. N tampak
kebingungan saat
melakukan perawatan
pada anaknya dirumah

12.00
4. Mengkolaborasikan Ds : -
dengan dokter dan
Do :
tim medis lainya Lanjutkan terapi dan
dalam perawatan ajarkan perawatan pada
ketika dirumah. Ny. N saat dirumah

HARI KE-3
HARI/TG NO.DX TINDAKAN RESPON TTD
L/JAM KEP
Selasa/17 1. 1. Memandikan bayi Ds : - Rensi
Feb 2021/ menggunakan air
08.00 hanyat Do :
Klien tampak koperatif
saat dimandikan

2. Mengganti posisi Ds : -
bayi setiap 2 jam
sekali Do :
Klien tampak mennagis
saat posisinya diganti

3. Memberikan Ds : -
lation/minyak/
Do :
nbaby oil pada bayi Pasien koperatif saat
agar tidak kering diberikan lation.
pada kulit bayi

4. Mengkolaborasikan Ds : -
dengan ibu untuk
selalu menjaga Do :
kebersihan kulit Ny. N dan bayinya
tampak koperatif saat
agar tetap bersih diberikan tindakan
dan kering fototherapy dan obat
injeksi
2. 1. Memberikan Asi Ds : Rensi
melalu pipet pada Ny. N mengatakan Asinya
pasien sudah keluar

Do :
Asi Ny.N sedikit demi
sedikit tampak keluar.

2. Memberikan Ds :
pendidikan kesehatan Ny. N mengatakan sudah
tentang penyakit tahu apa itu hiperbilirubin
dan fungsi dari sinar biru
hiperbilirubin dan
fungsi dari sinar biru Do :
Ny. N tampak sudah
paham dengan fungsi dari
sinar biru dan penyakit
hiperbilirubin
Ds :
3. Mengajarkan Ny. N Ny. N mengatakan sudah
dalam penanganan tahu bagaimana cara
klien ketika dirumah perawatan bayinya saat
dirumah nanti

Do :
Ny. N tampak paham cara
melakukan perawatan
pada anaknya dirumah

Ds : -
4. Mengkolaborasikan
dengan dokter dan tim Do :
medis lainya dalam Lanjutkan terapi dan
perawatan ketika ajarkan perawatan pada
dirumah. Ny. N saat dirumah

V. EVALUASI/CATATAN PERKEMBANGAN

TGL/JAM NO.DX PERKEMBANGAN TTD


KEP
15 Feb 2021 1. S: Rensi
- Ny N menatakan kulit bayinya kering
- Ny N mengatakan kulit bayinya seperti
mengelupas

O:
- Kulit bayi tampak kering
- Kulit bayi tampak mengelupas
- Bilirubin total 13.99 mg/d
- Bilirubin derex 0,53 mg/dL
- Bilirubin indirex 13.46 mg/dL

A: masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
15 Feb 2021 2. S: Rensi
Orang tua mengatakan pernah mendengar
penyakit kuning tetapi tidak tau apa itu
penyakit kuning

O:
- Orang tua terlihat bingggung ketika
membahas tentang penyakit kuning
- Orang tua mendengarkan saat dijelaskan
oleh perawat mengenai penyakit bayinya

A: masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
16 Feb 2021 1. S: Rensi
- .Ny N menatakan kulit bayinya kering
- Ny N mengatakan kulit bayinya seperti
mengelupas

O:
- Kulit bayi tampak kering
- Kulit bayi tampak mengelupas
- Bilirubin total 13.99 mg/dL
- Bilirubin derex 0,53 mg/dL
- Bilirubin indirex 13.46 mg/dL

A: masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
2. S: Rensi
Orang tua mengatakan sedikit demi sedikit
sudah mulai paham tentang penyakit
hiperbilirubin

O:
- Orang tua terlihat sedikit masih bingggung
ketika membahas tentang penyakit kuning
- Orang tua mendengarkan saat dijelaskan
oleh perawat mengenai penyakit bayinya

A: masalah teratas sebagian

P : lanjutkan intervensi 1
17 Feb 2021 1. S: Rensi
- Ny N menatakan kulit bayinya sudah tidak
terlalu kering
- Ny N mengatakan kulit bayiya sudah tidak
mengelupas
O:
- Kulit bayi tampak kering
- Kulit bayi tampak mengelupas
- Bilirubin total 7.00 mg/dL
- Bilirubin derex 3,00 mg/dL
- Bilirubin indirex 5,00 mg/dL

A: masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

17 Feb 2021 2. S: Rensi


Orang tua mengatakan sedikit demi sedikit
sudah paham tentang penyakit hiperbilirubin
dan penangananya

O:
- Orang tua terlihat sudah tidak binggung
bingggung ketika membahas tentang
penyakit kuning
- Orang tua mendengarkan saat dijelaskan
oleh perawat mengenai penyakit bayinya

A: masalah terselesaikan

P : lanjutkan intervensi 1
WOC HIPERBILIRUBIN

Gangguan fungsi hati Gangguan transportasi Peningkatan sirkulasi enterohepatik

Peningkatan produksi hiperbilirubin HIPERBILIRUBIN Gangguan eksresi

Bilirubin direk Bilirubin indirek Fototerapi Peningkatan


pemecahan bilirubin

Pengetahuan
Tosik bagi jaringan Perubahan suhu
orang tua Pengeluaran cairan
lingkungan
empedu diusus

Gangguan Kurang
Saraf aferen
intergitas kulit pengetahuan Pengeluaran
volume cairan
Hipotalamus dan inteke

vasokontriksi
Hipertermi

Penguapan
A. PENGERTIAN
Hiperbilirubin adalah suatu kondisi dimana produksi bilirubin yang
berlebihan didalam darah. Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar
bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal. Nilai normal
bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dL, bilirubin direk 0,1-0,4 mg/dL.

