DISUSUN
OLEH:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2021
A. LAHIRNYA KONSEKUENSI EKONOMI
Economic consequences adalah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun
bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat
mempengaruhi nilai perusahaan Walaupun dengan implikasi kebijakan teori pasar modal
efisien, tampak bahwa pilihan kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi ekonomi bagi
pamakai laporan keuangan, walaupun tidak secara langsung mempengaruhi aliran kas
perusahaan. Esensi dari economic consequences adalah bahwa kebijakan akuntansi dan
perubahan kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu permasalahan terutama
permasalahan bagi manajemen.. Akan tetapi, apabila hal tersebut merupakan permasalahan
bagi manajemen, kebijakan akuntansi juga permasalahan bagi investor yang memiliki
perusahaan karena manajer dapat mengubah hasil operasi operasi perusahaan sesungguhnya
dengan melakukan perubahan kebijakan akuntansi.
Teori pasar modal efisien memprediksi tidak ada reaksi pasar terhadap perubahan kebijakan
akuntansi yang tidak berdampak terhadap profitabilitas danarus kas. Apabila tidak ada reaksi
pasar (terlihat dari tidak berubahnya cost of capital), hal ini menjadi tidak jelas mengapa
manajemen dan pemerintah haruskonsen terhadap kebijakan akuntansi yang digunakan
perusahaan.
teori pasar modal efisien mendukung pengungkapan penuh, termasuk pengungkapan
kebijakan akuntansi. Namun, sekalipun kebijakan akuntansidiungkapkan, pasar tidak bereaksi
karena pasar tidak mempermasalahkan perubahan nilai perusahaan hanya karena terjadi
perubahan metode akuntansi.Teori pasar modal efisien tidak mampu menjelaskan perubahan
kebijakanakuntansi terhadap reaksi pasar, pada tidak ada pengaruh perubahan
akuntansitersebut terhadap arus kas.
informasi yang
Abnormal
terkandung (good news return saham
atau bad news)
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model
regresi OLS, yang terdiri dari model regresi dan model naif. Secara rinci, dua ukuan
penghasilan yaitu laba bersih (variabel 1) dan EPS (variabel 2) untuk model regresi, dan salah
satu ukuran EPS (variabel 3) untuk model naif.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah semua informasi tentang sebuah
perusahaan individu yang menjadi tersedia selama setahun, satu atau lebih ada dalam jumlah
pendapatan tahun itu, serta cukup untuk diperhitungkan. Namun, laporan pendapatan tahunan
sangat tidak tepat digunakan sebagai media, karena kebanyakan isinya (sekitar 85 sampai 90
persen) yang dicakup oleh media yang lebih cepat publikasinya, diantaranya adalah laporan
interim. Karena efisiensi dari pasar modal banyak ditentukan oleh cukupnya sumber datanya,
peneliti tidak terkejut jika pasar beralih ke sumber lain yang dapat diperoleh lebih cepat
dibanding laba bersih tahunan.
Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informasi yang terdapat dalam
angka laba tahunan berguna terkait dengan harga saham. Namun laporan akuntansi tahunan
hanya merupakan satu dari banyak sumber informasi yang tersedia bagi investor.
Positive accounting theory atau bisa disingkat PAT merupakan cabang penelitian
akuntansi yang berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi praktik dalam akuntansi. PAT
mengamati fenomena akuntansi berdasarkan alasan-alasan yang mendasari terjadinya
peristiwa. Dengan kata lain, PAT dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi
konsekuensi saat manajer mengambil suatu keputusan tertentu.
Selama tahun 1970-an, teori akuntansi bergeser ke arah metodologi positif. Positive
accounting theory atau bisa disingkat PAT merupakan cabang penelitian akuntansi yang
berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi praktik dalam akuntansi. PAT mengamati
fenomena akuntansi berdasarkan alasan-alasan yang mendasari terjadinya peristiwa. Dengan
kata lain, PAT dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi konsekuensi saat manajer
mengambil suatu keputusan tertentu. PAT beranggapan bahwa perusahaan akan
mengorganisir diri dalam cara yang efisien sehingga memaksimalkan prospek untuk bertahan
hidup.
Tiga hipotesis di atas menjunjukkan bahwa PAT mengakui adanya 3 hubungan keagenan,
yaitu antara manajemen dengan pemilik, manajemen dengan kreditor, dan manajemen dengan
pemerintah. Secara umum, PAT menilai bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang diambil
oleh manajer merupakan bagian dari kebutuhan perusahaan secara menyeluruh untuk
meminimalkan biaya.
