Anda di halaman 1dari 8

Bab VII Menjadi Konsumen Sosial Media Yang Pancasilais

A. Sosial Media Dari Segi Pancasila

Social media adalah sebuah media daring yang digunakan satu sama lain dimana para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan isi blog,
jejaring social, wiki, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Atau
singkatnya, social media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan
secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan
waktu. Media social pada hakikatnya hadir dalam kehidupan manusia untuk memudahkan
manusia memenuhi kebutuhannya berinteraksi dengan manusia lainnya. Beragam hubungan baik
dengan orang yang dikenal ataupun pihak-pihak yang belum dikenal sebelumnya dapat terbentuk
dalam dunia maya.

Kehadiran media sosialdewasa ini telah mengubah secara signifikan pola-pola interaksi
dan komunikasi antar individu. Sifatnya yang interaktif dan partisipatif menciptakan
kemungkinan komunikasi yang terjadi semakin luas dan mendalam. Sifat jangkauan social media
sangat besar dan meluas menyebabkan dampak yang ditimbulkan juga sangat besar. Tak hanya
itu, kemajuan di bidang media jejaring social menyebabkan pudarnya kebudayaan timur dan
lunturnya norma-norma kesantunan dalam segala hal,sehingga memberi pengaruh buruk bagi
masyarakat terutama para pelajar yang kian hari etika dan moralnya kian rendah. Terlihat jelas
dari Bahasa yang kurang santun, kekerasan terhadap sesama pelajar hingga terputusnya
hubungan antar individu.

Perlahan tapi pasti, perkembangan media social berdampak pada tatanan perilaku
manusia modern saat ini. Era modern ini, individu semakin merasa lebih nyaman menuangkan
segala sesuatu yang terjadi atau segala keluh kesah yang tidak jarang mengesampingkan beragam
etika yang sebelumnya tertanam dalam masyarakat. Penggunaan social media justru mengurangi
interaksi langsung antar manusia sebab rasa nyaman yang diciptakan media social berbasis
online tersebut.

Ditinjau dari sisi poitif, social media dapat dimanfaatkan kaum muda sebagai sarana
menyosialisasikan nilai-nilai pancasila. Social media dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk
sosialisasi dan mengomunikasikan perilaku keseharian yang berlandaskan pancasila.dengan
demikian pancasila sebagai dasar negara akan tetap hidup di tengah kehidupan masyarakat.
Pancasila yang merupakan ideology harus terbuka terhadap nilai-nilai baru, namun identitas
dasar dari ideology tersebut harus tetap ada dan digunakan sebagai pedoman hidup dalam
bermasyarakat dan bernegara.

B. Kontrol Diri dalam Bersosial Media

Di era Industri 4.0 ini menggunakan sosial media memang seperti sudah menjadi
kewajiban bagi setiap orang. Tak jarang kualitas hidup seseorang itu dinilai dari bagaimana
kehidupannya di sosial media. Bagi kebanyakan orang, dunia maya sudah menjadi dunia yang
terasa lebih nyata. Hal ini bisa diliha dari pola-pola hidup manusia yang bahkan lebih
membutuhkan gadget, kuota internet dan jaringan yang lancer daripada makanan, sandang,
pangan dah kebutuhan hidup primer lainnya.

Sama halnya dengan kehidupan di dunia nyata, di dunia maya pun banyak orang-orang
membutuhkan kebahagiaan dengan berusaha memperoleh pengakuan. Pengakuan atas kehidupan
glamour, mewah, estetik dan lain sebagainya. Sosial media menjadi salah satu wadah besar untuk
menunjukkan kehebatan, wadah yang sangat luas untuk menunjjukan kepada orang banyak
tentang betapa bahagianya hidup.

Perkembangan sosial media sebenarnya memiliki dampak positif dan dampak negatif.
Untuk itu pengguna sosial media sangat diharapkan bijak dalam menggunakan sosial media itu
sendiri. Memfilter hal-hal yang dibutuhkan di sosial media perlu dilakukan agar memperoleh
mamfaat yang positif.

Pengguna sosial media yang berasal dari berbagai kalangan juga menjadi suatu ancaman
dalam dunia sosial media, baik itu kalangan usia, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya.
Globalisasi juga menjangkiti kehidupan dunia maya, tidak hanya di dunia nyata.