B. KOMPLIKASI
1. Bilirubin encephahalopathi
2. Kernikterus, kerusakan neurologis, cerebral palis, ratardasi mental,
hyperaktif, bicara lambat, tidak ada koordinat otot dan tangisan yang
melengking.
3. Asfiksia
4. Hiportermi
5. Hipoglikemi
C. PENATALAKSANAAN
1. Pengawasan antenatal dengan baik (pemberian ASI)
2. Menghindari obat yang meningkatkan ikterus pada masa kelahiran,
misalnya sulfa furokolin.
3. Pencegahan dan pengobatan hipoksin pada neonatus dan janin.
4. Fanobarbital dapat mengkreasi bilirubin dalam hati dan memperbesar
konjungsi. Meningkatkan sintesis hepatik glukoronil konjungsi dan
clereance hepatik pigmen dalam empedu. Fenobarbital tidak begitu
sering digunakan
5. Antibiotik, bila terkait dengan infeksi.
6. Fototerapi dilakukan apabila telah ditegakan hiperbilirubin patologis
dan berfungsi untuk menurunkan bilirubin dikulit melalui tinja dan
urine dengan oksidasi foto pada billirubin dari billiverdin.
D. ETIOLOGI
1. Polychetemia (peningkatan jumlah sel darah merah)
2. Isoimmun Hemolytic Disease
3. Kelainan strukur dan enzim sel darah merah
4. Keraunan obat (hemolisis kimia ; salisilat, kortikosteroid,
kloramfenikol)
5. Gangguan fungsi hati ; defisiensi glukoronil transferese, obsrtruksi
empedu (atresia bilari), infeksi, masalah mebolik galaktosemia,
hipotiroid jaundie ASI.
6. Adanya komplikasi, asfeksia, hiporermi hipoglikemi. Menurunya
ikaan albumin ; lahir premtur, asidosis
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Tampak ikterus pada sklera, kuku atau kulit dan membran mukosa.
2. Jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama disebabkan oleh penyakit
hemolitik pada bayi yang baru lahir, sepsis, atau ibu dengan diebeik
atau infeksi
3. Jaundice yang tampak pada hari ke dua atau hari ke tiga, dan mencapai
punak pada hari ke lima sampai hari tujuh yang biasanya
F. INTERVENSI GANGGUAN INTERGITAS KULIT
G. INTERVENSI HIPERTERMI
H. INTERVENSI KURANG PENGETAHUAN

Daftar pustaka :
Alimul, Hidayat A.(2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta:
Salemba Medika. Bulecheck, gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J.
McCloskey. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC). Fifith Edition.
lowa : Mosby Elsavier..
NANDA international. (2012). Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications
2012-2014. Jakarta : EGC
SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERBILIRUBIN

DI RUANG PERINATOLOGI RSI PKU MUHAMADIYAH Kab. TEGAL

DISUSUN OLEH

LORENSI ASTUMEWA

D0020040

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERBILIRUBIN

Topik               : Pendidikan kesehatan Hiperbilirubin


Sub topik         : Pengertian Hiperbilirubin dan cara perawatanya
Sasaran            : Bayi Ny. N
Hari / tanggal   : Selasa, 16 februari 2021
Jam                  : 10.30-selesai
Waktu              : 30 menit
Tempat            : di ruang perinatologi

a. TUJUAN :
 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, ibubayi dapat memahami tentang
hiperbilirubin dan perawatanya saat dirumah.
 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUH ( TIK )
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat
menjelaskan kembali :
1. Menjelaskan pengertian hiperbilirubin
2. Menjelaskan penyebab hiperbilirubin
3. Menjelaskan tanda dan gejala hiperbilirubin
4. Menjelaskan penatalaksana hiperbilirubin
5. Menjelaskan cara perawatanya

b. MATERI
Terlampir

c. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
d. MEDIA
Buku catatam
e. KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO WAKTU KEGIATAN PERAWAT KEGIATAN KLIEN METODE
1. 5 menit Pendahuluan 1. menjawab salam Ceramah dan
1. memberikan salam tanya jawab
2. mendengarkan dan
2. memperkenalkan diri memperhatikan
danmenjelaskan kontrak
waktu 3. menjawab
pertanyaan
3. menjelaskan tujuan
penyuluhan dan pokok
materi yang akan
disampaikan

4. menggali pengetahuan
ibu bayi Ny. N tentang
hiperbilirubin dan cara
perawatanya

2. 15 menit Penyajian 1. Mendengarkan dan Ceramah dan


Menjelaskan materi memperhatikan tanya jawab
1. Pengertian
Hiperbilirubin 2. Mengajukan
pertanyaan
2. Penyebabab
Hiperbilirubin

3. Tanda dan gejala


Hiperbilirubin

4. Penatalaksana
Hiperbilirubin

5. Cara perawatanya

3. 10 menit Penutup 1. Menjawab Diskusi dan


1. Penegasan materi pertanyaan yang tanya jawab
2. Meminta klien diberikan oleh
menjelaskan kembali penyuluh
materi yang telah
disampaikan

f. LAMPIRAN MATERI HIPERBILIRUBIN


1. DEFINISI
Hiperbilirubin adalah keadaan dimana meningkatnya kadar
bilirubin dalam darah secara berlebihan sehingga dapat menimbulkan
perubahan pada bayi baru lahir yaitu warna kuning pada mata, kulit, dan
mata atau biasa disebut dengan jaundice
2. TANDA DAN GEJALA
Ketika kadar zat bilirubin tinggi di dalam darah bayi, kondisi ini disebut
dengan hiperbilirubinemia. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut
bayi baru lahir dikatakan menderita hiperbilirubinemia ketika jumlah
bilirubin dalam darahnya mencapai 5 mg/dL.Gejala bilirubin yang tinggi
pada bayi baru lahir berbeda-beda, namun pada umumnya bayi menunjukkan
tanda-tanda sebagai berikut:

 Kulit dan bagian putih mata bayi (sklera) berubah menjadi kuning. Warna
pigmen kuning ini biasanya terjadi pada area wajah terlebih dahulu
kemudian turun ke badan dan seluruh tubuh bayi
 Menolak menyusu
 Lemas.

Gejala di atas juga bisa menandakan adanya masalah kesehatan lain pada
bayi. Untuk menegakkan diagnosis hiperbilirubin atau bukan, Anda harus
memeriksakan bayi ke dokter.

3. PENYEBAB HIPERBILIRUBIN
Bilirubin di dalam darah bayi dibuang oleh plasenta. Ketika bayi lahir dan
plasenta tidak lagi berfungsi, maka tugas ini diambil alih oleh hati.Dalam
kasus bilirubin tinggi pada bayi, banyak hal dapat menjadi penyebabnya,
antara lain:

1. Jaundice fisiologis
Kondisi ini biasanya terjadi pada hari kedua hingga hari ketiga kelahiran
bayi dan merupakan hal yang normal karena organ hati masih melakukan
penyesuaian fungsi setelah sebelumnya bilirubin dibuang oleh plasenta.
Pada kondisi ini bayi tidak tampak sakit.

2. Breastfeeding jaundice (BFJ)
Breastfeeding jaundice (BFJ) terjadi ketika bayi tidak bisa menyusu
langsung dengan baik karena beberapa hal, misalnya harus menjalani hari-
hari pertama terpisah dari ibunya sehingga tidak mendapatkan asupan ASI.
BFJ banyak ditemui pada bayi yang lahir prematur antara 34-36 minggu,
maupun bayi yang lahir cukup bulan 37-38.