1. Penelitian Lev (1979), Lev tidak membuat rekomendasi apapun tentang bagaimana
perusahaan dan investor harus bereaksi terhadap eksposure draft dari SFAS 19. Lev hanya
menekankan pada bagaimana investor bereaksi pada prospek perusahaan minyak dan gas
yang menggunakan metode full-cost untuk berpindah pada metode succesfull-effort. Jadi
studi Lev membantu kita memahami mengapa perusahaan yang berbeda memilih kebijakan
akuntansi yang berbeda dan mengapa sejumlah manajer keberatan terhadap perubahan dalam
kebijakan tersebut serta mengapa investor bereaksi pada dampak potensial dari perubahan
kebijakan akuntansi atas income bersih.
2. Penelitian Healy (1985) yang menguji tentang hypotheses bonus plan. Healy menemukan
bukti bahwa manajer perusahaan yang mempunyai rencana bonus akan mengadopsi secara
sistematis kebijakan akrual untuk memaksimalkan bonusnya.
Tujuan teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan (to explain) dan memprediksi
(to predict) praktik akuntansi. Penjelasan berarti memberikan alasan-alasan terhadap praktik
yang diamati. Misalnya, teori akuntansi positif berusaha menjelaskan mengapa perusahaan
tetap menggunakan akuntansi cost historis dan mengapa perusahaan tertentu mengubah
teknik akuntansi mereka. Sedangkan prediksi terhadap praktik akuntansi berarti teori
berusaha memprediksi fenomena yang belum diamati.
Watt and Zimmerman (1986) mengungkapkan bahwa terdapat tiga alasan mendasar
terjadinya pergeseran pendekatan normatif ke positif, yaitu 1) ketidakmampuan pendekatan
normatif dalam menguji teori secara empiris, karena didasarkan pada premis atau asumsi
yang salah sehingga tidak dapat diuji keabsahannya secara empiris, 2) pendekatan normatif
lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individual daripada kemakmuran
masyarakat luas, 3) pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya
alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa dalam
sistem perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat
menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya ekonomi secara
efisien. Lebih lanjut Watt and Zimmerman menyatakan bahwa dasar pemikiran untuk
menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan tidak
memberikan dasar teoritis yang kuat. Untuk menutupi kelemahan dari teori normatif, Watt
and Zimmerman mengembangkan pendekatan positif yang berlaku dalam specific scientific
period (1970-sekarang).
Kritik terhadap teori akuntansi positif yang disampaikan sebelum Wattz dan
Zimmerman menulis artikel pada tahun 1990, pertama diungkapkan oleh Christenson (1983:
5) yang menyatakan bahwa riset positif lebih berkaitan dengan sosiologi akuntansi. Hal ini
disebabkan karena isinya berupa deskripsi dan prediksi mengenai perilaku individu, baik
akuntan maupun manajer, dalam memilih metode akuntansi. Menurut Christenson, pada sisi
pembangunan teori akuntansi, perilaku yang dijelaskan dan diprediksi seharusnya adalah
perilaku entitas akuntansi. Hal ini senada dengan Godfrey et al (2010: 391) yang menyatakan
bahwa teori akuntansi positif lebih merupakan sosiologi akuntansi, karena memfokuskan
pada perilaku manusia daripada perilaku atau pengukuran entitas akuntansi.
Kritik kedua disampaikan oleh Sterling (1990) yang dibagi dalam tiga bagian, yaitu 1)
dua pilar utama terkait studi fenomena dan value free, 2) asumsi dasar ekonomi yang berakar
pada teori ekonomi positif, 3) sciense yang berakar dari positivis logis dan pencapaian yang
aktual dan potensial.
Kritik terhadap teori akuntansi positif merupakan diskursus yang justru dapat
memberikan kontribusi keilmuan akuntansi. Kritik muncul dikarenakan kerangka berpikir
Watts dan Zimmerman lebih dimotivasi oleh adanya pragmatism utility of knowledge of
accounting research, dimana ukuran yang digunakan ditetapkan sesuai dengan kontribusi
yang dihasilkannya, yaitu teori akuntansi positif dapat memberikan manfaat langsung berupa
kemampuan untuk menjelaskan dan meramalkan praktek akuntansi yang dikaitkan dengan
perilaku individu dalam maksimisasi utilitasnya. Para kritikus mengharapkan peran lebih
yaitu masuk ke dalam keilmuan akuntansi dan tidak hanya pada praktek akuntansi saja.