Generasi muda khususnya remaja adalah salah satu pengguna sosial media terbesar
didunia. “Pengguna Internet di Indonesia berdasarkan usia yaitu, 13-18 tahun diangka
16,68%, usia 19-34 tahun 49,52%, usia 35-54 tahun 29,55%, usia diatas 54 tahun 4,24%,
artinya pengguna internet didominasi oleh para remaja.”.
Generasi muda adalah harapan bangsa untuk menjadi penggerak bangsa ke arah yang
lebih bermutu dan berkualitas. Sebagai generasi muda yang bijak, sudah seharusnya tidak salah
dalam menggunakan sosial media. Generasi muda harus bijak dalam bersosial media sehingga
dapat menjadi panutan dan teladan bagi orang lain. Dengan adanya generasi yang dapat menjadi
pelopor penggunaan sosial media yang baik, maka dampak negatif dari sosial media itu dapat
diatasi.

Bagaimana menjadi generasi muda pelopor dalam bersosial media? Setiap orang dapat
menjadi pelopor dalam bersosial media jika telah memahami dan melakukan hal-hal berikut.

a. Mengetahui tujuan bersosial media.

Tujuan bersosial media adalah untuk tetap bersosialiasi secara random, meskipun denan jarak
yang sangat jauh dan situasi yang beragam. Dalam hal ini bersosial yang dimaksud adalah
berlandaskan ke hal-hal positif. Kita dapat mengenal orang-orang baru dari negara lain, kita
dapat berkomunikasi dengan teman baru dengan jarak jauh. Bersosial ini kita tujuankan untuk
menambah pertemanan serta melihat bagaimana dunia luar. Generasi bijak akan bersosial dengan
baik di dunia maya. Generasi bijak tidak akan mengarah ke sisi negative seperti penipuan, cyber
crime, dan lain sebagainya.

b. Menunjukkan diri yang sebenarnya di sosial media.

Pada zaman ini sering kali kita temui seseorang yang jika kita lihat pribadinya di dunia nyata
berbeda dengan pribadinya di sosial media. Hal ini adalah hal yang tidak dilakukan oleh generasi
bijak. Menjadi pribadi yang berbeda di sosial media akan menjadikan seseorang tidak konsisten
akan dirinya sendiri, tidak bersyukur akan apa yang ada pada dirinya dan hidupnya. Hal ini dapat
menjadikannya orang yang susah berkomunikasi dengan teman sosial medianya saat bertemu di
dunia nyata.

Untuk mengatasi hal sedemikian, kita harus menunjukkan diri kita yang sebenarnya di sosial
media. Untuk bersosial dengan baik maka kita tentu harus menggunakan cara yang baik pula.
Tunjukkan jati dirimu dan ketahui Batasan-batasan sampai sejauh mana kamu dapat menjelajah
dalam sosial media.

c. Pandai memfilter informasi di sosial media.


Saat ini dunia maya menjadi salah satu tempat menyebarnya info-info miring yang
kebenarannya tidak jelas bahkan hanya berupa karangan semata. Hal sedemikian lebih sering
disebut sebagai hoax. Banyaknya hoax di sosial media haruslah menjadi sesuatu yang dihindari
oelh generasi bijak. Dalam menerima informasi, kita harus mengetahui benar tentang informasi
tersebut. jangan terpaku hanya dari satu sumber, semaksimal mungkin kita harus mempunyai
landasan-landasan yang dapat kita gunakan untuk menerima kebenaran dari suatu informasi.

d. Menggolongkan diri pada lingkungan sosial media yang tepat.

Untuk dapat bersosial dengan baik, pasti kita memeerlukan teman yang sefrekuensi dengan
kita. Kita perlu bersosial dengan orang-orang yang memang memiliki suatu titik temu dalam satu
aspek kehidupan kita. Misalkan kita berteman dengan orang yang seusia kita, sehobby dengan
kita, memiliki kegemaran yang sama, berada di daerah yang sama atau dapat mempunyai
hubungan komunikasi yang baik, dan sebagainya.

Hal ini akan menjadi hal penting bagi kita. Sebab jika kita bertemu dan berteman dengan
orang yang tidak tepat, tidak kecil kemungkinan hal itu akan membawa kita ke arah yang tidak
seharusnya kita jalani. Jadi, perhatikanlah lingkup pertemanan dalam bersosial media.