3. Breastmilk jaundice (BMJ)
Bila penyakit kuning biasa hanya berlangsung beberapa hari atau minggu,
BMJ bisa bertahan hingga bayi berusia 3 bulan (12 minggu). BMJ terjadi
ketika ada kandungan dalam air susu ibu (ASI) yang justru membuat kadar
bilirubin dalam darah bayi meningkat. Sekitar 2 persen bayi mengalami
kondisi hiperbilirubinemia yang satu ini.

4. Hemolisis
Kondisi ini terjadi karena perbedaan golongan darah atau resus antara
darah ibu dan bayi. Hiperbilirubin karena hemolisis juga dapat terjadi
ketika ada kelainan pada sel darah merah bayi.

5. Kelainan fungsi hati


Hiperbilirubinemia ini terjadi ketika ada kerusakan pada hati bayi sehingga
organ tersebut tidak mampu membuang bilirubin dari dalam darah.
Bilirubin yang tidak terbuang dan larut dalam darah akan menyebabkan
kondisi berbahaya bagi bayi.

4. CARA MENGATASI HIPERBILIRUBIN


Cara mengatasi bilirubin yang tinggi pada bayi tergantung pada penyebab
dasar, berapa banyak kadar zat yang ditemukan, dan usia bayi.Sejatinya
orangtua tidak perlu panik saat menemukan bayinya
mengalami jaundice.  Jika kondisinya cukup ringan, bayi bisa sembuh dalam
waktu 1-2 minggu setelah perkembangan tubuhnya lebih matang.Sementara
untuk kasus yang lebih serius, cara menurunkan bilirubin pada bayi
membutuhkan perawatan lebih intensif seperti berikut:

1. Fototerapi
Saat bayi mengalami hiperbilirubin, tidak jarang dokter langsung
merekomendasikan fototerapi atau dikenal dengan terapi sinar.
Padahal, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan bahwa tidak
semua bayi dengan hiperbilirubin harus menjalani perawatan
ini.Pemberian fototerapi baru direkomendasikan dalam kondisi berikut:

 Pada bayi berusia 25-48 jam, total serum bilirubin mencapai 15 mg/dL
atau lebih.
 Pada bayi berusia 49-72 jam, total serum bilirubin mencapai 18 mg/dL
atau lebih.
 Pada bayi berusia lebih dari 72 jam, total serum bilirubin mencapai 20
mg/dL atau lebih.
Hiperbilirubin bayi tinggi atau dianggap berbahaya (patologis) jika
mencapai 17 mg/dL di hari pertama kelahirannya.Bayi yang mengalami
kenaikan bilirubin lebih dari 5 mg/dL dalam kurun kurang dari 24 jam juga
harus mendapat penanganan segera, begitu pula bayi yang memperlihatkan
tanda-tanda hiperbilirubin serius.Kapan fototerapi bisa dihentikan?
Tergantung kondisi dan usia bayi itu sendiri.Untuk bayi yang dirawat di
rumah sakit pertama kali setelah lahir (misalnya dengan kadar bilirubin
lebih dari 18 mg/dL), maka terapi sinar dapat dihentikan setelah kadar
bilirubin bayi mencapai 13-14 mg/dL.Sementara bagi kasus
hiperbilirubinemia pada bayi yang disebabkan hemolisis atau kondisi lain,
bayi dapat dipulangkan setelah disinar maksimal 3-4 hari kemudian
dipantau perkembangannya dalam 24 jam di rumah.
2. Transfusi tukar
Apabila fototerapi kurang efektif untuk mengatasi kadar bilirubin yang
tinggi, dokter akan menyarankan transfusi tukar. Prosedur ini dapat
meningkatkan jumlah sel darah bayi sekaligus mengurangi kadar bilirubin
bayi.

5. CARA MENCEGAH HIPERBILIRUBIN PADA BAYI


1. Cukupi kebutuhan ASI bayi
IDAI tetap merekomendasikan agar ASI terus diberikan selama bayi
mengalami hiperbilirubinemia. Pemberian ASI lebih intensif dapat
menjadi cara untuk menurunkan bilirubin pada bayi atau mencegah
hiperbilirubinemia pada bayi.Pastikan bayi mendapatkan cukup nutrisi
dari ASI. Selama beberapa hari pertama, susui buah hati sebanyak 8-12
kali per kali.Langkah tersebut penting untuk mencegah dehidrasi pada
bayi. Pasalnya, kekurangan cairan dapat membuat kadar bilirubin makin
meningkat. Namun bila dokter menduga kondisi ini terjadi
karena breastmilk jaundice, dokter mungkin meminta penghentikan
pemberian ASI selama 24 jam untuk melihat kadar bilirubinnya turun atau
tidak. Bila penghentian ASI tidak berpengaruh pada tingginya bilirubin
bayi, ibu dapat kembali menyusui bayi.

2. Berikan susu formula


Untuk ibu yang tidak bisa menyusui, Anda dapat memberikan susu
formula sebagai alternatif. Berikan sebanyak 30-60 ml susu formula
setiap 2-3 jam, selama satu minggu pertama Si Kecil.Harap lebih
dulu berkonsultasi dengan dokter anak sebelum Anda memutuskan untuk
memberikan susu formula. Tanyakan pula mengenai takaran susu yang
tepat untuk Si Kecil agar bisa disesuaikan dengan berat badannya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk01bJIlRdtKpNjCVzWGtlfgJL_itGQ:1613915177257&q
=Pengertian+hiperbilirubin+menurut+para+ahli&sa=X&ved=2ahUKEwjyw9nGjv
vuAhXYdn0KHbfcASsQ1QIwC3oECA8QAQ&biw=1366&bih=657

https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk02DhOOS4BzIX_AZCzvTGNbOY5QzuA
%3A1613914917435&ei=JWMyYMKPGsKf9QOt16HADw&q=pe

https://www.google.com/search?
q=materi+hiperbilirubin&oq=materi+hiperbilirubin&aqs=chrome..69i57.30413j0j
15&sourceid=chrome&ie=UTF-8
LAPORAN
ASKEP
ANAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN DIARE AKUT
DAHIDRASI RINGAN SEDANG (DADRS) DIRUANG SHOFADI
RSI PKU MUHAMADIYAH Kab.TEGAL

Disusun Oleh :

LORENSI ASTUMEWA

D0020040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN DIARE AKUT
DAHIDRASI RINGAN SEDANG (DADRS) DIRUANG SHOFADI
RSI PKU MUHAMADIYAH Kab.TEGAL

A. PENGKAJIAN
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama Panggilan : An. F
2. Tempat tgl lahir/usia : 1 th
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. Agama : islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Bedug 10/3, Kec. Pangkah
7. Tanggal masuk : 21 Februari 2021
8. Tanggal pengkajian : 21 Februari 2021
9. Diagnosa medik : Diare Akut Dahidrasi Ringan
Sedang (DHDRS)
B. Identitas Orang tua
1. Ayah
a. Nama : Tn. H
b. Usia : 24 Th
c. Pendidikan : SMK
d. Pekerjaan : Karyawan
e. Agama : Islam
10. Alamat : Bedug 10/3, Kec. Pangkah

2. Ibu
a. Nama :Ny. N
b. Usia : 23 th
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
e. Agama : Islam
f. Alamat : Bedug 10/3, Kec. Pangkah

II. Riwayat Kesehatan


A. Keluhan Utama :
Ibu klien mengatakan anaknya panas.

B. Riwayat Kesehatan Sekarang


ibu klien mengatakan badan anaknya terasa lemas, mencret sudah
3x dalam 1 hari dengan kosisten cair tanpa ampas, tidak mau
makan nasi, hanya mau makan buah saja, minum susu dan air putih
hanya habis ½ gelas dan botol badanya masih panas dengan suhu
38 ºC selama 3 hari.

C. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)


1. Penyakit yang pernah diderita :
Ibu klien mengatakan belum ada riwayat pentakit yang diderita
oleh anaknya

2. Apakah pernah dirawat di RS :


Ibu klien mengatakan belum pernah dirawat di RS

3. Apakah pernah dilakukan Tindakan pembedahan :


Ibu klien mengatakan belumpernah dilakukan tindakan
pembedahan pada anaknya

4. Apakah pernah alergi :


bu klien mengatakan tidak ada riwayat alergi pada anaknya

5. Apakah pernah trauma :


Ibu klien mengatakan tidak pernah ada riwayat trauma pada
anaknya
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Genogram

Ket : - laki-laki

- Perempuan

- Pasien

- garis pernikahan

- tinggal 1 rumah

- Garis keturunan
III. Riwayat Imunisasi (Imunisasi lengkap)

NO Jenis Waktu Pemberian Frekuensi Reaksi Setelah


Imunisasi Pemberian
1. BCG 0 Bulan 1 Demam 2 hari

2. DPT (I, II, III) 2 Bulan 3 Demam 1 hari


3 Bulan
4 Bulan
3. POLIO 0 Bulan 4 Demam dan
(I, II, III, IV) 2 Bulan rewel 2 hari
3 Bulan
4 Bulan
4. CAMPAK 9 Bulan 3 Demam
18 Bulan
7 Tahun
5. HEPATITIS 0 bulan 1 Tidak demam

IV. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik
a. Berat badan : 7,8 kg
b. Tinggi badan : 70cm
c. Waktu tumbuh gigi : 9 bulan, jumlah gigi

B. Perkembangan tiap tahap


Usia anak saat
1. Berguling :4bulan
2. Duduk :6.bulan
3. Merangkak :6bulan
4. Berdiri :10bulan
5. Berjalan :12bulan
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : 9 tahun
7. Bicara pertama kali :1tahun dengan menyebutkan :mamah
papah

V. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI eksklusif 3 bulan
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : Asi sudah tidak keluar karena bebybloos
2. Jumlah pemberian : Sehari 5x
3. Cara pemberian : Botol dot

VI. Riwayat Psikososial


1. Anak tinggal Bersama orang tua
Di Bedug 10/3 Kec. Pangkah
2. Lingkungan berada
Di perkampungan
3. Rumah dekat dengan
tetangga ,tempat bermain dilingkungan rumah ,kamar klien dengan
orang tua
4. Rumah ada tangga
Tidak ada anak tangga dirumah klien
5. Hubungan antar anggota keluarga
Orang tua klien berhubungan baik dengan keluarganya
6. Pengasuh anak
Ibu kandung , nenek, dan kakeknya

VII. Riwayat Spiritual


1. Support system dalam keluarga
Dari keluarga sangat mendukung tumbuh kembang klien dengan
baik
2. Kegiatan keagamaan :
Ibu klien mengatakan anaknya terkadang dinyanyikaan sholawat
saat rewel dan mau tidur.

VIII. Pola Kebiasaan sehari – hari


Klien bermain dengan kedua orang tuanya, setiap jam 12.30 klien rutin
untuk tidur siang.
IX. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemas
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda – tanda vital :
a. Denyut Nadi : 128 x /mnt
b. Suhu : 38 ºC
c. Pernapasan :30x/mnt
4. Berat badan :7,8 kg
5. Tinggi badan :70 cm
6. Kepala
Inspeksi
Keadaan rambut & Hygiene kepala
a. Warna rambut : Hitam
b. Penyebaran : Tidak ada
c. Mudah rontok : Tidak
d. Kebersihan rambut : Bersih
Palpasi
Benjolan : Tidak ada benjolan pada kepala
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekanan pada
kepala
Tekstur rambut : Halus