C. Filter Informasi dalam bersosial media

Sosial media membawa berbagai dampak bagi kehidupan manusia, yaitu dampak negatif dan
dampak positif. Sosial media juga merupakan sarana untuk menyebar informasi dengan waktu
yang cepat dan tidak dapat dipungkiri apakah informaai tersebut baik atau tidak bagi suatu insan.
Suatu insan tidak punya kuasa untuk menghalangi seseorang dalam menyebar informasi apapun,
apakah baik atau buruk dampaknya. Namun kita bisa dengan bijak memilah suatu informasi
apakah baik atau buruk dampaknya dan berguna atau tidak bagi kehidupan.
Dalam melakukan filter tersebut dibutuhkan pemikiran yang kritis dengan menganalisis sumber
data apakah akurat dan reliabel atau tidak. Sedangkan sumber data yang akurat berasal dari
lembaga resmi terkait informasi tersebut. Sebagai warga negara yang bijak kita harus mampu
mencermati apakah suatu informasi sudah resmi atau tidak. Jika tidak demikian, kita akan
diracuni oleh informasi-informasi palsu yang akan membawa dampak buruk bagi kita.
Misalnya suatu informasi mengenai pemerintah yang sengaja disebar oleh suatu pihak
kontradiksi. Sebagai insan yang bijak kita harus dengan analitis dan kritis dalam menelusuri
kebenaran informasi tersebut. Cara yang terbaik dalam hal ini adalah dengan cara melihat
sumber informasi itu dan membandingkannya dengan informasi yang sudah akurat yaitu dari
lembaga pemerintahan. Karena jika tidak demikian, bisa saja pihak kontrakdiksi tersebut
bermaksud untuk memecah belah integrasi dan berniat untuk melakukan provokasi dalam bangsa
ini.

Alasan mengapa kita menjadikan lembaga negara sebagai sumber yang reliabel dan akurat
dalam filter informasi adalah karena dasar negara Indonesia sendiri adalah Pancasila, sehingga
segala sesuatu dilakukan harus sesuai dan sudah diselaraskan dengan Pancasila. Maka dapat
dipastikan informasi terakurat adalah informasi yang dikeluarkan oleh lembaga resmi negara
Indonesia.
Intinya adalah jangan mempercayai suatu informasi jika tidak berasal dari sumber yang
reliabel dan akurat. Dan sumber yang reliabel dan akurat berasal dari lembaga negara sendiri
yang sudah diselaraskan dengan Pancasila yang adalah dasar negara Indonesia.

"Satu-satunya cara memfilter informasi dalam sosial media adalah dengan menelusuri
sumbernya aapakah berasal dari instansi pemerintah atau bukan."

D. Menjadi Pelopor dalam Bersosial Media yang Pancasilais

Sebelum membahas bagaimana cara menjadi pelopor dalam bersosial media, mari kita
bahas terlebih dahulu tentang Pelopor. Pelopor menurut KBBI memiliki arti “yang berjalan
terdahulu; yang berjalan di depan tentang perarakan dan sebagainya”. Sehingga dapat kita
simpulkan bahwa pelopor adalah seseorang yang menjadi terdepan dalam melakukan pergerakan
bersosial media yang pancasilais dalam hal ini.

Pada sub-bab sebelumnya telah dijelaskan bagaimana menjadi generasi muda pelopor
dalam bersosial media, yaitu dengan memahami hal-hal seperti :

a. Mengetahui tujuan bersosial media.


b. Menunjukkan diri yang sebenarnya di sosial media.
c. Pandai memfilter informasi di sosial media.
d. Menggolongkan diri pada lingkungan sosial media yang tepat.

Selanjutnya kita sebagai masyarakat Indonesia untuk kembali kepada kepribadian


pancasila. Utamanya mengenai demokrasi yang adil beradab dan damai. Pancasila sebagai dasar
negara memuat budaya dan tata cara berperilaku khas orang Indonesia yang sudah ada sejak
dahulu. Pancasila yang dinamis mengikuti perkembangan zaman dapat memenuhi kebutuhan
warga negara. Oleh karna itu dalam menyikapi permasalahan ini kita haruslah kembali dan
berpegang teguh terhadap pancasila. Maka dari itu diperlukan penanaman pondasi awal berupa
nilai nilai dan ideologi pancasila terhadap warga negara utamanya kepada generasi milenial
sebagai penerus bangsa.

Penerapan sila pertama, ketuhann yang maha esa dalam kehidupan bersosial media
adalah dengan tidak menyebarkan isu isu SARA dan kebencian. Sehingga tetap terbina
hubungan baik antar umat beragama.

Penerapan pancasila sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, dalam kehidupan
bersosial media adalah menghormati dan menghargai hak hak dan pendapat orang lain. Serta
tidak menyebarkan berita hoax yang dapat mengganggu hak orang lain.

Penerapan sila ketiga pancasila, persatuan indonesia, dalam kehidupan bersosial media
adalah menjunjunh tinggi persatuan dan tidak menyebarkn isu isu perpecahan, sehingga integrasi
bangsa tetap terbina.