7. Muka
Inspeksi
a. Simetris/Tidak : Simetris
b. Bentuk wajah : Bulat
c. Gerakan abnormal : Tidak ada
d. Ekspresi wajah : Pucat
Palpasi
Nyeri tekan/tidak : Tidak ada nyeri tekan pada wajah
Data lain : Terdapat kemerahan pada wajah
Klien
8. Mata
Inspeksi
a. Palpebra : Tidak Edema pada kedua mata
klien
b. Sclera : Putih
c. Konjungtiva : Tampak mengkilap, halus, dan
merah muda
d. Pupil :- Isokor
- Myosis
- Reflek pupil terhadap cahaya :
(+)
e. Posisi mata : simetris
9. Hidung & Sinus
Inspeksi
a. Posisi hidung :Lurus dan warnanya seragam
dengan kulit
b. Bentuk hidung :nemtuk hidung klien simetris
c. Keadaan septum : Normal
d. Sekresi/cairan : Normal
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga : Sejajar dengan canthus luar mata
b. Ukuran/bnetuk telinga : Bentuk telinga simetris
c. Aurikel : Telinga berwarna sama dengan
kulit wajah
d. Lubang telinga : Bersih tidak ada kotoran
e. Pemakaian alat bantu : Tidak ada
Palpasi
Tidak ada nyeri
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne :Normal
b. Weber : Normal
c. Swabach : Normal
Pemeriksaan vestibuler : normal
Data lain : tidak ada
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi : Bersih
- Karang gigi/karies : Tidak ada karang gigi
- Pemakaian gigi palsu :Tidak ada
b. Gusi
Merah/radang/tidak : Tidak ada radang
c. Lidah
Kotor/tidak :lidah tidak kotor
d. Bibir
- Cianosis/pucat/tidak : Pucat
- Basah/kering/pucat : Kering
- Mulut berbau/tidak : Tidak ada bau
- Kemampuan bicara : Lancar
Data lain : Tidak ada
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : Normal
b. Nyeri Telan : Tidak ada
c. Kemampuan bicara : Lancar
13. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid : Tidak membesar
Palpasi
a. Kelenjar thyroid : Teraba/tidak
b. Kaku kuduk : Tidak ada
c. Kelenjar limfe : Tidak membesar
Data lain : Tidak ada
14. Thorax dan pernafasan
a. Bentuk dada : Simetris
b. Irama pernafasan : Normal
c. Pengembangan di : Normal
waktu bernapas
d. Tipe pernapasan : Normal
Data lain
Palpasi
a. Vokal premitus : Normal
b. Massa /nyeri : Normal
Auskultasi
a. Suara nafas : Vesikuler
b. Suara tambahan : Tidak ada
Perkusi
Redup/pekak/hypersonor : Normal
/tympani
Data lain : tidak ada
15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis : Normal
Perkusi
Pembesaran jantung : Normal
Auskultasi
a. BJ 1 : Normal
b. BJ II : Normal
c. BJ III : Normal
d. Bunyi jantung tambahan : Tidak ada
Data lain : Tidak ada
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membucit : Tidak
b. Ada luka/tidak : Tidak
Palpasi
a. Hepar : Normal
b. Lien : Normal
c. Nyeri tekan : Tidak ada
Auskultasi
Peristaltik : Normal
Perkusi
a. Tympani : Normal
b. Redup : Normal
Data lain :Tidak ada
17. Genetalia dan anus : Normal, jenis kelamin laki-laki
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan/kiri : Normal
- Pergerakan abnormal : Tidak ada
- Kekuatan otot kanan/kiri : Normal
- Tonus otot kanan/kiri : Normal
- Koordinasi gerak : Normal
- Data lain : Tangan klien terpasang infus RL
b. Refleks
- Biceps kanan/kiri : Normal
- Triceps kanan/kiri : Normal
c. Sensori
- Nyeri : Tidak ada
- Rangsang suhu : Aktif
- Rasa raba : Aktif
Ekstrremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan : Normal
- Keuatan kanan/kiri : Normal
- Tonus otot kanan/kiri : Normal

b. Refleks
- KPR kanan/kiri : Normal
- APR kanan/kiri : Normal
- Babynski kanan/kiri : Normal
c. Sensori
- Nyeri : Tidak ada
- Rangsang suhu : Aktif
- Rasa raba : Aktif
- Data lain : Tidak ada

X. Test Diagnostik
- Laboratorium tangal 21 Februari 2021
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
Hemoglobin 11.6 g/dL 11.0 – 16.0
Leokosit 2900 /mm3 3500 – 10000
Hematokrit 29.8 % 350 - 49.0
Trombosit 2.540000 /mm3 150000 - 400000
Eritrosit 4.22 Juta/uL 4.10 – 5.80
Index eritrosit
MCV 70.5 fL 75 – 100.0
MCH 27..5 Pg 25.0 – 35.0
MCHC 39.0 g/dL 31.0 – 38.0
RDW 13.4 % 11.0 – 16.0
PDW 10.1 fL 01 – 99.9
MPV 6.8 fL 8.0 – 11.0

XI. Terapi saat ini


Infus RL 500 mL/24 jam
Injeksi Cefotaxime 3 x 250 mg/iv
Injeksi ondansentron 2 x 2,5 amp/iv
Obat oral paracetamol 4 x ½ sendok teh
L.bio 2 x 1 cc
L. zink 2 x 5 cc ½

A. ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS: Hipetermi Proses
- ibu klien mengatakan klien demamnya Penyakit
naik turun (Diare)
- ibu klien mengatakan anaknya rewel
menangis terus
DO:
- teraba akral hangat
- klien tampak lemas
- suhu tubuh 38 ºC
- kulit tampak kemerahan
2. DS: Kekurang Kehilangan
- ibu klien mengatakan anaknya lemas volume cairan aktif
diare 3x cairan
DO:
- Akral teraba hangat
- Klien tampak lemas, mata cekung
- Input
Infus = 500 cc
Air putih = 30 cc
Susu = 30 cc
Cefo = 250 mg = 2,5cc
Pct = 4x½cth = 10 cc
Am = 8cc/kgBB/hari
8 x 7,8
= 62,4cc/hari
- Output
BAB = 100 x 3 = 300cc
BAK = 200 x 5 =1000cc
kgBB/hari
IWL = (30 – usia anak) . KgBB/hari
= (30 – 1) . 7,8
= 226 / hari
- IWL KENAIKAN SUHU
IWL = IWL + 200 (38 – 36,8)
= 226 + 200cc x (1,2)
= 426 x (1,2)
-= 511,2
- Balance Cairan
Input – Output
Input
(500 + 30 + 30 + 2,5 +10)
= 572,5
Output
(300 + 1000 + 226 )
= 1.526
= 892,4 – 1.526
= - 633,6

B. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan

PERENCANAAN
NO DX.KEP TUJUAN DAN KRITERIA RENCANA
HASIL TINDAKAN
1 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan Perawatan Demam
b/d proses
keperawatan selama 2 x 5 jam
penyakit - Monitor suhu dan
diharapkantermoregulasi
tanda-tanda vital
normal dengan kriteria hasil:
lainnya
1. Tidak ada peningkatan
- Berikan obat atau
suhu tubuh cairanIV (misalnya,
antibiotik, parasetamol,
2. Tidak ada hipertermia
mual muntah)
3. Tidak ada sakit kepala
- Ajarkan keluarga untuk
4. Tidak ada sakit otot menutup pasien dengan
selimut atau pakaian
5. Tidak ada perubahan
ringan, tergantung pada
warna kulit fase demam ( yaitu:
memberikan selimut
6. Tidak ada dehidrasi
hangat untuk fase
dingin,

menyediakan pakaian

atau linen tempat tidur


untuk demam

- Ajarkan Keluarga
Kompres hangat pasien

pada lipat paha dan


aksila

- Kolaborasikan dengan
dokter dan tim medis
lain dalam pemberian
terapi
2 Kekurangan Setelah dilakukan tindakan Menejemen Cairan
Volume keperawatan selama 2 x 5 jam - Monitor ttv
Cairan b/d di harapkan Hidrasi
kehilangan 1. Monitor ttv ( Peningkatan - Monitor asupan cairan
cairan aktif suhu tubuh ) Dari cukup
berat menjadi sedang - Berikan terapi iv
2. Monitor Intake dan Output sesuai yang di
Cairan tentukan
3. Bola mata cekung dari
sedang menjadi tidak ada - Edukasikan keluarga
Diare dari Cukup berat tentang pentingnya
minum air.
menjadi ringan
-kolaborasikan dengan
dokter tentang terapi

IMPLEMENTASI

HARI KE – 1

HARI /TGL NO.DX TINDAKAN RESPON TTD


/JAM .KEP
16/02/2021 1 1. Monitor ttv DS: - Rensi
08.00 DO:
- Suhu 38 ºC
- Nadi 128x/mnt
- Pasien tampak
menangis dan
rewel

2. Berikan obat atau DS:-


09.00 DO:
cairanIV(misalnya, - Klien tampak
antibiotik, mennagis saat
diberikaan obat
parasetamol, mual
- Ibu klien tampak
muntah) kooperatif

3. Mengajarkan DS:
Keluarga
09.15 keluarga untuk mengatakan jka klien
panas klien biasanya
menutup pasien
diselimuti kain tebal
dengan selimut atau DO:
Keluarga tampak
pakaian ringan,
binggung dengan
tergantung pada fase perawatan pada
pasien demam
demam
yaitu:memberikan
selimut hangat untuk
fase dingin,
menyediakan
pakaian atau linen
tempat tidur untuk
demam

DS:
4.Mengajarkan Keluarga
mengatakan biasanya
Keluarga Kompres
klien dikompres
hangat pasien hanya dibagian
09.30 jidatnya saja
pada lipat paha dan
DO:
aksila Keluarga tampak
binggung dengan
perawatan pada
pasien demam

10.00
5.Mengkolaborasikan DS:-
dengan dokter dan tim DO:-
medis lain dalam
pemberian terapi
SENIN 2 1. Memoonitor DS: Rensi
21 februari output pasien Ibu klien
2021 mengatakan klien
08.00 mencret sudah 3X
dan masih bentuk
cair

DO:
- Suhu 38 ºC
08.15 - Nadi 128x/mnt
- Pasien tampak
menangis dan
rewel.
2. Memonitor asupan
cairan DS:
Ibu klien
08.30 mengatakan anaknya
tidak mau makan
nasi, minum susu
hanya habis ½ susu
dan air putih
DO:
09.00 Klien tampak lemas
3. Memberikan terapi
iv sesuai yang di DS:-
tentukan DO:
Keluarga klien
tampak kooperatif
4. Mengedukasikan
keluarga tentang DS:
09.30 pentingnya minum Keluarga klien tidak
air tahu pentingnya air
minum yang
dikonsumsi saat
kekurangan cairan

DO:
Keluarga tampak
binggung
5. Mengkolaborasika
n dengan dokter DS:-
tentang terapi DO:-
HARI KE – 2
SELASA 1 1. Monitor ttv DS:- Rensi
22 Februari DO:
2021 - Suhu 36,8 ºC
08.00 - Nadi 128x/mnt
- Pasien sudah
lebih tenang
08.30
2. Berikan obat atau
cairanIV
(misalnya, DS:-
DO:
antibiotik,
09.00 - Klien tampak
parasetamol, mual lebih tenang
muntah) - Ibu klien tampak
kooperatif

3. Mengajarkan
keluarga untuk
menutup pasien
dengan selimut atau
pakaian ringan,
tergantung pada fase
09.15
demam
( yaitu:memberikan
selimut hangat untuk
fase dingin,
menyediakan DS:
pakaian atau linen Keluarga
09.30 mengatakan sudah
tempat tidur untuk paham bagaimana
demam saat merawat klien
ketika demam
DO:
4.Mengajarkan Keluarga sudah
mengerti dengan
Keluarga Kompres perawatan pada
hangat pasien pada pasien demam
lipat paha danaksila

DS:
Keluarga
mengatakan sudah
paham bagaimana
saat merawat klien
ketika demam
DO:
Keluarga sudah
mengerti dengan
perawatan pada
pasien demam

5.Mengkolaborasikan DS:-
dengan dokter dan DO:-
tim medis lain dalam
pemberian terapi
SELASA 2 1. Memoonitor DS: Rensi
22 Februari output pada klien Ibu klien
2021 mengatakan klien
08.00 sudah tidak Diare.
Dan frekuensi BAB
2X/ hari dan sudah
berbentuk lembek
DO:
- Suhu 36,8 ºC
- Nadi 128x/mnt
- Klien tampak
lebih tenang

08.30 2. Memonitor asupan DS:


cairan Ibu klien
mengatakan anaknya
sudah mau makan
nasi, minum susu
sudah habis 200 cc
dan air putih 200 cc
DO:
Klien tampak lebih
bugar

3. Memberikan terapi DS:-


09.00 iv sesuai yang di DO:
tentukan Keluarga klien
tampak kooperatif

DS:
Keluarga
mengatakan sudah
4. Edukasikan paham tentang
09.15 keluarga tentang pentingnya
pentingnya minum mengonsumsi air
air DO:
Keluarga sudah
paham dan
kooperatif

5. Mengkolaborasika DS:-
09.30 n dengan dokter DO:-
tentang terapi

EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN

HARI KE - 1

TGL/JAM DIAGNOSA PERKEMBANGAN TTD


KEPERAWATAN
21 Februari Hipertermi b/d S : Rensi
2021 /  Ibu pasien mengatakan anaknya
proses penyakit
11.00 deman sejak 3 hari
 ibu pasien mengatakan
demamnya masih naik turun

O:
 Pasien teraba hangat
 Pasien tampak rewel dan
gelisah
 T : 380 C

A : Masalah demam belum teratasi


P : lanjutkan intervensi
 Monitor TTV
 Kolaborasi dengan dokter
pemberian paracetamol

21 Februari Kekurangan S: Rensi


2021, 11.15 Ibu pasien mengatakan anaknya
Volume Cairan
diare dengan frekuensi 3x sehari
b/d kehilangan dan masih berbentuk cair.
cairan aktif
O:
Akral teraba hangat
- Klien tampak lemas, mata cekung
- Input
Infus = 500 cc
Air putih = 30 cc
Susu = 30 cc
Cefo = 250 mg = 2,5cc
Pct = 4x½cth = 10 cc
Am = 8cc/kgBB/hari
= 8 x 7,8
= 62,4cc/hari
- Output
BAB = 100 x 3 = 300cc
BAK = 200 x 5 =1000cc
kgBB/hari
IWL = (30 – usia anak) .
KgBB/hari
= (30 – 1) . 7,8
= 226 / hari
- IWL KENAIKAN SUHU
IWL = IWL + 200 (38 – 36,8)
= 226 + 200cc x (1,2)
= 426 x (1,2)
-= 511,2
- Balance Cairan
Input – Output
Input
(500 + 30 + 30 + 2,5 +10)
= 572,5
Output
(300 + 1000 + 226 )
= 1.526
= 572,5 – 1.526
= - 953,5

A:
Masalah Belum teratasi lanjutkan
intervensi monitor resiko
kekurangan cairan.