Penerapan sila ke empat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam
permusywaratan perwakilan, diantaranya dengan membudayakan perilaku demokrasi yang sehat
dan terarah. Diwujudkan dengan tidak menulis komentar jahat dan menyudutkan pihak lain.
Tidak memprovokasi isu isu kebencian terkait keputusan yang diambil oleh pemerintah.
Menggunakan sosial media dengan bijak dalam menyaring informasi. Serta menerima segala
keputusan hasil musyawarah dengan lapang dada.

Penerapan sila kelima pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia,
diwujudkan dengan mengakses sosial media dengan tetap menghormati HAM (Hak Asasi
Manusia) orang lain.
Dengan tetap berpegang teguh pada nilai nilai pancasila, maka kehidupan bersosial media
dalam bernegara tetap terjamin. Dan integrasi bangsa tetap kokoh. Mengingat pancasila sebagai
sumber ideologi dengan nilai nilai yang terkandung didalamnya memuat penyelesaian dari
permasalahan di Indonesia.

E. SOSIAL MEDIA SETELAH BERLANDASKAN PANCASILA

Bersosial media akan menjadi hal yang sepenuhnya baik dan berdampak positif jika
semua pengguna sosial media telah menggunakan sosial media dengan berlandaskan Pancasila.
Tidak akan ada lagi penipuan, tidak ada lagi hal buruk yang ditakutkan dan tidak ada lagi
ancaman bagi pengguna dalam bersosial media.

Proses sosial dalam sosial media setelah berlandaskan Pancasila adalah proses sosial
yang akan menjadi wadah baik bagi setiap orang. Sosial media bahkan dapat menjadi wadah
yang mendukung perkembangan banyak aspek diberbagai bidang, seperti bidang ekonomi,
politik, sosial budaya dan lain sebagainya.

a. Sosial media dalam mengembangkan bidang ekonomi.


Di era yang sangat modern ini banyak kegiatan ekonomi yang dilakasanakan secara
online termasuk di sosial media. Naum sering kali terjadi penipuan dalam berbelanja atau
berbisnis di sosial media ini. Setelah berlandaskan Pancasila, tentu saja kegiatan ekonomi
di sosial media sudah dapat berjalan lancer dengan penuh kepercayaan tanpa ada
kecemasan.
b. Sosial media dalam mengembangkan bidang politik.
Kegiatan politik dapat dilakukan di sosial media, seperti untuk mengenalkan partai politik
kepada masyarakat, mengenalkan program-program politik yang akan dijalankan. Politik
sering kali menjadi hal yang ambigu di sosial media saat ini, banyak golongan yang
saling menjelek-jelekkan golongan politik lain untuk mengambil keuntungan tertentu.
Setelah berlandaskan Pancasila, tentu saja politik disosial media sudah sangat terpercaya
dan tidak perlu lagi mencemaskan hoax yang dapat merugikan masyarakat.
c. Sosial media dalam mengembangkan bidang sosial budaya.
Dengan menggunakan sosial media, pengguna dapatmelihat dunia luar lebih jauh.
Mengenali budaya-budaya luar yang bisa dijadikan referensi menambah ilmu
pengetahuan. Dengan sosial media yang berlandaskan Pancasila, tentu saja kita dapat
memilah dan memilih budaya-budaya yang patut untuk kita pahami dan aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari
d. Sosial media dalam mengembangkan berbagai hal lain.
Sosial media yang berlandaskan Pancasila sangat berpengaruh baik dalam banyak bidang
lainnya seperti komunikasi yang semakin mudah dan instan, pemenuhan kebutuhan yang
lebih cepat baik dibidang barang maupun jasa, dan banyak bidang lainnya.

Dengan penjelasan-penjelasan diatas, maka kita sudah bisa memahami bagaimana


dampak baik yang akan kita dapatkan setelah menggunakan Pancasila sebagai dasar kita
menggunakan sosial media. Kehidupan bisa lebih sejahtera tanpa adanya ancaman dari dunia
maya yang saat ini sudah menjadi dunia yang seakan nyata untuk manusia. Maka bijaklah
menggunakan sosial media, bijaklah mewujudnyatakan Pancasila.

Daftar pustaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Media_sosial#:~:text=Media%20sosial%20

https://aceh.tribunnews.com/2020/06/25/etika-dalam-menggunakan-media-sosial

https://www.idntimes.com/news/indonesia/fitang-adhitia/millennials-dominasi-penggunaan-
internet-kebanyakan-untuk-chatting-dan-media-sosial-1

Anda mungkin juga menyukai