P:
Lanjutkan intervensi :
- Berikan terapi yang diberikan
sesuai kolaborasi dengan dokter
- Anjurkan keluarga untuk
memberikan minuman dan
kompres air hangat di ketiak atau
lipatan.

HARI KE – 2

SELASA Hipertermi b/d S : Rensi


22  Ibu pasien mengatakan demam
proses penyakit
FEBRUARI anaknya sudah turun
2021/ 11.00
O:
 Pasien tampak lebih tenang
 S : 36,80 C

A : Masalah demam sudah teratasi


P : Hentikan intervensi
SELASA Kekurangan S:
22 Ibu pasien mengatakan anaknya
volume cairan b/d
FEBRUARI diare dengan frekuensi 2x sehari
2021/ 11.15 kehilangan cairan dan berbentuk lembek.
aktif
O:
- Klien tampak lebih bugar
- Klien tampak lebih tenang sudah
tidak rewel lagi
- Input
Infus = 500 cc
Air putih = 200 cc
Susu = 200 cc
Cefo = 250 mg = 2,5cc
Pct = 4x½cth = 10 cc
Am = 8cc/kgBB/hari
= 8 x 7,8
= 62,4cc/hari
- Output
BAB = 100 x 2 = 200cc
BAK = 200 x 6 =1200cc
IWL = (30 – usia anak) .
kgBB/hari
= (30 – 1) . 7,8
= 226 / hari
- IWL KENAIKAN SUHU
IWL = IWL + 200 (38 – 36,8)
= 226 + 200cc x (1,2)
= 426 x (1,2)
= 511,2
- Balance Cairan
Input – Output
Input
(500 + 200 + 200 + 2,5 +10)
= 912,5
Output
(200 + 1000 + 226 )
= 1.426
= 912,5 – 1.426
= - 513,5

A:
Masalah sudah teratasi

P:
Hentikan intervensi
WOC DIARE Infeksi Kegagalan absobsi usus Makanan

(Virus, Bakteri, Parasit) Tekanan osmotik (Basi, Beracun, Alergi)

Masuk kesaluran cerna dan berkembang Pergeseran air dan elektrolit Masuk kesaluran cerna

Toksin dalam dinding usus halus ke rongga usus Toksin tidak dapat diabsorsin

Masuk kepembulu darah Merusak mukosa usu Isi rongga usus meningkat Akumulasi toksin dilumen

Menyerang hepotalam Terjadi iritasi mukosa usus Gastroentritis atau diare adalah Tekanan osmotik intra lumen meningkat
defekasi encer lebih dari tiga
Hipertermi Hipertensi cairan isotonic dan elektronik kali sehai dengan atau tanpa Absorpsi cairan dan elektrolit menurun
lendir dalam tinja yang
MK (1) ; disebabkan oleh virus dan
bakteri. (Mansjoer,dkk, 2002)
Peningkatan Suhu Tubuh
Diare

Output Muntah

- BAB>> kehilangan cairan


- Muntah
- mukosa kering Keasaman fases meningkat Asidosis metaboli
MK (2) ;
Iritasi area anus
Kekurangan volume cairan PH darah menurun

Nafas cepat dan


MK (3) ;
dalamSumber:Nurs dkk (005), Mansjoer dkk(2002), Suharyono (1986),www.pediatrik.com
Gangguan intergritas kulit MK (4) ;

Gangguan pola nafas


MK (1) : HIPERTERMI
MK (2) :KEKURANGAN
Intervensi VOLUME CAIRAN
- Kaji keadaan umum
- Monitor suhu tubuh Intervensi
- Kompres air hangat - Monitor diare, muntah
- Beri penkes cara - Awasi tanda-tanda
penangan demam hipovolemik
- Beri terpi farmokologi (oliguri,abd,pain,binggung
(paracetamol) )
- Monitor balence cairan
- Monitor pemberian cairan
Mk : DIARE parasetamol
Intervensi - Monitor BB jika terjadi
penurunan BB drastis
- Kaji adanya iritasi - Mobitor tanda dahidrasi
pada anus - Berikan cairan peroral
- Monitor tugor kulit sesuai kebutuhan
dan mukosa bibir - Ajarkan pada keluarga
- Beri penkes agar tetap memberikan
pasien/anggota ASI dan makanan yang
keluarga untuk lunak
mencatat warna, - Kolaborasi untuk
volume,frekuensi,dan pemberian terapinya
konsisten fases
- Berikan terapi
farmokologi

DAFTAR PUSTAKA

Moorhead, S, Jonson, M., Mass, M.I., &Swanson, F.2008.Nursing outcome

Classification.Mosby. United stutes of America.

Wicaksono, Arridho D. 2011.Pemilihan Obatdan Outcome Terapi Gastroentritis


Akut Pada PasienPediatrik di Instalasi Rawat IanapRSUP Dr. Soeradji Tritonegoro
Kleten Tahun 2009. Jawa Tengah. Universitas Muhamadiyah Surakart. (Dinkes 12
Desember 2011
LAPORAN
RESUME
ANAK
LAPORAN RESUME PADA An. MUHAMAD RIFKI DENGAN DENGUE
HEMORAGI FEVER (DHF) & TYPOID DIRUANG SHOFA
DI RSI PKU MUHAMADIYAH Kab.TEGAL

Disusun Oleh :

LORENSI ASTUMEWA
D0020040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

2021
LAPORAN RESUME PADA An. MUHAMAD RIFKI DENGAN DENGUE
HEMORAGI FEVER (DHF) & TYPOID DIRUANG SHOFA
DI RSI PKU MUHAMADIYAH Kab.TEGAL

PENGKAJIAN
A. Definisi Penyakit
B. Identitas
1. Data Pasien : An. Muhamad Rifki
 TTL :
 Jenis Kelamin: Laki-laki
 Agama : Islam
 Pendidikan : SD
 Alamat : Blubug, Kec. Dukuhwaru
 Tanggal masuk: 24 Februari 2021
 Dx.Medis : DHF, Typoid

2. Data fokus
1) Data Subjektif (DS)
- Klien mengatakan selama dirawat di RS tidak pernah gosok gigi
- Klien mengatakan masih lemas sehingga tidak bisa menjangkau kamar
mandi

2) Data Objektif (DO)


- Gigi klien tampak kotor
- Klien tampak lemas
- Kulit klien tampak kering

3) Terapi
- Infus RL 500mL/24 jam
- Injeksi cefotaxim 3 x 500 mg/Iv
- Injeksi ondancentron 2 x 2 gram/Iv
- Paracetamol 4 x 2 sendok teh

C. Diagnosa Keperawatan

1. ANALISA DATA

No Data Problem Etiologi


1. Ds : Defisit Ketidakmampuan
 Klien mengatakan perawatan diri
selama dirawat di RS
tidak pernah gosok
gigi
 Klien mengatakan
masih lemas
sehingga tidak bisa
menjangkau kamar
mandi

Do:
 Gigi klien tampak
kotor dan bau
 Klien tampak lemas

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri b/d ketidakmampuan

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DX.KEP TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN
KRITERIA HASIL
1. Defisit Setelah dilakukan Prmrliharaaan kesehatan
perawatan tindakan 1 x 5 jam mulut
diri b/d diharapkan klien dapat
ketidakmam menjaga kebersihan - Monitor
puan mulutnya secara normal kebersihan gigi
dengan kriteria hasil : - Berikan
perawatan gigi
Pemeliharaan kesehatan secara rutin
: mulut - Ajarkan teknik
1. Menyikat gigi gosok gigi
didalam kamar diatas bad
mandi - Kolaborasikan
2. Membersihkan dengan dokter
mulut, gigi, gusi dan terapi
dan lidah lainya

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

HARI/TGL/ DX.KEP TINDAKAN RESPON TTD


JAM
Jum’at 1. - Memonitor Ds:- Rensi
26 Februari kebersihan gigi Do:
2021 Gigi klien tampak
09.00 kotor dan bau

- Berikan Ds:
perawata Klien
n gigi mengatakan
secara setelah dilakukan
rutin perawatan gigi
lebih segar
keadaan
mulutnya
Do:
Klien tampak
senang dan
kooperatif

Ds:
Klien
mengatakan
- Ajarkan
sudah mengerti
teknik
apa yang sudah
gosok
diajarkan oleh
gigi
perawat
diatas bad
Do:
Klien kooperatif

Ds: -
Do:-

- Kolabora
sikan
dengan
dokter
dan terapi
lainya
5. EVALUASI/CATATAN PERKEMBANGAN

HARI/TG DX. KEP PERKEMBANGAN TTD


L
Jum”at Defisit perawatan S: Rensi
26 Februari diri b/d Klien mengatakan setelah
2021 ketidakmampuan dilakukan perawtan mulut
merasa lebih segar, dan klien
sudah paham cara melakukan
perawatan mulut diatas tempat
tidut

O:
Klien tampak senang setelah
diberikan perawatan mulut dan
sangat kooperatif

A:
Masalah sudah teratasi

P:
Hentikan intervensi
LAPORAN PELAKSANAAN SKRINING DENVER II PADA An. N
( 1 TH 11 BULAN 16 HARI) DI TEGALSARI BARAT
Kab PEMALANG

DisusunOleh

LORENSI ASTUMEWA

D0020040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

2021
LAPORAN PELAKSANAAN SKRINING DENVER II PADA An. N

( 1 TH 11 BULAN 16 HARI) DI TEGALSARI BARAT


Kab PEMALANG

A. IDENTITAS ANAK
Nama : An. N
B. USIA PEMERIKSAAN
Tanggal lahir : 2019-03-12
TanggalPemeriksaan : 2021-02-28
1 – 11 - 16
Usia An. N pada saat pemeriksaan adalah 1 tahun 11 bulan 16 hari

C. ALAT YANG DIGUNAKAN


Kertas denver, bola, gambar dan kubus, sendok garpu, dan boneka

D. ASPEK PERKEMBANGAN YANG DINILAI


SEKTOR PERSONAL SOSIAL
Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
1. Menggunakan Pass Normal
sendok/garpu
2. Membuka pakean pass Normal
3. Menyuapi boneka Pass Normal
4. Memakai baju Fail Caution
5. Gosok gigi dengan dibantu Pass Normal
6. Cuci dan mengeringkan Pass Normal
tangan
7. Menyebut nama teman Fail Normal
8. Memakai T-shirt Fail Normal
9. Berpakaian tanpa bantuan Fail Normal
10. Bermain ular tangga Fail Normal
11. Gosok gigi tanpa bantuan Fail Normal
12. Mengambil makan Fail Normal

SEKTOR ADAPTIF MOTORIK HALUS


Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
1. Mencore-coret Pass Normal
2. Ambil manik-manik yang Pass Normal
ditunjukan
3. Menara dari 2 kubus Pass Normal
4. Menara dari 4 kubus Pass Normal
5. Menara dari 6 kubus Pass Normal
6. Meniru garis vertikal Fail Normal
7. Menara dari kubus Pass Normal
8. Menggoyangkan ibu jari Pass Normal
9. Mencontoh kata Pass Normal
10. Menggambar orang Fail Normal

SEKTOR BAHASA
Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
1. Kata Pass Normal
2. Menunjukan 2 gambar Pass Normal
3. Menyebut 1 gambar Pass Normal
4. Menyebut bagian badan Pass Normal
5. Menunjuk 4 gambar Pass Normal
6. Bicara sebagian dimengerti Pass Normal
7. Menyebut 4 gambar Pass Normal
8. Mengerti 2 kata sifat Fail Normal
9. Menyebut 1 warna Fail Normal
10. Menyebut kegunaan 2 Fail Normal
benda
11. Menghitung 1 kubus Fail Normal
12. Mengetahui 2 kegiatan Fail Normal

SEKTOR MOTORIK KASAR


Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
1. Berjalan mundur Pass Normal
2. Berlari Pass Normal
3. Berjalan naik tangga Pass Normal
4. Menendang bola Pass Normal
5. Melompat Pass Normal
6. Melempar bola tangan ke Pass Normal
atas
7. Loncat jauh Fail Normal
8. Berdiri 1 kaki 1 detik Fail Normal
9. Berdiri 1 kaki 2 detik Fail Normal
10. Berdiri 1 kaki 4 detik Fail Normal
11. Melompat dengan 1 kaki Fail Normal
12. Berjalan tumit ke jari kaki Fail Normal

E. INTERPRETASI
Berdasarkan hasil interpretasi dari penilaian : sektor personal sosial, sektor
motorik halus, sektor bahasa, sektor motorik kasar didapatkan hasil 1 caution,
4 advance, 19 fail dan 22 pass dari total 46 aspek yang diujikan

F. KESIMPULAN
Hasil pemeriksaan Denver Development Screening Test (DDST)dapat
disimpulkan perkembangan An. N dalam batas normal. Dapat dilakukan
pemeriksaan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai